Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN TRANSDISPLIN TERKAIT UPAYA MITIGASI BENCANA

TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Haeropan Daniko Dwiputra

Departemen Geografi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Indonesia

Manajemen bencana merupakan suatu upaya untuk melakukan pendekatan, strategi,


metode, prosedur, dan penggambaran mengenai tata cara penanggulangan suatu bencana.
Penelitian yang dilakukan secara non-monodisipliner sudah mulai mendapatkan perhatian yang
besar untuk digunakan sebagai solusi dari suatu persoalan (Dewan Riset Nasional, 2006).
Penggunaan berbagai disiplin ilmu pada penelitian yang bersifat non-monodisipliner
(multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner) kerap dilakukan dalam pembuatan
manajemen bencana karena masih terdapat banyak ketimpangan pengetahuan dan penelitian
tentang kebencanaan. Tingkat kerumitan bencana terkadang mengharuskan adanya upaya
pemecahan permasalahan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu (Klein, 2010).
Transdisipliner merupakan suatu usaha untuk membangun sebuah teori baru dari buah
hasil pengembangan keterkaitan dan relevansi antara berbagai disiplin ilmu. Perbedaan yang
nyata antara multidisipliner dan transdisipliner adalah dimana masing-masing disiplin ilmu
yang digunakan pada multidisipliner masih bersifat terlalu tradisional dan terkadang tidak
bisa/sulit untuk berintegrasi satu sama lain. Pada kajian transdisipliner, disiplin ilmu yang
terlibat akan diimplementasikan agar dapat mencapai suatu solusi yang potensial untuk
masalah sosial dan keterlibatan tersebut menciptakan pendekatan holistik.Tujuan utama dari
kajian transdisipliner dinyatakan tercapai keti sains, masyarakat, dan komponen terkait lainnya
berkontribusi pada solusi. Semua dinamika kependudukan berperan dalam mengorganisir
respons terhadap kebutuhan.
Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana yang seringkali terjadi di
Indonesia. Berdasarkan publikasi ‘Statistik Indonesia 2021’ oleh Badan Pusat Statistik
Indonesia, tercatat sebanyak 577 peristiwa bencana tanah longsor terjadi di Indonesia pada
tahun 2020. Jumlah kejadian ini merupakan yang terbanyak nomor 3 di tahun 2020, hanya lebih
sedikit dari peristiwa banjir (1080 kejadian) dan angin puting beliung (880 kejadian). Dari
publikasi tersebut pula diketahui kejadian tanah longsor paling sering terjadi di Provinsi Jawa
Barat dengan jumlah kejadian sebanyak 208 kejadian. Kemudian pada publikasi lainnya,
‘Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2021’, didapatkan bahwa Kabupaten Bogor merupakan
wilayah administrasi kab/kota di Jawa Barat yang sering terkena bencana tanah longsor dengan
total sebanyak 80 kejadian.

Gambar 1. Peta Rawan Longsor Kabupaten Bogor


Sumber : Badan Informasi Geospasial

Kabupaten Bogor merupakan salah satu dari 27 wilayah administrasi kabupaten/kota


yang membawahi Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kota depok di
sebelah utara, Kabupaten Sukabumi di sebelah selatan, Kabupaten Lebak di sebelah barat,
Kabupaten Purwakarta di sebelah timur, Kabupaten Bekasi di sebelah Timur Laut, Kabupaten
Cianjur di sebelah tenggara, dan Kota Bogor di pusat. Sering terjadinya bencana tanah Longsor
di Kabupaten Bogor disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: jenis tanah yang mudah
meloloskan air, banyaknya kemiringan lereng yang curam, dan juga curah hujan yang tinggi.
Perlu dilakukan proses perencanaan dan penanggulangan dini oleh pihak-pihak terkait sebagai
bentuk upaya mitigasi bencana tanah longsor di Kabupaten Bogor.
Pada awal tahun 2020, telah muncul wacana untuk melakukan penanaman tanaman-
tanaman yang bisa diusung sebagai tanaman pencegah erosi di wilayah rawan akan bencana
longsor seperti tanaman vetiver atau akar wangi. Tanaman vetiver dinilai mampu mencegah
erosi karena akar tanamannya yang bisa tumbuh hingga 2 meter dan sangat efektif dalam
mencengkram tanah. Namun tanaman ini justru lebih sering dibudidayakan akarnya sebagai
bahan baku pembuatan minyak atsiri, sebagai bahan dasar wangi-wangian.
Melihat hal tersebut, perlu diadakan zonasi penanaman tanaman vetiver agar waktu
panennya bergantian sehingga populasi tanaman tersebut tetap terjaga untuk menahan
terjadinya erosi. Dalam hal zonasi penanaman tanaman vetiver, perlu melibatkan beberapa ahli
dari beberapa ilmu disiplin yang berbeda. Ilmu disiplin yang turut berkontribusi pada zonasi
tersebut diantaranya berupa disiplin ilmu geologi (morfologi tanah), klimatologi (cuaca),
agriculture science, agribusiness, antropologi dan lainnya. Dengan mengintegrasikan disiplin-
disiplin ilmu tersebut, dapat diketahui teknik budidaya tanaman vetiver, budaya masyarakat
terkait dengan tanaman vetiver, penyuluhan tentang manfaat yang tepat bagi masyarakat
setempat, dan rekayasa teknik dalam hal budidaya tanaman vetiver.
Teknik penanaman tanaman Vetiver di Kabupaten Bogor tentunya sarat akan
pengetahuan lokal dan kearifan lokal. Terkait dengan faktor budaya masyarakat setempat,
mengenai tanaman apa yang sering ditanam oleh masyarakat setempat. Tanaman Vetiver dapat
ditanami berbarengan dengan tanaman tersebut. Sebagai contoh tanaman pohon buah-buahan
dapat ditanam berbarengan dengan tanaman vetiver menggunakan sistem tumpang sari.
Kemudian untuk di kawasan yang datar tanaman vetiver dapat ditanam dengan sistem
monokultur. Kemudian perlu pula dilakukan penyuluhan intensif mengenai penanaman vetiver
agar penanaman tanaman ini dapat terintegrasi pada kebiasaan dan budaya masyarakat
sehingga nantinya masyarakat tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan budidaya
tanaman vetiver.

REFERENSI
Adiyoso, W. (2021). Urgensi Pendekatan Multi dan Inter-Disiplin Ilmu dalam Penanggulangan
Bencana. Bapennas Working Paper. Vol.4(2), 168-177.
Arifin, H. S. (2020). Tanam Vetiver untuk Cegah Longsor, Ini Kata Dosen IPB University.
https://sa.ipb.ac.id/id/berita/tanam-vetiver-untuk-cegah-longsor-ini-kata-dosen-ipb-
university, diakses pada 5 Oktober 2021 pukul 17:55.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2021). Statistik Indonesia 2021. Indonesia : Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat. (2021). Jawa Barat Dalam Angka 2021. Jawa Barat: Badan
Pusat Statistik.

Anda mungkin juga menyukai