Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Prinsip Kerja PLTU

3.1.1 Perubahan Energi


PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU
merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3
tahapan, yaitu:
1. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Uap

Boiler Turbin
Bahan bakar Poros GENERATOR Listrik

Gambar 3. 1 Proses konversi energi pada PLTU [3]

14
15

3.1.2 Siklus Fluida


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator.
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan
air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar 3. 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU [4]


16

3.1.3 Siklus Rankine


Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T – s (Temperatur–entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal.
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 3 Diagram T – s Siklus PLTU (Siklus Rankine) [4]

1. a - b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b - c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
Terjadi di LP heater, HP heater dan Economizer.
3. c - d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.
4. d - e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya
menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater
boiler dengan proses isobar.
5. e - f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah
ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f - a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.
17

3.1.4 Siklus Uap

Gambar 3. 4 Siklus uap superheat [4]


A. Siklus Uap Utama (Main Steam System)
Siklus uap utama dalam boiler adalah, uap dari drum boiler dalam kondisi jenuh
dialirkan ke Superheater I (primary SH) dan ke Superheater II (secondary SH)
kemudian ke outlet header untuk selanjutnya disalurkan ke turbin. Apabila temperatur
uap (main steam) melebihi batas temperatur kerjanya, maka desuperheater
menyemprotkan steam bersuhu yang lebih rendah untuk menurunkan temperatur main
steam sehingga sesuai harga yang diinginkan. Desuperheater terletak diantara
Superheater I dan Superheater II. Superheater berfungsi untuk memanaskan uap agar
kandungan energi panas dan kekeringannya bertambah sehingga menjadi uap
superheat (uap panas lanjut). Pemanasan dilakukan dalam dua atau tiga tahap sebagai
pemanasnya adalah gas hasil pembakaran bahan bakar.
18

Generat
or
600M

Gambar 3. 5 Siklus air - uap PLTU dengan Reheater [4]


B. Siklus Uap Panas Ulang (Reheat steam system)
Pada PLTU dengan kapasitas > 100 MW dan mempunyai turbin multi cylinder,
maka uap dari HP turbin dialirkan kembali ke boiler, yaitu ke reheater. Konfigurasi
reheater sama dengan superheater.
Reheater berfungsi untuk memanaskan uap dari HP (High Pressure) turbin agar
kandungan energi panasnya meningkat lagi setelah memutar HP turbin. Uap ini
selanjutnya dialirkan kembali ke IP (Intermediate Pressure) turbin. Pemanasan
diperoleh dari gas buang yang keluar superheater.
19

3.2 Bagian-Bagian Utama PLTU

3.2.1 Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.

Gambar 3. 6 Boiler [4]

3.2.2 Turbin uap


Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh
uap menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros
generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
20

Gambar 3. 7 Turbin Uap [4]

3.2.3 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap
yang telah digunakan untuk memutar turbin).

Gambar 3. 8 Kondensor [4]


21

3.2.4 Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi
listrik.

Gambar 3. 9 Generator [4]

3.2.5 Peralatan Penunjang


Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :
a. Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air tawar dengan metode
penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut
yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit
utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
b. Reverse Osmosis (RO)
Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang
digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat
menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air
tawar seperti pada desalination plant.
c. Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air permukaan/sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air permukaan/air sungai, pre-treatment berfungsi
22

untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air


tersebut.

d. Demineralizer Plant (Unit Demin)


Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air
tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan
di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.

e. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)


Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

f. Chlorination Plant (Unit Chlorin)


Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang
digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water
intake. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada
pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme
laut tersebut.

g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)


Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start
up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)


Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar
muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran
ke bunker unit.

i. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)


Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash)
maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC
23

(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan
abu (ash valley).

3.3 Pengertian Maintenance

3.3.1 Pengertian Preventive Maintenance


Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang pelaksaannya direncankan
lebih dahulu atas dasar pengamatan terhadap suatu peralatan yang dinilai peralatan
tersebut mengalami perubahan kondisi dan dapat menimbulkan kerugian, gangguan
ataupun kerusakan.

3.3.2 Pengertian Corrective Maintenance


Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang sifatnya lebih ke
perbaikan/penggantian material atau penyetelan peralatan akibatnya terjadinya
gangguan yang tidak dikehendaki.

3.4 Pengertian Pompa


Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari suatu pemutar
atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat
memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan, tekanan,
dan ketinggian cairan. Pompa memiliki dua kegunaan utama:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air).
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas yang
melewati mesin-mesin dan peralatan).
24

Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan


hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan berat.
Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang
besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa
maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi
pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang
diinginkan.

