Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENGABDIAN

“KETUBAN PECAH DINI”

Disusun Oleh :

PIPIT ARINDAYANTI 2126040013.P


ANGRIKA ULANDARI 2126040015.P
LENI OKTAPIA 2126040023.P
YENI YULIANDARI 2126040036.P
PERA JUNIARTI 2126040050.P
RAHMANA FITRI 2126040201.P
SELVI AFRIANTI 2126040204.P
RIKE AFRIANI 2126040129.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Pengabdian tentang Ketuban Pecah Dini.
Laporan Pengabdian ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari semua pihak. Ribuan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan Laporan Pengabdian ini.
Saya berharap Laporan Pengabdian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik lintas program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan
masukan demi kesempumaan Laporan Pengabdian ini.

Bengkulu, Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................... 1
C. Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.........................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Tanda Dan Gejala.........................................................................................5
D. Pengaruh KPD..............................................................................................6
E. Komplikasi KPD..........................................................................................6
F. Penanganan..................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehamilan air ketuban merupakan salah satu hal yang sangat
penting bagi kehidupan janin dalam kandungan. Kekurangan atau pun
kelebihan air ketuban sangat mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu
penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi keselamatan
janin.
Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum
waktunya atau yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah
dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (sarwono
2008).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono 2018).
Insidensi ketuban pecah dini berkisar antara 8 % sampai 10 % dari
semua kehamilan.Pada kehamilan aterm insidensinya bervariasi antara 6%
sampai 19 %, sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2 % dari semua
kehamilan (Sualman, 2019). Kejadian ketuban pecah dini di Amerika Serikat
terjadi pada 120.000 kehamilan per tahun dan berkaitan dengan resiko tinggi
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu, janin dan neonatal (Mercer, 2019).
Sebagian besar ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum
aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban
pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh
prematusitas.

4
Ketuban pecah dini belum diketahui penyebab pastinya, namun terdapat
beberapa kondisi internal ataupun eksternal yang diduga terkait dengan
ketuban pecah dini. Yang termasuk dalam faktor internal diantaranya usia ibu,
paritas, polihidramnion, inkompetensi serviks dan presentasi janin. Sedangkan
yang termasuk dalam faktor eksternal adalah infeksi dan status gizi. Beberapa
penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan dengan infeksi pada ibu.
Infeksi dapat mengakibatkan ketuban pecah dini karena agen penyebab infeksi
tersebut akan melepaskan mediator inflamasi yang menyebabkan kontraksi
uterus. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dan pembukaan serviks, serta
pecahnya selaput ketuban (Sualman, 2019).
Selain infeksi yang terjadi terutama pada genitalia wanita, status gizi
juga diduga mempengaruhi selaput ketuban, karena penurunan asupan zat gizi
terutama protein akan menganggu proses metabolisme yang membutuhkan
asam amino, salah satunya pembentukan selaput amnion yang tersusun dari
kolagen tipe IV. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya kekuatan selaput
amnion dan meningkatkan resiko ruptur (Funai, 2018).

B. Rumusan Masalah
Dalam rangka menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan
kesehatan ibu, perlu dilakukan upaya pencegahan kejadian ketuban pecah dini
di masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan ketat
terhadap faktor – faktor resiko yang berperan terhadap kejadian ketuban pecah
dini. Berdasarkan penjelasan diatas, maka telah dilakukan penelitian dengan
judul “ketuban pecah dini” .

C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD,
mengetahui penyebab dan tanda-tanda serta gejala KPD
2. Tujuan khusus
a. Mendefinisikan dan menjelaskan terjadinya ketuban pecah dini

5
b. Mengidentifikasi pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis
c. Mendiskusikan penanganan  tepat dan cepat pada ketuban pecah dini d
an komplikasinya.

D. Manfaat Kegiatan
Penulisan Laporan Pengabdian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya ibu hamil, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada penderita
ketuban pecah sebelum waktunya.

E. Target dan Ibu hamil


Ibu-ibu hamil warga Desa Bandung Kecamatan Pino

F. Metode
Penyuluhan

G. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan di Desa Bandung Kecamatan Pino pada hari
Kamis tanggal 17 Februari 2022.

H. Alat dan Bahan


1. Leaflet
2. PPT Penyuluhan
3. Spanduk
4. Daftar hadir peserta
5. Daftar hadir Ibu hamil

I. Prosedur Kerja
1. Menyambut dan memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga dengan
sopan dan ramah
2. Menanyakan keluhan yang dirasakan klien

6
3. Mengulang pernyataan klien berkaitan dengan permasalahannya
4. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
5. Menyiapkan alat untuk pemeriksaan dan mempersiapkan pasien
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara lembut lalu
keringkan dengan handuk yang bersih
7. Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
8. Melaksanakan tindakan dengan bahasa yang mudah dimengerti
9. Menjaga privasi klien/memasang sampiran
10. Memantau tanda-tanda vital ibu (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan)
11. Meminta ibu untuk melepaskan pakaian bagian bawah dan mengganti
menggunakan kain supaya memudahkan pemeriksaan
12. Meminta ibu untuk tidur dengan posisi lithotomi untuk melakukan leopold
I hingga IV
13. Menggunakan sarung tangan steril
14. Melakukan tindakan vulva hygiene, periksa dalam
15. Melepaskan sarung tangan pada tempat yang telah disediakan/larutan
klorin 0.5 %
16. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara lembut lalu
keringkan dengan handuk yang bersih
17. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga
18. Memberikan kesempatan bertanya kepada klien
19. Melakukan dokumentasi

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Ketuban Pecah Dini


Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum
persalinan berlangsung (Manuaba, 2018). Ketuban pecah dini (KPD)
didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal
ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu.
KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan
(ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB 2014)
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban
memiliki fungsi seperti:
1. Untuk proteksi janin.                                                 
2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau
diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.
6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila
ketuban pecah.

B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :

8
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada
otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak
mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
2. Peninggian tekanan intra uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan,
sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan.
Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar
dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian
bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput
ketuban tipis dan mudah pecah.  (Saifudin. 2002)
c. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan
dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau
over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah
sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban
menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang,
menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006)
d. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion
>2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat
banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion
terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut
meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam
waktu beberapa hari saja.

9
3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP
(sepalopelvic disproporsi).
5. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh
penyebaran organisme vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting
adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme
yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi
menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan
genetik
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu

C. Tanda Dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina.  Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, Cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

10
D. Pengaruh KPD
1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu
terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
2. TerhadapIbu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal,
apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai
infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor.
Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan
menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-
gejala infeksi lainnya.

E. Komplikasi KPD
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada
usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan
prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya
insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
1. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini.
Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari
pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada KPD meningkat sebanding
dengan lamanya periode laten.
2. Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan
tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara
terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air
ketuban, janin semakin gawat

11
3. Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan
anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.

F. Penanganan
1. Konservatif
a. Rawat di rumah sakit
Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai
adanya kemungkinan solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda infeksi
(demam dan cairan vagina berbau), berikanantibiotika sama halnya
jika terjadi amnionitosis. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan< 37
minggu:
1) Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
2) Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per
oral 3x perhari selama 7 hari.
Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi,
beri dexametason, dosisnya IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 x,
observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Jika usia
kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka
berikan tokolitik ,dexametason, dan induksi setelah 24 jam
b. Aktif
Kehamilan lebih dari 37 mg, induksi dengan oksitosin.  Bila gagal
Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50
mikrogram intravaginal tiap 6 jam max 4 x. Bila ada tanda-tanda
infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai
berikut :
1) Pertimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan
waktuapakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari
2000 gram.

12
2) Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c,
dengan pengukuran per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil
pemeriksaanlaboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban 
2. Penatalaksanaan Lanjutan
a. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali
didahului kondisi ibu yang menggigil.
b. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum
persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas
normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin elektronik
secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda
gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat
mengindikasikan infeksiuteri.
c. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
d. Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan,
perhatikan juga hal-hal berikut:
a.    Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
b.    Bau rabas atau cairan di sarung tanagn anda
c.    Warna rabas atau cairan di sarung tangan
e. Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh
gambaranjelas dari setiap infeksi yang timbul. Seringkali terjadi
peningkatan suhu tubuhakibat dehidrasi.

13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KETUBAN PECAH DINI

Program Studi   : Sarjana Terapan Kebidanan


Semester  : II (Dua)
Pokok Bahasan  : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian KPD
2. Etiologi KPD
3. Penatalaksanaan KPD
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Ibu hamil : Ibu Hamil
Hari/Tanggal/Tahun : 17 Februari 2022

A. Indikator
Setelah mengikutilatihan ini, praktikan diharapkan mampu :
1. Membuka pembelajaran dengan mengaitkan, menarik perhatian, dan
menyampaikan tujuan.
2. Menjelaskan materi pembelajaran, sesuai dengan karakteristik bahan dan
Ibu hamil.
3. Menutup pelajaran, dengan menerangkan, mereview, mengevaluasi dan
memberi tindak lanjut.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan Ibu hamil mampu
memahami dan menjelaskan mengenai ketuban pecah dini (KPD).
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini Ibu hamil diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian KPD
b. Menjelaskan dan memahami etiologi KPD
c. Menjelaskan dan mengetahui penatalaksanaan KPD

14
C. Pokok-Pokok  Materi
1. Pengertian KPD
2. Etiologi KPD
3. Penatalaksanaan KPD

D. Kegiatan Pembelajaran

Media
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Sasaran Dan Metode
Alat
Pembukaan 1.     Pembukaan Tanya
3 menit a. Mengucapkan a. Ibu hamil - Jawab
salam menjawab
salam.
b. Menginformas b. Ibu hamil
ikan pokok memahami - Ceramah
materi yang cakupan materi
akan di bahas. dalam
pertemuan ini.
c. Memaparkan c. Ibu hamil
slide tema memahami
materi yang tujuan - Ceramah
akan dibahas. pembelajaran
ini.
d. Mengenali d. Ibu hamil
pengetahuan mengungkapkan
dengan tujuan hal-hal yang
pembelajaran. diketahui - Tanya
tentang KPD Jawab

Peyajian 1. Menjelaskan 1. Ibu hamil LCD Ceramah


10 menit materi tentang : memperhatikan Laptop
a. Pengertian penjelasan dari
KPD Penyuluh
b. Etiologi KPD
c. Penatalaksana
an KPD
2. Penyuluh meminta 2. Ibu hamil LCD Ceramah
tanggapan memberikan Laptop
/komentar Ibu tanggapan
hamil tentang tentang materi
materi yang telah yang telah
disampaikan disampaikan

15
3. Penyuluh 3. Ibu hamil
mengklarifikasi memperhatikan LCD Ceramah
jawaban Ibu hamil penjelasan dari Laptop
dengan Penyuluh
menjelaskan
kembali tentang
KPD
4. Penyuluh 4. Ibu hamil
memberikan bertanya pada
kesempatan kepada Penyuluh LCD Tanya
Ibu hamil untuk Laptop Jawab
bertanya

Penutup 1. Memberikan
2 menit kesimpulan dengan
cara :
a. Melakukan a. Memaparkan - Tanya
evaluasi dari kembali tentang Jawab
pembelajaran KPD
yang telah
dilakukan.
b. Bersama Ibu b. Memberi
hamil kesimpulan dari - Diskusi
menyimpulkan materi pada
materi dari pembelajaran
pembelajaran ini.
yang telah
disampaikan.
c. Menugaskan c. Ibu hamil
Ibu hamil mengerti dan
mempelajari paham - Ceramah
materi untuk tentang tugas
pertemuan yang diberikan.
selanjutnya.
d. Menutup d. Menjawab salam
pertemuan penutup dari
dengan Penyuluh.
mengucapkan - Ceramah
salam.

E. Evaluasi
1. Prosedur           : Post Tes
2. Jenis Tes           : Lisan

16
3. Bentuk              : Subyektif
4. Alat Tes            : Tes
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
 
Pokok Bahasan : Kehamilan Trimester III
Sub Pokok Bahasan : Ketuban Pecah Dini
Sasaran : Ibu hamil
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Hari/Tanggal/Tahun : 17 Februari 2022

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kehamilan trimester 3, di
harapkan Ibu hamil dapat mengerti mengenai tanda-tanda bahaya selama
kehamilan trimester 3 khususnya mengenai ketuban pecah dini (KPD).

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kehamilan Trimester 3, di
harapkan Ibu hamil mengetahui :
1. Pengertian KPD
2. Etiologi KPD
3. Penatalaksanaan KPD

C. Garis-garis Besar Materi        


1. Pengertian KPD
2. Etiologi KPD
3. Penatalaksanaan KPD

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

17
3. Penyuluhan

E. Media dan Alat Peraga


Leaflet

F. Proses Kegiatan Pengajaran

No Kegiatan Respon Ibu hamil Waktu

1. Pendahuluan : 5 Menit
1. Memberi salam pembuka 1. Membalas salam
dan perkenalan diri
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Memberi respon

2. Penjelasan : 20 Menit
1. Pengertian KPD Mendengarkan dengan
2. Etiologi KPD penuh perhatian
3. Penatalaksanaan KPD

3. Penutup : 15 Menit
1. Tanya jawab 1. Menanyakan hal yang
belum jelas

2. Menyimpulkan hasil 2. Aktif bersama


penyuluhan menyimpulkan
3. Memberikan salam penutup 3. Membalas salam

G. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
Tes awal.
a. Apakah Ibu hamil mengetahui pengertian dari KPD?

18
b. Apa saja etiologi KPD ?
c. Bagaimana penatalaksanaan KPD?
Tes akhir
a. Apakah Ibu hamil mengetahui pengertian dari KPD?
b. Apa saja etiologi KPD ?
c. Bagaimana penatalaksanaan KPD?
2. Observasi.
a. Respon Ibu hamil setelah penjelasan materi
b. Ibu hamil antusias atau tidak.
c. Ibu hamil mengajukan pertanyaan atau tidak.

19
BAB III
PENUTUP

Fadlun dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta; Salemba Medika

Joseph HK, Nugroho M. 2016. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (obsgyn).
Yogyakarta : Nuha Medika

Mansjoer.2016.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:EGC

Manuaba.2017. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC

Mochtar.2017.Obstetri Patologi.Jakarta: EGC

20
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai