Anda di halaman 1dari 8

Mulai Nulis

DAFTAR

Chitra Ramadhan
FOLLOW

Normal Human

Kesehatan

Peran Farmasisi di Era Revolusi Industri 4


0
2 April 2019   09:15 Diperbarui: 2 April 2019   09:27 97 1 0

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Chitra Ramadhan dari gb 7, pada artikel kali ini saya akan membahas
mengenai peran farmasis di era revolusi industri 4.0. Untuk lebih lanjutnya silakan di baca. . .

Sebelumnya saya akan membahas mengenai perkembangan revolusi industri, di mulai dari
revolusi industri pertama sampai sekarang.

Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang.


Sementara itu, kepemilikan perangkat yang sangat canggih di berbagai bagian dunia
mengarah pada tingkat keterkaitan satu sama yang lain yang tak terbayangkan sebelumnya.
Di antara berbagai tantangan yang sedang di hadapi dunia saat  ini, mungkin yang paling
besar adalah bagaimana membentuk Revolusi Industri keempat  (disebut juga sebagai
Industri 4.0) yang di mulai pada permulaan abad ini. 

Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan
cara yang akan mengubah umat manusia. Ada banyak pendapat bahwa bidang kesehatan dan
bioteknologi sangat diuntungkan oleh transformasi atau perubahan ini. Sejauh mana
transformasi ini akan berdampak positif bergantung pada bagaimana kita meminalisir risiko
serta melihat peluang yang muncul kedepannya.

 Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita hidup,
bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang lingkup, dan kompleksitasnya,
perubahan yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang telah dialami manusia sebelumnya.

Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 dimana penemuan mesin uap
dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada
akhir abad ke-19 dimana mesin mesin produksi yang di tenagai oleh listrik digunakan untuk
kegiatan produksi secara masal. 

Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur  mulai tahun 1970 menjadi tanda
revolusi industri ketiga. Sebenarnya, dunia sudah sangat maju akibat adanya revolusi industri
yang ketiga yang juga disebut sebagai revolusi digital. 

Dalam tahap ini, dunia memperoleh internet dengan interkonektivitas yang begitu cepat.
Sebelumnya tidak pernah terpikirkan bahwa kita bisa menjelejahi dunia maya dengan
menggunakan komputer. Di samping itu,  sekarang dapat kita lihat berbagai otomatisasi
terjadi pada pabrik-pabrik yang memproduksi barang secara masal.

Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya. Angka empat
pada istilah Industri 4.0 yang merujuk pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 merupakan
suatu perubahan yang unik jika di bandingkan dengan tiga revolusi industri yang
sebelumnya. 

Pada Revolusi Industri 4.0 peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih dalam bentuk
gagasan. Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman tepatnya saat diadakan
Hannover Fair pada tahun 2011.

Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0 menjadi
bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech Strategy 2020.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu menjadi yang
terdepan di dalam dunia manufaktur. 

Beberapa negara lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun
menggunakan istilah yang berbeda seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things,
Smart Industry, atau Advanced Manufacturing. 

Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda beda antar suatu negara dengan negara yang
lain, namun semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing
industri di tiap tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi
tersebut di akibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfataan teknologi digital di berbagai
bidang. 

Sebagian besar pendapat mengenai potensi manfaat Industri 4.0 adalah mengenai perbaikan
kecepatan fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada pelanggan dan  peningkatan
pendapatan.

Kemudian apa yang di maksud dengan farmasis?

Farmasis (bidang kefarmasian) adalah suatu profesi yang mempelajari tentang obat. Dari
definisi tersebut muncullah istilah profesi yaitu suatu pekerjaan yang menunjukkan suatu
karakter. Menurut peraturan pemerintan RI No.51 tentang pekerjaan kefarmasian, di sebutkan
bahwa kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat atas resp
dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 
Seorang farmasis ialah orang yang telah menemmpuh pendidikan kurang lebih 4 tahun di
tambah 1 tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Keberadaan seorang farmasis atau
apoteker merupakan suatu hal yang penting karena turut membantu pemerintah dalam
menjaga serta memelihara kesehatan masyarakat. Pemerintah memiliki harapan yang besar
terhadap seorang farmasis atau apoteker yang berhadapan langsung dengan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Adapun tanggung jawab seorang farmasis atau apoteker tentang pekerjaan kefarmasian
adalah sebagai berikut:

 Melakukan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical care) di apotek untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan masyrakat, serta melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat dan tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Pelayanan kemafrmasian
juga di tunjukkan pada perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan terkait dengan
penggunaan farmasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
 Menjaga rahasia kefarmasian di indusri farmasi dan diapotek yang menyangkut proses
produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia pasien
 Harus memenuhi ketentuan cara pemberian obat yang baik (CPOB) yang di tetapkan
oleh menteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dalam produksi sediaan
farmasi, termasuk di dalamnya melakukan pencatatan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses produksi dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada fasilitas produksi
sediaan farmasi.
 Tenaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi
sediaan farmasi harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang produksi dan pengawasan mutu.
 Menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek kefarmasian
pada fasilitas pelayanan kefarmasian
 Wajib menyelenggarakan program kendalli mutu dan kendali biaya yang dilakukan
melalui audit kefarmasian
 Menegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan aturan perundang undangan.
 Adapun peran seorang farmasis atau apoteker yaitu:
 Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagan pemastian mutu (Quality
asurance), produksi, pengawasan mutu (control asurance),
 Sebagai oenanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu di apotek, klik,
instalasi farmasi rumah sakit (IFRS), puskesmas, toko obat, atau praktek bersama.
 Apotek dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat nerek dagang lan atas persetujuan dokter dan / atau
pasien.
 Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat mengangkat seorang apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
 Adapun tugas dari seorang farmasis atau apoteker yaitu sebagai berikut:
 Melakukan pekerjaan kefarmasian termasuk di dalamnya yaitu pengendalian mutu
sediaan farmasi, penggunaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, penjelasan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
 Membuat dan memperbaharui SOP (Standar Operational Procedure)
 Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri
saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi, termasuk pencatatn segala sesuatu yang berkaitan dengan proses distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi.
 Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada
masyarakat atas resp dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Bagaimana peran farmasis di era revolusi industri 4.0?

Revolusi industri 4.0 merupakan pola dimana manusia mulai mengubah cara hidup, bekerja,
cara berhubungan antara satu sama lain pada berbagai macam bidang. Untuk menghadapi era
ini sangat di perlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pada
tenaga yang bergerak pada bidang kesehatan. 

Bidang kesehatan merupakan yang mendapat pengaruh kuat dalam pengembangan era
revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan
sesorang sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi
pasien. 

Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat dan bergerak dengan cepat seperti
sekarang ini, di setiap negara tak terkecuali di Indonesia terus menerus mengalami
perubahan, hal ini karema manusia ingin terus berupaya membuat kehidupan menjadi lebih
baik lagi melalaui pembaharuan pembaharuan atau transformasi transformasi terutama pada
bidang teknologi.  

Memasuki dunia Revolusi Industri 4.0 tentunya sebagai seorang farmasis haruslah juga
melakukan transformasi transformasi sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tidak
tertinggal.

 Saat ini haruslah seorang farmasis menjadi kompeten di bidangnya yaitu dengan
meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berkualitas. Peran seorang
farmasis sangat di rasakan pada era ini terkait dengan penyakit. Farmasis memiliki peran
untuk melakukan pelayanan kefarmasian.

 Salah satu tanggung jawab seorang farmasis atau  apoteker yaitu harus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang produksi dan pengawasan mutu,
oleh karna itu pada perkembangan revolusi industri pada 4.0 dimana teknologi sedang
berkembang sangat pesat maka seorang farmasis harus pula mengembangakan pelayanan
yang di berikan kepada masyarakat. 

Seorang farmasis di tuntut untuk melengkapi diri dengan kecakapan teknologi serta
kompetensi di bidang sosial. Soft skill merupakan suatu hal yang tak akan pernah usang dan
karna itu kita harus memilikinya. Seorang farmasis haruslah memiliki bekal yang istimewa
salah satunya adalah sikap SIAP (skill, innovation,attitude dan professional).

Demi melakukan efisiensi dan menjaga kualitas dari produk, farmasi membutuhkan teknologi
canggih. Contohnya dapat di lihat pada industri pabrik cairan obat dalam (COD) yang di
lengkapi dengan berbagai peralatan berteknologi modern, di mana hal ini bertujuan untuk
merealisasikan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi adanya
ketergantungan terhadap bahan baku impor yang berbasis bahan kimia. 
Selain itu terdapat pula Neraca, neraca merupakan perkembangan industri farmasi yang saat
ini menggunakan teknologi nanosaat, dimana teknologi ini sudah tumbuh sangat pesat. 

Nanoteknologi merupakan teknologi yang memungkinakan sebuah benda dipesah dalam


skala nanometer atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu teknologi yang
disebut sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala bidang. Dalam
dunia farmasi Nanoteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan kemanan. 

Nanoteknologi farmasi dapat menyelesaikan masalah yang timbul dalam formulasi obat,
protein, peptida, dan asam nukleat yang menghasilkan bioavailabilutas dan efek klinis yang
rendah. Nanoteknologi merupakan suatu ilmu yang mengganbungkan antar ilmu teknologi
farmasi, kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi dan lain lain. 

Dengan adanya nanoteknologi farmasi tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang
farmasi karena nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku obat sehingga penggunaannya
menjadi lebih sedikit dari pada tidak menggunakan nanoteknologi. 

Selain itu terdapat pula telemedicine. Banyak  penyedia  layanan  kesehatan  mengeksplorasi
potensi  telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui
sensor  yang  tersambung  ke  internet.  

Melalui pengembangan metode ini di harapkan  bahwa  telemedicine  akan  terbukti  sangat
berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak di alami oleh lansia. Kedepannya
sangat  di mungkinkan  bahwa  para lansia menerima  cek up  medis  dengan  kenyamanan
bahkan  di  rumah  mereka  sendiri.  Telemedicine  juga  dapat  membawa  perawatan medis
kepada masyarakat di lokasi terpencil. 

Di masa depan, beberapa aplikasi  medis  yang  sangat  hebat  muncul  dari  kombinasi
teknologi  fisika,  digital  dan  biologi  termasuk pil yang menggabungkan sensor digital
untuk mengatur pelepasan obat; anggota  badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta
psikoterapi secara virtual reality.

 Secara  global,  semua  teknologi  ini  diharapkan  oleh  banyak  pihak  untuk  dapat
berdampak  besar  bagi  kesehatan,  seperti  halnya  ketika  penggunaan  ilmu  statistik
diterapkan  pada  semua  bidang  ilmu  lainnya  di  akhir  abad  ke-19.  

Tentu  saja,  sebuah  revolusi  yang  mendalam  sepertinya  akan  memaksa  penyedia
layanan  kesehatan  untuk  secara  substansial  mengadaptasi  praktik  kerja  mereka.  

Sayangnya,  jajak  pendapat  Uni  Eropa  juga mengungkapkan bahwa kurang dari separuh
eksekutif kesehatan yang percaya bahwa  mereka  sudah  'cukup'  atau  'sangat'  siap  untuk
Revolusi  Industri  Keempat.  Hasil  jajak  pendapat  ini  menyiratkan  bahwa  penyedia
layanan  kesehatan  perlu  meningkatkan  upaya  mereka untuk mengintegrasikan Industri 4.0
ke dalam kebiasaan hidup mereka. 

Seperti yang  telah  terjadi  berulang  kali  di  tempat  lain,  jika  mereka  tidak  siap,  peran
mereka  akan  digantikan oleh pasukan dari startups digital yang siap untuk mengambil bisnis
mereka. 
Seperti yang telah di diskusikan sebelumnya bahwa RI keempat memberikan dampak  besar
pula  bagi  industri  bioteknologi  terutama  bioteknologi  kesehatan.  Penggunaan
bioteknologi  dalam  industri  obat obatan  dan  farmasi  adalah  perkembangan  yang  paling
berpengaruh  di  dunia teknologi di  abad  ke 21 ini.  

Dalam  upaya untuk  memahami biologi,  memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan
kekuatan, bioteknologi telah mencapai  tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan
rahasia kehidupan serta memanipulasi kehidupan. Selanjutnya terdapat pula bioteknologi,
bioteknologi adalah dasar dalam hampir semua proses bioterapi farmasi dalam era  revolusi
industri ke empat. 

Teknologi  ini banyak di terapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis  yang  dapat
di pakai  sebagai  terapi  untuk  berbagai  jenis  kondisi  penyakit,  terutama  yang  bersifat
mematikan.  

Bioteknologi  modern  menggunakan  mikroorganisme  hasil  rekayasa  genetika seperti


Escherichia coli, ragi untuk produksi senyawa biologi seperti antibiotika dan  insulin  sintetis,
maupun  sel  mamalia  untuk  memproduksi  golongan  antibodi  monoklonal.  Akhir-akhir
ini,  bioteknologi  farmasi  juga  menggunakan  hewan  transgenik  atau  tanaman  transgenik
sebagai  medium  pembuatan  obat.  Aplikasi  bioteknologi  lainnya  yang  juga  menjanjikan
adalah pengembangan bidang diagnostik secara molekuler. 

Hal ini mengarah ke  terapi  personal di cocokkan  pada  genom pasien.  Misalnya,  wanita
penderita  kanker  payudara dengan sel kanker yang mengekspresikan protein HER2 dapat di
berikan herceptin.  

Herceptin  merupakan  obat  pertama  yang  di setujui  untuk  di gunakan  pada  pasien
kanker  payudara dengan tes diagnostik yang cocok, yaitu pasien yang mempunyai ekspresi
protein  HER2, yang merupakan target bagi obat tersebut untuk dapat bekerja. 

Selain dari metode metode yang telah dijelaskan, transformasi atau perubahan yang di
lakukan juga memberikan kemudahan pada pencarian obat dengan bantuan alat  komputasi
in  silico  telah  memainkan  peran  utama  dalam  pengembangan  molekul  kecil lebih dari
tiga dekade. 

Pencarian obat baru cara ini adalah strategi yang sangat  efektif  untuk  mempercepat  dan
menghemat  penemuan  dan  pengembangan  suatu  obat  baru.  

Oleh  karena  terjadi  peningkatan  besar  dalam  ketersediaan  informasi  makromolekul


biologis  dan  molekul  kecil,  penerapan  komputasi  penemuan  obat  telah diperluas dan
telah di terapkan pada setiap tahap dalam alur kerja penemuan  dan pengembangan  obat.
Termasuk  di  antaranya:  Identifikasi  dan  validasi  target  obat, pencarian dan optimalisasi
calon obat serta beberapa tes praklinis.

Selama dekade  terakhir, metode komputasi penemuan obat seperti docking molekuler,
pemodelan  dan  pemetaan  pharmafore,  desain  de novo,  perhitungan  kemiripan  molekuler
dan penapisan  virtual  berbasis  urutan  protein  telah  sangat  meningkat.  
Banyaknya  pekerjaan yang masih harus dilakukan dalam menemukan molekul yang cocok
untuk  di kembangkan sebagai obat baru dari berbagai kemungkinan senyawa yang tersedia
secara  teoritis  membutuhkan  tekonologi  komputasi  in  silico  yang  sangat  canggih.  

Tantangan ini di jawab dengan menggunakan program in silico yang lebih canggih dan
komputer yang sangat mumpuni yang mendasari proses high throughput screening.  Sekitar
90%  dari senyawa yang di tapis dengan  menggunakan  teknologi  in  silico  ini  berpotensi
gagal  di  tahap  terakhir  proses  penapisan.  

Dengan  demikian,   apabila  penapisan di lakukan secara efisien maka molekul yang
mempunyai efek toksik akan  dapat  di singkirkan  lebih  dini,  sehingga keseluruhan  projek
riset  dapat  menghemat  waktu,  uang  dan  tenaga.  Ruang  kimia  adalah  himpunan  semua
senyawa  yang  berpotensi  menjadi  obat  (druggable).  

Di butuhkan  lebih  dari  jumlah  atom  di  alam  semesta untuk membangun senyawa
senyawa tersebut. Walaupun berbagai sistem  pada  area  biologi  telah  di eksplorasi  dan  di
gunakan  untuk  mencari  protein protein  baru  yang  bersifat  farmakologis,  namun
pekerjaan  riset  ini  masih  akan  terus  berlangsung  bertahun tahun  ke  depan  karena
masih  banyak  protein  yang  harus  di temukan  untuk  mengobati  penyakit-penyakit
kronis. 

Selain itu,  mencari  obat  sintetik maupun biologis yang dapat secara akurat dan tepat
berikatan dengan target  biologisi. Terdapat  banyak  tantangan  bagi  molekul  obat  untuk
menembus berbagai hambatan biologis agar dapat berikatan secara efektif dengan  target,
bahkan  pada  konsentrasi  rendah.  

Seringkali,  adanya  reaksi  off-target  dari  suatu  molekul  dapat  menimbulkan  efek  toksik
pada  organisme,  sekalipun  potensi  obat  tersebut  secara  farmakologis  cukup  tinggi.  

Toksisitas  adalah  masalah  utama  dalam  pengembangan  suatu  obat,  dan  seringkali
toksisitas  baru  terdeteksi  belakangan dalam tahap pengembangan

Munculnya teknologi 'omics' , seperti metagenomik dan metabonomik, dapat di terapkan


untuk  mempelajari  ekologi  usus  mikroba  pada  tingkat  molekuler.  

Data-data  ini  akan  menghasilkan  wawasan  baru  sekaligus  peluang  untuk


mengungkapkan  fungsi  fisiologis dari mikrobiota usus untuk kesehatan manusia. 

Strategi terapi masa depan  untuk berbagai penyakit yang makin kompleks akan
memanfaatkan mikrobiota usus  dalam  pengobatan  pasien.  Mikrobioma  manusia  mungkin
memiliki  banyak  target  potensial,  dengan  jumlah  lebih  dari 3.000 target  pada genom
manusia.  

Kombinasi  antibiotika, probiotik dan prebiotik dapat digunakan sebagai rejimen terapi
bertarget  dalam  mikrobiota  usus  untuk  mengatur  mikrobioma  dan,  akibatnya,
memulihkan  homeostasis ekologi usus dari host. 

Pendekatan terapi tersebut dapat dimonitor dan  dievaluasi  dengan  menggunakan  platform
teknologi  'omics'  metagenomik  dan  metabolomik seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, dengan menangkap variasi  biokimia  holistik  dan  dinamis  yang  terkait
dengan  kondisi  patofisiologi  dari  host.  

Integrasi data metagenomik dan metabonomik akan menghasilkan data farmakologi  dan
klinis yang  dapat menjadi dasar pengembangan  alat  diagnostik dan prognostik  yang
komprehensif mengenai penyakit kompleks.

Demikian artikel ini, saya Chitra Ramadhan menyampaikan rasa terima kasih dan maaf yang
sebesar besarnya kepada para pembaca atas banyaknya kekurangan yang terdapat dalam
artikel ini karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata sebagai manusia
kita hanya bisa berusaha. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai