Anda di halaman 1dari 15

MODUL DAN TUGAS MANDIRI

TEKNOLOGI DASAR
OTOMOTIF
KELAS X TBSM 1 & TBSM 2

GURU PEMBIMBING : M. ARIEF ANDRIANTO,S.Pd

2019/2020

SMK NEGERI 2 EMPAT LAWANG


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Dalam menyikapi penularan wabah virus covid 19 di sekolah kita, maka sekolah
akan mengadakan proses pembelajaran online (Daring) dari tanggal 6 April 2020-25
April 2020. Maka dari itu diharapkan siswa-siswa kelas X TBSM dapat mengerjakan
modul ini sesuai dengan aturan dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Karena
Pentingnya modul ini , siswa wajib menyelesaikan semua modul yang diberikan dengan
tujuan membantu proses kenaikan kelas.
Petunjuk penggunaan modul diantaranya ;
1. Modul dibagi menjadi 3 bagian.
- Pada bagian modul 1 dikerjakan selama 1 minggu (tanggal 6-12 april 2020)
- Pada bagian modul 2 dikerjakan selama 1 minggu (tanggal 13-19 April 2020)
- Pada bagian modul 3 dikerjakan selama tanggal 20-24 April 2020
2. Siswa wajib mencatat BUKAN MERINGKAS di buku masing-masing
(DIKERJAKAN PER INDIVIDU BUKAN KELOMPOK) sesuai dengan modul
(dari modul 1-3)
3. Proses pengumpulan tugas dilaksanakan ketika masuk ke sekolah.
4. Jika siswa tidak mengumpulkan tugas madiri ini, maka akan diberikan sanksi
berupa pemanggilan orang tua/ masuk dalam kriteria tidak naik kelas.

Demikian pernyataan ini dibuat, harapan semoga dapat dikerjakan dan kita
semua bisa berkumpul di sekolah lagi .

Pendopo, 04 April 2020


Guru Mata Pelajaran

M. Arief Andrianto,S.Pd
NIP 19910722 201903 1 008
MODUL 1
Materi 1 : Kelistrikan Sederhana

I. Sifat Listrik :
a. Tidak dapat dilihat.
b. Dapat menyebabkan kejutan
c. Aliran listrik menyerupai aliran air di dalam pipa.
II. Faktor Pembangkit Listrik

 MAGNET:mempunyai kutub Utara


dan Selatan, dan membentuk
medan magnet.

 Coil : merupakan gulungan kawat


konduktor yang mengelilingai inti
besi.

 Motion: gerakan berputar magnet


untuk mengubah-ubah garis medan
magnet, sehingga menimbulkan
listrik.
III. Reaksi dari arus listrik yang mengalir
1. REAKSI PANAS (THERMIS)
Ketika terjadi aliran listrik, aliran tersebut Berlawanan dengan tahanan, sehingga Pada kawat
konduktor akan timbul panas.
Contoh:Penerangan
2. REAKSI MAGNET
Aliran arus di dalam kabel menghasilkan Garis gaya magnet.
Contoh: Motor Listrik
3. REAKSI KIMIA
Saat listrik mengalir di dalam larutan encer Asam Sulfat (H2SO4) dan platina sebagai
Elektroda, aliran akan terurai menjadi Oksigen (O2) dan Hidrogen (H)
Proses ini disebut elektrolisa, yaitu proses Kimia dengan arus listrik.
Contoh : Battery
IV.

V. Arus Listrik, Tegangan dan Tahanan


A. Arus listrik merupakan sejumlah elektron yang mengalir dalam tiap detiknya pada suatu
penghantar. Banyaknya elektron yang mengalir ini ditentukan oleh dorongan yang diberikan pada
elektron-elektron dan kondisi jalan yang akan dilalui elektron-elektron tersebut. Arus listrik
dilambangkan dengan huruf I dan diukur dalam satuan Ampere. Tegangan listrik (voltage) dapat
diyatakan sebagai dorongan atau tenaga untuk memungkinkan terjadinya aliran arus listrik.
Tegangan listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Tegangan listrik searah (direct current /DC)

B. Tegangan listrik bolak-balik (alternating current / AC) Tegangan listrik DC memungkinkan arus
listrik mengalir hanya pada satu arah saja, yaitu dari titik satu ke titik lain dan nilai arus yang
mengalir adalah konstan/tetap. Sedangkan tegangan listrik AC memungkinkan arus listrik mengalir
dengan dua arah, pada tiap-tiap setengah siklusnya. Nilainya akan berubah-ubah secara periodik.

C. Resistansi (tahanan) dapat diartikan sebagai apapun yang menghambat aliran arus listrik dan
mempengaruhi besarnya arus yang dapat mengalir. Pada dasarnya semua material (bahan) adalah
konduktor (penghantar), namun resistansi-lah yang menyebabkan sebagian material dikatakan
isolator, karena memiliki resistansi yang besar dan sebagian lagi disebut konduktor, karena memiliki
resistansi yang kecil.

VI. SIMBOL-SIMBOL KELISTRIKAN


VII. Hukum Ohm (Ohm’s Law)

Hukum Ohm menerangkan hubungan antara tegangan (Voltage), kuat arus (Ampere) dan
resistansi (R). Hubungan antara tegangan (V), kuat arus (I) dan resistansi (R) dapat dirumuskan
sebagai berikut:

V = I. R atau R = atau I =

dimana; V = Tegangan listrik yang diberikan pada sirkuit/rangkaian dalam Volt (V)

I = Arus listrik yang mengalir pada sirkuit dalam Ampere (A)

R = Tahanan pada sirkuit, dalam Ohm (Ω)

Contoh Aplikasi Hukum Ohm pada Sepeda Motor : Hukum Ohm dapat digunakan untuk
menentukan suatu tegangan V, arus I atau tahanan R pada sirkuit/rangkaian kelistrikan, seperti pada
rangkaian lampu penerangan, sistem pengisian, sistem pengapian dan sebagainya. Tegangan, arus
dan tahanan tersebut dapat ditentukan tanpa pengukuran yang aktual, bila diketahui harga dari dua
faktor yang lain.
a. Hukum ini dapat digunakan untuk menentukan besar arus yang mengalir pada
sirkuit/rangkaian bila tegangan V diberikan pada tahanan R.
Rumus Hukum Ohm yang digunakan adalah: I =

b. Hukum ini juga dapat digunakan untuk menghitung tegangan V yang diperlukan agar arus
I mengalir melalui tahanan R.
Rumus Hukum Ohm yang digunakan adalah: V = I x R

VIII. Rangkaian Kelistrikan


Pada satu rangkaian kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor biasanya digabungkan
lebih dari satu tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan listrik mungkin dirangkaikan di dalam
satu rangkaian/sirkuit dengan salah satu diantar tiga metode penyambungan berikut ini:
a. Rangkaian Seri
b. Rangkaian Paralel
A. RANGKAIAN SERI

Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir


selalu sama pada setiap titik/tempat
komponen. Sedangkan tahanan total adalah
sama dengan jumlah dari masing-masing
tahanan R1, R2 dan R3.

Adapun rumus arus listrik, tahanan dan


tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai
berikut:

Itotal = I1 = I2 = I3

Rtotal = R1 + R2 + R3

Vtotal = V1 + V2 + V3

Berdasarkan contoh gambar 3.8 di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan
dapat dihitung sebagai berikut:

Tahanan total Rtotal = R1 + R2 + R3 = 2 Ω + 4 Ω + 6 Ω = 12 Ω

B. RANGKAIAN PARALEL

Pada rangkaian paralel, tegangan sumber


(baterai) V adalah sama pada seluruh tahanan.
Sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan
jumlah arus I1, I2 dan I3 yaitu arus yang
mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2
dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan
dan tegangan pada rangkaian seri adalah
sebagai berikut:

Berdasarkan contoh gambar 3.9 di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan
dapat dihitung sebagai berikut:

Tahanan total Rtotal =

= 1,09 Ohm
XI. PENGHANTAR LISTRIK

X. Diode

Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif (anoda) dan
yang lain adalah negatif (katoda) dan hanya mengijinkan arus mengalir dalam satu arah. Dioda
merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi untuk mengijinkan arus mengalir di dalam
sebuah rangkaian hanya dalarn satu arah (forward bias), yaitu dari anoda ke katoda dan
memblokirnya saat mengalir dalam arah yang berlawanan (reverse bias), hal ini dimungkinkan oleh
karena karakteristik dari silicon, atau wafer di dalam diode. Saat sebuah penghantar/konduktor
tegangan positif di hubungkan ke anoda dan penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda,
arus mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir sebab
pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu diode beraksi sebagai katup satu arah
(check valve) dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah.
XI.

XII.

LATIHAN 1

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar

1. Sebutkan sifat-sifat dari listrik !

2. Apa yang Anda ketahui tentang hukum Ohm ?

3. Tulislah simbol-simbol kelistrikan (minimal 3) !


MODUL 2
MATERI : RANGKAIAN ELEKTRONIKA

I. SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM)

Suatu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam sepeda motor adalah sistem penerangan.
Sistem penerangan sangat diperlukan untuk keselamatan pengendaraan, khususnya di malam hari
dan juga untuk memberi isyarat/tanda pada kendaraan lainnya.

Sistem penerangan pada sepeda motor dibagi menjadi dua fungsi, yaitu;
1) sebagai penerangan (illumination) dan
2) sebagai pemberi isyarat/peringatan (signalling/warning).
Yang termasuk ke dalam fungsi penerangan antara lain:
1. Headlight (lampu kepala/depan)
2. Taillight (lampu belakang),
3. Instrument lights (lampu-lampu instrumen).
Sedangkan yang termasuk ke dalam fungsi pemberi isyarat antara lain;
1. Brake light (lampu rem)
2. Turn signals (lampu sein/tanda belok),
3. Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil)
4. Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling)
5. Charging light (lampu tanda pengisian). Tidak semua sepeda motor dilengkapi
charging light.
6. Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan sistem bahan
bakar tipe injeksi (EFI) , kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu
hazard/tanda bahaya), low fuel
1. Lampu Kepala/Besar (Headlight)

Fungsi lampu kepala adalah untuk menerangi bagian depan dari sepeda motor saat
dijalankan pada malam hari. Selain kabel dan konektor (sambungan), komponen-komponen
sistem lampu kepala antara lain:

a. Saklar lampu (lighting swicth)

Saklar lampu berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Pada umumnya
saklar lampu pada sepeda motor terdapat tiga posisi, yaitu; 1) posisi OFF (posisi lampu
dalam keadaan mati/tidak hidup); 2) posisi 1 (pada posisi ini lampu yang hidup adalah
lampu kota/jarak baik depan maupun belakang), dan 3) posisi 2 (pada posisi ini lampu
yang hidup adalah lampu kepala/besar dan lampu kota.

b. Saklar lampu Kepala (dimmer switch)

Saklar lampu kepala berfungsi untuk memindahkan posisi lampu kepala dari posisi
lampu dekat ke posisi lampu jauh aau sebaliknya. Posisi lampu dekat biasanya digunakan
untuk saat berkendara dalam kota, sedangkan posisi lampu jauh digunakan saat
berkendara ke luar kota selama tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau ada
kendaraan lain dari arah berlawanan namun jaraknya masih cukup jauh dari kita.

c. Bola lampu kepala (beam)

Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu; 1) tipe semi sealed
beam, dan 2) tipe sealed beam. Lampu kepala biasanya menggunakan low filament
beam untuk posisi lampu dekat dan high filament beam untuk posisi lampu jauh.
Penjelasan kapan saatnya menggunakan lampu dekat dan lampu jauh sudah dibahas
pada bagian saklar lampu kepala.

2. Lampu Belakang dan Rem (Tail light dan Brake light)

Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak sepeda motor pada kendaraan lain yang
berada di belakangnya ketika malam hari. Lampu belakang pada umumnya menyala bersama
dengan lampu kecil yang berada di depan. Lampu ini sering disebut dengan lampu kota, bahkan
kadang-kadang disebut lampu senja karena biasanya sudah mulai dinyalakan sebelum hari terlalu
gelap. Untuk bagian depan disebut lampu jarak (clereance light) dan untuk bagian belakang disebut
lampu belakang (tail light).

Sedangkan rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada kendaraan lain agar tidak terjadi
benturan saat kendaraan mengerem. Lampu rem pada sepeda motor biasanya digabung dengan
lampu belakang. Maksudnya dalam satu bola lampu terdapat dua filamen, yaitu untuk lampu
belakang dan lampu rem . Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filament-nya lebih
kecil) untuk lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang (diameter kawat filament-nya
lebih besar) untuk lampu rem.

Komponen-komponen untuk sistem lampu belakang selain kabelkabel dan konektor antara
lain

a. Saklar lampu (lighting switch)

b. Lampu belakang dan dudukannya,


bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu
belakang biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya,
dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya.

Komponen-komponen untuk sistem lampu rem selain kabel-kabel dan konektor antara lain

a. Saklar lampu rem depan (front brake light switch)

Saklar lampu rem depan berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu
rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan).
Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh
karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara
lainnya.

b. Saklar lampu rem belakang (rear brake light switch)

Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu
rem jika pedal rem ditarik (umumnya berada pada dudukan kaki sebelah kanan). Dengan
menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh
karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara
lainnya.

c. Lampu rem dan dudukannya

Bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola
lampu belakang biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu
pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur
yang berada pada dudukannya.

3. Sistem Lampu Sein/Tanda Belok (Turn Signals System)

Semua sepeda motor yang dipasarkan dilengkapi dengan sistem lampu tanda belok. Pada
beberapa model sepeda motor besar, dilengkapi saklar terpisah lampu hazard (tanda bahaya), yaitu
dengan berkedipnya semua lampu sein kiri, kanan, depan dan belakang secara bersamaan.

Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada kendaraan yang ada di
depan, belakang ataupun di sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan
atau pindah jalur. Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu dua pasang lampu, sebuah
flasher/turn signal relay, dan three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah).

Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok mengedip
secara interval/jarak waktu tertentu yaitu antara antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. Terdapat
beberapa tipe flasher, diantaranya; 1) flasher dengan kapasitor, 2) flasher dengan bimetal, dan 3)
flasher dengan transistor

4. Klakson (Horn)

Fungsi klakson adalah untuk memberikan isyarat dengan bunyi atau suara yang
ditimbulkannya. Terdapat beberapa tipe klakson, yaitu; 1) Klakson listrik, 2) klakson udara, dan 3)
klakson hampa udara. Klakson listrik terdiri atas diafragma (diaphragm), lilitan kawat (coil), kontak
platina (contact), dan pemutus (armature).

1. Rangkaian Lampu Rem


2. Rangkaian Lampu Sen

3. Rangkaian Klakson

Latihan 2

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan tepat dan benar !

1. Buatlah Rangkaian kelistrikan pada sepeda motor

a. Lampu Sen

b. Lampu Rem

c. Klakson

MODUL 3
MATERI : Membuat Tespen 12V (Rangkaian Elektronika)

I. Pengertian Tespen
Tespen adalah alat yang di gunakan untuk mengecek atau pun mengetahui
ada tidaknya suatu tegangan listrik. Rangkaian Tespen berbentuk obeng yang
memiliki mata minus (-) berukuran kecil pada bagian ujungnya.
Ujung Test Pen yang yang berbentuk “Minus” dapat dijadikan sebagai Obeng
untuk melonggarkan atau mengetatkan sekrup (screw). Jadi Test Pen pada
dasarnya adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mengecek
apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau tidak. Penghantar
listrik yang dimaksud disini dapat berupa Kabel listrik, Kawat listrik maupun Stop
Kontak listrik.

II. PENGGUNAAN TESPEN

Berikut ini adalah cara penggunaannya tespen 12 V :

1. Ambil Test Pen dan letakkan tespen pada sebuah aki motor.
2. Letakan ujung obeng tespen pada positif baterai dan kabe penghubungl pada
negatif baterai
3. Tempelkan tespen tersebut dan pastikan kondisi mesin dalam keadaan OFF
4. Perhatikan Lampu Indikatornya. Jika Lampu Indikator Menyala maka Kabel listrik
atau penghantar listrik tersebut sedang dialiri arus listrik (terdapat Tegangan)
atau batareai dalam kondisi baik. Jika Lampu Indikator tidak Hidup (OFF) maka
kabel listrik atau penghantar listrik tersebut tidak dialiri arus listrik (tidak terdapat
tegangan di penghantar tersebut) atau kondisi baterai butuh di cas.

III. PEMBUATAN TESPEN


Bahan Yang Diperlukan :

1. Satu Buah Tespen


2. Lampu LED 3 Warna
3. Resistor 1K 2W
4. Kabel Secukupnya
5. Jepitan Buaya
6. Round Clip Kabel

Cara Pemasangan

1. Keluarkan Lampu asli/Bawaan Di Tespen


2. Sambungkan Kabel Positif LED ke Resistor (kawat yang Panjang)
3. Sambukan Kabel Hitam ke Arus Negatif LED (dengan care menekuk kawat negatif
LED ke atas , kawat yang pendek)
4. Masukkan Resistor Bersama Lampu LED ke dalam Tespen dengan Posisi Resistor
yang Paling awal/paling Bawah
5. Sambungkan Jepitan Buaya ke Kabel Negatif
6. SELESAI !!!!

Latihan 3

Kerjakan Soal berikut ini dengan tepat dan benar !

1. Buatlah Jobseet dengan judul Pembuatan Tespen 12Volt 2 warna !

Anda mungkin juga menyukai