Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM STANDAR


PROSES PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Kepada Dosen:

Sopyan Hendaryana, S.Pd., M.Pd

Disusun Kelompok 4, Kelas 3C:

1. Vina Sofia Indriani 205060084


2. Andi Supriatna 205060085
3. Hijrianti Fauziah 205060107
4. Meira Anastuti 205060122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Metode dan Media
Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Sopyan Hendrayana, S.Pd.,
M.Pd. pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sopyan Hendrayana, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pelaksaan pembelajaran membaca dan menulis
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagai suatu makalah yang benar. Oleh karena itu penyusun menerima segala kritikan dan
saran dari semua pihak pendidik, terutama dari dosen pengampu studi Keterampilan Membaca
dan Menulis untuk perbaikan menuju kesempurnaan. Akhirnya penyusun berharap semoga
makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan bagi dunia pendidikan
pada umumnya, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta menjadi amal sholeh.
Aamiin.

Bandung, 4 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .................................................................................................... 1-2
1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Pembelajaran Kontruktivisme ........................................................ 3-4
2.2. Penggunaan Metode Pembelajaran .................................................................... 4-9
2.3. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ......................................................... 10-11
2.4. Pentingnya Media Pembelajaran ...................................................................... 11-13
2.5. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ......................................13
2.6. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran ..................................... 13-14
2.7. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media .....................................................................14
2.8. Sumber Belajar ....................................................................................................15
BAB III KAJIAN TEORI
3.1. Skenario Pembelajaran ..................................................................................... 16-19
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .........................................................................................................20
4.2. Saran ...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, metode atau strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Metode
adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa
memiliki berbagai keunikan dan keberagaman dalam menangkap informasi atau materi yang
diberikan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran. Ada tiga jenis tipe bentuk penerimaan
oleh siswa dalam kaitannya dengan penerimaan informasi atau materi yang diberikan guru.

Pertama, auditif, yaitu siswa yang senang mendengarkan penjelasan dari guru. Untuk tipe
ini tanpa menggunakan media pembelajaran pun siswa tersbut dapat menangkap informasi
atau materi pembelajaran yang disampaikan guru.

Kedua, visual, siswa lebih senang melihat ketimbang mendengarkan. Untuk tipe ini,
siswa akan berakibat kurang optimal menyerap informasi atau materi pelajaran bila guru
hanya menggunakan verbal simbol atau ceramah. Penggunaan media pembelajaran adalah
solusi yang tepat untuk siswa tipe visual ini. Karena dengan media pembelajaran, informasi
yang disampaikan menjadi lebih konkret.

Ketiga, kinestik, yaitu siswa yang lebih senang melakukan (learning by doing). Untuk
tipe penggunaan media pembelajaran dapat memahami keterseparan materi pelajaran yang
diberikan guru, terutama berkenaan dengan demontrasi yang difasilitasi oleh penggunaan
media pembelajaran.

Jadi apabila guru telah melakukan kegiatan pembelajaran hanya menggunakan verbal
symbol atau one way communication, ini berlumlah optimal dalam mencapai kompetensi
yang diharapkan. Hasil penelitian BAVA di Amerika Serikat menegaskan bahwa bila
seorang guru atau tenaga pendidik yang mengajar hanya menggunakan verbal symbol (
ceramah murni), maka materi yang terserap hanya 13% dan itupun tidak akan bertahan lama,

1
2

sementara yang menggunakan multimedia bisa mencapai 64% sampai 84% dan bertahan
lama. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan media sangatlah besar pengaruhnya dalam
meningkatkan perhatian, motivasi, dan peningkatan kualitas pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian media pembelajaran?

2. Apa saja penggunaan metode pembelajaran?

3. Apa saja pemanfaatan media dan sumber belajar?

4. Apa saja klasifikasi dan macam- macam media pembelajaran?

5. Apa saja prinsip- prinsip penggunaan media?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, tujuan makalah ini dipaparkan adalah
sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengertian media pembelajaran

2. Mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran

3. Mendeskripsikan pemanfaatan media dan sumber belajar

4. Mendeskripsikan klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran

5. Mendeskripsikan prinsip- prinsip penggunaan media


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Pembelajaran Kontruksivisme


Perspektif kontruksivisme berakar dari filsafat tertentu tentang manusia dan
pengetahuan. Makna pengetahuan, sifat- sifat pengetahuan dan bagaimana seseorang menjadi
‘tahu’ dan berpengetahuan, menjadi perhatian penting bagi aliran kontruksivisme.
Pengetahuan dibentuk menjadi pemahaman individual melalui interaksi dengan lingkungan
dan orang lain. Dengan demikian, peranan kontribusi siswa terhadap makna, pemahaman,
dan proses belajar melalui kegiatan individual dan sosial menjadi sangat penting (Bruning,
Schraw, dan Ronning, 1999). Dalam perkembangan selanjutnya, pemikiran berbagai ahli
pendidikan seperti Vygotsy, Piaget, dan John Dewey, terjalin menjadi perspektif
kontruksivisme yang mempunyai beragam perwujudan dalam proses pembelajaran.

