Anda di halaman 1dari 93

MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA

KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI)


ULUL ALBAAB-TANGERANG

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Disusun Oleh :

Tirta Wijaya

NIM: 107053002743

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 / 2011 M
MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA
KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI)
ULUL ALBAAB-TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh:

Tirta Wijaya
NIM: 107053002743

Pembimbing

Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA


NIP. 19481212 1978 1 001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yan saya gunakan sesuai dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dai orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

Tirta Wijaya
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA


KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Ulul Albaab-Tangerang telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, Tanggal
20 juni 2011, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom, I) pada jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 20 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawijaya, MA H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, MM

NIP. 19670818 199803 1 002 NIP. 19550101 198302 1 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA Drs. Studi Rizal, LK, MA

NIP. 19620303 199203 2 001 NIP. 19640428 199303 1 002

Pembimbing

Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA

NIP. 19481212 1978 1 001


Kata Pengantar

   

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis

panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya

sehingga tangan ini masih mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi sebuah

karya yang bermakna. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada para Nabi dan

Rasul, Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang

mengikutinya hingga akhir zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan

terbaik bagi seluruh manusia dan alam semesta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

baik berupa dorongan moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan

dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Drs. Cecep Castrawijaya , MA dan H. Mulkanasir, BA., Spd, MM selaku

Ketua Jurusan dan sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah

iv
membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen

Dakwah.

3. Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah selalu

memberikan rahmat dan perlindungannya.

4. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA dan Drs. Study Rizal, LK, MA selaku penguji

I dan penguji II penulis dalam sidang Munaqosyah, sehingga penulis

mendapatkan masukkan dan saran demi kebaikan skripsi penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini

telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan

bermanfaat bagi penulis dan penulispun dapat mengamalkan kembali ilmu

yang telah diberikan.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Ayahanda H. Eddy Sofyan dan Ibunda Hj. Satriani yang terus mendidik,

menyayangi, dan membimbing penulis sehingga penulis bersemangat untuk

terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Ayah dan mamahku tersayang

terima kasih untuk semua yang kalian berikan padaku baik dukungan materil,

do’a dan semangat, semoga Allah SWT membalas dengan limpahan kasih

iii
sayang, Ridho, kebarokahan dan kebaikan hidup di dunia maupun akherat, aa

sayang banget sama ayah dan mama, dan pasti terus berjuang untuk menjadi

kebanggan keluarga.

8. Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah (Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji /

KBIH Ulul Albaab), Bapak Ir. H. Yudi (bagian umum KBIH Ulul Albaab),

Ibu Hj. Soleha Lukman SAG (pembimbing jama’ah haji KBIH Ulul Albaab),

dan Ibu Pipit (Sekertaris KBIH Ulul Albaab) yang telah mengijinkan,

meluangkan waktu, dan memberikan informasi kepada penulis untuk

melakukan penelitian, sehingga penelitian yang penulis lakukan berjalan

dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan banyak kebarokahan dan

kebaikan bagi seluruh pihak yang terdapat di dalam KBIH Ulul Albaab.

9. Adik-adikku yang terbaik (Taufan Maulana dan Teguh Hutomo), kedua

nenekku dan alamarhum kakekku yang telah memberikan berbagai dukungan

dan memberikan banyak kebaikan bagi penulis. Semoga Allah SWT

senantiasa menyayangi kalian semua.

10. Selly Anggraeni H yang telah memberikan dukungan, do’a, dan semangat

yang membuat penulis mantap untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT mencurahkan kasih sayang yang melimpah.

11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2007

yang penulis banggakan, khususnya Agus supriyadi, iin irnawati,

Abdurrahman, Junaidi salam, Ahmad Sibghotulloh, Ali hasan trisatya, dan

Juniardi Kautsar. Terima kasih untuk kenangannya, seru-seruannya,

iv
diskusinya, dan kebersamaannya. Semoga silaturahim ini dapat berlangsung

hingga akhir hayat dan di akherat nanti,amin.

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, do’a

dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

SWT. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada

khususnya.

Jakarta, Juni 2011

Tirta Wijaya

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Semua agama menjunjung tinggi kebebasan komunikasi dan informasi

diantara umat manusia. Bahkan Tuhan memerintahkan manusia selalu

berkomunikasi dengan-Nya, memohon ampunan-Nya, Ridho-Nya atau restu-

Nya, perlindungan-Nya, dan petunjuk-Nya adalah merupakan sebuah informasi

dari manusia kepada Tuhan-Nya.1 Salah satu bentuk komunikasi manusia kepada

Tuhannya adalah dengan melakukan ritual ibadah haji. Dengan melakukan ritual

ibadah haji merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat

yang telah Tuhan berikan kepada manusia.

Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat islam

untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap tahun

sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah

haji.2

Asal makna kata “haji” adalah menyengaja sesuatu. Haji yang

dimaksud menurut syara’ adalah sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan

1
. A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h. 180
2
. A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h. 21

1
2

beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji diwajibkan atas orang-

orang yang kuasa, satu kali seumur hidupnya.3

Firman Allah SWT :

                 

 
Artinya :
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh, maka sesungguhnya Allah
maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS : Ali Imran : 97)

Menurut Ibrahim Muhammad Al jamal dalam bukunya “Fiqh AL Mar’at Al

Muslimah” arti haji menurut bahasa adalah menuju suatu tempat yang suci. Sedang

menurut syara’ haji berarti berziarah ke Bait Allah al haram, melakukan wukuf di

Arafah, dan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwah, dengan cara tertentu dalam waktu

dan niat tertentu pula.4

Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas suci yang pelaksanaannya

diwajibkan oleh Allah kepada seluruh ummat Islam yang telah mencapai (istitho’ah)

mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan adalah ibadah. Haji

juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan

diri secara total kepada Allah baik secara fisik-material maupun spiritual.5

Bagi setiap muslim, termasuk muslim di Indonesia, ibadah haji memiliki

makna sangat penting. Dalam konteks Indonesia, ibadah haji tidak hanya dilihat
3
.Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung : Sinar baru Algensindo, 2002), cet.ke 1, hal.35
4
Ibrahim Muhammad al jamal, Fiqih Wanita, penerjemah anshori umar sitanggal, (Semarang
: CV. Asy-Syifa, 1986), h. 286
5
Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1
3

sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kaum Muslimin bagi mereka

yang mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis dan historis sangat berarti. Secara

sosiologis dan historis, dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak

bisa terlepas dari ibadah haji.6

Oleh karena haji merupakan ibadah rutin tahunan yang melibatkan banyak

orang dan unsur, maka perlu dilakukan pembinaan bagi jama’ah haji guna

memberikan pengetahuan dan informasi yang penting serta berguna bagi calon

jama’ah agar proses pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan baik.

Yayasan / KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ULUL ALBAAB

berdiri sejak tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan

umroh pada tahun 2003. Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan

tahun 2010 berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang

lebih sebanyak 680 jama’ah, shingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai

dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah.

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh

mengalami perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta

perlindungannya. Yayasan Ulul Albaab selalu berkomitmen untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas kemudahan,

keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran. Pembinaan yang berkualitas

6
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008)
4

menjadi salah satu fasilitas yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah

haji agar kegiatan haji dapat berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manajemen dan [rogram-program

pembinaan jama’ah haji di KBIH ulul Albaab, maka penulis akan menuangkan dalam

sebuah karya ilmiah “skripsi” yang berjudul, MANAJEMEN PEMBINAAN

JAMA’AH HAJI PADA KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI)

ULUL ALBAAB TANGERANG.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah penulis hanya membatasi pada manajemen

dan program-program pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah lebih terarah dan fokus, maka dalam penulisan

skripsi ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab-

Tangerang ?

b. Apa saja program – program pembinaan yang diberikan KBIH Ulul

Albaab kepada jama’ah haji ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini

secara umum adalah:


5

a. Untuk mengetahui manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH ulul

Albaab.

b. Untuk mengetahui program-program pembinaan yang diberikan KBIH

Ulul Albaab kepada jama’ah haji

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain:

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

pengetahuan ilmiah dibidang manajemen haji, khususnya dalam

manajemen pembinaan jamaah haji.

b. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan

dapat menambah wawasan khasanah keilmuan bagi para pembaca

khususnya mahasiswa manajemen dakwah, serta dapat berguna bagi

banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan

bagi studi-studi yang akan datang.

c. Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan

memberikan motivasi bagi para praktis yang konkret terhadap

perkembangan ilmu manajemen haji dan umroh serta dapat

memberikan motivasi pada KBIH yang ada di seluruh Indonesia dalam


6

upaya meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pembinaan bagi

jamaah haji.

D. Metodologi Penelitian

1) Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu

kiranya dikemukan teori menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan,

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang perilaku yang dapat

diamati.7 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat

memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian

datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode

deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.8

7
Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2000),
cet. Ke 11, h. 3
8
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh Analisis Statistik.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24
7

2) Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari Pimpinan yaitu

Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan staff yang di wakili oleh Ir. H Yudi pada

KBIH Ulul Albaab Tangerang. Melalui pembinaan terhadap jama’ah haji yang

diberikan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah manajemen

yang digunakan dan program-program dalam pembinaan jama’ah haji.

3) Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di KBIH Ulul Albaab JL. Gerbang

Sinai Raya Depan SMP PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua Tangerang 15830,

telf (021) 709 00 878. Waktu Penelitian dimulai pada bulan Februari dan

berakhir pada bulan Mei 2011.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Maka penulis

menggunakan jenis penelitian diantaranya yaitu field research (penelitian

lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke

lapangan (objek) penelitian di KBIH Ulul Albaab, Tangerang, sedangkan data

yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama) penelitian.
8

Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan

diantaranya sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian

dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait

dengan masalah manjemen pembinaan jamaah calon haji yang

dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab dimulai sejak bulan februari dan

berakhir pada bulan mei.

b) Wawancara

Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis

dengan Pimpinan (Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah) dan Staff (Ir. H

Yudi) di KBIH Ulul Albaab. Penulis menggunakan teknik interview

bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan

kepada Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan Bapak Ir. H. Yudi yang

telah penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.

9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53
9

c) Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.10 Penulis menggunakan data-data dan sumber-

sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.

Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile

company, arsip-arsip, foto-foto maupun diktat-diktat pembinaan

jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab dan lain sebagainya yang dapat

mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis

berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi

yang ditulis dengan memahami seksama, kemudian memberikan

interpretasi sesuai kecenderungan dan frame of thinking.

d) Teknik analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis

terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari

pengamatan., kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada

sumber-sumber yang tertulis.

10
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 73
10

e) Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh

tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN

Jakarta pada tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus

diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis

mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa

skripsi yang membahas tentang ibadah haji, dan judul-judul skripsi tersebut

adalah:

1. Dzul Kifli “Manajemen Pelayanan jamaah haji dan umroh PT. PATUNA TOUR

DAN TRAVEL”, dalam skripsi ini pembahasan yang dilakukan adalah

manajemen pelayanan haji dan umroh oleh PT. PATUNA TOUR DAN TRAVEL

kepada jama’ah dengan memberikan berbagai fasilitas kepada jama’ah.

Persamaan

Dalam skripsi ini sama-sama membahas tentang fasilitas yang diberikan oleh

penyelenggara kegiatan Ibadah Haji dan Umroh kepada jama’ah yang bertujuan

untuk memberikan kenyamanan kepada jama’ah haji.

Perbedaan
11

Dalam skripsi ini saudara Dzulkifli melakukan peneliatian terhadap manajemen

pelayanan sedangkan penulis melakukan penelitian terhadap manajemen

pembinaan yang diberikan kepada jama’ah haji.

2. Iwan “ Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat

Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009” Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen

Dakwah 2010 yang berisi tentang strategi Kementrian Agama Kota Jakarta Barat

dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan pelayanan bagi jama’ah haji.

Persamaan

Dalam skripsi ini antara penulis dan saudara Iwan sama-sama membahas tentang

kegiatan perhajian yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan fasilitas

terbaik kepada jama’ah.

Perbedaan

Dalam skripsi ini terdapat perbedaan yang jelas antara penulis dengan saudara

Iwan, dimana letak perbedaannya adalah tentang apa yang menjadi focus

peneliatian. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen pembinaan

sedangkan saudara Iwan melakukan penelitian terhadap strategi pelayanan haji

kepada jama’ah.

3. Siti Nur Alfisyah,”Manajemen Pembinaan calon Jama’ah Haji pada KBIH Al-

Mujahidin, Pamulang ”, skripsi ini berisikan tentang manajemen pembinaan calon

jama’ah haji yang dolakukan oleh KBIH Al-Mujahidin, pamulang. Proses

pembinaan yang dilakukan, selain melalui bimbingan manasik haji, terdapat pula

pengajian rutin mingguan.


12

Persamaan

Persamaan yang penulis dan Saudari Siti Nur Alfisyah adalah tentang manajemen

pembinaan yang dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji).

Perbedaan

Perbedaan penelitian antara penulis dan saudari Siti Nur Alfisyah terdapat pada

manejemn pembinaan yang dilakukan, yakni penulis melakukan penelitian

tentang pembinaan mulai sejak sebelum berangkat, pada saat menunaikan ibadah

haji, dan pasca pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan saudari Siti Nur Alfisyah

melakukan fokus penelitiannya pada saat sebelum pelaksanaan ibadah Haji

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya secara

rinci adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pengertian Manajemen, Fungsi Manajemen, Unsur-unsur

Manajemen, Pengertian Haji, Hukum Haji, Syarat Haji, Rukun

Haji, dan Macam-macam Haji, Pembinaan Jamaah, Pengertian


13

Pembinaan Jamaah, Tujuan Pembinaan Jamaah, Pengertian Jamaah

Haji, Klasifikasi Jamaah Haji

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAB,

TANGERANG.

Profil, visi dan misi, maksud dan tujuan, perkembangan jumlah

jama’ah, pembimbing ibadah, fasilitas pelayanan, struktur

organisasi,program-program pembinaan jama’ah KBIH Ulul

Albaab,kegiatan dan pembinaan jama‘ah selama di Makkah dan

Madinah, pembinaan jama’ah setelah pelaksanaan ibadah Haji.

BAB IV : ANALISIS TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN JAMAAH

HAJI PADA KBIH ULUL ALBAB, TANGERANG

Manajemen Pembinaan Jamaah Haji : Perencanaan,

Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan. Program-program

Pembinaan jamaah pada KBIH Ulul Albab : Adanya kegiatan

Peringatan Hari Besar Islam, Pengajian rutin bulanan pada minggu

pertama, Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa.

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan dan saran


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris “to manage”

yang berarti mengatur.1 selain itu, kata “to manage” mempunyai sinonim

antara lain; To hand (mengurus), to control (memeriksa/mengawasi), to

guide (menuntun/mengemudikan). Jadi, manajemen berarti mengurus,

memeriksa, mengawasi, pengendalian, mengemudikan, membimbing. 2

Secara etimologis Abdul Sani mengatakan bahwa manajemen

berasal dari kata “manage” yang berarti mengemudikan, memerintah,

memimpin atau dapat juga diartikan sebagai “pengurusan”. Dalam hal ini

pengurusan, memimpin, atau membimbing terhadap orang lain dlam upaya

mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3

Sedangkan secara terminologis, dikatakan bahwa manajemen

merupakan proses kerja untuk menentukan , mengimpertrasikan dan hal

senada juga diungkapkan oleh Miftah Thoha yang mengatakan bahwa

manajemen merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi dengan

tertib. dengan kata lain, manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip

1
Melayu SP. Hasibuan. Manajemen Dasar : pengertian dan masalah, (Jakarta : PT.
Gunung Agung, 1986) cet.II, h. 2
2
Jhon M, Echols, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h.375
3
Abdul Sani, Manajemen Organisasi, (jakarta : Bina Aksara, 1987 ), h.1

14
15

perencanaan, pengaturan, motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan

roda organisasi.4

Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses,

dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan

diawasi. Sedangkan menurut G.R Terry dan Leslie W. Rue mengatakan

bahwa manajemen ialah : “suatu proses atau kerangka kerja yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang

kearah tujuan-tujuan organisasional yang nyata.”5 Sedangkan menurut

Joseph L. massie manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta

pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin.6

Dalam mencapai suatu tujuan, tercapai atau tidaknya tergantung

kepada manajer dalam menerapkan system manajemen dan menggerakan

orang-orang sserta memberdayakan sumber-sumber daya yang ada, baik

sumber daya manusia maupun sumber daya alam secara efektif dan

efisien.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar

tersebut diatas dapat saya simpulkan bahwa manajemen adalah :

a. Manajemen adalah aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh

seorang manajer untuk mengatur kegiatan yang berorientasi

pada tujuan.

4
Miftah Thoha , Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta
: PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet. ke - 5,h.10
5
G.R Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999),
h.14
6
Joseph L.Massie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1999), h. 9
16

b. Manajemen mempunyai tujuan organisasional dari suatu

kelompok orang-orang.

c. Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran

dan tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan

d. Manajemen adalah system kerjasama yang melibatkan orang

lain agar tercapai tujuan bersama

e. Manajemen adalah integrasi dari banyak disiplin ilmu.

Sifat yang khas dari manajemen adalah beberapa keterpaduan (integrasi)

dan penerapan dari ilmu-ilmu pengetahuan bersama analitiknya. Dari seorang

manajer pun di harapkan dimilikinya kemampuan untuk memecahkan berbagai

masalah melalui tehnik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi.

2 . Fungsi manajemen

2.1 Planning (perencanaan)

Fungsi perencanaan merupakan suatu pemilihan yang berhubungan

dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang

berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan

danmerumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan keyakinan untuk

tercapainya hasil yang dikehendakinya. Dengan demikian perencanaan

merupakan suatu proses pemikiran, baik secara garis besar maupun ssecara

mendetail dari suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang

paling baik
17

Didalam buku pengantar ilmu manajemen, bahwa perencanaan

mempunyai empat tujuan penting, yaitu :

1). Mengurangi dan mengimbangi ketidak pastian dan perubahan-

perubahan diwaktu yang akan datang.

2). Memusatkan perhatian kepada sasaran.

3). Mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan.

4). Memudahkan pengawasan.7

Semua fungsi lainnya sangat bergantung pada fungsi ini, dimana fungsi

ini tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat,

cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung dari

pelaksanaan efektif tehadap fungsi-fungsi ini.8

Louis Allen didalam buku Manullang mengatakan bahwa kegiatan-

kegiatan pada fungsi perencanaan tediri dari :

1. Prakiraan (forecasting)

Prakiraan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer

dalam memperkirakan waktu yang akan datang. Dalam forecasting ini

manajer melihat keadaan yang keadaan yang akan datang atas dasar

sistematis dan kontinyu serta berdasarkan bagaimana ia bekerja

2. Tujuan (Goals, Objectives, Target)

Tujuan adalah suatu hal yang merupakan arah yang dituju oleh suatu

kegiatan yang hendak dicapai atau diingini oleh suatui organisasi atau

7
AM. Kadarman & Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen(buku panduan
mahasiswa),(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,1994), cet IV,h.47
8
T. Handoko, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta : BPPE, 1991)cet V, h.24
18

badan usaha. Dengan adanya tujuan kita dapat mengetahui apakah

program kita berhasil atau tidak.

3. Kebijakan (policies)

Kebijakan merupakan suatu pernyataan umum yang memberikan

pedoman atau saluran pemikiran dan tindakan dalam setiap

pengambilan keputusan.9

4. Program (Programimng).

Program adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk

melaksanakan kebijakan dalam mencapai suatu tujuan.10

5. Jadwal (Schedule)

Schedule merupakan daftar sat dimulainya suatu pekerjaan dan saat

selesainya pekerjaan tersebut.11 Karena itu biasanya schedule

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program. Oleh karena

itu manajer harus dapat menentukan waktu yang tepat, karena

schedule merupakan suatu ciri dari suatu tindakan-tindakan yang akan

berhasil baik.

6. Prosedur (Procedure)

Prosedur ialah rencana yang merupakan metode yang biasa dpakai

dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Perbedaannya

9
Djati julitriarsa & John Suprianto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar,
(Yogyakarta:BPPE, 1998), cet. I, h.34
10
EK, Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta : Bharata Karya Aksara , 1986), h.9
11
Julitriarsa & Suprianto, Manajemen Umum h.35
19

dengan program yaitu jika program menyatakan apa yang harus

dikerjakan, maka prosedur berbicara bagaimana melaksanakannya.

7. Anggaran (Budget)

Anggaran merupakan suatu perkiraan dan taksiran yang harus

dikeluarkan di satu pihak dan pendapatan (income) yang diharapkan

diperoleh pada masa mendatang di pihak lain.

Dalam sebuah perencanaan, hal yang harus dilakukan oleh seorang manajer

antara lain :

1. Menetapkan tujuan organisasi atau lembaga

2. Menentukan strategi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan

3. Mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.12

Dalam hal ini seorang manajer perlu untuk memandang kedepan

menetapkan dan merumuskan kebijakan dan tindakan dakwah yang akan

dilaksanakan dengan kondisi yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang

dikehendaki.13

2.2 Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian berasal dari kata dasar yaitu organisasi yang

berarti alat atau badan. Ada ciri khusus dari orgnisasi yaitu adanya

sekelompok manusia yang bekerja secara harmonis dan bekerjasama atas

hak, kewajiban, serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan.

12
Stephen P. Robin, Prilaku Organisasi, (ter : Hediyana Pujaatmika), (jsksrts :
Prenhallindo, 2000), cet.ke-8 jilid ke-1, h.3
13
Abdul rasyid Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : bulan bintang, 1993), cet
ke-3, h.46
20

Ahmad fadli HS. Memberikan definisi pengorganisasian yaitu

“keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-

tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga

tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan.” 14

Pengorganisasian ini menjadi penting bagi proses kegiatan suatu

organisasi sebab dengan adanya oengorganisasian maka rencana

menjadi lebih mudah dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh

karena denga dibaginya tindakan atau kegiatan dalam tugas akan lebih

terperinci serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang

untuk mencegah timbulnya kumulasi pekerjaan hanya pada diri

seorang pelaku saja.

Akhirnya dengan pengorganisasian, dimana masing-masing

pelaksana menjalankan tugasnya pada kesatuan kerja yang ditentukan

dan dengan wewenang yang ditentukan pula, akan memudahkan

pimpinan dalam mengendalikan dan mengevaluir penyelenggaraan

kegiatan.

2.3 Actuating (penggerakan).

Menurut Ahmad Fadli HS penggerakan adalah keseluruhan proses

pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa

14
Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta : Manhalun Nasayiin Press,
2002) cet. 3, h.30
21

sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan

organisasi dan ekonomis.15

Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana

untuk segera nelaksanakan rencana. Didalam penggerakan

mengandung kegiatan member motivasi, directing, koordinasi,

komunikasi dan mengembangkan para pelaksana.

2.4 Controlling (Pengawasan)

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan

untuk menjamin bahwa rencana-rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan yang ditetapkan.16

Bila terjadi deviasi (penyimpangan), maka manajer segera

memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah

yang telah ditentukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa

yang direncanakan.17

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan

segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya,

serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan.

Jadi, pengawasan dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki

kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan

lainnyayang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah

ditentukan.

15
Fadli HS , Organisasi dan Administrasi, h.30
16
Handoko, Manajemen Edisi II, h.25
17
Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press,
1996), cet .I, h.35
22

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 3 unsur, yaitu :

1. Penetapan standar pelaksana

2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan

3. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila

pelaksanaan menyimpang dari standar.

3. Unsur-Unsur Manajemen

Unsur atau komponen merupakan bagian terpenting yang harus tersedia

dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini Abdul syani membagi

unsur alat manajemen (tool of manajemen) kedalam enam bagian di

antaranya :

a. Man, yakni tenaga kerja manusia, sumber daya manusia (SDM) yang ada

pada sebuah lembaga, SDM yang ada akan berpengaruh pada lancer

atau tidaknya manajemen lembaga dalam melaksanakan tujuan yang

dilaksanakan.

b. Money, yakni pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dana

tersebut dapat diperoleh dari pemerintah setempat atau dari donator yang

secara sukarela memberikan sumbangan demi kemajuan sebuah proses

dakwah. Disamping itu, dana juga dapat diperoleh dari lembaga usaha

yang dikembangkan.

c. Methods, yakni cara atau sistem untuk mencapai tujuan. Dalam penentuan

metode ini harus direncanakan secara matang sehingga tidak terjadi

kevakuman di tengah jalan.


23

d. Materials, yakni bahan-bahan yang diperlukan dalam mencapai tujuan

atau misi lembaga. Bahan ini harus mendukung proses pencapaian tujuan

yang direncanakan oleh sebuah lembaga.

e. Machines, yakni alat-alat yang diperlukan, dalam hal ini alat-alat yang

digunakan bertujuan untuk memaksimalkan bahan-bahan yang tersedia.

f. Market, yakni tempat untuk menawarkan hasil produksi dalam hal ini,

misi lembaga dapat diterima oleh masyarakat yang pada gilirannya

mereka dapat menerima produk yang telah diciptakan.18

Faktor manusia dalam manajemen merupakan unsur terpenting sehingga

berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung pada kemampuan

manajer untuk mendorong dan menggerakkan orang-orang kearah tujuan

yang akan dicapai. Karena begitu pentingnya unsur manusia dalam

manajemen, melebihi unsure lainnya, maka boleh dikatakan bahwa

manajemen itu merupakan proses social yang mengatasi segala-galanya.19

B. Pembinaan jamaah.

1. Pengertian Pembinaan Jamaah.

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang artinya bangun. Apabila

diberi awalan me- maka membina, yang artinya membangun, mendirikan,

mengusahakan agar lebih baik. Sehingga pembinaan mengandung arti

18
Abdul syani, Manajemen Organisasi. H. 28
19
H. Zaini Muchtarom, M.A. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta : Al-amin
Press,1996), h.43
24

proses, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan

berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.20

Badan Penasehat Pembinaan dan pelestarian Perkawinan (BP4)

memberikan pengertian pembinaan yaitu segala upaya pengelolaan atau

penangana berupa merintis, mengarahkan, serta mengembangkan

kemampuan untuk mencapai tujuan denan mengadakan dan menggunakan

dengan segala dana dan daya yang dimiliki.21

Sedangkan menurut Majdi Hilali, pembinaan adalah membangun dan

mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai

zikir, serta memompa dan menguatkan lewat introspeksi diri.22

Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil

atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya

kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,

berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian

ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau

pernyataan dari suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan

kepada perbaikan atas sesuatu.

Apa yang dimaksud dengan jama’ah? Secara bahasa kata ‘jama’ah’

memiliki beberapa pengertian antara lain : berkumpul, berkelompok,

bersama-sama dan berserikat. Menurut Drs. E. Ayub, dkk yang dimaksud

jama’ah adalah “sejumlah besar manusia” atau “sekelompok manusia yang

20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia,( jakarta :
Balai Pustaka, 1997), h.134
21
BP4 DKI Jakarta, Membina keluarga Saqinah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999),
h.138
22
Majdi Hilali, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h. 138
25

berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.”23 Jadi jama’ah adalah

kelompok yang terorganisir dan terstruktur dengan baik.24

Menurut Drs. Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan criteria

jamaah ada empat, yakni :

a. Orang-orang yang berkumpul.

b. Tidak terpecah belah.

c. Manhaj atau konsep yang diikuti.

d. Qudwah atau teladan.25

Dengan berdasarkan pengertian pembinaan jama’ah maka pengertian

pembinaan jama’ah adalah membangun, mengusahakan, mengembangkan

kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji untuk

mencapai tujuan haji yang diinginkan dan dicita-citakan.

Dengan demikian pengertian manajemen pembinaan jamaah haji

adalah mengkoordinasi, mengarahkan dengan mengembangkan

kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji.

2. Tujuan Pembinaan Jamaah.

Mengamati profil jama’ah haji Indonesia dari tahun ke tahun sebagian

besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah,

belum berpengalaman bepergian jauh, hidup dalam kultur lokal, tidak

dapat membaca dan tidak dapat berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan

23
Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta ; Gema Insani press, 1996), h. 128
24
Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman, (Jakarta : prisma Creative, 2007)
25
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta, Pengantar
Studi Aqidah Islam, (Jakarta : Robbani Press, 1998 ), cet I, h. 114
26

ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan

ysng bahkan tidak pernah di bayangkan.

Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan kekagetan budaya

tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jama’ah haji

mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.26

Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan

kesejahteraan jama’ah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa

dikenakan biaya tambahan diluar BPIH yang telah ditetapkan.

3. Strategi Pembinaan Jama’ah

Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode :

tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon, dan

penerbitan buku-buku dan leaflet sejak sebelum masa pendaftaran haji,

periode pendaftaran, sampai saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi

sampai setelah kembali ke tanah air.27

Materi pembinaan jama’ah haji dapat dikelompokkan dalam enam

bahasan pokok, yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan,

26
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.71-72
27
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73
27

pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiyah dan

ibadah social.28

Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam

bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar

pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai

dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan

yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas

inisiatif jama’ah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan

sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah

dan dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan

perjalanan ibadah haji.29

C. Pengertian, Hukum, Syarat, Rukun, dan Macam-macam Haji

1. Pengertian Haji

Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan

beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat

tertentu pula, karena semata-mata memenuhi panggilan Allah dan mengharap

keridhan-NYa. Anatara lain, wukuf di arafah, thawaf di Ka’bah, sa’I antara

Shafa dan Marwah dan lain sebagainya.30

2. Hukum Haji

28
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73
29
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah
Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.73
30
KH. Nuruddin Shiddiq, LC . Tuntunan Manasik Haji, Jakarta. 1993, h.2
28

Ibadah haji diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslimin yang telah

mencukupi syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali

seumur hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi

mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.31

Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT yang terkandung

dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27 yang berbunyi :

            

 

Artinya : “ Dan berserulah kepada manusia yang mengerjakan haji, niscaya

mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan

mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru

yang jauh”.

dan dikatakan pula dalam Firman Allah SWT yang lain dalam Al-Qur’an

surat Al-Imron ayat 96-97 yang berbunyi :

            

              

           

31
Buku panduan manasik Haji, Departemen Agama RI, 2007, h. 14
29

Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat

beribadah) manusia, ialah Baitulloh yang Bakkah (Makkah)

yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia, padanya

terdapat tanda-tanda yang nyata, (dianataranya makam

Ibrahim), barang siapa yang memasukinya (Baitullooh itu

menjadi amanlah dia), mengerjakan haji adalah kewajiban

manusia kepada Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang mampu

dan sanggup mengadakan pekerjaan ke Baitulloh, barang siapa

yang mengingkari(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah

maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.”

Dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang

muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib

hukumnya.

Menunaikan ibadah Haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan

oleh Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman

pada syarat, rukun, dan sunnahnya

3. Syarat Haji

Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus

dipenuhi, adapun syarat-syarat tersebut adalah :

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Aqil (berakal sehat)

d. Merdeka (bukan hamba sahaya)


30

e. Istitho’ah (mampu) artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan

ibadah haji ditinjau dari segi jasmani dan rohani, ekonomi, dan

keamanan

- Jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melakanakan ibadah haji

- Rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian

berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan

ibadah haji dengan perjalanan yang jauh

- Ilmu, yakni memahami pengetahuan dan pemahaman yang cukup

untuk melaksanakan seluruh rangkain kegiatan ibadah haji.

- Ekonomi, mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

(BPIH), adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya

sumber kehidupan yang apabila dijual menimbulkan kemudharatan

bagi diri dan keluarganya. Sehingga keluarga yang ditinggalkan

tetap memiliki biaya hidup

- Keamanan, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji,

aman bagi keluarg dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab

yang ditinggalkan. Kemudian tidak terhalang permasalahan seperti

pencekalan/mendapat kesempatan atau izin perjalanan ibadah haj

4. Rukun Haji

Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah

haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika

ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah.

Adapun rukun-rukun haji adalah :


31

a. Ihram (niat)

b. Wukuf di Arafah

c. Tawaf ifadah

d. Sa’i

e. Cukur

f. Tertib

5. Wajib Haji

Wajib Haji meliputi :

a. Niat Ihram dari Miqot

b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah

c. Mabit (bermalam) di Mina

d. Melontar Jumroh ila, wustha dan aqabah

e. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan

ibadah Haji

f. Tawaf wada.

6. Macam-macam Haji

a. Ifrad’ yaitu melaksanakan secara terpisah antara haji dan umroh,

dimana masing-masing dikerjakan sendiri, dalam waktu berbeda tetapi

dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih

dahulu, selanjutnya melakukan umroh dalam satu musim haji.

Pelaksanaan Haji Ifrad terbebas dari Dam (denda atas kesalahan yang

dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji)


32

b. Tamattu’ yaitu mengerjakan umroh terlebih dahulu, kemudian baru

mengerjakan Haji. Cara ini diwajibkan untuk membayar Dam dengan

menyembelih seekor kambing atau berpuasa selama 10 hari dengan

rincian 3 hari di tanah suci dan 7 hari di tanah air.

c. Qiran’ yaitu mengerjakan ibadah Haji dan umroh secara bersamaan.

Cara ini diwajibkan juga untuk membayar Dam dengan menyembelih

seekor kambing atau bila tidak mampu berpuasa selama 10 hari.

D. Jamaah Haji

1. Pengertian Jama’ah Haji

Jama’ah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kompak” atau

“bersama-sama”, ungkapan shalat berjama’ah berarti shalat yang

dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam.

Jama’ah juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap,

pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam

menganjurkan umat Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan,

yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang

berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan prinsip “ta’awun”

(tolong-menolong) dan (kerja sama) untuk tegaknya kekuatan bersama

demi tercapainya tujuan yang sama.32

Secara substansial haji merupakan bagian dari ritual keagamaan

kaum Muslim yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang

32
Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992),
h. 486-487
33

sejarahnya pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian

negara.33

Dalam buku Fiqih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji,

kurban), Abdurrahman al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan “Haji” secara bahasa menuju kemuliaan, sedangkan pengertian

haji secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu

pula.34

Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali

sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

utamanya yaitu memiliki kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor-

faktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan,

transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan haji. Seorang muslim

yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai

dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya, berikut larangan-

larangan yang berkaitan dengan ibadah.35

Sedangkan pengertian jama’ah haji yaitu Warga Negara Indonesia

beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan

ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 36

2. Klasifikasi Jama’ah Haji

33
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal.
45
34
Abdurrahman al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),
(Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177
35
Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
h. 84
36
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji
Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9
34

Adapun ruang lingkup jamaah haji adalah sebagai berikut :

1. Jama’ah haji mandiri adalah jama’ah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung

kepada bantuan alat/obat dan orang lain.

2. Jama’ah haji observasi adalah jamaah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat

dan atau obat.

3. Jama’ah haji pengawasan adalah jama’ah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat

dan atau obat dan orang lain.

4. Jama’ah haji tunda adalah jama’ah haji yang kondisi kesehatannya

tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji.

5. Jama’ah haji resiko tinggi adalah jamaah haji dengan kondisi

kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati

selama perjalanan ibadah haji, meliputi:

a. Jama’ah haji lanjut usia

b. Jama’ah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak

boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peratutan

kesehatan yang berlaku.

c. Jama’ah haji wanita hamil


35

d. Jama’ah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit

kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.37

37
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji
Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9-10
BAB lll

GAMBARAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAAB

A. Profil

Yayasan / KBIH ULUL ALBAAB adalah sebuah yayasan yang bergerak pada

bidang jasa pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Berdiri sejak

tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan umroh pada

tahun 2003. Yayasan Ulul Albaab beralamat di JL. Gerbang Sinai Raya Depan SMP

PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua, Tangerang 15830. Dengan memiliki izin dari

keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003 (SK. DEPAG. R.I

:KW.28/I/HJ.01/KPTS/225/2003) dan akte perusahaan untuk mendirikan Yayasan

Ulul Albaab.1

Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan tahun 2010

berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang lebih

sebanyak 680 jama’ah, sehingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai

dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah.

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh

mengalami banyak perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta

1
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di
kantor Ulul Albaab

36
37

perlindungan terhadap jamaa’ah. Yayasan ulul Albaab selalu berkomitmen untuk

memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas

kemudahan, keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran sebagai komitmen

dalam memberikan pelayanan yang optimal.

B. VISI DAN MISI

Visi :

“ Pelayanan tamu ALLAH SWT yang amanah dan professional dengan

memberikan makna lebih bagi para jama’ahnya sehingga terbina dan

terpeliharanya jama’ah haji yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi

lingkungannya. ”

Misi :

- Melayani bimbingan pelaksanaan ibadah haji

- Menggalang persaudaraan haji Ulul Albaab dan Ukhuwah Islamiyah

- Menyelenggarakan ta’limul Islam

- Menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah melalui kegiatan baitul maal.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan didirikannya KBIH Yayasan Ulul Albaab ini adalah :

1. Merealisasikan komitmen yaitu dalam bentuk kejujuran.


38

2. Terselenggaranya pelayanan bimbingan haji dan umroh sesuai dengan

tuntunan agama Islam.

3. Membekali para calon jamaah haji dengan manasik haji secara

optimal, sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.

4. Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun

setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji

dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir

D. Perkembangan Jumlah Jamaah

Pada awal Yayasan Ulul Albaab berdiri di tahun 2003, Jumlah Jama’ah Haji

yang diberangkatkan sebanyak 13 orang, kemudian di tahun 2004 jamaah yang

diberangkatkan berjumlah 21 orang. Di tahun 2005 jumlah jama’ah yang berhasil

diberangkatkan melonjak hingga mencapai 90 orang. Lambat laun jama’ah pun terus

mengalami penambahan jumlah, bahkan di tahun 2007 jama’ah haji yang berhasil di

berangkatkan mencapai 172 orang. Namun di tahun 2008 jumlah jama’ah haji yang

diberangkatkan mengalami penurunan menjadi 162 jama’ah. Siklus naik turun jumlah

jama’ah yang diberangkatkan oleh KBIH Ulul Albaab memang sangat lumrah terjadi,

namun dengan kerja sama tim dan manajemen yang baik, jumlah jama’ah yang siap

diberangkatkan pun relatif stabil dan menjurus meningkat, bahkan jumlah calon

jamaah haji sudah mencapai 540 orang yang siap diberangkatan hingga tahun 2015.
39

E. Pembimbing Ibadah

 KH. Lukman Halim

 H. Yana Hadiansyah

 H. Irvan Hilmy

 Hj. Soleha Lukman SAG

F. Fasilitas Pelayanan

- Bimbingan

Sebelum keberangkatan untuk pelaksanaan ibadah haji dan umroh calon

jamaah haji akan mendapatkan bimbingan manasik haji baik secara teori maupun

praktek dari petugas yang berpengalaman dan professional, serta praktek manasik haji

ke asrama haji Pondok Gede Jakarta.2

Memberikan bimbingan dan panduan pada saat melaksanakan ibadah haji dan

umroh oleh petugas yang berpengalaman dan profesional.

- Pendampingan Ziarah

2
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di
kantor Ulul Albaab
40

Mengantarkan jamaah berziarah ketempat-tempat bersejarah di Mekkah,

Madinah, Arafah, Mina dan Lain-lain.

- Transportasi

Menyediakan transportasi khusus untuk rombongan jama’ah haji dan khusus

untuk barang.

- Pakaian dan Kesehatan

Menyediakan pakaian seragam dan memberikan penyuluhan kesehatan sesuai

dengan kondisi di Arab Saudi.

- Umroh

Dilaksankan dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 3x keberangkatan.

Dengan program umroh maulid Nabi Muhammad SAW, program umroh

liburan, dan program umroh ramadhan.

G. Struktur Organisasi

Penasehat : Drs. H. Saleh Asnawi

Dra. Hj. Lutfiah Faqih

Ketua : Drs. H. Yana Hadiansyah

Sekretaris : Hj. Soleha Lukman SAG

Bendahara ; Hj. Saribanun

Pipit Sri Fitriani


41

Umum : Ir. H. Yudi

Bidang Dakwah : H. Irfan Hilmy

Bidang Pendidikan : Hj. Maya Hendriyani

Bidang Sosial : Solahudin

H. Program-program Pembinaan jama’ah KBIH Ulul Albaab

Pembinaan terhadap para pengurus KBIH dilaksanakan cukup intensif oleh

pihak Departemen Agama. KBIH menyadari sebagai mitra pemerintah, KBIH harus

dapat menyerap sebanyak mungkin masukan dan informasi terutama berbagai

kebijakan penyelenggaraan haji yang telah dilakukan pemerintah.

Evaluasi Penyelenggaraan haji selalu dilakukan oleh Kantor Kementerian

Agama setiap tahunnya agar mampu meningkatkan mutu pelayanan bimbingan

ibadah haji terhadap jama’ah dari tahun ke tahun.

KBIH Ulul Albaab berupaya memberikan pelayanan dan program-program

pembinaan terbaik kepada seluruh jama’ah dalam seluruh proses, mulai dari

pendaftaran, bimbingan manasik haji, bimbingan pada saat pelaksanaan ibadah Haji

di Arab Saudi, pemulangan, hingga pembinaan setelah pelaksanaan Ibadah Haji.


42

1. Pembinaan jama’ah di tanah air

Program pembinaan jama’ah haji pada KBIH(Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji) di tanah air berupa bimbingan manasik haji baik teori maupun praktek.

Bimbingan manasik haji ini dilakukan langsung di kantor Yayasan, di Masjid Islamic

Village dan untuk prakteknya di asrama Pondok Gede Jakarta. Bimbingan manasik

haji diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 18x pertemuan, 8 kali pembahasan

fiqih, dan 10 kali pertemuan manasik yang meliputi pra manasik dan manasik / teori.

Pra manasik merupakan kegiatan yang menjelaskan fiqih ibadah yaitu tentang cara

ibadah yang biasa dilakukan di Tanah Suci tetapi jarang dilakukan di Tanah Air,

misalnya : Tayamum, Shalat jenazah, shalat jamak, Qashar dan ibadah lainnya.

Tatacara ibadah ini langsung dipraktekkan sampai jama’ah memahami dan dapat

melakukannya

Manasik teori merupakan kegiatan yang berisi tentang cara memakai pakaian

Ihrom, larangan ketika Ihrom, Thawaf, sa’I, wukuf, lontar jumroh, dan amalan-

amalan lain yang menyangkut pelaksanaan ibadah Haji. Penjelasan teori ini

mengambil dari berbagai sumber dan dipimpin langsung oleh pembimbing KBIH

yaitu tim pembimbing Ulul Albaab, yang bertempat di aula haji Islamic Village

kelapa dua, Tangerang.

Setelah mendapatkan bimbingan manasik haji dalam bentuk teori, jama’ah

pun mendapatkan bimbingan dalam bentuk Praktek lapangan, kegiatan ini mengacu
43

pada keadaan sebenarnya yaitu dengan membuat miniatur Ka’bah, maqom Ibrohim.

Tempat sa’i, jamarot, dan atribut lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan dilapangan

sekitar sekretariat KBIH dan dibimbing langsung oleh : Tim pembimbing Ulul

Albaab. Selain penjelasan teori dan praktek, dilakukan juga diskusi interaktif seputar

kegiatan ibadah haji dan berbagai informasi yang dibutuhkan.3

KBIH Ulul Albaab juga menyediakan buku panduan haji yang dibagikan

kepada calon jamaah sebagai bentuk pelayanan untuk para jama’ah dan

mempermudah para jama’ah dalam memahami pelaksanaan ibadah haji.

Pemberangkatan

KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan

untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik, mental, maupun kesiapan

perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH Ulul Albaab memberikan informasi kepada

jama’ah mengenai : Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab,

nomor rumah, dan pesawat.

Kemudian jamaah berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede, Jakarta

untuk memperoleh kebutuhan dan kelengkapan persyaratan lain sebelum menuju

Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian menuju Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi.

3
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji, KBIH Ulul Albaab tahun 2000 / 2011
44

2. Pembinaan Selama di Makkah dan Madinah

Setelah sampai di Arab Saudi baik di Mekkah ataupun Madinah tidak ada

satupun kegiatan jama’ah yang terlepas dari pengawasan, bimbingan dan pembinaan

oleh pembimbing rombongan dari Ulul Albaab.

Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah haji selama di

Mekkah antara lain : Thawaf Qudum dan umroh, ibadah di masjidil haram,

pemotongan hewan qurban, Ziarah ke jabal tsur, Jabal Nur, jabal Rahmah, dan

ARMINA (ARAFAH-MINA), Umroh sunnah Miqot dan Tan’im, membayar DAM

karena melakukan Haji Tamattu, Tausiyah, Wukuf, melontar Jumroh Ula, Wustho,

dan Aqobah, ceramah agama tentang fathul Mekkah (penakulukan kota Mekkah),

belanja oleh-oleh, Thawaf Wada, dan Tahallul.4

Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah selama di Madinah

antara lain : Sholat Arba’in, Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, pemakaman

baqi’, ziarah ke masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, Taushiah Agama,

berkunjung ke percetakan Al-Qur’an, dan belanja oleh-oleh.

Kemudian apabila seluruh rangkaian kegiatan Haji telah selesai maka jama’ah

akan pulang ke Tanah Air sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh

Pemerintah melalui Kementrian Agama.