3.4.1 Prinsip Kerja Pompa Vertikal


Pompa turbin vertikal juga dikenal sebagai pompa air dalam. Pompa vertikal
adalah aliran campuran, atau pompa sentrifugal vertikal sumbu yang mencakup
tahapan impeler berputar & mangkuk stasioner untuk memproses baling-baling
pemandu. Pompa vertikal digunakan di mana pun tingkat pemompaan air berada di
bawah batas pompa sentrifugal volute. Pompa vertikal ini mahal dan lebih rumit untuk
dipasang dan diperbarui. Perancangan head tekanan terutama tergantung pada panjang
impeller serta kecepatan putarannya. Head tekanan yang dirancang dengan impeller
tunggal tidak bisa menjadi besar. Karena kepala tambahan dapat dicapai dengan
memasukkan panggung tambahan, atau bowl assemblies.
Prinsip kerja pompa vertikal adalah, mereka biasanya bekerja dengan mesin diesel
atau listrik AC motor induksi seluruh sudut drive yang tepat. Bagian terakhir dari
pompa ini dapat dirancang dengan impeller pemintalan minimal. Ini dapat
dihubungkan ke poros melalui air di dalam penampungan. Beberapa impeller dapat
digunakan dengan berbagai konfigurasi di atas poros yang sama untuk menghasilkan
tekanan tinggi. Ini akan diperlukan untuk sumur dalam di permukaan bumi. Pompa
vertikal ini bekerja setiap kali air mengalir melalui pompa di dasar seluruh bel isap dan
bentuknya seperti bagian bel. Setelah itu, ia bergerak ke pendorong tahap utama untuk
meningkatkan kecepatan air. Kemudian air mengalir ke suction segera ke atas impeller,
di mana energi berkecepatan tinggi ini dapat diubah menjadi tekanan tinggi. Jadi
metode ini berlanjut sepanjang fase pompa.
25

Poros berputar di dalam kolom dapat didukung pada interval 3 atau 5 langkah
melalui bushing lengan. Ini ditempatkan di dalam kolom & diminyaki oleh air yang
mengalir melewatinya. Kepala pelepasan pompa akan terletak di permukaan pompa ini
yang memungkinkan aliran air untuk mengubah arah, ke arah pipa pembuangan. Motor
AC dorong tinggi vertikal ditempatkan di bagian atas kepala pelepasan.

3.4.2 Aplikasi Pompa Vertikal


Penggunaan pompa vertikal terutama meliputi yang berikut ini.
3. Pompa vertikal ini terutama digunakan di mana penggunaan pompa
submersible tidak memungkinkan karena alasan seperti aliran air di atas kisaran
pompa atau, pemilik memilih motor biasa yang terletak di puncak pompa.
4. Mereka juga biasa menawarkan air api ke pabrik-pabrik industri.
5. Pompa ini biasanya digunakan di sumur untuk memasok air ke pertanian selain
irigasi.
6. Pompa ini juga dapat digunakan untuk memompa air dari sungai, sumur bor,
dan reservoir.
Laju aliran pompa vertikal ini berkisar antara 50 gpm-30.000 gpm. Pompa
vertikal ini sangat fleksibel karena pompa ini dapat dibangun dengan satu atau banyak
tahapan. Kelebihan dari pompa vertikal adalah salah satu jenis pompa sentrifugal yang
paling umum.
26

3.4.3 Pengertian Raw Water Pump

Gambar 3. 10 Raw Water Pump


Raw Water Pump (RWP) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Sektor Bukit Asam memiliki nama lain yaitu (SEB). Berfungsi untuk memompa air
baku (untreated water) yang ada di dalam raw water tank menuju ke Raw water pump
yang terdapat di pump house PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Sektor
Bukit Asam. Pada pump house ini terdapat 4 buah raw water pump yaitu 2 untuk
cadangan (stand by) dan 2 buah lagi beroperasi. Jenis pompa yang digunakan adalah
pompa vertikal. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sisi hisap raw water pump
terdapat pada bagian paling bawah pompa. Untuk menjamin kontinuitas aliran air ke
sisi hisap (suction) pompa, maka tekanan pada sisi hisap pompa setidaknya harus sama
dengan flow. Di pompa raw water pump terdapat 4 buah impeller yang tersusun ke atas.
14

Anda mungkin juga menyukai