Pemikir kontruktivist Vygotsy menekankan pentingnya peran kontruksi pengetahuan


sebagai proses sosial dan kebersamaan, sedangkan Piaget beranggapan bahwa faktor
individual lebih penting dari pada faktor sosial (Hoy & Cecil, 2005). Berbagai anggapan ini
tentunya akan mempengaruhi bagaimana caranya membelajarkan siswa.

Perspektif kontruksivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih


menekankan proses dari pada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses
yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar,
hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir
dan skema berpikir seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan
siswa ‘mengontruksi’ atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui
dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki
(Jonassen, 1991). Dengan demikian pemahaman atau pengetahuan dapat dikatakan bersifat
subjektif oleh karena sesuai dengan proses yang digunakan seseoramg untuk mengontruksi
pemahaman tersebut.

3
4

Perkembangan dan perubahan terhadap pemahaman konsep terjadi sesuai


pengalaman dan interaksi dengan pandangan lain yang ditemukan kemudian. Perspektif
kontruktivis ini sering kali diperbandingkan dengan perspektif tradisional objectivis, yang
beranggapan bahwa pengetahuan merupakan suatu objek di luar manusia, yang mempunyai
sifat objektif dengan stuktur tertentu yang jelas. Sebagai konsekuensi dari pandangan ini,
pembelajaran dilakukan lebih bersifat sebagai ‘transfer knowledge’ dari guru kepada siswa.
Dalam hal ini siswa lebih banyak menerima saja apa yang disampaikan guru. Sedangkan
menurut perspektif kontruktivisme, pembelajaran di kelas dilihat sebagai proses ‘kontruksi’
pengetahuan oleh siswa. Perspektif kontruksivisme mengahruskan siswa bersikap aktif.
Dalam proses ini siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru vberdasarkan analisis
dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini.

Dengan demikian pembelajaran perlu disusun berorientasi lebih kepada kebutuhan


dan kondisi siswa, dengan memicu rasa ingin tahu dan keterampilan memecahkan masalah
melalui inquiry learning, reflective learning dan problem- based learning.

2.2 Penggunaan Metode Pembelajaran


Seperti yang telah dikemukakan dimuka, metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah di susun tercapai secara optimal. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran
sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran. Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui


penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instuktur. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan
pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan
5

belajar manakala ada guru yang memberikan materi pembelajaran ceramah, sehingga ada
guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada
proses belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ceramah ini.

a. Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah
dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan- peralatan
yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok- pokoknya oleh guru dalam waktu
yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok- pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok- pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

Disamping beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,


diantaranya :

a. Materi yang dapat dikuasai siswa dengan hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
6

b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya


verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh
proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya
mengandalkan bahsa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya.
Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama,
termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pandangannya.
c. Guru kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi walaupun secara fisik siswa ada
didalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya
proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk,
oleh karena itu gaya beryutut guru tidak menarik.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan


mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demontrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demontrasi peran siswa hanya
sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inquiri. Sebagai suatu metode pembelajarn
demonstrasi memiliki beberapa kelebihan diantarnya:

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
diminta langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebuh menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
7

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dengan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan,


diantaranya:

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan
yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses terntentu,
guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu
yang banyak.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan- bahan, dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu deminstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang mengahadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat
suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mangadu
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertujar pengalamab untuk menentukan keputusan tertentu
secara bersama-sama.

Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip
dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau metode
ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru
tinggal menyampaikannya, maka tidak sedemikian halnya dengan metode diskusi. Pada
metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak terorganisisr sebelumnya serta tidak
8

disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh
siswa sendiri, oleh karena itu tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar,
tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.

Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran.
Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang
mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada
diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang.
Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa
submasalah. Setiap kelompok memecahkan sub- masalah yang disampaikan guru. Proses
diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok. Berikut ada beberapa kelebihan metode
diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar :

a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide- ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :

a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang
memiliki keteranpilan berbicara.
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang- kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan
d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tida
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga tidak
dapat meganggu iklim pembelajaran.
9

4. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-
akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai penyajian pengalaman
belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.

Simulasi dapat digunakan metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses
pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar
bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus
misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih lebih bagus
melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan
penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai suatu metode mengajar,
diantaranya :

a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya
kelak, baik dala kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilanyang diperlukan dalam menghadapi
berbagai situasi sosial yang problematis.
e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam prises pembelajaran.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memegaruhi iswa dalam melakukan
simulasi.
10

2.3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat
berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui
kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat
proses pembelajaran belajaran lebih menarik.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. dalam suatu proses komunikasi


selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen
penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi
pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi.
Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa
dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh
siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang
disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

1. Konsep Dasar Media.

Secara umum media merupakan kata jamak dari " medium ", yang berarti perantara
atau pengantar. Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media
pembelajaran. Rossi dan Breidle (1966 : 3) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Namun demikian, media
bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat memperoleh pengetahuan.

Menurut Gerlach media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio,
slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga
berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya
11

yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa,
atau untuk menambah keterampilan.

2.4 Pentingnya Media Pembelajaran


Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar.
Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku
melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman
tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas
sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, memberikan pengalaman bermain gitar,
mengetik, menjahit, atau mungkin juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau
bahan yang dipelajari, contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi
Borobudur, pengalaman langsung melihat kerbau di sawah, pengalaman langsung melihat
bagaimana kapal terbang mendarat di landasan atau pengalaman langsung mempelajari
benda-benda elektronik dan lain sebagainya.

Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan
secara langsung. untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak
mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada
manusia hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung
ketika memompa darah untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu guru
memerlukan alat bantu seperti film atau foto-foto dan lain sebagainya.

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar


bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan
“kerucut pengalaman” (cone of experience). Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh
Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat
melalui proses pembuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati
dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.
Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman
langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya Semakin
abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka
semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.
12

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

a. Pengalaman tiruan sudah bukan lagi pengalaman langsung sebab objek yang dipelajari
bukan yang asli atau yang sesungguhnya, melainkan benda tiruan yang menyerupai benda
aslinya.
b. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang dipitu pengalaman yang dipoleh
melalui kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan
menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Penglaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan.
d. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu
objek yang ingin dipelajari.
e. Pengalaman melalui pameran, yaitu usaha untuk menunjukan hasil karya.
f. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi
merupakan perantara.
g. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan
rangkaian gambar mati yang doproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
h. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman melalui media ini
sifatnya lebih abstrak.
i. Pengalaman melalui lambang- lambang visual seperti grafik, gambar, dan bagan. Sebagai
alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
siswa.
13

j. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih


asbstrak. Karena siswa lebih memperoleh pengalamannya hanya melalui lisan ataupun
tulisan.

2.5 Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran


Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale menunjukkan bahwa
pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal
ini memungkinkan terjadinya verbalisme, Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata
tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Ini dapat
menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya diusahakan agar
pengalaman siswa menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat
mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.

Pada kenyataannya memberikan pengalaman langsung kepada siswa bukan sesuatu


yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi
kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin
dipelajari secara langsung oleh siswa. Maka secara khusus media pembelajaran memiliki
fungsi dan berperan untuk :

a. menangkap suatu objek atau peristiwa peristiwa tertentu.


b. memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
c. menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

2.6 Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
14

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. yang termasuk ke dalam media ini adalah film Slide, foto transparansi, lukisan,
gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain
sebagainya.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai
ukuran film, Slide suara, dan lain sebagainya.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam :

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
2) Media yang mempunyai daya liput terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide,
film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam :

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya.

2.7 Prinsip - prinsip Penggunaan Media


Agar media pembelajaran benar- benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka
ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya :

a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi
pelajaran memiliki kekhasan dan ke kompleksan.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
15

2.8 Sumber Belajar


Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Berikut ada beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan
oleh guru khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas diantaranya:
a. Manusia sumber, artinya sumber utama dalam proses pembelajaran. Dalam usaha untuk
pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaatkannya dalam setting proses
belajar.
b. Alat dan bahan pengajaran. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunkan untuk
membantu guru, sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung
pesan yang akan disampaikan kepada siswa.
c. Berbagai aktivitas dan kegiatan. Yang dimaksud aktivitas adalah segala perbuatan yang
sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan
diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan lain sebagainya.
d. Lingkungan atau setting, adalah sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar.
Misalnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, kantin sekolah, dan lain
sebagainya.
BAB III

KAJIAN TEORI

3.1 Skenario Pembelajaran

Mata Pelajaran : Bahasan Indonesia & SBDP


Kelas : II Semester 2
Tema : 6 (merawat hewan dan tumbuhan)
Subtema : 1 (hewan disekitarku)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Sekolah : SDN Bahagia Selamanya

A. Kompetensi Inti (KI)


3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


a. Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.7 Mencermati tulisan tegak bersambung 3.7.1 Tulisan tegak bersambung dalam cerita
dalam cerita dengan memperhatikan dengan memperhatikan penggunaan huruf
penggunaan huruf kapital (awal kalimat, kapital (awal kalimat, nama bulan, hari, dan
nama bulan, hari, dan nama orang) serta nama orang) serta mengenal tanda titik pada
mengenal tanda titik pada kalimat berita dan kalimat berita dan tanda tanya pada kalimat
tanda tanya pada kalimat tanya. tanya.

16
17

b. SBDP
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui 3.2.1 Mengenal pola irama sederhana melalui
lagu-lagu anak lagu-lagu anak

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menyanyikan lagu anak, siswa mampu membedakan panjang dan pendek bunyi
pada lagu.
2. Dengan menyanyikan lagu anak, siswa mampu menyuarakan panjang dan pendek bunyi
pada lagu anak.
3. Dengan membaca teks tentang hewan disekitarku, siswa mampu mengidentifikasi
penggunaan huruf kapital pada awal kalimat.
4. Dengan menyalin jawaban, siswa mampu menulis teks dengan huruf tegak bersambung
sesuai dengan aturan penulisan yang tepat.
D. Pendekatan/Model : Kontruksivisme
E. Media : 1. Teks bacaan
2. Vidio Refensi Youtube
F. Langkah- langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan 1. Kelas (zoom) dibuka dengan salam, menanyakan 10 menit
Awal
kabar, dan mengisi kehadiran di google form (link
diberikan di chat zoom)
2. Kelas (zoom) dilanjutkan dengan do’a dipimpin
oleh salah satu seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan do’a.
Selain berdo’a, guru dapat memberikan penguatan
tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
18

Kegiatan Pengantar Tema 150 Menit


Inti
1. Guru mengenalkan judul subtema, yaitu Hewan
di Sekitarku.
2. Siswa diminta untuk mengamati dan mencermati
gambar yang disajikan di Buku Siswa.
3. Siswa diminta membaca teks bersama dengan
bimbingan guru.
4. Siswa menyebutkan jenis- jenis hewan yang
ditemukan dalam gambar.
5. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai
hewan- hewan yang ada di sekitar lingkungan
siswa.
6. Guru mengaitkan kegiatan ini dengan topik yang
akan dibicarakan pada subtema 1

Ayo membaca
1. Siswa mendengarkan teks yang dibacakan oleh
guru. Teks tersebut ditulis dalam huruf tegak
bersambung.
2. Siswa menirukan guru membaca teks yang ditulis
dengan huruf tegak bersambung.
3. Siswa melingkari hurufa kapital yang terdapat di
dalam teks

Ayo berlatih
1. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan sesuai
teks bacaan pada buku siswa. Jawaban ditulis
dengan menggunakan huruf tegak bersambung,
memperhatikan penggunaan huruf kapital pada
awal kalimat.
19

Ayo bernyanyi
1. Guru memperkenalkan lagu ayamku.
2. Guru memberi contoh cara menyanyikan lagu
tersebut.
3. Guru menjelaskan bahwa dalam bernanyi ada
teknik menyuarakan bunyi panjang dan pendek.
Bunyi yang panjang ditandai dengan ____. Bunyi
Pendek dengan
4. Siswa menandai bagian lagu bunyi panjang dan
pendek
Kegiatan 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 15 Menit
Akhir pembelajaran yang telah berlangsung.
a. Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan
hari ini?
b. Apa yang akan dilakukan untuk menghargai
perbedaan sekitar
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini
3. Pemberian Tugas
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yaitu :

Metode pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang


termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada
proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan
implementasi strategi pemebelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat
menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemebelajaran. Dengan
menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan
proses pembelajaran, akan tetapi juga bias membuat proses pembelajaran lebih menarik.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara


profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, dengan adanya metode dan media pembelajran, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

4.2 Saran

Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya materi
dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Chelpee’s blog. (2012, 9 Juli). Metode dan Media Pembelajaran Dalam Standar Proses
Pendidikan. http://celphee-surf.blogspot.com/2012/07/metode-dan-media-pembelajran-
dalam.html?m=1 (diakses pada tanggal 4 oktober 2021)

Maimunah. (2016). Metode Penggunan Media Pembelajaran. Jurnal Al- Afkar, 5(1), 2-3.
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9DuypolphP4IA2itXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEc
G9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1633358634/RO=10/RU=http%3a%2f%2fe
journal.fiaiunisi.ac.id%2findex.php%2fal-
afkar%2farticle%2fdownload%2f107%2f103/RK=2/RS=ADSZGYqSYcbmjxcDFdFXHJ
Am0yc- (diakses pada tanggal 4 oktober 2021)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
Kencana Prenadamedia Group.

Astuti, Irene Maria, J., dan Fransiska Susilawati. 2007. Merawat Hewan dan Tumbuhan, Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Buku Guru SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

21

Anda mungkin juga menyukai