Anda di halaman 1dari 31

Dosen Pengampu :

Aldri Frinaldi, SH,. M.Hum,. Ph.D.


Afriva Khaidir, SH., M.Hum., MAPA., Ph.D.
Adil Mubarak, S.IP,. M.Si.
Yulia Hanoselina, S.I.P,. M.A.P.
Rizki Syafril, SHI, M.Si.
Iip Permana, S.T., M.T.

Pertemuan KeEMPAT DAN KE LIMA


PENGERTIAN SUBYEK HUKUM

Prof. Subekti mengatakan bahwa SUBYEK HUKUM


adalah pembawa hak atau subyek hukum di dalam
hukum yaitu “orang’.SUBYEK HUKUM adalah
segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan
kewajiban dari hukum.Dengan perkataan lain, yang
dapat menjadi SUBYEK HUKUM adalah sebagai
sebagai penyandang hak dan kewajiban, baik
sebagai subyek hukum atau sebagai orang.
Disebut juga orang dalam arti
yuridis. Yang merupakan subyek
hukum:
Dengan demikian, Subyek Hukum adalah
Pembawa/ pendukung hak dan
kewajiban.Disebut juga orang dalam arti
yuridis.Yang merupakan subyek hukum:

1. Manusia;
2. Badan hukum.
 Dalam kehidupan bermasyakarat, terdapat subyek dan obyek hukum, yang saling
terkait satu dengan yang lainnnya.

Subyek Hukum
Merupakan pembawa hak dan kewajiban setiap mahluk yang berwenang untuk
memiliki, memperoleh dan menggunakan hak dan kewajiban dalam lalu lintas
hukum.

Terdiri dari :
a. Manusia Biasa
Sejak lahir sampai dengan dia meninggal dunia, kecuali Pasal 2 ayat 1 KUH
Perdata.
Pada dasarnya setiap manusia pribadi dapat bertindak secara hukum, namun
dalam hukum dibedakan dari segi perbuatan-perbuatan hukum, manusia dapat
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Manusia yang cakap menurut hukum, yaitu : dewasa menurut hukum dan
berakal
sehat.
2. Manusia yang tidak cakap menurut hukum, berdasarkan Pasal 1330 KUH Pdt
yaitu:
a. Orang yang belum dewasa,
b. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan,
c. Seorang istri dalam perkawinan/berstatus istri ( telah dicabut oleh SEMA No.
3/1963 )
b. Badan Hukum
Apabila Anggaran Dasarnya sudah di sahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM,
sehingga dapat dikatakan sebagai pembawa hak dan kewajiban seperti manusia
biasa.
 Adalah segala sesuatu yang menurut
hukum dapat menjadi pendukung (dapat
memiliki) hak dan kewajiban.
 Yang dapat dikategorikan sebagai
Subjek Hukum adalah Manusia
(Natuurlijk persoon) dan Badan Hukum
(Rechts persoon)
 Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama selaku
pendukung hak dan kewajiban. Pada prinsipnya orang sebagai
subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia. Namun
ada pengecualian menurut Pasal 2 KUHPerdata, bahwa bayi yang
masih ada di dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir dan
menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki, seperti
dalam hal kewarisan. Namun, apabila dilahirkan dalam keadaan
meninggal dunia, maka menurut hukum ia dianggap tidak pernah
ada, sehingga ia bukan termasuk subjek Hukum
 Ada juga golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum,
karena tidak cakap dalam melakukan perbuatan hukum (Personae
miserabile) yaitu :
1. Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan belum
menikah.
2. Orang yang berada dalam pengampuan (curatele) yaitu orang
yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros, dan Isteri yang tunduk
pada pasal 110 KUHPer, yg sudah dicabut oleh SEMA No.3/1963
 Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang
dibuat oleh hukum dan mempunyai tujuan
tertentu. Sebagai subjek hukum, badan hukum
mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh hukum yaitu : (Teori Kekayaan bertujuan)
1. Memiliki kekayaan yg terpisah dari kekayaan
anggotanya.
2. Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah
dari hak dan kewajiban para anggotanya.
 Badan Hukum terbagi atas dua macam :
a. Badan Hukum Privat, seperti PT, Koperasi, Yayasan
dsb.
b. Badan Hukum Publik, seperti Negara, dan instansi
pemerintah.
 Ada empat teori yg digunakan sebagai syarat badan
hukum untuk menjadi subyek hukum. Yaitu :
1. Teori Fictie
2. Teori Kekayaan Bertujuan
3. Teori Pemilikan
4. Teori Organ
 Adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi
subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam
suatu hubungan hukum.
 Objek Hukum berupa benda atau barang
ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai
ekonomis.
 Dapat dibedakan antara lain :
- Benda berwujud dan tidak berwujud
- Benda bergerak dan tidak bergerak
Obyek Hukum
Merupakan segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dalam hubungan
hukum.

Walaupun benda menurut KUH Perdata, terbagi dalam beberapa benda, yang sering
menimbulkan masalah adalah Benda bergerak dan Benda tidak bergerak, hal ini
disebabkan akan kedua hal tersebut sehingga menimbulkan permasalahan hak dan
kewajiban bagi pemegangnya, antara lain:
a. Pemilikan,
b. Penyerahan,
c. Kadarluarsa,
d. Pembebanan.

Hubungan terhadap benda dan orang disebut dengan Hak Kebendaan


Hak Kebendaan
Merupakan suatu kekuasaan mutlak yang diberikan kepada subyek hukum
untuk menguasai suatu benda secara langsung dalam tangan siapa pun benda
itu berada wajib di akui dan dihormati.

Hak Kebendaan, dapat meliputi :


a. Hak Menikmati, merupakan hak yang sifatnya memberikan kenikmatan
terhadap benda miliknya sendiri atau milik orang lain, misal hak memungut
hasil
b. Hak Jaminan Utang, merupakan hak sebagai pelunasan utang yang melekat
pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk melakukan eksekusi
terhadap benda yang dijadikan jaminan, misal hak gadai, hak hipotik, fidusia
dan hak tanggungan.
DEFINISI PERISTIWA HUKUM

➢ Van Apeldoorn
“Peristiwa hukum ialah suatu peristiwa yang
didasarkan hukum menimbulkan atau
menghapuskan”.

Yang dimaksud peristiwa hukum atau kejadian


hukum atau rechtsfeit adalah peristiwa
kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh
hukum, tetapi tidak setiap peristiwa
kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum.
Contoh:
No Entri Arti Sumber
1
suatu perbuatan hukum
yang terjadinya hanya
ditentukan oleh satu
pihak saja atau sepihak Junirahardjo.199
perbuatan saja tanpa 5.hukum
hukum memerlukan administrasi
publik bersegi persetujuan pihak negara.yogyaka
satu lainnya atau pihak rta:universitas
lawannya dalam hal ini atma jaya
administrasi negara
(tun) sebagai pihak
2
perbuatan hukum untuk
junirahardjo.19
mengatur kepentingan
95.hukum
perbuatan umum yang terjadi harus
administrasi
hukum publik terlebuh dahulu terdapat
negara.yogyak
bersegi dua kesepakatan antara
arta:universitas
dministrasi negara (tun) dan
atma jaya
pihak lawannya
3
rapengantar
perbuatan yang dilakukan
studi hukum
orang dengan maksud guna
perdata,h.f.a.
perbuatan menimbulkan suatu akibat
vollmar,pt ja
hukum hukum yang dikehendaki
grafindo
dan diperkenankan oleh
persada,jakart
hukum
a,1996
4
setiap perbuatan yang akibat
chainur
perbuatan hukumnya (rechts gevolg)
arrasjid,2004,dasar-
hukum ditimbulkan oleh kehendak
dasar ilmu
bersegi dari satu subjek hukum atau
hukum,sinar
satu satu pihak yang melakukan
grafika,jakarta
perbuatan itu

5
setiap perbuatan yang

perbuata
akibat hukumnya chainur
arrasjid,2004,da
n hukum ditimbulkan oleh
sar-dasar ilmu
bersegi kehendak dari dua hukum,sinar
dua
subjek hukum atau dari grafika,jakarta
6
perbuatan-perbuatan yang
h. zainuddin
perbuatan dilakukan oleh seseorang ali, filsafat
melalui pernyataan hukum, sinar
hukum
kehendaknya, sehingga grafika,
jakarta,
sepihak menimbulkan akibat
2006
hukum
7
perbuatan h. zainuddin
perbuatan hukum yang
ali, filsafat
hukum dilakukan oleh dua
hukum, sinar
berpihak orang atau lebih yang
grafika,
dua/ menimbulkan akibat
jakarta,
hukum
perjanjian 2006
Peristiwa hukum
publik

Hukum publik adalah hukum yang


mengatur hubungan antara subjek
hukum dengan orang lain atau hukum
publik adalah hukum yang mengatur
hubungan antar masyarakat.
Untuk tegaknya hukum diperlukan hukum acara. Hukum acara
merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara agar hukum
(materiil) itu terwujud atau dapat diterapkan/dilaksanakan kepada
subyek yang memenuhi perbuatannya . Tanpa hukum acara maka tidak
ada manfaat hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum
pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum perdata maka ada
hukum acara perdata. Hukum acara ini harus dikuasai para praktisi
hukum, polisi, jaksa, pengacara, hakim.

Anda mungkin juga menyukai