3168-Article Text-14478-1-10-20210717
3168-Article Text-14478-1-10-20210717
ABSTRAK
Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Eksistensi kelompok cenderung
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku komunikasi yang pada gilirannya membentuk pengalaman
komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman komunikasi kelompok mulai dari
konformitas, fasilitasi sosial dan polarisasi. Adapun teori yang digunakan adalah Teori FIRO. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9
orang yang merupakan perwakilan dari tiap sub-kelompok yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Jemaat Pniel
Sikumana, Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas terjadi apabila adanya perbedaan status
keanggotaan dalam kelompok. Sementara itu, fasilitasi sosial terjadi karena kelompok hadir sebagai media belajar
untuk memberi motivasi bagi anggota untuk penguatan kapasitas. Pada sisi lain, tidak ditemukan polarisasi dalam
kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana karena kelompok ini ternyata ditemukan lebih berani, kreatif, dan cukup
inovatif menghadapi berbagai tantangan dalam berkelompok.
Kata Kunci : Pengalaman Komunikasi Kelompok, Kelompok Pemuda, Teori Firo, Fenomenologi
ABSTRACT
Groups are an inseparable part of human life. The existence of a group tends to influence a person's behavior
including communication behavior which in turn shapes the communication experience. The purpose of this study
was to determine the communication experience of the group regarding their conformity, social facilitation, and
polarization. The theory used is FIRO Theory. This research is qualitative research with a phenomenological
approach. Informants in this study were 9 people who were representatives of each sub-group as part of the Youth
Group of the Sikumana Pniel Congregation, Kupang. The results showed that conformity occurs when there were
a difference in membership status in the group. Meanwhile, social facilitation occured because the group is present
as a learning medium to motivate members for capacity building. On the other hand, there was no polarization
found in the Pniel Sikumana Youth Congregation group because this group was found to be more courageous,
creative, and quite innovative in facing various challenges in groups.
Keywords : Group Communication Experience, Youth Group, Firo Theory, Phenomenology
Korespondensi : Prischa Cornelia Banunaek. Prodi. Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Nusa
Cendana. Kupang- Jl. Adi Sucipto – Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kode Pos:85141. Email :
prischacorneliabanunaek@gmail.com
159
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170
160
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)
161
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170
162
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)
163
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170
kelompok akhirnya informan terbiasa dan kritikan dari luar kelompok atau dari dalam
menjadi berani. kelompok. Menurut salah satu informan, di
Dari jawaban-jawaban yang penulis dalam kelompok tidak pernah menutup atau
dapati dari informan mengenai perubahan menolak kritik dan saran dari luar
yang terjadi sebelum dan sesudah mereka kelompok. Menurutnya kelompok senang
bergabung dalam kelompok dapat penulis jika ada perbedaan pendapat agar muncul
simpulkan bahwa tekanan atau kohesi ide-ide baru bagi mereka.
dalam kelompok sangat besar hingga Selain itu menurut informan lain, hal
membuat anggotanya dapat mengalami seperti itu tidak ada di dalam kelompok.
perubahan baik dalam hal komunikasi Mereka selalu terbuka dengan siapapun dan
maupun lainnya. perbedaan pendapat merupakan hal biasa
Maka dari itu penulis juga bagi kelompok. Dengan adanya perbedaan
mewawancarai bagaimana cara kelompok pendapat mereka menjadi lebih kritis dan
hadir dan masuk dalam kehidupan para menambah banyak wawasan dalam berpikir
anggotanya dan terjadi perubahan pada para dan mengambil keputusan. Selain itu
anggotanya. Dari hasil wawancara dengan dengan adanya perbedaan pendapat
informan E yang mengatakan bahwa terbukanya peluang yang baru.
anggota kelompok diberikan motivasi untuk Selain pernyataan tersebut penulis juga
lebih berani dan terkadang dipaksa. Dan bertanya mengenai kekurangan kelompok
karena tidak bisa ditolak maka mereka kepada para informan agar penulis
memberanikan diri untuk maju dan mengetahui apakah kelompok mampu
berkembang. Selain itu mereka juga di untuk menjawab kekurangan kelompok
dampingi oleh senior dan dibantu. Maka yang mengartikan bahwa kelompok tidak
dari itu kelompok sangat berpengaruh besar merasa benar sendiri dengan menutupi
bagi informan. kekurangannya. Adapun jawaban dari salah
Aspek ketiga, soal polarisasi. satu informan adalah bahwa kekurangam
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dalam kelompok terletak pada kekompakan
lakukan dengan hamper semua informan pada kelompok gabungan. Menurutnya di
ditemukan bahwa dalam kelompok Pemuda dalam kelompok kecil mereka sangat
Pniel Sikumana tidak menganut konsep kompak. Hal tersebut dikarenakan
groupthink, karena penulis mengajukan komunikasi yang kurang baik antar sub
pertanyaan mengenai apakah para informan kelompok dan anggota sehingga mereka
terbuka pada perbedaan pendapat atau kurang beradaptasi dalam kelompok besar.
164
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)
165
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170
kebutuhan akan kontrol dari para Selain itu dengan masuk di dalam
anggotanya dapat terpenuhi. kelompok ada beberapa hal juga yang
Beberapa penegasan yang disebutkan difasilitasi kelompok yaitu kebutuhan-
oleh para informan mengenai kelompok kebutuhan yang ada seperti kebutuhan
sebagai fasilitasi sosial adalah dalam hal inklusi, kontrol dan afeksi. Kebutuhan-
bersosialisasi dan perkembangan skill yang kebutuhan ini merupakan kebutuhan
ingin disalurkan. Pemuda Jemaat Pniel interpersonal yang ingin dipenuhi dengan
Sikumana mempunyai anggota yang cukup cara berkelompok. Berdasarkan hasil
banyak di mana ada 109 orang dari sub penelitian juga menemukan bahwa jika
kelompok. Setiap bulannya kelompok kebutuhan-kebutuhan interpesonal yang
mengadakan kegiatan ibadah gabungan menjadi tujuan anggota tidak terpenuhi
yang melibatkan semua anggota kelompok maka kemungkinan anggota bertahan di
sehingga terjadi interaksi-interaksi dari dalam kelompok sangat kecil. Dan apabila
setiap anggota yang berasal dari kelompok- kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat
kelompok kecil tersebut. Hal itulah yang dipenuhi maka kemungkinan anggota
membuat para anggota lebih mudah dan bertahan di dalam kelompok sangat besar.
belajar bagaimana bersosialisasi dengan Polarisasi kelompok dapat disebut juga
baik. Selain itu jaringan pertemanan mereka sebagai groupthink oleh Irving Janis.
juga semakin luas sehingga berpengaruh Groupthink merupakan tendensi berlebihan
pada kebutuhan afeksi mereka. Dengan antar anggota kelompok untuk mencari
berinteraksi di dalam kelompok membuka kesamaan (Janis, 1982).
peluang bagi para anggota yang mempunyai Ketika ditanyakan tentang
talenta atau skill agar dapat belajar dari kecenderungan kelompok menghindari
senior atau anggota lain yang mempunyai resiko guna mengurangi perbedaan
talenta yang sama. Sebagaimana pendapat umumnya jawaban informan
ditemukan, kelompok Pemuda Pniel adalah tidak setuju. Informan
Sikumana mempunyai kelompok vocal menginginkan adanya inovasi dalam
group, paduan suara, dan CCA yang rutin kegiatan-kegiatan dan kebijakan atau aturan
melakukan latihan dan jika ada event atau yang akan mereka buat. Malahan, bila tidak
lomba yang selalu mengikutsertakan adanya perbedaan pendapat maka tidak
anggota sehingga potensi dan kemampuan akan ada ide baru dalam kelompok yang
mereka dapat tersalurkan dengan baik. dianggap memupuk keragaman ide dan
pendapat.
166
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)
167
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170
168