Anda di halaman 1dari 9

PERAN DAN SISTEM PENGENDALIAN

AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi


akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan
dan pengendalian organisasi. Informasi dalam sebuah organisasi merupakan perekat yang
mengikat fungsi-fungsi manajemen dalam sebuah sistem sehingga memungkinkan organisasi
bertindak koheren dan harmonis antar berbagai fungsi.

AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN ORGANISASI

Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi.


Akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk
memfasilitasi perencanaan. Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang.
Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen.
Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tangkat kestabilan
organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi
mengenai kejadian ekonomi yang akan datang diakitkan dengan keadaan ekonomi dan politik
saat ini.
Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler, misalnya
laporan keuangan bulanan, triwulanan, semesteran atau bulanan. Sementara itu organisasi
sektor publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan membutuhkan
informasi yang sifatnya segera. Informasi akuntansi untuk perencanmaan dapat juga
dibedakan berdasarkan cara penyampaiannya. Apakah disampaiakn secara formal atau
informal. Pada organisasi sektor publik, saluran informasi lebih banyak bersifat formal,
sedangkan informal relatif jarang dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena adanya batasan
transparansi dan akunbtabilitas publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik,
sehingga perencanaan tidak dapat dilakukan secara personal atau hanya melibatkan beberapa
orang saja.

1
AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALI ORGANISASI

Pada organisasi bisnis yang sifatnya berorientasi pada laba, maka alat pengendalinya
lebih banyak bertumpu pada mekanisme negoisasi (negotiated bargain), meskipun hal
tersebut bervariasai untuk setiap organisasi dan tingkat manajemen.
Dalam memahami organisasi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi
sebagai alat pengendali organisasi (organization control). Pengendalian keuangan terkait
dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa
organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik. Pengendalian organisasi
diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari tujuan dan strategi
organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih
luas diandingkan pengendalian keuangan. Informasi yang dibutuhkan lebih komplek tidak
sekedar informasi keuangan saja. Sebagai contoh dalam sebuah usulan investasi publik,
informasi yang dibutuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa prediksi aliran kas
dan profitabilitas dari investasi tersebut. Sementara itu untuk tujuan pengendalian organisasi
dibutuhkan informasi yang lebih luas meliputi asapek ekonomi, sosial dan politik dari
investasi yang diajukan.

PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Peran akuntansi manajemen dalam organisasi
sektor publik meliputi :
1. Perencanaan Strategik
Akuntansi manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik, manajemen
organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategik organisasi.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan biaya program
(cost of program) dan biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga manajer dapat
menentukan anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama,
yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality, and service). Untuk dapat
menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah

2
harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Karena sebagian
besar biaya yang terjadi di sektor publik merupakan discretionary costs, maka peran manajer
publik sangat penting dalam mengendalikan biaya.

2. Pemberian Informasi Biaya


Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Biaya input, yaitu sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
2. Biaya output, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
sampai ke tangan pelanggan.
3. Biaya proses, dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya ini sendiri
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Juga berperan untuk
memberikan informasi mengenai pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak
internal (pemerintah) dan pihak eksternal (masyarakat, LSM, DPRD, universitas, dll) untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu :
1. Cost Finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produk/ jasa pelayanan.
2. Cost Recording, meliputi kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi
organisasi.
3. Cost Analyzing, mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan
volume kegiatan.
4. Strategic Cost Management, menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai
value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya
strategik) memiliki karakteristik, yaitu berjangka panjang, berdasarkan kultur
perbaikkan berkelanjutan (continuous improvement) dan berfokus pada pelayanan
masyarakat, manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya, keseriusan manajemen puncak merupakan penentu efektivitas program
pengurangan biaya.
3
5. Cost Reporting, memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan
dalam bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan
yang akan disampaikan kepada pihak eksternal.

3. Penilaian Investasi
Akuntansi manajemen dibutuhkan saat organisasi sektor publik akan melakukan
investasi, yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Akuntansi
manajemen ini sendiri diperlukan dalam penilaian investasi karena untuk dapat menilai
investasi diperlukan identifikasi biaya, resiko, dan manfaat dari suatu investasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen untuk melakukan
penilaian suatu investasi, yaitu tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat resiko dan
ketidakpastian, sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Perbedaan penilaian investasi pada sektor publik dan swasta terletak pada tekniknya.
Pada sector swasta, terdapat beberapa teknik investasi diantaranya Net Present Value (NVP),
Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), dan
sebagainya. Sementara penilaian investasi dalam organisasi sektor publik dilakukan dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis).
4. Penganggaran
Akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses pemilihan program,
penentuan biaya program, dan penganggaran. Akuntansi manajemen membahas tentang
perencanaan dan pengendalian yang sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif.
Tiga fungsi anggaran, yaitu alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, stabilisasi.
Akuntansi manajemen ini perlu didukung dengan manajemen sumber daya manusia
yang handal, sebab akuntansi manajemen hanya merupakan alat manajemen untuk
perencanaan dan pengendalian.
5. Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Services) dan Penentuan Tarif Pelayanan
(Charging for Services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa
pelayanan publik. Penentuan biaya pelayanan dan penentuan tarif pelayanan merupakan satu
rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Contohnya,

4
pemerintah daerah harus dapat menentukan berapa biaya untuk membuat jalur bebas
hambatan yang baik, aman, nyaman, serta berapa biaya operasionalnya. Dengan adanya
informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan
dihilangkan.

6. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan
satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi perencanaa, koordinasi, komunikasi
informasi, pengambilan keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja.

TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventive control) merupakan pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control) merupakan pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat
berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
3. Pengendalian kinerja merupakan pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN


Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

5
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja.
Pusat–Pusat Pertanggungjawaban
1. Pusat Biaya (expense center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi
dikatakan sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya
yang telah digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan). Contohnya yaitu Dinas
Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Departemen Produksi.
2. Pusat Pendapatan (revenue center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya
yaitu Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
3. Pusat Laba (profit center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang
menandingkan input dengan output. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan. Contohnya yaitu BUMN dan BUMD, bandara, pelabuhan.
4. Pusat Investasi (investment center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin.
Contohnya yaitu Departemen Riset, Pengembangan dan Balitbang.

PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Sistem pengendalian manajemen dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan goal
congruence yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal. Goal
congruence ini dipengaruhi faktor pengendalian formal ( sistem pengendalian manajemen,
6
sistem aturan / rules of the game, dan reward & punishment system) dan faktor informal yang
bersifat eksternal (etos kerja dan loyalitas karyawan) sedangkan yang bersifat internal (kultur
organisasi, gaya manajemen, dan gaya komunikasi. Saluran komunikasi formal terdiri dari
aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi :
1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target
(outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi menghasilkan
strategi global (makro) atau disebut corporate level strategy. Salah satu metode penentuan
strategi adalah analilis SWOT (Strength, Weakness, Opportuniy, Threat).
Proses Perumusan Strategi menurut Olsen dan Eadie (1982), yaitu (1) Pernyataan misi
dan tujuan organisasi yang disrumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan
memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai, (2) Analisis
atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-
faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada
saat merumuskan strategi organisasi, (3) Profil internaldan audit sumber daya, yang
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dengan perencanaan strategik, (4) Perumusan, evaluasi,
dan pemilihan strategi, (5) Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Langkah Perumusan Strategi Menurut Bryson (1995), yaitu (1) Memulai dan dan
menyetujui proses perencanaan strategik, (2) Identifikasi apa yang menjadi mandat
organisasi, (3) Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi, (4) Menilai lingkungan eksternal
(peluang dan ancaman), (5) Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan), (6)
Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi, (7) Perumusan strategi untuk me-
manage isu-isu, (8) Menetapkan visi organisasi untuk masa ke depan.
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek
yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya
yang akan dibutuhkan.
Manfaat Perencanaan Strategik Bagi Organisasi, adalah (1) Sebagai sarana untuk
memfasiltasi terciptanya anggaran yang efektif, (2) Sebagai sarana untuk memfokuskan
manajer ada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, (3) Sebagai sarana untuk
memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optima (efektif dan efisien), (4)
Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action), (5) Sebagai
7
sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, (6)
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara
manajer puncak dengan manajer level bawahnya.
Untuk mengubah perencanaan strategik menjadi tindakan nyata perlunya didukung
oleh hal-hal seperti struktur pendukung, baik secara manajerial maupun political will, proses
dan praktik implementasi di lapangan, kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Perlu adanya
restrukturisasi dan reorganisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain
sistem pengendalian manajemen. Prinsip-Prinsip Restrukturisasi, yaitu perubahan struktur
organisasi hendaknya meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif, pimpinan
eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level
bawah, dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merancang strategi, kebijakan dan
otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
3. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen merupakan tahap dominan
yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4. Penilaian Kinerja
Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinarja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Insentif positif bagi pencapaian tujuan
disebut penghargaan (reward) dan insentif negatif jika tujuan tidak dicapai disebut hukuman
(punishment). Reward dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi dan menciptakan
kepuasan bagi setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa finansial (kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan) dan
nonfinansial seperti pshycological reward dan social reward (promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab, dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi
yang lebih baik, dan pengakuan. Orientasi penilaian kinerja lebih diarahkan pada pemberian
penghargaan (reward oriented).

8
Referensi:

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai