Anda di halaman 1dari 10

PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK

(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)

Prischa Cornelia Banunaek1, Liliweri Aloysius2,Yermia Dj. Manafe3


123
Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Nusa Cendana Kupang

ABSTRAK
Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Eksistensi kelompok cenderung
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku komunikasi yang pada gilirannya membentuk pengalaman
komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman komunikasi kelompok mulai dari
konformitas, fasilitasi sosial dan polarisasi. Adapun teori yang digunakan adalah Teori FIRO. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9
orang yang merupakan perwakilan dari tiap sub-kelompok yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Jemaat Pniel
Sikumana, Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas terjadi apabila adanya perbedaan status
keanggotaan dalam kelompok. Sementara itu, fasilitasi sosial terjadi karena kelompok hadir sebagai media belajar
untuk memberi motivasi bagi anggota untuk penguatan kapasitas. Pada sisi lain, tidak ditemukan polarisasi dalam
kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana karena kelompok ini ternyata ditemukan lebih berani, kreatif, dan cukup
inovatif menghadapi berbagai tantangan dalam berkelompok.
Kata Kunci : Pengalaman Komunikasi Kelompok, Kelompok Pemuda, Teori Firo, Fenomenologi

GROUP COMMUNICATION EXPERIENCE


(Phenomenology Study of Youth Group of Pniel Sikumana Congregation)

ABSTRACT
Groups are an inseparable part of human life. The existence of a group tends to influence a person's behavior
including communication behavior which in turn shapes the communication experience. The purpose of this study
was to determine the communication experience of the group regarding their conformity, social facilitation, and
polarization. The theory used is FIRO Theory. This research is qualitative research with a phenomenological
approach. Informants in this study were 9 people who were representatives of each sub-group as part of the Youth
Group of the Sikumana Pniel Congregation, Kupang. The results showed that conformity occurs when there were
a difference in membership status in the group. Meanwhile, social facilitation occured because the group is present
as a learning medium to motivate members for capacity building. On the other hand, there was no polarization
found in the Pniel Sikumana Youth Congregation group because this group was found to be more courageous,
creative, and quite innovative in facing various challenges in groups.
Keywords : Group Communication Experience, Youth Group, Firo Theory, Phenomenology

Korespondensi : Prischa Cornelia Banunaek. Prodi. Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Nusa
Cendana. Kupang- Jl. Adi Sucipto – Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kode Pos:85141. Email :
prischacorneliabanunaek@gmail.com

Komunikasi dalam kelompok adalah yaitu sekolah, lembaga agama, tempat


sebuah bagian kehidupan yang tidak bisa pekerjaan, kelompok-kelompok peminatan
terlepas dari keseharian masyarakat pada tertentu, dan sebagainya.
umumnya. Dimulai dari kelompok utama Kelompok memberi identitas terhadap
atau primer yang paling dekat dengan kita individu, melalui identitas ini setiap
yaitu keluarga, kemudian seiring anggota kelompok secara tidak langsung
bertambahnya usia dan semakin terlibat berhubungan satu sama lain. Melalui
dalam masyarakat muncullah kelompok identitas ini individu melakukan pertukaran
yang lebih besar atau kelompok sekunder, fungsi dengan individu lain dalam

159
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170

kelompok. Pergaulan ini akhirnya proses komunikasi yang melibatkan tiga


menciptakan aturan-aturan yang harus orang atau lebih yang mempunyai tujuan-
ditaati oleh setiap individu dalam kelompok tujuan tertentu untuk diperjuangkan dan
sebagai sebuah kepastian hak dan dicapai bersama.
kewajiban mereka dalam kelompok. Dalam sebuah kelompok, perilaku
Aturan-aturan inilah bentuk lain dari anggota juga terpengaruh dan terbentuk
karakter kelompok yang dapat dibedakan karena interaksi dalam kelompok tersebut.
dengan kelompok lain dalam masyarakat. Dengan kata lain perilaku seseorang dapat
Goldberg menyatakan bahwa dipengaruhi oleh apa yang orang lain
komunikasi kelompok adalah “Group bicarakan ataupun lakukan. Bila dikaitkan
communication is an area of study, dengan komunikasi dalam kelompok maka
research and application that focuses not perilaku individu dapat mempengaruhi
on group process in general, but on the perilaku komunikasi setiap anggota
communication behavior of individuals in kelompok. Selain itu juga tujuan dari
small face to face discussion group” sebuah kelompok dapat memberi perubahan
(Novianti, 2019:26). Dan dapat penulis perilaku para anggota kelompok karena
terjemahkan sebagai berikut, “Komunikasi adanya norma-norma dan aturan-aturan
kelompok adalah suatu bidang studi, yang mengikat.
penelitian dan penerapan yang Dari penjelasan tersebut maka
menitikberatkan, tidak hanya pada proses dapatlah dipahami bahwa sebuah kelompok
kelompok secara umum, tetapi juga pada apapun bentuknya, sangat dipengaruhi oleh
perilaku komunikasi individu-individu pada perilaku anggota-anggotanya. Termasuk
tatap muka kelompok diskusi kecil”. pula di dalamnya perilaku komunikasi yang
Dari definisi komunikasi kelompok membentuk pengalaman komunikasi mulai
tersebut, dapat dipahami bahwa proses tatap dari aspek konformitas, fasilitasi sosial dan
muka dan susunan rencana kerja tertentu polarisasi. Konformitas adalah perubahan
untuk mencapai tujuan kelompok perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
merupakan hakekat dari komunikasi kelompok sebagai akibat tekanan kelompok
kelompok. Sebuah kelompok terbentuk yang riil atau yang dibayangkan (Kiesler
karena adanya kesamaan kepentingan dan dan Kiesler, 1969). Selain itu Wiggins dan
tujuan yang ingin dicapai bersama oleh Zaden (1994) mendefenisikan konformitas
anggota-anggota di dalam kelompok sebagai suatu penyesuaian perilaku
tersebut. Jadi komunikasi kelompok adalah terhadap norma-norma atau standar-standar

160
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)

yang ditentukan orang lain. Ada juga Selanjutnya terdapat anggapan-


pendapat dari Morgan, King dan Robinson anggapan yang kuat bahwa dalam
(1984) yang mendefinisikan konformitas kelompok, individu menjadi kurang berani,
sebagai kecenderungan individu untuk kurang kreatif, dan kurang inovatif.
mengubah pandangan atau perilaku agar Kelompok cenderung untuk menghindari
lebih sesuai dengan norma sosial. risiko yang dimana dikenal dengan
Dari ketiga definisi tersebut dapat polarisasi dalam pengalaman komunikasi
dimengerti bahwa konformitas merupakan kelompok
perilaku atau pandangan yang diubah Ketiga, aspek polarisasi yang
individu agar sesuai dengan perilaku atau mengandung beberapa implikasi yang
pandangan kelompoknya. Pandangan negatif. Pertama, kecenderungan ke arah
kelompok pada dasarnya datang dari suara ekstremisme menyebabkan peserta
mayoritas yang pada akhirnya komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia
menimbulkan perubahan pandangan jika nyata; karena itu, makin besar peluang bagi
ada pandangan yang berbeda dari mereka untuk berbuat kesalahan.
pandangan para mayoritas. Produktivitas kelompok tentu menurun.
Aspek kedua adalah fasilitasi (dari kata Gejala ini disebut Irving Janis sebagai
Prancis facile, artinya mudah) yang groupthink. Groupthink merupakan suatu
menunjukkan kelancaran atau peningkatan penyakit sosial dan mempengaruhi
kualitas kerja karena ditonton kelompok. kelompok yang memperlihatkan perilaku
Kelompok memengaruhi pekerjaan ataupun simptom seperti Over-estimasi
sehingga terasa menjadi lebih mudah. terhadap kelompoknya, pikiran yang
Fasilitasi sosial sebetulnya bukan istilah sempit, dan tekanan akan menjadi sama
yang tepat karena dalam beberapa hal, (seragam).
kehadiran kelompok malah menghambat Berangkat dari uraian-uraian tersebut
pelaksanaan kerja. Istilah ini mungkin tepat maka penelitian ini dinilai mendesak
dipergunakan untuk penelitian-penelitian dengan menggunakan teori FIRO
awal dalam psikologi sosial. Eksperimen (Fundamental Interpersonal Relation
pertama dalam psikologi sosial memang Orientation Behavior), yang dikemukakan
berkenaan dengan fasilitas sosial. Triplett oleh W. C Schutz (1925-2002). Teori FIRO
(1989) menunjukkan bagaimana prestasi menyatakan bahwa manusia berkelompok
anak-anak meningkat bila pekerjaan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
dilakukan di hadapan kelompok. hubungan antarpribadi, yakni ; kebutuhan

161
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170

inklusi (Kebutuhan untuk terlibat dan membangun “pandangan hidup dan


tergabung dalam suatu kelompok), dunianya” (Weltanchauung). Sehingga
kebutuhan kontrol (Kebutuhan akan arahan, sebagai sebuah metodologi, fenomenologi
petunjuk, dan pedoman berperilaku dalam digunakan agar menggapai kebenaran
kelompok), kebutuhan Afeksi (Kebutuhan karena pengalaman milik semua orang.
akan kasih sayang dan perhatian dalam Semua dapat mengajukan pengetahuan-
kelompok). pengetahuan valid dengan dan dalam
Penelitian ini difokuskan pada kajian pengalamannya.
tentang bagaimana perilaku seseorang Subjek penelitian merupakan sumber
dalam kelompok dapat berubah akibat data yang dimintai informasinya sesuai
adanya konformitas, fasilitasi sosial dan dengan masalah penelitian yaitu,
polarisasi dalam kelompok. Selain itu mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di
dengan bantuan teori FIRO, penelitian ini dalam kelompok dan melakukan
juga memfokuskan pada alasan atau faktor wawancara mendalam dengan Pemuda
pendorong minat anggota kelompok untuk Pniel Sikumana. Kriteria narasumber dalam
bergabung yang kemudian membentuk penelitian ini adalah anggota-anggota
pengalaman komunikasi kelompok mereka. kelompok yang masih aktif dalam
Dengan demikian tujuan dari penelitian ini kelompok, terbagi menjadi badan pengurus
adalah untuk mengetahui pengalaman kelompok dan anggota biasa, anggota yang
komunikasi kelompok mulai dari sudah lama bergabung dan yang baru
konformitas, fasilitasi sosial dan polarisasi. bergabung dalam kelompok.
Total narasumber dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN adalah sembilan orang yang merupakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan perwakilan dari tiga kelompok yakni
kualitatif dengan metode fenomenologi. kelompok Ehud, Ebzan dan Elon. Teknik
Fenomenologi adalah metode penelitian pengumpulan data yang digunakan dalam
yang menekankan pada kebermaknaan atas penelitian ini adalah wawancara mendalam.
keberadaan satu fenomena atau objek yang Teknik analis data menggunakan
langsung dialami oleh subjek sebagai model analisis interaktif menurut Miles dan
pembentuk realitas itu sendiri. Dalam Huberman (Miles et al., 2014).
fenomenologi manusia adalah sumber ilmu
pengetahuan. Manusia adalah pencipta
sejarahnya. Manusia adalah dia yang

162
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)

HASIL DAN PEMBAHASAN cenderung diam dan mengikuti keputusan


HASIL PENELITIAN dari ketua pemuda atau pemimpin forum.
Aspek pertama yang diteliti adalah Jika dimintai pendapat barulah sesekali
konformitas. Berdasarkan hasil penelitian berbicara.
ditemukan bahwa ada perbedaan dalam hal Kedua, aspek fasilitasi social. Dalam
konformitas pada kelompok yang tergabung penelitian ini ditemukan bahwa kelompok
pada Pemuda Gereja Pniel Sikumana. Para memberikan pengaruh atau tekanan yang
anggota yang bukan merupakan badan besar bagi anggota kelompok. Selama
pengurus kelompok lebih cenderung pasif penelitian, diperoleh data bahwa dengan
dalam berpendapat dan mengikuti suara adanya kelompok maka kebiasaan dan
mayoritas atau keputusan dari ketua perilaku seseorang dapat berubah begitupun
kelompok. Sedangkan para anggota yang dalam hal komunikasi.
merupakan badan pengurus atau pernah Hal tersebut diperoleh dari jawaban
menjadi badan pengurus, cenderung aktif tiap informan ketika ditanyakan mengenai
dalam berpendapat walaupun mempunyai perubahan apa saja yang dialami semenjak
pandangan yang berbeda dengan lainnya. masuk dan menjadi anggota dalam
Berdasarkan hasil wawancara dari kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana.
salah satu informan yang merupakan badan Berdasarkan komentar informan A,
pengurus kelompok yang mengatakan perubahan terbesar yang terjadi setelah
bahwa jika anggota yang lain sudah masuk di dalam kelompok Pemuda Pniel
memberikan pendapat dan menyampaikan Sikumana adalah menjadi lebih berani
dengan baik maka ia akan menerima dan untuk mencoba hal-hal baru dan terlebih
setuju. Tetapi jika pendapat tidak sesuai dan penting berani dalam menyampaikan
belum berpendapat maka ia akan bersuara. pendapat.
Secara garis besar informan mengatakan Kemudian penulis juga melakukan
bahwa ia aktif dalam berpendapat di dalam wawancara kepada informan B
kelompok. hal tersebut juga dikarenakan menggunakan pertanyaan yang sama.
sebagai badan pengurus mereka Menurutnya sebelum masuk di dalam
mempunyai tanggung jawab agar kelompok ia tidak terbiasa berada dalam
merangkul, memimpin dan membimbing kerumunan atau berinteraksi dengan orang-
anggota yang lain. Sebagaimana orang. Hal tersebut mengakibatkan
disampaikan oleh informan C, D dan F yang informan tidak berani tampil di depan
bukan badan pengurus bahwa mereka lebih banyak orang. Setelah masuk di dalam

163
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170

kelompok akhirnya informan terbiasa dan kritikan dari luar kelompok atau dari dalam
menjadi berani. kelompok. Menurut salah satu informan, di
Dari jawaban-jawaban yang penulis dalam kelompok tidak pernah menutup atau
dapati dari informan mengenai perubahan menolak kritik dan saran dari luar
yang terjadi sebelum dan sesudah mereka kelompok. Menurutnya kelompok senang
bergabung dalam kelompok dapat penulis jika ada perbedaan pendapat agar muncul
simpulkan bahwa tekanan atau kohesi ide-ide baru bagi mereka.
dalam kelompok sangat besar hingga Selain itu menurut informan lain, hal
membuat anggotanya dapat mengalami seperti itu tidak ada di dalam kelompok.
perubahan baik dalam hal komunikasi Mereka selalu terbuka dengan siapapun dan
maupun lainnya. perbedaan pendapat merupakan hal biasa
Maka dari itu penulis juga bagi kelompok. Dengan adanya perbedaan
mewawancarai bagaimana cara kelompok pendapat mereka menjadi lebih kritis dan
hadir dan masuk dalam kehidupan para menambah banyak wawasan dalam berpikir
anggotanya dan terjadi perubahan pada para dan mengambil keputusan. Selain itu
anggotanya. Dari hasil wawancara dengan dengan adanya perbedaan pendapat
informan E yang mengatakan bahwa terbukanya peluang yang baru.
anggota kelompok diberikan motivasi untuk Selain pernyataan tersebut penulis juga
lebih berani dan terkadang dipaksa. Dan bertanya mengenai kekurangan kelompok
karena tidak bisa ditolak maka mereka kepada para informan agar penulis
memberanikan diri untuk maju dan mengetahui apakah kelompok mampu
berkembang. Selain itu mereka juga di untuk menjawab kekurangan kelompok
dampingi oleh senior dan dibantu. Maka yang mengartikan bahwa kelompok tidak
dari itu kelompok sangat berpengaruh besar merasa benar sendiri dengan menutupi
bagi informan. kekurangannya. Adapun jawaban dari salah
Aspek ketiga, soal polarisasi. satu informan adalah bahwa kekurangam
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dalam kelompok terletak pada kekompakan
lakukan dengan hamper semua informan pada kelompok gabungan. Menurutnya di
ditemukan bahwa dalam kelompok Pemuda dalam kelompok kecil mereka sangat
Pniel Sikumana tidak menganut konsep kompak. Hal tersebut dikarenakan
groupthink, karena penulis mengajukan komunikasi yang kurang baik antar sub
pertanyaan mengenai apakah para informan kelompok dan anggota sehingga mereka
terbuka pada perbedaan pendapat atau kurang beradaptasi dalam kelompok besar.

164
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)

PEMBAHASAN kelompok sebagai media belajar (Effendy


Berdasarkan hasil penelitian penulis & Apriani, 2018).
menemukan bahwa konformitas dapat Berdasarkan pengalaman yang
terjadi pada individu yang mempunyai dibagikan para informan tentang bagaimana
status rendah dan tergolong baru awal masuk ke dalam kelompok, disebutkan
keanggotaannya di dalam kelompok. bahwa umumnya mereka tidak berani
Terbukti dalam hasil penelitian informan berada di depan banyak orang dan tidak
mengatakan bahwa mereka kurang berani mempunyai dorongan dari orang sekitar
berpendapat karena merasa masih baru dan untuk belajar menjadi pemimpin dan
kurang berpengalaman dalam kelompok. menjadi public speaker yang baik.
Selain itu para informan juga Kemudian mereka masuk di dalam
mengatakan bahwa mereka mempunyai kelompok dan dari kegiatan-kegiatan yang
rasa sungkan pada senior-senior yang ada di mereka ikuti banyak hal menarik yang
dalam kelompok. Perasaan sungkan mereka dapati. Biasanya, mereka diberikan
memiliki arti bahwa adanya rasa hormat kesempatan untuk berbicara di depan
terhadap orang lain tentang suatu keinginan banyak orang, seperti berdoa bersama,
dari dalam diri. Sungkan juga mencegah berkhotbah, sharing, dan sebagainya. Jika
orang melakukan perbuatan yang tidak mereka masih belum bisa maka akan terus
layak dilakukan. Maka perasaan sungkan dimotivasi oleh para senior agar terus
juga menjadi faktor terciptanya konformitas belajar agar berkembang. Alhasil, kini
dalam kelompok Pemuda Jemaat Pniel mereka sudah lebih berani dan memiliki
Sikumana, dimana anggota yang tidak kemampuan public speaking yang baik.
memiliki jabatan sebagai pengurus dan Selain itu kelompok juga memfasilitasi
tergolong anggota baru memiliki rasa anggotanya dalam hal pendalaman iman, di
hormat pada senior di dalam kelompok. mana setiap minggunya diadakan ibadah
Sementara itu, dari segi fasilitasi sosial, bersama di setiap sub kelompok serta
kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana ibadah gabungan setiap bulannya. Dari
memfasilitasi para anggotanya untuk kegiatan ini para anggota diarahkan
belajar bagaimana menjadi pemimpin dan menjadi pribadi yang lebih baik dan yang
dapat menguasai public speaking dengan mencerminkan nilai kasih di dalam
baik. Dengan begitu, anggota kelompok masyarakat. Hal ini bila dipandang dari
mengalami peningkatan skill yang membuat teori FIRO dapat dikatakan bahwa
anggota kelompok mengandalkan kelompok hadir sebagai pengarah agar

165
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170

kebutuhan akan kontrol dari para Selain itu dengan masuk di dalam
anggotanya dapat terpenuhi. kelompok ada beberapa hal juga yang
Beberapa penegasan yang disebutkan difasilitasi kelompok yaitu kebutuhan-
oleh para informan mengenai kelompok kebutuhan yang ada seperti kebutuhan
sebagai fasilitasi sosial adalah dalam hal inklusi, kontrol dan afeksi. Kebutuhan-
bersosialisasi dan perkembangan skill yang kebutuhan ini merupakan kebutuhan
ingin disalurkan. Pemuda Jemaat Pniel interpersonal yang ingin dipenuhi dengan
Sikumana mempunyai anggota yang cukup cara berkelompok. Berdasarkan hasil
banyak di mana ada 109 orang dari sub penelitian juga menemukan bahwa jika
kelompok. Setiap bulannya kelompok kebutuhan-kebutuhan interpesonal yang
mengadakan kegiatan ibadah gabungan menjadi tujuan anggota tidak terpenuhi
yang melibatkan semua anggota kelompok maka kemungkinan anggota bertahan di
sehingga terjadi interaksi-interaksi dari dalam kelompok sangat kecil. Dan apabila
setiap anggota yang berasal dari kelompok- kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat
kelompok kecil tersebut. Hal itulah yang dipenuhi maka kemungkinan anggota
membuat para anggota lebih mudah dan bertahan di dalam kelompok sangat besar.
belajar bagaimana bersosialisasi dengan Polarisasi kelompok dapat disebut juga
baik. Selain itu jaringan pertemanan mereka sebagai groupthink oleh Irving Janis.
juga semakin luas sehingga berpengaruh Groupthink merupakan tendensi berlebihan
pada kebutuhan afeksi mereka. Dengan antar anggota kelompok untuk mencari
berinteraksi di dalam kelompok membuka kesamaan (Janis, 1982).
peluang bagi para anggota yang mempunyai Ketika ditanyakan tentang
talenta atau skill agar dapat belajar dari kecenderungan kelompok menghindari
senior atau anggota lain yang mempunyai resiko guna mengurangi perbedaan
talenta yang sama. Sebagaimana pendapat umumnya jawaban informan
ditemukan, kelompok Pemuda Pniel adalah tidak setuju. Informan
Sikumana mempunyai kelompok vocal menginginkan adanya inovasi dalam
group, paduan suara, dan CCA yang rutin kegiatan-kegiatan dan kebijakan atau aturan
melakukan latihan dan jika ada event atau yang akan mereka buat. Malahan, bila tidak
lomba yang selalu mengikutsertakan adanya perbedaan pendapat maka tidak
anggota sehingga potensi dan kemampuan akan ada ide baru dalam kelompok yang
mereka dapat tersalurkan dengan baik. dianggap memupuk keragaman ide dan
pendapat.

166
PENGALAMAN KOMUNIKASI KELOMPOK
(Kajian Fenomenologi pada Kelompok Pemuda Jemaat Pniel Sikumana)
(Prischa Cornelia Banunaek, Liliweri Aloysius,Yermia Dj. Manafe)

Ketika para informan dimintai mengambil kesimpulan bahwa pengalaman


pendapat mengenai kekurangan kelompok, komunikasi kelompok dipengaruhi oleh
jawaban yang diperoleh cukup beragam. perilaku komunikasi para anggotanya di
Adapun kekurangan yang mereka sebutkan dalam kelompok. Pengaruh kelompok pada
adalah kekompakan kelompok dalam perilaku komunikasi dapat terjadi sesuai
Pemuda gabungan. Sesuai yang dijelaskan dengan pengalaman dalam kelompok setiap
oleh para informan bahwa di dalam individu.
kelompok gabungan kurang adanya Adapun beberapa faktornya yaitu
keharmonisan dikarenakan kurangnya konformitas yang dapat terjadi akibat dari
interaksi antar kelompok. Dan hal tersebut adanya perbedaan status keanggotaan
mereka atasi dengan membentuk kelompok dalam kelompok. Fasilitasi sosial terjadi
kerja yang bertujuan untuk mempererat karena kelompok hadir sebagai pendukung
ikatan dalam kelompok gabungan Pemuda dan dorongan bagi para individu atau
Jemaat Pniel Sikumana. anggotanya. Sedangkan polarisasi terjadi
Berdasarkan hasil penelitian ini maka jika adanya kesamaan pendapat,
dapatlah ditekankan bahwa kelompok yang pandangan, nilai atau latar belakang antar
diteliti tidak terdapat bukti jika menganut anggota kelompok yang membuat
konsep groupthink. Hal tersebut kelompok cenderung menghindari resiko,
dikarenakan pernyataan dari para informan tetapi dalam kelompok Pemuda Jemaat
bahwa mereka sering terlibat perbedaan Pniel Sikumana tidak terdapat polarisasi.
pendapat dan kemudian perbedaan tersebut
didiskusikan bersama hingga mendapat DAFTAR PUSTAKA
kesepakatan yang sesuai. Sebagaimana
dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa Asniar, D. & Sarwoprasodjo, S. (2019).
Hubungan Fenomena Groupthink
dalam groupthink cenderung terjadi jika Dengan Gaya Kepemimpinan Ketua RT
anggota dalam kelompok memiliki di Desa Cikarawang. Jurnal Komunikasi
Pembangunan, Vol.17(1), pp.28-37.
pandangan, pendapat, atau latar belakang Effendy, L. & Apriani, Y, (2018). Motivasi
Anggota Kelompok Tani dalam
yang sama agar kelompok terhindar dari Peningkatan Fungsi Kelompok Jurnal
resiko (Asniar & Sarwoprasodjo, 2019). Ekonomi Pembangunan, Vol. 4(1), pp.
10-24
Janis, LI. (1982). Groupthink: Psychological
Studies of Policy Decisions and Fiascoes.
SIMPULAN
US. The University of Michigan
Berdasarkan uraian analisa hasil Kiesler, AC & Kiesler, S. (1969). Conformity.
US. Addison-Wesley Publishing
penelitian pada bab sebelumnya, penulis Company.

167
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, No.2, Juli 2021, hlm 161-170

Morgan, C.T., King, R.A. Robinson, N.M.


(1984). Introduction to Psychology (6th
ed.). Tokyo: McGraw-Hill Kogahosha.
Miles, MB.; Huberman, AM, & Saldana, J.
(2014). Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA:
Sage Publications. Terjemahan Tjetjep
Rohindi Rohidi, UI-Press.
Novianti, E. (2019). Teori Komunikasi Umum
dan Aplikasinya. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Triplett, N. (1989). The Dynamogenic Factors
in Pacemaking and Competition.
American Journal of Psychology Vol 9,
507-533.
Schutz, W.C. (1958). FIRO: A Three
Dimensional Theory of Interpersonal
Behavior. New York, NY: Holt,
Rinehart, & Winston.
Wiggins, AJ. & Zanden, VWJ. (1994).
Psychology. Newyork. McGraw-Hill

168

Anda mungkin juga menyukai