Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONSEP DASAR BELAJAR”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : 4 (EMPAT)
1. ALFANI DWI RASMAWATI BANGUN
(1901020010)
2. PUSPITA PUTRI
(1901020126)
3. WIDYA NOVITA SARI
(1901020175)

FAKULTAS : TARBIYAH

PRODI : PAI B

SEMESTER : V (LIMA) REGULER

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

DOSEN : SITI MARYAM TANJUNG, M.Pd.I

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM


ASAHAN-KISARAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Psikologi Pembelajaran dengan judul
”Konsep Dasar Belajar”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kisaran, 5 November 2021


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian dan Tujuan Belajar..................................................................3
B. Hakikat Ciri-ciri Belajar............................................................................5
C. Jenis-jenis Belajar......................................................................................6
D. Akivitas-aktivitas Belajar..........................................................................8
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar..............................................10
F. Proses Belajar dan Tahap-tahap dalam Proses Belajar..............................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua
orang yang berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang
ditimbulkan yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Dari istilah “belajar”, ada juga istilah “pembelajaran”. Pembelajaran yang
dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud agar terjadi
proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal
penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa saja
yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta
didik dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan
(khususnya guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat
memahami proses belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-
macam dan kendala atau hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari belajar dan tujuan dari belajar?
2. Bagaimana ciri-ciri dari belajar?
3. Apa jenis-jenis dari belajar?
4. Apa saja akivitas-aktivitas dalam belajar?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar?
6. Apa itu proses belajar dan bagaimana tahap-tahap dalam proses belajar?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari belajar dan tujuan dari belajar.
2. Untuk memahami apa saja ciri-ciri dari belajar.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari belajar.
4. Untuk memahami akivitas-aktivitas dalam belajar.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar.
6. Untuk memahami pengertian proses belajar dan bagaimana tahap-tahap
dalam proses belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Belajar


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan perilaku.1
Pengertian belajar sendiri sangatlah beragam, mengingat persepsi orang
yang berbeda-beda mengenai pengertian belajar dilihat dari sudut pandang
tertentu namun memiliki kesamaan. Berikut paparan dari beberapa ahli tentang
pengertian belajar. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton
(1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku
pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya. Menurut Ernest R. Hilgard dalam Introduction to
Psychology mengartikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan,
reaksi terhadap lingkungan.2
Menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan
bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of experience
(Cronbach, 1954: 47), yaitu belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
memahami, dan dalam mengalami itu si peserta didik mempergunakan panca
indranya.3
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu karena
adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapi merupakan suatu
sarana untuk mencapai tujuan.

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 27.
2
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hlm. 4.
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 231.

3
Hasil dari proses belajar sendiri adalah bertambahnya ilmu pengetahuan,
adanya penerapan pengetahuan, muncul kemampuan baru pada paserta didik
atau perubahan tingkah laku berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), serta nilai dan sikap (afektif).

2. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman, secara umum dapat dirangkum tiga jenis tujuan belajar
yaitu:
a. Untuk mendapat pengetahuan.
Pengetahuan dan berpikir merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam mengembangkan kemampuan berpikir kita membutuhkan
pengetahuan dan sebaliknya dengan memiliki kemampuan berpikir yang
baik kita akan mempunyai pengetahuan yang banyak. Dengan demikian
guru sebagai pengajar harus mampu memberi interaksi yang baik kepada
siswa dan memberi tugas bacaan. Dengan cara ini, siswa diberi
pengetahuan dan menambah pengetahuannya dengan mencari sendiri,
sehingga hal ini akan mengembangkan pola berpikir dalam rangka
memperkaya pengetahuannya.
b. Penanaman konsep dan pengetahuan.
Dalam penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik itu
keterampilan jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah
keterampilan yang dapat diamati yang menitikberatkan pada
keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar, seperti masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan
keterampilan rohani, yaitu keterampilan yang lebih abstrak yang
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah
atau konsep.
c. Pembentukan sikap.
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal
ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan

4
dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaaran di
dalam dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap mental, prilaku, dan
pribadi anak didik, seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak
dan hati-hati. Guru harus bisa menjadi contoh bagi anak didik dan
memiliki kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan
berpikir.4

B. Hakikat Ciri-Ciri Belajar


Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut Djamarah
adalah sebagai berikut :5
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha
belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat
saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya.
Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.

4
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 26-28.
5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 12-13.

5
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa akan terarah pada tingkah
laku yang ditetapkannya.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar
sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan.

C. Jenis-Jenis Belajar
Ada beberapa jenis kegiatan yang terdapat dalam proses belajar. Kegiatan ini
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek
materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang
diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan
sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam.
Fadilah Suralaga dkk. dalam buku Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif
Islam membedakan jenis belajar menjadi 8, diantaranya:
1. Belajar Abstrak
Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara berfikir
abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk mempelajari hal-hal yang
abstrak ini diperlukan prinsip, konsep dan generalisasi seperti belajar
matematika, kimia, tauhid dan sebagainya.
2. Belajar Keterampilan
Jenis belajar yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik
yakni berhubungan urat-urat saraf dan neuromuscular dengan tujuan untuk
memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan
membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan teratur.
3. Belajar Sosial
Pada dasarnya belajar sosial ini belajar untuk memahami masalah-

6
masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam
memecahkan masalah-msalah lain yang bersifat kemasyarakatan
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah merupakan belajar yang menggunakan
metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan
teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya
adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-
prinsip dan konsep-konsep.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar
kebiasaan, selain menggunakan perintah, suritauladan, dan pengalaman
khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran.
7. Belajar Apresiasi
Belajar aspirasi adalah mempertimbangkan (judgement) arti penting
atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affectiveskill) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu
misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan (Knowledge) ialah belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.6

6
Fadilah Suralaga, Dkk., Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Jakarta:UIN Jkt.
Press, 2005), Cet. I, hlm. 81-83.

7
D. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu
situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka
belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas
belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan kapanpun
memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah, berikut ini
dibahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut :
1. Mendengarkan                        
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang
belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru
menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa
diharuskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.  Tidak dapat
disangkal bahwa aktivitas mendengarkan adalah aktivitas belajar yang
diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan formal persekolahan, ataupun non-formal.
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Dalam pendidikan,
aktivitas memandang terrnasuk dalam kategori aktivitas belajar.
Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas memandang berarti
belajar. Aktivitas memandang dalam arti belajar di sini adalah aktivitas
memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan
perubahan tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan
bukanlah termasuk perbuatan belajar
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas
meraba, membau, dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu
tujuan. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau,
ataupun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua

8
aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku.
4. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dari aktivitas belajar. Tetapi tidak setiap mencatat adalah belajar. Aktivitas
mencatat yang bersifat menurut, menciplak atau mengcopy tidak dapat
dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai
aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari
kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar
catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Membaca di sini tidak
mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid,
jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan belajar.
Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka
membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan.
6. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena
menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau
ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari
kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
Sementara membaca, pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah
(underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali
materi itu di kemudian hari, bila diperlukan.
7. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan-Bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai table-tabel,
diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat
berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian

9
pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan
ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal.
8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis dan sistematis. Metodologis artinya menggunakan
metode¬metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya
menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologis.
9. Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas. Ingatan adalah kemampuan
jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi,
mengenai ingatan tersebut ada tiga fungsi, yaitu: memasukkan,
menyimpan, dan mengangkat kembali ke alam sadar.
10. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang meniadi tahu tentang
hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada
taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang
tinggi.
11. Latihan atau Praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar
sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang
baik untuk memperkuat ingatan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang
diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat
mendukung belajar yang optimal.7

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses atau aktivitas yang disyaratkan oleh banyak sekali hal-
hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut

7
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar..., hlm. 38-39.

10
diantaranya:
1. Faktor Intrinsik, meliputi:
a. Lingkungan (alam dan sosial).
b. Instrumental (kurikulum/bahan pengajaran, guru/pengajar, sarana dan
prasarana, administrasi dan manajemen).
2. Faktor Ekstrinsik, meliputi:
a. Fisiologis (kondisi fisik dan kondisi panca indra).
b. Psikologis (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif).8
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang
belajar. Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan)
c. Faktor kelelahan
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berada di luar peserta didik, terdiri
dari:
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan
latar belakang kehidupan).
b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
c. Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dengan masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).9

8
Rony Setiawan dan Siti Nurhidayah, Psikologi Pendidikan (Malang: Unisma Assessmen
Centre (UAC), 2005), hlm. 42.
9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhnya (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 54.

11
F. Proses Belajar dan Tahap-tahap dalam Proses Belajar
1. Definisi Proses Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang
berarti “berjalan ke depan”. Menurut Chaplin (1927), proses adalah Any
change in any object or organism, particularly a behavioral or
psychologic al change (proses adalah suatu perubahan yang menyangkut
tingkah laku atau kejiwaan). Sedangkan menurut Reber (1988) proses
berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang menimbulkan
beberapa perubahan hingga tercapainya hasil tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa
proses dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri anak. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada
keadaan sebelumnya.
2. Fase-fase dalam Proses Belajar
Karena belajar merupakan aktivitas yang berproses, maka di dalamnya
terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Tahapan tersebut timbul
melalui fase-fase yang saling berhubungan secara berurutan dan
fungsional.
Menurut Jerome S. Brunner, dalam proses pembelajaran, anak
menempuh tiga fase yaitu :
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Seorang anak sedang menerima materi, diantara materi tersebut
terdapat materi yang baru dan berdiri sendiri, ada pula yang
berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam
pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.
b. Fase transformasi (pengubahan materi dalam memori)
Dalam fase ini, informasi yang telah diperoleh dalam fase
sebelumnya dianalisis atau diubah atau ditransformasikan menjadi
bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak dapat
dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.

12
c. Fase evaluasi (penilaian penguasaan materi)
Dalam fase evaluasi, anak menilai sendiri sampai sejauh mana
pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan) dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap
proses belajar selalu berlangsung dalam tiga fase atau tahapan yaitu :
a. Acquisition (tahap perolehan atau penerimaan informasi)
Pada tahap ini, anak mulai menerima informasi sebagai stimulus
dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru. Proses acquisition dalam belajar
merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap
ini mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.
b. Storage (tahap penerimaan informasi)
Pada tahap ini, anak secara otomatis akan mengalami proses
penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika
menjalani proses acquisition.
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Tahap retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental
dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang
tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman,
dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang
dihadapi.10

10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosda Karya,
2010), cet. ke-15, hlm.113-114.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama,
tetapi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan.
2. Tujuan Belajar adalah untuk mendapat pengetahuan, untuk penanaman
konsep dan pengetahuan serta untuk pembentukan sikap.
3. Ciri-ciri dari belajar adalah untuk mengetahui:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
4. Jenis-jenis belajar diantaranya adalah belajar pengetahuan, belajar
apresiasi, belajar kebiasaan, belajar rasional, belajar pemecahan masalah,
belajar sosial, belajar keterampilan, dan belajar abstrak.
5. Bentuk dari aktivitas-aktivitas belajar adalah mendengarkan, memandang,
meraba, membau, dan mencicipi/mengecap, menulis atau mencatat,
membaca, membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi,
mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, menyusun
paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, latihan atau praktek.

B. Saran
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi kita semua umumnya untuk penulis khususnya. Dan segala yang baik
datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami.penyusun sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai
sisi, sehingga kami harapkan saran dan kritinya yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suralaga, Fadilah Dkk. 2005. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam.
Jakarta:UIN Jkt. Press. Cet. I.
Setiawan, Rony dan Siti Nurhidayah. 2005. Psikologi Pendidikan. Malang:
Unisma Assessmen Centre (UAC).
Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhnya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosda Karya. cet. ke-15.

15

Anda mungkin juga menyukai