4
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji KBIH Ulul Albaab pada tahun 2000 / 2011
45

3. Pembinaan Jama’ah Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji

Setelah seluruh rangkaian kegiatan jama’ah selesai di laksanakan dan

jama’ah pun sudah kembali kepada keluarga masing-masing. KBIH Ulul Albaab pun

merancang berbagai program bagi para alumni untuk merekatkan silaturahmi antara

jama’ah dan pengurus KBIH Ulul Albaab. Dan program-program tersebut adalah :

- Program alumni haji yang mencakup:

1. Pertemuan rutin alumni tergantung alumni tahun pada setiap tahunnya.

2. Kegiatan bakti sosial.

3. Pertemuan alumni akbar setiap tahun pada saat halal bihalal.

- Program Dakwah mencakup :

1. Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam.

2. Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama bagi masing-masing alumni.

- Program Sosial mencakup :

1. Mengadakan kegiatan sunatan massal.

2. Santunan anak yatim sekaligus periksa kesehatan.

3. Mengadakan bazaar murah.

4. Bantuan bencana alam


46

5. Mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) gratis bagi kaum dhuafa

- Program pemberdayaan dana zakat dan wakaf dari para jamaah mencakup:

1. Mengadakan koperasi Ulul Albaab.

2. Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa.

3. Membuka wirausaha bagi masyarakat dalam bidang peternakan ikan. 5

Berbagai program yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada alumni jama’ah

haji, merupakan upaya untuk dapat terus menjalin silaturahim yang baik. Dari

program-program yang diberikan pun dapat dilihat bahwa KBIH Ulul Albaab

memiliki program-program alumni yang variatif di banding KBIH lainnya. Seluruh

dana untuk merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari infaq, zakat,

shodaqoh, dan wakaf dari jama’ah dan alumni jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab. 6

5
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIH Ulul Albaab
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah, pada tanggal 30 mei 2011 di
kantor Ulul Albaab
BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI

PADA KBIH ULUL ALBAAB TANGERANG

A. Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji pada KBIH Ulul Albaab

1. Perencanaan (Planning)

Setiap usaha apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan

efisien apabila sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu

dengan matang. KBIH Ulul Albaab dalam melakukan aktivitas perencanaannya

terhadap pembinaan jama’ah haji menggunakan langkah-langkah kegiatan,

seperti : forecasting, objective, policies, programmes, schedule, procedurs,

budget .1

a. Perkiraan (Forecasting)

Forecasting merupakan suatu prediksi atau peramalan usaha yang

sistematis, yang diharapkan memperoleh sesuatu di masa yang akan datang,

dengan dasar perkiraan dan menggunakan perhitungan yang rasional dan fakta

yang ada.

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa

depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidakpastian kondisi

1
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v, h.50

47
48

internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi keadaan organisasi,

tenaga pelaksana, serta persediaan fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang

diperlukan. Sedangkan kondisi eksternal meliputi lingkungan social (lingkungan

pergaulan), pendidikan (sekolah), keluarga, ekonomi, dan sebagainya.

Dari kondisi internal misalnya tentang tenaga pelaksana : ketika akan

mengadakan pembinaan jama’ah melalui Bimbingan manasik haji. Apabila pada

saat kegiatan pembinaan ternyata Pembina tersebut sibuk dikarenakan suatu hal

yang akhirnya ia tidak dapat melakukan tugas, maka dengan perkiraan dan

perhitungan masa depan (forecasting), Pembina jama’ah di KBIH Ulul Albaab

dapat memberikan alternatif dengan menugaskan petugas lain agar kegiatan

bimbingan manasik haji tersebut dapat dilaksanakan.

Sedangkan kondisi eksternal, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya

bahwa jama’ah haji berasal dari latar belakang yang berbeda seperti kondisi

lingkungan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Melalui forecasting ini

diharapakan kondisi tersebut dapat di antisipasi.

b. Penentuan dan penetapan tujuan (objectives)

Tujuan manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab

adalah :

- Untuk membekali jamaah haji dengan manasik haji secara optimal,

sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.


49

- Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji

maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya

kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang

terorganisir

c. Penentuan Perumusan Sasaran

Penentuan dan perumusan sasaran merupakan hal yang sangat penting,

karena rencana pembinaan jama’ah akan berjalan dengan baik, apabila terlebih

dahulu diketahui apa yang menjadi sasaran dari pembinaan tersebut. Dan yang

menjadi sasaran dari perencanan pembinaan adalah seluruh jama’ah haji di KBIH

Ulul Albaab.

d. Penetapan Kebijakan (policies)

Penetapan kebijakan ini merupakan kebijakan pimpinan dalam rangka

menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi kesempurnaan

ibadah yang dilakukan oleh jama’ah haji. Adapun kebijakan tersebut adalah.

d.1 Fiqih Haji

Merupakan ilmu yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan ibadah haji baik berupa rukun maupun wajib haji.

- Adapun rukun-rukun haji adalah :

a. Ihram (berniat mulai mengerjakan haji atau umroh)


50

b. Wukuf di Arafah (hadir di padang Arafah pada waktu yang ditentukan,

yaitu mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijah sampai

terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijah)

c. Tawaf ifadah (mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca

kalimat talbiyah)2

d. Sa’i, yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah

sebanyak 7 kali

e. Tahalul (mencukur rambut paling sedikit 3 helai)

f. Tertib, yakni mengikuti seluruh rangkaian rukun haji sesuai dengan aturan

yang ditentukan Al-Qur’an dan Hadits.

- Wajib Haji

Wajib Haji adalah ketentuan atau pekerjaan/perbuatan yang bilamana

dilangar ibadah Hajinya tetap syah, tetapi wajib membayar dendam atau

Dam.3

Wajib Haji meliputi :

a. Niat Ihram dari Miqot (tempat yang ditentukan pada masa tertentu)

b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah sesudah tengah malam, di malam hari

raya haji sesudah hadir di padang Arafah.

c. Melontar Jumroh Aqobah pada hari raya haji.

2
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet.ke-3, h 252-253
3
Buku Tuntunan Praktis Ibadah Haji (KBIH Ulul Albaab, Tangerang) h,4
51

d. Melontar tiga jumroh ula, wustha dan aqabah dimana tiap jumroh

dilempar dengan 7 batu kecil. Dan waktu melontar adalah sesudah

tergelincir matahari.

e. Mabit (bermalam) di Mina

f. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah

Haji

g. Tawaf wada.

a. Perjalanan haji dan umroh.

1. Persiapan Keberangkatan

a). Persiapan Mental : bertaubat, banyak dzikir, mohon petunjuk,

bimbingan dan perlindungan Allah SWT, menyelesaikan masalah

yang ada sebelum berangkat, silaturahmi dengan keluarga dan

lingkungan sekitar.

b).Persiapan material : menyiapkan seluruh barang bawaan dan

keperluan secukupnya selama di tanah suci, kemudian menyiapkan

bekal dalam bentuk materi atau uang baik untuk bekal selama di

tanah suci dan juga untuk keluarga yang ditinggalkan

2. Pemberangkatan.

KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum

keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik,

mental, maupun kesiapan perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH

Ulul Albaab memberikan informasi kepada jama’ah mengenai :


52

Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor

rumah, dan pesawat.

Contoh informasi yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab

kepada jama’ah sebelum keberangkatan pada tahun 2010 :

Tanggal keberangkatan : 5 November 2010

Tanggal kepulangan : 17 Desember 2010

Kloter : 41

Maktab : Aziziah Syimaliah

Nomor rumah : 82, 83

Pesawat : GA. 7111

Kemudian pada kesempatan tersebut KBIH Ulul Albaab juga

memberikan informasi lainnya kepada jama’ah, yaitu :

- Koper jama’ah akan dikumpulkan di sekertariat 2 (dua) hari

sebelum keberangkatan

- Jama’ah berkumpul di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village untuk

acara pelepasan sebelum berangkat menuju asrama haji di Pondok

Gede.

- Pakaian seragam nasional dan atribut atau kelengkapan lainnya

- Transportasi dari Masjid “Al-Istighna” Islamic Village menuju

asrama Haji di Pondok Gede dan penjemputan dari cengkareng

disediakan oleh yayasan atau KBIH Ulul Albaab dengan tidak

menambah biaya dari jama’ah.


53

Sebelum menuju Pondok gede, KBIH Ulul Albaab mengadakan acara

pelepasan di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village yang disaksikan oleh keluarga dan

seluruh pihak yang mengantar jama’ah, beserta petugas Kementrian Agama

Kabupaten tangerang (Bpk. H. Heri dan kawan-kawan). Calon jama’ah cukup diantar

oleh keluarga ke tempat pelepasan.

Kemudian pada pukul 14.00 WIB jama’ah dan seluruh pembimbing

berangkat menuju Asrama haji di pondok gede dan sampai pada pukul 16.30 WIB,

selanjutnya jamaah akan melakukan registrasi yang meliputi :

- Surat panggilan masuk asrama haji (SPMA)

- Menunjukkan buku kesehatan

- Menerima kupon konsumsi

- Pembagian kamar pemondokan

- Jama’ah menerima Living Cost SR. 1500

- paspor, dan gelang identitas

Di Bandara kedatangan Tanah Suci

Setelah seluruh jama’ah dan rombongan tiba di terminal

kedatangan Bandara King Abdul Aziz. Jama’ah pria dan wanita berbris

dengan terpisah, kemudian dilakukan pemeriksaan paspor, buku kesehatan,

dan koper besrta barang bawaan jama’ah yang dilakukan oleh imigrasi Arab

Saudi dan koper besar jama’ah diurus porter airport / Karom . Setelah

pemeriksaan Imigrasi, badan dan barang bawaan selesai, jama’ah keluar


54

terminal untuk naik bus sesuai nomor rombongan menuju Maktab

(pemondokkan) di Makkah.

Sebelum meninggalkan bandara jama’ah beserta rombongan

mengambil miqot (niat untuk melaksanakan umroh) di bandara King Abdul

Aziz, sekaligus berihram. Kemudian jama’ah menuju maktab yang sesuai

dengan nomor yang telah ditentukan untuk beristirahat. Selepas beristirahat

jama’ah melakukan orientasi linkungan di sekitar Masjidil Haram. Pada hari

berikutnya jama’ah dipersilahkan untuk beribadah di masjidil Haram dan

selama itu jama’ah tetap berkewajiban untuk berihram dan menaati

peraturan selama berihram.

Ibadah yang dilakukan oleh jama’ah sebelum kegiatan haji

dilakukan adalah : umroh, pembayaran DAM karena menggunakan Haji

Tamattu (Umroh terlebih dahulu baru kemudian Berhaji), pemotongan

hewan Qurban, ziarah ke jabal Tsur, jabal Nur, Jabal Rahmah, Orientasi

ARMINA (Arafah-Mina), dan ceramah agama.

b. Tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umroh

KBIH Ulul Albaab dalam pelaksanaanya memiliih untuk

melakukan ibadah Haji Tamattu, yaitu melaksanakan Umroh terlebih

dahulu kemudian melaksanakan ibadah haji.

- Tata cara ibadah Umroh :

a. Bersuci, dengan melakukan mandi sunnah dan berwudhu


55

b. Ihram, bagi laki-laki, memakai dua helai kain yang tidak berjahit,

dan bagi wanita memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh

kecuali muka dan telapak tangan

c. Melaksanakan sholat sunnah ihram 2 rakaat, dianjurkan surat

sunnah yang dibaca pada rokaat pertama adalah surat Al-kafirun

dan rakaat kedua membaca surat Al-ikhlas

d. Memasuki Masjidil haram dari pintu mana saja sambil membaca

do’a

e. Pada saat melihat ka’bah di sunnahkan untuk terus berdo’a

f. Melakukan Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali

sambil membaca kalimat talbiyah yang dimulai dan di akhiri dari

sudut Hajar Aswad atau Garis Coklat yang terdapat di wilayah

sekitar Ka’bah.

g. Berdo’a di Multadzam (tempat antara sudut Hajar Aswad dengan

pintu Ka’bah), tempat ini merupakan tempat yang makbul untuk

berd’oa

h. Sholat sunnah Thawaf 2 rokaat di Maqam Ibrahim

i. Sholat sunnah 2 rakaat di Hijir Ismail

j. Minum air zam-zam

k. Melaksanakan Sa’I yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju

bukit marwah sebanyak 7 kali yang berakhir di bukit Marwah


56

l. Bercukur atau memotong rambut paling sedikit tiga helai, dan

berarti pula kita telah tahallul, sehingga selesai seluruh rangkaian

ibadah Umroh4

Tata cara ibadah haji :

1. Bersuci, dengan mndi dan berwudhu

2. Berihram

3. Membaca Talbiyah, shalawat dan do’a.

4. Berangkat menuju Arafah sambil terus berdo’a

5. Di arafah pada tanggal 8 Dzulhijah sore sampai tanggal 9 Dzulhijah

pagi, sambil menunggu waktu wukuf dianjurkan untuk terus berdo’a

dan berdzikir

6. Wukuf di Arafah

a. Tanggal 8 Dzulhijah seluruh jama’ah bersiap-siap untuk

diberangkatkan ke padang Arafah

b. Tanggal 9 Dzulhijah sebelum dzuhur seluruh jama’ah sudah

berkumpul kembali ke kemah.

c. Waktu dzuhur, Wukuf di Arafah dimulai.

d. Shalat jama’ qashar (dzuhur dan ashar)

e. Mendengarkan khutbah Wukuf

44
Buku Tuntunan Praktis Ibadah Umroh (KBIH Ulul Albaab) h.6-22
57

f. Berdo’a, berdzikir, mohon ampunan sebanyak-banyaknya

(bersama-sama dan sendiri-sendiri) Menjelang maghrib kegiatan

Wukuf berakhir

g. Shalat jama’ qashar (maghrib dan isya)

h. bersiap-siap menuju Muzdalifah.

7. Mabit di Muzdalifah

a. Seluruh jama’ah berangkat menuju Muzdalifah dengan bus.

b. Sesampainya di Muzdalifah langsung masuk area yang telah

ditetapkan sesuai dengan nomor maktab.

c. Selama di Muzdalifah tetaplah berada dalam rombingan masing-

masing

d. Mabit (bermalam) di Muzdalifah sampai lewat tengah malam

e. Berdo’a dan berdzikir

f. Mengambil batu kerikil untuk melontar jumroh

g. Antri menunggu jemputan untuk menuju Mina

8. Melempar jumroh di Mina

a. Setiba di Mina masuk ke tenda-tenda yang telah disediakan.

b. Pada tanggal 10 Dzulhijah suluruh jama’ah bersiap-siap menuju

jamarat untuk meelempar jumroh Aqobah

c. Bercukur / gunting rambut paling sedikit tiga helai “Tahallul

Awal”, dengan itu semua larangan gugur, kecuali bersetubuh,

Niksh, menikahkan dan meminang.


58

d. Mabit (menginap) di Mina samapai dengan tanggal 12 atau 13

Dzulhijah

e. Pada tanggal 11 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho, ‘Aqobah

f. Pada tanggal 12 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho,

‘Aqobah, bagi yang menginginkan pulang ke Makkah hari ini

dibolehkan, hal ini dinamakan “Naffar Awal”, gabi yang belum

pulang diwajibkan Mabit kembali

g. Pada tanggal 13 Dzulhijah melontar jumroh Ula, Wustho,

‘Aqobah, kemudian pulang ke Makkah , hal ini dinamakan “Naffar

Tsani”, bagi yang belum membayar DAM TAMATTU dapat

melaksanakannya disini, dan bagi yang mampu di anjurkan untuk

berqurban.

h. Kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf ifadah dan sa’i

9. Thawaf ifadah dan sa’i

a. Kegiatan ini merupakan rukun haji

b. Boleh dilaksanakan sebelum atau sesudah melempar jumroh,

namun bagi yang ingin melakukan sebelum melempar jumroh

sebelum maghrib harus kembali ke Mina untuk Mabit. Apabila

tidak memungkinkan sebaiknya thawaf ifadah dan sa’I

dilaksanakan setelah mabit di Mina.

c. Thawaf ifadah dan sa’i ditutup dengan “Tahallul Tsani”


59

d. Thawaf wada’ atau thawaf pamitan, thawaf ini dilakukan pada

saat akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air atau

melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Karena KBIH Ulul Albaab menggunakan pelaksanaan Haji Tamattu,

maka selepas bertahallul seluruh jama’ah beserta rombongan bersiap

menuju Madinah. Selama di Madinah seluruh rombongan akan melakukan

berbagai kegiatan,

Berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh jama’ah dan pembimbing

selama di Madinah, antara lain : ibadah sholat Arba’in, berziarah ke

Makam Nabi Muhammad SAW dan pemakaman Baqi’, berziarah ke

Masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, ceramah Agama, berkunjung ke

percetakan Al-Qur’an, dan jama’ah memiliki waktu untuk berbelanja

kurma. Selepas itu seluruh jama’ah dan pembimbing bersiap untuk

kembali ke tanah air berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh

pemerintah melalui Kementrian Agama.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Adapun langkah-langkah yang diterapkan oleh pimpinan

pembinaan jama’ah haji bagi pelaksana bimbingan di KBIH Ulul

Albaab adalah sebagai berikut :

a. Adanya pembagian kerja, dimana kegitan-kegiatan yang akan

dilakukan oleh para pengurus pembinaan jama’ah ditentukan dan


60

dikelompokkan dalam beberapa Pembina, yang merupakan

kesatuan organisasi.

Sebagai sebuah lembaga yang dikelola secara professional,

masing-masing pengurus memiliki tanggung jawab sesuai dengan

pembagian tugas dan kerjanya.

b. Adanya kebijakan wewenang kepada pimpinan (ketua) untuk

mengambil keputusan.

Setelah KBIH menyusun pembagian kerja, masing-masing

pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Adapun pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

kesepakatan pengurus. Kesepakatan bisa diartikan sebagai mufakat

bulat ataupun melalui voting yang hasilnya merupakan tanggung

jawab bersama.

c. Adanya tugas dan tanggung jawab yang ditekankan pada kejelasan

tugas dan wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh

para pelaksana. Berdasarkan kesanggupan dan kemampuan

masing-masing sesuai dengan jenis pekerjaan

Setiap tahun / akhir tahun anggaran, KBIH Ulul Albaab melakkan

evaluasi internal untuk menilai kinerja masing-masing pengurus, staff dan

kinerja KBIH Ulul Albaab secara keseluruhan.

Agar tujuan KBIH Ulul Albaab dapat tercapai, maka dibentuk

organisasi untuk mengelompokkan dan membagi tugas sesuai dengan


61

kemampuan masing-masing. Maka dalam rangka mencapai tujuan, KBIH

Ulul Albaab membentuk struktur organisasi untuk menjalankan seluruh

kegiatan yang tekah direncanakan.

3. Penggerakan (Actuating)

Setelah rencana kerja dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan

dan posisi-posisi / jabatan-jabatan dalam struktur organisasi telah diisi,

maka langkah berikutnya adalah menggerakkan para pelaksana

pembinaan kepada jama’ah Haji.

Menurut Djati Julitiarsa penggerakan merupakan kegiatan

manajemen untuk membuat orang lain dapat bekerja.pada dasarnya

menggerakan orang lain bukanlah pekerjaan mudah, untuk

menggerakan rencana-rencana yang akan dilaksanakan pimpinan harus

memiliki kemampuan untuk menggerakan orang lain. Kemampuan

atau seni untuk menggerakan orang lain itu disebut dengan

kepemimpinan (leadership).

a. Pembimbingan

Agar suatu kegiatan pembinaan berjalan secara efektif dan

efisien maka ketua regu/rombongan memberikan bimbingan

kepada jama’ah dengan memberikan saran, penjelasan, dan

pengalaman

b. Penjalinan hubungan
62

Demi terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi

pembinaan itu, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau

koordinasi yang baik antara seluruh pengurus KBIH Ulul Albaab

dengan jama’ah. Dalam hal ini KBIH Ulul Albaab telah berupaya

sebaik mungkin, misalnya dengan melalui pertemuan-pertemuan

pada rapat koordinasi antar anggota sehingga tujuan awal dapat

tercapai.

c. Pengembangan dan peningkatan pelaksana bimbingan

Dengan adanya kegiatan pengembangan dan pelaksana

bimbingan diharapkan proses kegiatan pembinaan dapat berjalan

secara efektif dan efisien, sehingga mengalami perbaikan dan

peningkatan kualitas pelaksana bimbingan (pembimbingan) di

setiap tahunnya

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk

mengetahui hasil dari pelaksanaan, baik dari kelebihan maupun

kekurangan, yang kemudian diteruskan sambil dikembangkan apa

yang menjadi kelebihan dan berusaha melakukan perbaikkan serta

mencegah terulangnya kembali kesalahan akibat kekurangan-

kekurangan, agar kegiatan tidak keluar dari apa yang telah

direncanakan dan ditetapkan.


63

Pengawasan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengawasan

langsung dan pengawasan tidak langsung.

a. Pengawasan langsung, yaitu apabila organisasi melakukan

pengawasan dan pemeriksaan langsung pada tempat

pelaksanaan pembinaan

b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pimpinan organisasi

melakukan pemeriksaan pelaksanaan melalui laporan-laporan

yang diterima.5

Dalam kegiatan pengawasan, KBIH menggunakan pengawasan

langsung dengan peninjauan pribadi yaitu ketua organisasi datang

langsung dan melihat sendiri proses pembinaan kepada jama’ah. Dengan

cara demikian pimpinan mengharapkan keterbukaan dan kebenaran dalam

menerima informasi sekaligus pendapat tentang perbaikkan dan

penyempurnaan dari pembimbing atau Pembina dan jama’ah. 6

Pada tahap pemberkasan dokumen, pengawasan oleh ketua dilakukan

secara tak langsung. Akan tetapi pada tahap pembinaan jama’ah haji,

ketua ikut terjun langsung bukan saja dalam mengawasi proses

pembinaan, melainkan juga ikut aktif membina jama’ah. Bahkan Ketua

5
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ketua KBIH Ulul Albaab) pada
tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. H. Yana Herdiansyah (Ketua KBIH Ulul Albaab) pada
tanggal 30 mei 2011 di kantor Ulul Albaab
64

juga ikut mengawal dan memberikan pembinaan secara langsung kepada

jama’ah di tanah suci.

B. ANALISIS MANAJEMEN

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data yang lengkap

melalui wawancara, arsip-arsip dan laporan kegiatan, dan data-data primer

maupun sekunder lainnya, penulis pun melakukan analisis atas kegiatan

manajemen dan program-program pembinaan jama’ah yang telah dilakukan

oleh KBIH Ulul Albaab.

