Anda di halaman 1dari 3

Materi : Teologi Sukses

PENDAHULUAN
Kehadiran ajaran Teologi Sukses di Indonesia tidak selalu dapat diterima
dengan terbuka, sebab ternyata kehadirannya banyak menimbulkan sikap yang
bermacam-macam dari gereja-gereja mapan dan tradisional sehingga sering
menimbulkan sikap saling curiga.

APAKAH TEOLOGI SUKSES ITU?


Pada umumnya umat Kristen hanya memahami sebagai ajaran yang
mengajarkan hidup berkelimpahan dan kemakmuran. Hal ini ada benarnya, namun
banyak yang belum mengetahui ajaran sebenarnya dan bagaimana sejarahnya
sampai ajaran teologi ini menjadi begitu popular.
Teologi Sukses atau Injil Sukses sering juga dikenal sebagai Injil-injil
Kemakmuran, Kelimpahan, dan Berkat. Jadi dalam pandangan ini, seorang Kristen
yang beriman seharusnya hidup dalam kekayaan dan kelimpahan materi sebagai
tanda bahwa hidupnya diberkati oleh Tuhan, karena sekarang umat Kristen telah
mengalami pemulihan. Sebaliknya orang Kristen yang tidak kaya dan hidup
berkekurangan dianggap sebagai mempunyai iman yang lemah dan tidak diberkati
Tuhan.

GEJALA-GEJALA YANG KELIHATAN


Yang kelihatan dalam gerakan ini adalah kecenderungan untuk berlomba-
lomba membangun gereja yang besar dan mewah, dan mengadakan acara-acara
yang dihiasi segala bentuk glamour. Bahkan ada gereja yang mempunyai motto
“Kami adalah keluarga Allah yang sukses dan bahagia”.
Pembangunan gereja-gereja semakin tidak tanggung-tanggung, mengikuti
kepeloporan gereja Yoido Full Gospel Church yang dianggap gereja terbesar di
dunia.
Ibadat yang dipraktikkan lebih didominasi oleh pujian dan penyembahan
kepada Allah yang luar biasa. Penekanan pada Allah yang mahabesar dan
mahakaya ini diiringi dengan Kebaktian-kebaktian Kebangunan Rohani yang
menekankan “Berkat Tuhan dan Kesembuhan Ilahi”, disertai dengan demonstrasi
mukjizat-mukjizat. Sering pula diiringi dengan tarian-tarian ala pemazmur yang
ingin mencerminkan kesukariaan hidup. Lagu-lagu yang dinyanyikan umumnya
bertemakan menyembah Tuhan yang mahatinggi dan pengakuan diri sebagai Anak
Raja.
Hal lain yang mencolok adalah khotbah-khotbahnya sangat menyinggung
uang dan menekankan pemberian persembahan terutama berbentuk persepuluhan,
dengan motivasi agar “makin banyak memberi makin banyak berkat akan
diterima”.

CARA PENYEBARAN
Cara penyebaran paling mudah adalah melalui persekutuan-persekutuan doa,
yang umumnya tidak memiliki liturgy dan saringan pengkhotbah yang teratur.
Akibatnya segala macam ajaran yang dianggap baru dan menarik akan mudah
masuk tanpa sensor sama sekali.
Karena orientasinya berat pada pujian dan penyembahan, maka
diciptakanlah banyak lagu-lagu rohani pop (populer) yang sifatnya ringan, mudah
diingat, dinyanyikan dengan diulang-ulang disertai tepuk tangan dan gerakan
tubuh.
Penyebaran yang lain bias dilihat dari penjualan kaset-kaset lagu pop rohani,
penjualan buku-buku yang bertema “menghibur umat”, serta penyebaran melalui
Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) secara masal, dan penyebaran yang
mencolok yaitu melalui Seminar Pertumbuhan Gereja yang diadakan di gereja
Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea.

LATAR BELAKANG TIMBULNYA


Perkembangan Teologi Sukses tidak lepas dari perkembangan ekonomi
global yang dimulai di Amerika Serikat sejak usainya Perang Dunia II dan Perang
Korea, dimana akhirnya Amerika Serikat memperoleh kemenangan. Kemenangan
perang ini membawa perekonomian dan perindustrian Amerika Serikat lainnya
berkembang dengan pesat dan menghasilkan masyarakat yang makmur dan
berkelimpahan secara materi.
Kemajuan ekonomi Amerika Serikat yang meningkat kemudian lebih lagi
bergeser ke kawasan Pantai Barat (Pasifik), sehingga terjadi perkembangan
ekonomi yang luar biasa di Negara bagian California, khususnya di sekitar Kota
Los Angeles.
Dengan meningkatnya perekonomian jemaat kota besar dan kejenuhan hidup
di kota-kota besar, maka ibadat gaya Teologi Sukses cenderung makin popular,
karena merupakan kempensasi kejiwaan yang menarik dan diinginkan manusia,
sekalipun ibadat demikian tidak memberikan dampak spiritual yang mendalam.
THIRD WAVE / KOMPENSASI ZAMAN
kalangan penganut Teologi Sukses ada anggapan bahwa gejala kharismatik
yang sejalan dengan gejala dengan gejala teologi sukses dan pujian serta
penyembahan yang timbul sesudah tahun 1960-an merupakan Pencurahan Roh
Kudus yang sama dengan pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta di
Yerusalem.
Sebenarnya gerakan kharismatik yang timbul pada tahun 1962 memiliki
sebutan sebagai Gerakan Hujan Akhir, tetapi untuk tidak menimbulkan duplikasi
dengan gejala akhir abad XIX, maka di kemukakan sebutan yang lebih trendy,
yaitu The Third Wave Movement (Gerakan Gelombang Ketiga). Peristiwa
Pentakosta pertama di Yerusalem disebut sebagai Pencurahan Roh Kudus
Gelombang Pertama, peristiwa Pentakosta akhir abad XIX disebut sebagai
Gelombang Kedua, dan Peristiwa Kharismatik yang dimulai pada dasawarsa 1960-
an disebut Gelombang Ketiga (Third Wave).

Anda mungkin juga menyukai