Konstruksi motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator.Rotor merupakan
bagian berputar dan stator merupakan bagiandiam.Pengaturan putaran dilakukan agar motor juga
dapat dipakai untuk digunakan sebagai penggerak pada bagian yang dimana di bagian yang ada
beberapa hal juga membentuk hal yang dapat dibentuk untuk suatu kesesuaian dengan yang satu
dan juga dapat digantikan suatu dibagian-bagianya yang pada motor induksi yang dimana di
berbagai bagian rotor yang
lebih jelasnya konstruksi dari motor induksi tiga fasa ditunjukkan bagiannya seperti pada
Gambar 1.1 berikut:
1. Gandar, fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin
induksi.
2. Inti stator, terbuat bahan laminasi logam yang disusun berlapis-lapis dari inti
stator.
3. Kumparana stator yang dimana kumparan tersebut kumpulan inti dari motor
induksi.
Gambar dari konstruksi stator dan bentuk stator suatu motor induksi tiga fasa rotor
asangkar yang digunakan ditunjukkan seperti pada Gambar 1.2 berikut:
Gambar 1. 2 Stator
Bentuk apaa ada putaran yang dimana bentuk juga bervariasi antara bagian motor-motor
berputar yaitu motor induksi tiga fasa rotor sangkar dan rotor belitan
1.2.2. Rotor
Rotor merupakan bagian dari mesin induksi yang berputar dan terletak di dalam
motorainduksi danastator. Rotor terdiri dari 2 bagian yaitu rotor sangkar dan rotor belitan.
Padaarotorasangkarajaaterdiriadariasusunanabatangakonduktorayang juga ada di bagian
untuk dibentangkan ke dalam slot-slot yang terdapat pada permukaan rotor dan tiap-tiap
ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan cincin aluminium. Batang rotor dan
cincin ujung sangkar tupai yang kecil merupakan hasil cetakan tembaga atau aluminium
dalam satu lempeng pada inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan seperti kandang tupai
sehingga disebut motor induksi rotor sangkar tupai dan berikut gambar rotor sangkar
tupai yag ditunjuk bagian seperti pada Gambar 1.3 :
Dimana :
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Dimana :
s = slip (%)
n s=kecepatan pada stator (rpm)
nr =kecepatan padarotor (rpm)
1.5 Rangkaian Ekivalen Pada Motor Induksi
Sebuah motor induksi identik dengan sebuah transformator. Oleh sebab itu,
rangkaianaekivalenamotorainduksiamiripadenganasuatuarangkaianaekivalenatrans
form ator. Perbedaannya hanyalah bahwa kumparan rotor dari motor induksi
berputar, yang berfungsi untuk menghasilkan daya mekanik. Rangkaian ekivalen
motor induksi dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana halnya pada
transformator. Semua parameter-parameter rangkaian ekivalen yang akan
dijelaskan berikut mempunyai nilainilai perfasa hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah analisis. Rangkaian ekivalen motor induksi dihasilkan dengan cara
yang sama sebagaimana juga halnya dengan pembentukan rangkaian ekivalen yang
dimana rangkaian ekivalen tersebuit juga digunakan untuk menyederhanakan
bagian dari perhitungan yang digunakan pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar
untuk membentuk dalam perhitungan yang singkat dan juga memiliki persamaan
yang tepat sesuai dengan yang diperlukan saat menganalisis di pakai juga untuk
perhitungan theory halnya pada transformator bahwa kumparan rotor dari motor
induksi dapat juga berputar dan digunakan adanya suatu rangkaian ekivalen untuk
membentuk suatu bagian yang dimana juga akan membentuk bagian yang ada dan
juga kemudian menghasilkan suatu rangkaian motor induksi tiga fasa dan begitu
juga untuk yang lain dan juga rangkaian ekivalen dari motor seperti pada Gambar
1.6 sebagai berikut:
V 1=Tegangan Sumber (V )
Rc =resistansitembaga( ohm)
S E2=tegangan pada bagian rotor ( V ) (S=slip karenategangan dirotor muncul karenaadanyaa induksi tegangan un
S X 2=tegangan pada induktansi pada bagian rotor ( V ) ( S=slip karenategangan dirotor muncul karenaada induksi
2. Rangkaian pembatas (untuk memberikan batasan frekuensi saat tegangan searah lalu level
tegangan dc dengan memberikan periode tertentu).
3. Rangkaian pembentuk harga mutlak (untuk memberikan nilai dari frekuensi yang telah
diatur dengan akurat).
7. Titik A adalah keluaran dari rangkaian integrator yang dimana saat menghasilkan keluaran
pada titik A maka untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang dapat mengganggu
gelombang pada keluaran titik A dapat diatasi dengan memberikan
tegangan arus searah sebagai penetralisir untuk frekuensi yang dapat mengganggu stabilan
gelombangseperti pada Gambar 2.7 berikut: