Anda di halaman 1dari 6

1.

Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasa mikroorganisme
jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut
tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat
tekanan serta panas bumi secaraalami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai
merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa
hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk
minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama.

2. Proses Pemboran
a. Proses Seismik
Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki kandungan gas/ minyak bumi.
Dengan menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan
tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor.
b. Drilling and Well Construction
Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Dilakukan dengan rig (tempat
untuk mensupport proses pengeboran, dsb). Caranya : Dengan membuat lubang di
tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak / gas di tempat tersebut.
Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di
kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.
Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk
mengimbanginya biasanya pake mud (lumpur pengeboran) dengan spesific gravity
(berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa
menahan pressure dari dalam.
c. Well Logging
Proses ini yang paling mahal. Tool nya sangat mahal, karena harus tahan pressure dan
temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga
mengambil sample untuk nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air). Dari
pemetaan ini akan diketahui lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air,
mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.
d. Well Testing
Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di
"tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori
batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik ke
permukaan tanah). Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi denganliquid tertentu
untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out),
contoh
liquid: Brine, diesel, ato air aja. Gas, minyak, air, ataupun
berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang
pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir
engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampua
berproduksi dari reservoir sumur tersebut. Gas / minyak dibakar agar tidak mencemari
lingkungan.
e. Well Completion
Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap
diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses
penembakan dalam well testing.
f. Well Production
Adalah proses yang membahagiakan, dimana sumur siapuntuk berproduksi dan nantinya
akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk.
Cara Memproduksi Minyak :
Terdapat dua cara pengambilan minyak mentah dari dalam sumur yang digunakan, yaitu
Sucker Rod Pump (SRP) dan Electric Submersible Pump (ESP).

3. Tata Nama Hydrocarbon Jenuh (ALkana) dan double bond


a. Hydrocarbon Jenuh (Alkana)
Dikenal dengan alkana atau parafin Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama
(terbanyak), Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit Senyawa penyusun
diantaranya :
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
Kom posisi Hydrocarbon jenuh Alkana dengan rumus
dasar : CnH2n + 2, merupakan komposisi HC terbanyak.
Metana, Etana, Propana, Butana, Pentana, Heksana, Heptana, Octana, Nonana, Dekana
b. Hydrocarbon Tak Jenuh (Alkena)
Dikenal dengan nama Alkena, Carbonnya Memiliki ikatan rangkap (Double bond)
terhadap Hydrogen Keberadaannya hanya sedikit Komposisi Senyawa penyusunnya:
1. Etena, CH2 = CH2
2. Propena, CH2 = CH – CH3
3. Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3

4. SIfat Fisik Minyak Bumi


a. Berat Jenis
Berat jenis menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut secara kasar. Semakin kecil
berat jenis minyak bumi, maka semakin baik kualitasnya karena semakin banyak
mengandung fraksi ringan sehingga harga jualnya semakin tinggi. Berat Jenis atau
Specific Gravity (SG) atau 0API Gravity sering menunjukkan secara kasar kualitas minyak
bumi tersebut.
b. Kekentalan
Kekentalan atau viskositas adalah daya hambatan pada cairan untuk mengalir pada suhu
tertentu. Hal ini penting untuk menentukan perhitungan aliran dalam transportasi
minyak dan sebagai pelumas. Semakin tinggi suhu maka minyak bumi akan semakin
encer, dan sebaliknya.
Bila viskositas rendah --------- Mudah mengalir
Bila viskositas tinggi -------- Sukar mengalir
c. Titik Nyala
Titik nyala adalah suhu terendah minyak bumi yang sudah memberikan cukup uap
sehingga dapat menyala dalam sekejap bila diberi api.
d. Warna
Warna pada minyak bumi berkaitan dengan berat jenis. Jika berat jenisnya tinggi maka
warna minyak bumi hijau kehitaman, sedangkan bila ringan maka warna minyak bumi
coklat kehitaman. Warna pada minyak bumi di sebabkan adanya pengotoran seperti
oksidasi senyawa hidrokarbon, karena pada dasarnya hidrokarbon tidak memiliki warna.
e. Bau
Minyak bumi memiliki bau yang berbeda yang biasanya dipengaruhi oleh molekul
aromatik. Minyak bumi yang berbau tidak sedap umumnya karena mengandung
nitrogen atau belerang. Sedangkan minyak bumi yang berbau sedap biasanya
mengandung parafin dan nafta.
f. Kadar Garam
Kadar garam minyak bumi yang tinggi menjadi masalah karena dapat menimbulkan
korosi berat pada kilang minyak. Maka dari itu dilakukan proses penghilangan garam
dengan mesin desalter.
Kadar Nitrogen
g. Nitrogen biasanya tidak dikehendaki didalam minyak mentah, karena senyawa nitrogen
bias meracuni beberapa jenis katalis. Biasanya kalau kadar nitrogen lebih dari 0,25%
akan diperlukan proses untuk penghilangannya.

5. BBM, Non BBM, dan BBG.


a. BBM
1. Premium
Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan
(dye).
2. Minyak Tanah ( Kerosene )
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang
tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari
petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15)
3. Solar
Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih.
Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis
mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM).
4. Minyak Diesel
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk
cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan
dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri.
5. Minyak Bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk
residuakhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini
adalah hitam chrom.
6. BBK (Bahan Bakar Khusus)
Avgas, Avthur, Pertamax, Pertamax Plus

b. NBBM
1. Green Coke
Green Coke, diproduksi di kilang UP II DUmai. Diproses dari senyawa karbon berbentuk
padat menggunakan Delayed Cooking Unit yang mampu mengubah minyak berat (short
residu)menjadi green coke .
2. Polytam
POLYTAM POLYPROPYLENE Diproduksi di Kilang PERTAMINA UP III PLAJU diproses
melalui Polimerisasi gas propylene dengan modifikasi beberapa aditif yaitu : antioxidant,
stabilizer, lubricant, antiblock dan slip agent.
3. Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan,tahan terhadap air, dan visoelastis.
4. Benzene
Benzene adalah dasar dari hidrokarbon yang bersifat aromatic. Benzene berupa cairan
jernih yang tidak berwarna dengan karakteristik berbau aromatic,
5. Paraxylena
Paraxylene merupakan senyawa hidrokarbon aromatic yang dihasilkan dari proses
aromatisasi dari heavy naptha dalam unit platformer yang kemudian dipisahkan untuk
memproduksi benzene dengan ekstrasi dan paraxylene dengan absorsi.
6. Minarex
Minarex : Processing Oil untuk Industri Karet dan Tinta Cetak Industri dalam negeri
membutuhkan bermacam-macam jenis minyak proses (Processing oil) untuk pembuatan
ban, industri barang jadi karet (tali kipas, suku cadang kendaraan). Selain itu, processing
oil juga dapat digunakan sebagai bahan baku pada industri tinta cetak dan sebagai
plasticizer/extender pada industri kompon PVC.
7. Pelumas
Pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk
cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak
yang saling bergesekan.
8. Lilin
Pada dasarnya lilin/malam/wax dapat di bedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : Lilin
alam dan lilin synthesis.
9. Pertasol
Pertasol adalah hydrocarbon solvent yang dihasilkan oleh Kilang PERTAMINA di Cepu.
Solvent ini berwarna jernih, stabil, tidak korosif, cepat menguap.
10. Toluena
Toluena, juga dikenal sebagai methylbenzene, atau toluol, adalah zat bersifat cair, larut
cairan dengan bau khas pengencer cat, mengingatkan senyawa benzena terkait. Ini
adalah hidrokarbon aromatik yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri dan
sebagai pelarut.
11. Heavy Aromat
Heavy Aromate diproduksi di Kilang PERTAMINA UP IV Cilacap sebagai produk samping
yang dihasilkan oleh unit Naptha Hydrotreated Unit.

c. Gas
1. LPG ( Liquified Petroleum Gas )
LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga mengandung hidrokarbon
ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
2. Bahan Bakar Gas ( BBG )
Komposisi BBG sebagian besar terdiri atas gas metana dan etana lebih kurang 90% dan
selebihnya adalah gas propana, butana, nitrogen dan karbondioksida. BBG lebih ringan
dari pada udara dengan berat sekitar 0,6036 dan mempunyai nilai oktan 120. LNG
adalah gas Alam yang dicairkan pada tekanan ambient dengan suhu sekitar –160oC (-
260oF) dalam kondisi cair jenuh.
Spesifikasi Produk :
- Nilai Bakar (HHV) : 1105-1165 Btu/scf
- Densitas : 435 KG/LT
-

6. Proses CDU
Minyak mentah (Crude oil) setelah di dilakukan proses penghilangan garam-garam terlarut
diproses di Desalter sehingga hilang kandungan garamnya atau dari tangki kemudian
dipompa untuk menuju dapur/furnace. Sebelum masuk furnace dipanaskan pendahuluan
(pre heating) di peralatan penukar panas (Heat Exchanger/ HE) dengan temperatur + 270o
F supaya tidak terjadi pemanasan mendadak di furnace.
Dari peralatan penukar panas (HE) kemudian crude oil dialirkan masuk kedalam alat
pemanas (fire heater/ furnace) untuk dipanaskan sampai temperatur yang diinginkan, yakni
dengan panasan pada kisaran ±350oC, kemudian dimasukan kedalam menara (column)
fraksinasi. Didalam furnace tersebut fraksi-fraksi gas, bensin, kerosene dan solar (diesel)
akan menguap tetapi fraksi-fraksi ini belum mengalami pemisahan. Kemudian crude oil
masuk ke kolom column fraksinasi melalui bagian ruang penguapan (flash zone area), di sini
area flash zone terjadilah pemisahan antara fraksi uap (gas) dan fraksi cair (liquid). Uap yang
terdiri dari gas, bensin, kerosene dan solar (diesel) dari area flash zone akan naik ke menara
fraksinasi sedangkan fraksi liquid cairan yang berupa residu akan turun ke bagian bottom
kolom (column) yang biasa disebut product bottom.
Produk residu dari bottom kolom kemudian dipompa masuk ke alat penukar panas/
pendingin(HE) untuk didinginkan kemudian masuk cooler untuk mendapatkan pendinginan
lebih lanjut kemudian dimasukkan kedalam tangki timbun dalam batas aman. Fraksi uap dari
flash zone yang naik menuju ke puncak menara distilasi akan melewati celah-celah sungkup
(tray-tray) sehingga akan terjadi kontak antara uap minyak yang naik dengan cairan yang ada
pada bagian tray. Karena terjadi kontak dengan cairan tersebut, maka uap yang mempunyai
titik didih yang sama dengan titik didih liquid di tray akan mengembun. Dan dari hasil
pengembunan di tray dikeluarkan melewati draw off yang kemudian sebagai hasil samping
(side stream). Hasil-hasil dari side stream yang paling bawah adalah fraksi berat seperti fkasi
solar (diesel), kemudian diatasnya adalah fraksi minyak bakar (kerosene), bensin (naptha)
dan produk yang paling atas adalah bensin dan gas yang biasanya disebut top produk (gas
product).

7. Proses HVU
Long residue dari tangki penimbun dengan menggunakan pompa dimasukkan ke unit Hight
Vacuum Unit (HVU) yang mana sebelum masuk kolom dilewatkan dulu kedalam preheater
untuk mendapatkan pemanasan awal, kemudian masuk ke dapur (furnace) untuk
mendapatkan pemanasan yang dikehendaki pada temperatur + 370oC. Long residue keluar
dapur dimasukkan kedalam kolom distilasi dibagian flash zone, disini akan terjadi pemisahan
antara uap dan cairannya. Uap naik keatas yang terdiri dari uap distilate dan uap air dari
steam stripping dan cross over steam. Steam croos over adalah steam yang diinjeksikan
kedalam umpan sebelum memasuki ke seksi readiasi didalam dapur yang berfungsi untuk
mengurangi waktu tinggal feed didalam dapur. Sedangkan steam stripping dari dasar kolom
untuk membantu penguapan fraksi ringan yang terikut pada fraksi beratnya. Uap yang naik
keatas akan terpisah-pisah sebagai produk light vaccum gas oil (LVGO), SPO, LMO, MMO dan
Black Oil. Adapun produk-produk diambil dari top puncak kolom adalah gas dan light oil,
kemudian dari tray atas kebawah adalah LVGO, SPO, LMO, MMO dan black oil kemudian
masuk ke stripper untuk dipisahkan fraksi-fraksi ringannya yang masih terikut. Sedangkan
produk bottom coloum adalah short residue dan dioleh kembali di unit Cracking atau
di Unit Asphalt Plant.

8. Fraksi Hydrokarbon pada Asphalt


Fraksi-fraksi yang terkandung dalam asphal misalnya :
1. Asphalten terdapat dalam asphal + 20 – 35% berat.
Asphalten menentukan kekerasan dari asphal.
2. Resin terdapat dalam jumlah agak besar 40 – 50%.
Resin bersifat amorf larut dalam alkohol tidak larut dalam air. Resin menentukan ductility
dan softening point (titik lunak) dari asphal.
3. Malten terdapat dalam jumlah yang kecil 8 – 10%
Disebut juga petroleum dan menentukan titik lunak dari asphal.
4. Carbon dan carboid terdapat didalam asphal dalam jumlah yang kecil + 1%.
Adalah suatu zat yang larut dalam carbon sulfida dan tidak larut dalam normal pentin.
5. Disamping fraksi-fraksi tersebut juga terdapat S, N, O dalam jumlah sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai