Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI

KELOMPOK 4

Hari/Tanggal : Rabu/13 Oktober 2021

Judul : Konsep Negara Kepulauan dan Permasalahannya

Anggota : Rosalina BR.M. (1601113868)

Afifah Khairani (1901110357)

Shirley Dwi G. (1901111779)

Habil Anripa (1901156316)

Pertanyaan:

1. Fatimah Zahara
Apa keuntungan dan kerugian dari negara kepulauan?
Jawab: Habil Anripa:
 Keuntungan:
- memiliki potensi wisata yang besar
- kurangnya potensi konflik dengan negara lain
- potensi hasil laut yang melimpah
 Kerugian:
- rentan bencana alam yang berasal dari laut
- rentan kenaikan laut yang diakibatkan pemanasan global
- lebih sulit tranportasi antar daerah dan memakan biaya yang besae
2. Zahrin Bunga Syazdwina:
Izin bertanya kelompok penyaji, tadi kelompok penyaji menjelaskan konferensi
hukum laut internasional ini telah diadakan sebanyak tiga kali yaitu tahun 1958,1960
dan 1982 uang salah satunya mengenai konsep negara kepulauan.
Yang ingin saya tanyakan, mengapa negara-negara kepulauan seperti indonesia, fiji
dan filiphina sangat menginginkan konsepsi negara kepulauan itu disepakati dalam
hukum laut internasional?
Jawab: Afifah Khairani:
Konsep negara kepulauan yang diusulkan oleh indonesia, fiji dan filipina
sangat menguntungkan posisi negara kepulauan itu sendiri sebab konsep ini sangat
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor geografi, keamanan, ekonomi dan
politis negara tersebut.
Dengan adanya konsepsi negara kepulauan, indonesia dapat memperoleh
kedaulatan mutlak pada seluruh wilayah nusantara. Konsep ini dapat menjadi benteng
yang kuat untuk negara-negara kepulauan dari negara-negara maju yang ingin
mengambil sumber daya laut negara kepulauan yang umumnya merupakan negara
berkembang.Konsep negara kepulauan ini juga dapat melindungi negara maju dari
eksploitasi sumber daya laut di sekitar perairan negara kepulauan.
Untuk itu, diakuinya konsep ini dapat mempertegas batas-batas wilayah, dan
lalu lintas damai negara kepulauan serta pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya
laut negara kepulauan yang disesuaikan dengan undang-undang nasional dan
ketentuan hukum laut internasional.
3. Ayunda Wimanora:
Izin bertanya kelompok penyaji, apakah yang menjadi dasar keputusan Indonesia
dalam mengusulkan batas laut territorial sejauh 12 mil?
Jawab: Shirley Dwi Gayatri:
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan dengan perbandingan luas
wilayah daratan dengan lautan adalah 3:1. Hampir 70% wilayah Indonesia terdiri atas
lautan. Dahulu, saat zaman pendudukan Belanda wilayah perairan Indonesia
ditetapkan 3 mil atau 5,5 km dihitung dari garis laut saat air sedang surut. Ketentuan
tersebut mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie pada tahun 1939.
Dengan perhitungan tersebut, banyak wilayah laut Indonesia yang bebas di antara
pulau-pulau. Hal ini sangat merugikan Indonesia sebab banyak kapal asing yang
bebas mengambil sumber daya laut di Indonesia. Pada tanggal 13 Desember 1957
pemerintah Indonesia mengambil sikap dengan menetapkan konsep wilayah perairan
laut yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Inti dari deklarasi tersebut adalah laut
serta perairan antarpulau menjadi pemersatu dan penghubung antarpulau, dan batas-
batas wilayah laut diukur sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau terluar. Deklarasi
Djuanda pada akhirnya mendapat pengakuan dunia pada tahun 1982 saat diadakan
Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika.
Karena oleh Deklarasi Djuanda ditentukan bahwa 12 mil laut adalah lebar
Laut Teritorial Indonesia, maka sudah merupakan target Indonesia pula, agar
Konferensi dapat memutuskan bahwa lebar Laut Teritorial adalah 12 mil laut.

Anda mungkin juga menyukai