Kegiatan manajemen yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab

merupakan aplikasi atau penerapan dari fungsi manajemen yang terdiri dari

Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating

(penggerakkan), dan controlling (pengawasan). Menurut penulis secara

umum KBIH Ulul Albaab telah melakukan kegiatan manajemen dengan baik

Dimulai dari Planning (perencanaan), menurut penulis, dalam

melakukan perencanaan seluruh pimpinan dan staff betul-betul memikirkan

dan membahas secara detail tentang kebutuhan, jadwal kegiatan,

pendampingan dalam penyelesaian urusan administrasi dan pelaksanaan

bimbingan manasik haji bagi jama’ah haji sehingga seluruh hal wajib dan

sunnah yang harus dilaksanakan dan dibutuhkan oleh jama’ah dapat

terpenuhi.
65

Berikutnya adalah Organizing (pengorganisasian), menurut penulis

dalam melakukan pengorganisasian KBIH Ulul Albaab menerapkan sistem

dan peraturan yang ketat bagi seluruh staf yang terlibat dan termasuk dalam

struktur organisasi. Penentuan pihak-pihak berikut jabatannya tidak dilakukan

secara sembarangan, karena setiap pihak yang telah diberikan amanah

merupakan pihak-pihak yang telah lulus tes dan memang memiliki

kemampuan yang sesuai dengan jabatannya serta mampu bersikap amanah

atas tanggung jawabnya. Menurut penulis tanggung jawab yang dilaksanakan

oleh seluruh pejabat, dimulai dari pejabat tertinggi sampai terbawah dalam

KBIH Ulul Albaab telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik.

Selanjutnya adalah Actuating (penggerakkan) Setelah rencana kerja

dibuat, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi-posisi / jabatan-jabatan

dalam struktur organisasi telah diisi, maka langkah berikutnya adalah

menggerakkan para pelaksana pembinaan kepada jama’ah Haji.

Menurut penulis dalam pelaksanaan penggerakkan di dalam KBIH

Ulul Albaab, ketua memiliki peran yang sangat penting agar kegiatan

penggerakkan ini dapat terlaksana. Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah selaku

ketua ataupun pimpinan pada KBIH Ulul Albaab dituntut memiliki

kemampuan atau senidalam melakukan kepemimpinan (leadership). Penulis

melihat sendiri bagaimana beliau memberikan arahan dan nasihat kepada

selurh staf dengan cara yang sopan dan santun, bahasa sederhana yang mudah
66

dimengerti dan rendah hati, meskipun dengan suara yang tidak terlalu lantang,

namun nasihat yang beliau berikan kepada bawahannya dapat tersampaikan

dengan baik, sehingga efenya dalah seluruh pengurus mampu bekerja secara

maximal, professional,dan amanah. Setelah pemimpin dan staf berkerja secara

maximal, professional dan amanah maka kegiatn pembinaan bagi jama’ah pun

dapat berjalan dengan baik.

Fungsi manajemen yang keempat yang diterapkan oleh KBIH Ulul

Albaab adalah controlling (pengawasan), kegiatan pengawasan ini pun

menjadi tanggung jawab wajib pemimpin KBIH Ulul Albaab yaitu bapak Drs.

H. yana Hadiansyah dengan dibantu seluruh staff, karena tidak mungkin ketua

mampu mengawsi setiap detil yang terjadi pada saat kegiatan pembinaan

berlangsung. Menurut apa yang penulis teliti dan amati, pada saat melakukan

pengawasan, ketua mengguanakan 2 sistem yaitu, pengawasan langsung dan

pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung beliau lakukan pada

seluruh rangkaian kegiatan pembinaan mulai dari manasik, pendampingan

pada saat prosesi ibadah haji berlangsung, dan penerapan program-program

pembinaan jama’ah paska pelaksanaan ibadah haji dengan dibantu staff yang

telah diberikan amanah. Ketuapun melakukan pengawasan tidak langsung

dengan cara memeriksa laporan-laporan yang diberikan oleh bawahannya,

seperti laporan keuangan, data jama’ah dan lain-lainnya.


67

Penulis pun melakukan analisis terhadap program-program pembinaan

jama’ah yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah. Dimulai

dari program pembinaan sebelum pemberangkatan ibadah haji, yaitu melalui

bimbingan manasik haji baik secara teori dan praktek. Pada saat

melaksanakan bimbingan manasik haji KBIH Ulul Albaab menerapkan

standar bimbingan yang telah di tentukan oleh pemerintah, sehingga jama’ah

mendapatkan informasi yang jelas dan akurat untuk melaksanakan ibadah Haji

dengan baik dan maximal, dalam aplikasinya KBIH Ulul Albaab

menghadirkan pembimbing yang berpengalaman dan professioanal, baik

pembimbing dari kantor wilayah Kementerian Agama kabupaten Tangerang

maupun pembimbing dari Ulul Albaab tim. Sehingga penulis memberikan

penilaian yang baik kepada KBIH Ulul Albaab dalam melaksanakan

bimbingan manasik haji bagi jama’ah haji.

Berikutnya adalah program dan kegiatan pembinaan jama’ah yang

diberikan pada saat kegiatn ibadah haji berlangsung. Dalam hal ini program

ataupun fasilitas yang diberikan berupa pendampingan atas seluruh rangkaian

kegiatan haji dan umroh, beserta kegiatan wajib ataupun sunnah sejak awal

tiba di Arab Saudi hingga kembali ke Indonesia. Menurut penulis pembinaan

yang dilakukan berlangsung dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dari

komentar alumni jama’ah haji yang mengaku sangat puas dengan program

dan kegiatan pembinaan jama’ah yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab,
68

sehingga jama’aah haji pada KBIH Ulul Albaab mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun.

Program pembinaan jama’ah yang terakhir penulis analisis adalah

program pembinaan yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah

haji paska atau setelah pelaksanaan prosesi ibadah haji selesai dilaksanakan.

Berbeda dengan KBIH lainnya, KBIH Ulul Albaab memiliki program-

program yang variatif, produktif dan bermanfaat besar bagi masyarakat luas.

Program-program pembinaan alumni jama’ah haji terbagi dalam beberapa

macam, seperti pengajian rutin yang dilakukan di minggu pertama di setiap

bulannya bagi masing-masing angkatan alumni jama’ah haji, kegiatan bakti

sosial bagi masyarakat yang kurang mampu, dan penerapan dengan

pengelolaan beserta penyaluran dana zakat, infaq, dan shodaqoh bagi

masyarakat yang kurang mampu melalui pendirian Sekolah Dasar dengan

tidak memungut biaya apapun dari orang tua, karena sekolah ini memang

betul-betul sekolah bagi masyarakat yang kurang mampu. Penulis

memberikan penilaian yang sangat baik atas program-proram ini, karena

menurut penulis, kemabruran haji seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia

bersikap dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.semoga Allah SWT

memberikan kebarokahan dan kebaikan bagi seluruh pengurus, calon jama’ah,

dan alumni jama’ah KBIH Ulul Albaab, amin ya robbal’alamin.


69

Demikian analisis yang penulis dapat lakukan.atas manajemen dan

program-program pembinaan jama’ah yang diberikan oleh KBIH Ulul

Albaab.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul

“Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul Albaab-Tangerang”

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Manajemen pembinaan jama’ah merupakan proses mengkoordinasi,

mengarahkan, kemudian mengembangkan kemampuan secara

bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji demi terlaksananya cita-cita

ibadah haji. Manajemen pembinaan jama’ah haji pada KBIH Ulul

Albaab dilakukan untuk membantu para jama’ah secara baik sesuai

dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits dalam melaksanakan ibadah

haji. Dimulai dengan proses bimbingan manasik haji baik teori mapun

praktek, pembinaan jama’ah selama prosesi ibadah Haji dan Umroh

berlangsung, hingga pemberian program-program pembinaan alumni

dan program-program lainnya.

KBIH ulul Albaab menggunakan 4 fungsi manajemen dalam

melakukan kegiatan manajemen dan pembinaan terhadap jama’ah,

yang terdiri dari Perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Penggerakkan (Actuating), Pengawasan (Controlling).

70
71

Dalam pelaksanaanya kegiatan pembinaan yang diberikan oleh KBIH

Ulul Albaab kepada jama’ah haji dapat berjalan dengan maximal.

2. KBIH Ulul Albaab memberikan berbagai program pembinaan kepada

jama’ah Haji. Program-program pembinaan jama’ah haji yang

diberikan oleh KBIH KBIH ulul Albaab terbagi dalam 3 bagian, yaitu

program pembinaan selama di tanah air yang terdiri dari bimbingan

Manasik Haji baik berupa teori dan praktek, pengecekkan dan

informasi kesehatan. Selanjutnya, program pembinaan pada saat

pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh, yaitu pendampingan dan

pembinaan jama’ah selama kegiatan ibadah haji dan Umroh

berlangsung hingga seluruh rangkaian kegiatan wajib dan sunnah

selesai dilaksanakan kemudian kembali ke Tanah Air.

Program Pembinaan jama’ah yang terakhir adalah program pembinaan

jama’ah setelah pelaksanaan ibadah haji selesai dilaksanakan dimana

program pembinaan tersebut dilaksanakan di tanah air. Kegiatan dalam

program ini sebagian besar dirancang oleh KBIH Ulul Albaab, namun

jama’ah pun dapat mengusulkan program-program tambahan lainnya

yang mendapat persetujuan dari yayasan atau KBIH Ulul Albaab, dan

program-program tersebut antara lain : Pengajian bulanan pada minggu

pertama bagi tiap angkatan alumni jama’ah haji, mengadakan sekolah

gratis khusus anak yatim dan dhuafa, mengadakan TPA (Taman


72

Pendidikan Al-Qur’an) bagi masyarakat miskin gratis bagi yatim dan

dhu’afa

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul

“Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KBIH Ulul Albaab-

Tangerang” penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut :

1. Koordinasi antar pengurus dengan jama’ah lebih diintensifkan,

agar timbul semangat kekeluargaan sehingga proses pembinaan

dapat berjalan dengan baik dan silaturahimpun dapat terus

terjalin dan mampu menghasilkan hasil kerja yang maximal.

2. Kegiatan ataupun program-program pembinaan jama’ah bisa

lebih di variasikan lagi, agar semakin banyak banyak manfaat

yang bisa di ambil oleh pengurus, jama’ah, dan masyarakat

luas, sehingga misi untuk menebarkan bahwa islam adalah

agama Rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi alam semesta) dapat

tersampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al- Jaziri Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji,

Kurban), (Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177

Arsip Kegiatan Program-Program pembinaan pada KBIH Ulul Albaab

Ayub, Moh e, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta ; Gema Insani press, 1996), h. 128

Buku Panduan Manasik Haji, Departemen Agama RI, 2007, h. 14

Buku Tuntunan Praktis Ibadah Haji (KBIH Ulul Albaab, Tangerang) h,4

Buku Tuntunan praktis ibadah umroh (KBIH Ulul Albaab) h.6-22

BP4 DKI Jakarta, Membina keluarga Saqinah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999),

h.138

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia,( jakarta :

Balai Pustaka, 1997), h.134

Echols, Jhon M, Kamus Inggris-indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), h.375

Fadli, Ahmad HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta : Manhalun Nasayiin Press,

2002) cet. 3, h.30

Halim,Abdul Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2002), h. 84

Handoko, Manajemen Edisi II, h.25

Handoko, T, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta : BPPE, 1991)cet V, h.24

Hasibuan, Melayu SP.. Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta : PT.

Gunung Agung, 1986) cet.II, h. 2


Hilali, Majdi, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), h.

138

HS, Fadli, Organisasi dan Administrasi, h.30

Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan alih bahasa M. Anis Matta, Pengantar

Studi Aqidah Islam, (Jakarta : Robbani Press, 1998 ), cet I, h. 114

Ibrahim Muhammad al jamal, Fiqih Wanita, penerjemah anshori umar sitanggal,

(Semarang : CV. Asy-Syifa, 1986), h. 286

Julitriarsa, Djati & John Suprianto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar,

(Yogyakarta:BPPE, 1998), cet. I, h.34

KH. Nuruddin Shiddiq, LC . Tuntunan Manasik Haji, Jakarta. 1993, h.2

Leslie W dan G.R Terry,. Rue, Dasar-dasar manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara,

1999), h.14

Maftuh Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press,

2008), hal. 45

Manullang, M, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996),

cet.v,h.50

Massie, Joseph L, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 1999), h. 9


Mleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2000), cet. Ke 11, h. 3

Mochtar Effendy, EK, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,

(Jakarta : Bharata Karya Aksara , 1986), h.9

Muchtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press,

1996), cet .I, h.35

Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al Amin Press,

1996), cet .I,h, 43

Muis, A, Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet. Ke-1, h.

180

Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan, Manajemen Haji : Studi kasus dan Telaah

Implementasi Knowledge Workers, (Jakarta : Zikrul Hakim, 2001) cet. I, h.71-

73

Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9

Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9-10

Prisma Creative, Risalah Penyubur Iman, (Jakarta : prisma Creative, 2007)

Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan,

1992), h. 486-487

Rahmat,Jalalludin Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh Analisis

Statistik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24


Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, (bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet.ke-3, h

252-253

Robin, Stephen P, Prilaku Organisasi, (ter : Hediyana Pujaatmika), (jsksrts :

Prenhallindo, 2000), cet.ke-8 jilid ke-1, h.3

Sani, Abdul, Manajemen Organisasi, (Jakarta : Bina Aksara, 1987 ), h.1

Sani, Abdul Manajemen Organisasi. (Jakarta : Bina Aksara, 1987 ) H. 28

Sholeh, Abdul rasyid, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta : bulan bintang, 1993), cet

ke-3, h.46

Syari’ati, Ali Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 m), hal. 1

Thoha, Miftah Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku,

(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet. ke - 5,h.10

Udaya, yusuf dan AM. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen (buku panduan

mahasiswa), (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,1994), cet IV,h.47

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53 dan h.73

Suprianto & Julitriarsa, Manajemen Umum h.35


JAMAAH PADA SAAT BERADA DI TEROWONGAN MINA

JAMAAH PADA SAAT PERSIAPAN PEMBERANGKATAN DI MASJID AL-ISTIGHNA,

ISLAMIC VILLAGE
PEDOMAN WAWANCARA

Hari/ tanggal : Selasa, 31 mei 2011

Narasumber : Drs. H. Yana Hadiansyah

Jabatan : Ketua KBIH Ulul Albaab

1. Bagaimana sejarah berdirinya yayasan atau KBIH Ulul Albaab ?

Jawab:

“Yayasan atau KBIH Ulul Albaab saya dirikan atas ide ataupun inisiatif

sendiri yang terbangun karena seringnya mendengar jama’ah yang sering

mengeluh atas pelayanan,fasilitas dan seringnya dipungut biaya-biaya

tambahan lain yang tidak jama’ah tau rincian jelasnya kemana saja uang

tersebut mengarah. Berawal dari hal tersebut saya berinisiatif untuk

mendirikan sebuah yayasan atau KBIH yang kemudian diberi nama Ulul

Albaab artinya orang-orang yang berfikir. Kendala awal pun muncul ketika

saya harus menebus akte yayasan, karena saya tak punya uang, jadinya saya

membayar akte tersebut dengan kacamata yang saya jual secara berkeliling.

Akhirnya pada tahun 2003 KBIH Ulul Albaab. Akhirnya 11 jama’ah berhasil

kami berangkatkan dan selamat sampai kembali ke tanah air. Namuan pada
tahun 2003 saya belum menjadi pembimbing jama’ah melainkan bapak H.

Irvan Hilmy. Pada tahun 2004 baru saya diberi oleh Allah SWT untuk

menjadi pembimbing sebanyak 20 jamaa’h. Saya pun melakukan

pembimbingan sejak berada di Tanah Air melalui manasik , di Arab Saudi,

sampai akhirnya pulang. Pada tahun 2004 ini KBIH Ulul Albaab mengalami

transisi menuju KBIH yang professional dengan bapak Ir. H. Yudi yang

mengelola seluruh kegiatan manajemen didalamnya sampai dengan saat ini”

2. Siapakah tokoh-tokoh pendiri KBIH Ulul Albaab ?

Jawab :

“Pendiri pertama KBIH Ulul Albaab adalah saya sendiri, yang kemudian di

bantu dengan istri saya (Ibu Hj. Soleha Lukman SAG).”

3. Bagaimana cara ketua membimbing seluruh pengurus di KBIH Ulul Albaab ?

Jawab :

“saya selalu melakukan breafing atau pertemun rutin beserta seluruh pengurus

KBIH Ulul Albaab. Dalam breafing yang saya lakukan, saya menciptakan

nuansa dakwah yang kuat. Dengan memberikan motivasi kepada seluruh

pengurus agar mampu bekerja dengan jujur, penuh etika, sopan santun dan

amanah, sehingga keberkahan insya Allah akan mendekati. Evaluasi pun rutin

dilakukan untuk mengetahui kekurangan atas kegiatan-kegiatan yang telah


dilakukan. Dengan sasaran utama dari breafing itu adalah timbulnya semangat

ruh kebaikan dalam nurani seluruh pengurus”

4. Dalam melakukan pengawasan, ketua melakukan pengawasan secara

langsung atau tidak langsung ?

Jawab :

“saya melakukan pengawasan dengan kedua metode tersebut. Pada saat

kegiatan pembimbingan dan pembinaan jama’ah berlangsung saya selalu ikut

terjun langsung. Misalnya pada saaat pelaksanaan bimbingan manasik haji,

semenjak manasik pertama hingga terakhir saya selalu mendampingi jama’ah,

karena jama’ah mengingkan saya dan Bapak H. Yudi untuk selalu ada di

setiap manasik, sehingga semangat jama’ah pun bertambah. Pengawasan tidak

langsung saya lakukan pada saat memeriksa laporan-laporan yang diberikan

oleh staff, seperti laporan keuangan, operasional dan absensi jama’ah pada

saat melakukan menasik. Dan pengawasan yang menurut saya penting dan

wajib dilakukan adalah pengawasan asset yaitu jama’ah itu sendiri”

5. Strategi pemasaran seperti apa yang dilakukan untuk menarik jama’ah oleh

KBIH ulul Albaab ?

Jawab :

“strategi yang saya lakukan adalah memakmurkan alumni, karena peningkatan

pasar terbaik untuk sebuah KBIH adalah bagaimana alumni mampu


menceritakan pengalaman yang memuaskan kepada saudara, tetangga dan

tetangganya. Saya tidak menggunakan banyak spanduk karena menurut saya

itu mubadzir, hanya 1 spanduk yang kami punya dan itu berada d base camp.

Daripada dana pemasaran saya gunakan untuk membuat spanduk lebih baik

saya undang anak-anak yatim untuk makan kemudian mereka diminta untuk

mendo’akan agar KBIH Ulul Albaab memperoleh keberkahan”

(Drs. H. Yana Hadiansyah)


PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Mei 2011

Narasumber : Ir. H. Yudi

Jabatan : Umum

1. Bagaimana Manajemen pembinaan jama’ah yang dilakukan oleh KBIH Ulul

Albaab ?

Jawab :

“pada dasarnya kami mengunakan 4 pokok fungsi manajemen, yaitu Planning

(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Penggerakkan),

dan Controlling (Pengawasan)”

“planning (perencanaan) dalam proses perencanaan, kami (seluruh pengurus

KBIH Ulul Albaab) melakukan rancangan program dan kegiatan yang harus

dilakukan dan dibutuhkan oleh jama’ah, dalam perencanaan yang pertama,

kami mengupayakan secara maximal untuk membantu jama’ah dalam urusan

administrasi sampai selesai BPIH (bukti pendaftaran), paspor, Pemeriksaan

kesehatan, sampai persiapan manasik, dengan juga melakukan perkiraan atas

apa yang kita lakukan, hal lain yang dilakukan adalah penentuan dan
penetapan tujuan, penentuan perumusan, dan penetapan kebijakan, dimana

seluruhnya berisikan tentang seluruh aktivitas dan kebutuhan jama’ah selama

bimbingan pra dan manasik, pada saat melaksanakan prosesi ibadah haji dan

umroh, serta pasca melaksanakan ibadah haji.”

“dalam pengorganisasian kami menyusun struktur organisasi agar terdapat

kejelasan dan ketepatan pembagian kerja yang disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing dengan telah tersusun pula Standar Operasional

Prosedur (SOP)”

“penggerakkan merupakan aplikasi atas seluruh rangkaian program yang telah

direncanakan di awal dan ini dilakukan oleh seluruh pengurus yang telah di

tentukan tanggung jawab dan tugasnya masing-masing”

“pengawasan dilakukan oleh ketua dalam kegiatan pembinaan, dan ketua pada

KBIH Ulul Albaab yaitu Bapak H. Yana Hadiansyah,, namun tidak semua

kegiatan pengawasannya dilakukan oleh ketua, melainkan seluruh pengurus

juga membantu mengatasi selama kegiatan pembinaan berlangsung”


2. Apa saja program pembinaan jama’aah yang diberikan oleh KBIH Ulul

Albaab kepada jama’ah pada saat sebelum, pelaksanaan, dan paska

menyelesaikan ibadah Haji dan Umroh ?

Jawab :

“program program yang kami berikan kepada jama’ah pra atau sebelum

pelaksanaan ibadah haji adalah, bimbingan manasik haji yang dilakukan

sebanyak 18 pertemuan yang terbagi dalam 8 kali pembahasan Fiqih, dan 10

kali pertemuan yang meliputi pra manasik, manasik teori, dan praktek”

“kemudian, program pembinaan jama’ah pada saat pelaksanaan prosesi ibadah

haji adalah, pendampingan secara menyeluruh oleh tim Pembina dan

pembimbing KBIH Ulul Albaab kepada jama’a sejak pemberangkatan menuju

Arab Saudi hingga pemulangan kembali ke Tanah Air”

“kami (KBIH Ulul ALbaab) juga program-program pembinaan kepada

jama’ah setelah selesai melaksanakan prosesi ibadah haji, dimana mayoritas

program pembinaan, merupakan rancangan dari pengurus Ulul Albaab,

namuan setiap alumni jama’ah bisa mengusulkan program-program baru yang

tetap diawasi oleh KBIH atau yayasan Ulul Albaab, program-program yang

disusun oleh KBIH ull Albaab diantaranya : pertemuan rutin tahunan seluruh

alumni jama’ah haji pada saat halal bihalal, pengajia bulanan yang rutin

dilakukan oleh masing-masing angkatan alumni jama’ah, Peringaatan Hari

Besar Islam (PHBI), koperasi Ulul Albaab, mengadakan sekolah gratis khusus

untuk anak yatim dan dhuafa, serta membuka kegiatan wirausaha yang
dilakukan bersama masyarakat sekitar. Seluruh kegiatan pembinaan jama’ah

ini didanai oleh jama’ah haji dan alumni jama’ah haji Ulul Albaab”

3. Apa peranan KBIH Ulul Albaab dalam kegiatan perhajian Indonesia ?

Jawab :

“kegiatan atau tugas utama KBIH Ulul albaab pada awalnya adalah membantu

pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan bimbingan manasik

baik haji ataupun umroh dan mengantar jama’ah sampai bandara saja, namun

seiring berjalannya waktu dan berkembangnya jumlah jama’ah haji Indonesia,

KBIH ulul Albaab melakukan pembinaan langsung juga selama di Tanah suci

sampai kembali ke Tanah Air”

(Ir. H. Yudi)

Anda mungkin juga menyukai