DAFTAR
Chitra Ramadhan
FOLLOW
Normal Human
Kesehatan
Perkenalkan nama saya Chitra Ramadhan dari gb 7, pada artikel kali ini saya akan membahas
mengenai peran farmasis di era revolusi industri 4.0. Untuk lebih lanjutnya silakan di baca. . .
Sebelumnya saya akan membahas mengenai perkembangan revolusi industri, di mulai dari
revolusi industri pertama sampai sekarang.
Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan
cara yang akan mengubah umat manusia. Ada banyak pendapat bahwa bidang kesehatan dan
bioteknologi sangat diuntungkan oleh transformasi atau perubahan ini. Sejauh mana
transformasi ini akan berdampak positif bergantung pada bagaimana kita meminalisir risiko
serta melihat peluang yang muncul kedepannya.
Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita hidup,
bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang lingkup, dan kompleksitasnya,
perubahan yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang telah dialami manusia sebelumnya.
Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 dimana penemuan mesin uap
dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada
akhir abad ke-19 dimana mesin mesin produksi yang di tenagai oleh listrik digunakan untuk
kegiatan produksi secara masal.
Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda
revolusi industri ketiga. Sebenarnya, dunia sudah sangat maju akibat adanya revolusi industri
yang ketiga yang juga disebut sebagai revolusi digital.
Dalam tahap ini, dunia memperoleh internet dengan interkonektivitas yang begitu cepat.
Sebelumnya tidak pernah terpikirkan bahwa kita bisa menjelejahi dunia maya dengan
menggunakan komputer. Di samping itu, sekarang dapat kita lihat berbagai otomatisasi
terjadi pada pabrik-pabrik yang memproduksi barang secara masal.
Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya. Angka empat
pada istilah Industri 4.0 yang merujuk pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 merupakan
suatu perubahan yang unik jika di bandingkan dengan tiga revolusi industri yang
sebelumnya.
Pada Revolusi Industri 4.0 peristiwa nyatanya belum terjadi dan masih dalam bentuk
gagasan. Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman tepatnya saat diadakan
Hannover Fair pada tahun 2011.
Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0 menjadi
bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech Strategy 2020.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu menjadi yang
terdepan di dalam dunia manufaktur.
Beberapa negara lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun
menggunakan istilah yang berbeda seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things,
Smart Industry, atau Advanced Manufacturing.
Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda beda antar suatu negara dengan negara yang
lain, namun semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan daya saing
industri di tiap tiap negara dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi
tersebut di akibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfataan teknologi digital di berbagai
bidang.
Sebagian besar pendapat mengenai potensi manfaat Industri 4.0 adalah mengenai perbaikan
kecepatan fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada pelanggan dan peningkatan
pendapatan.
Farmasis (bidang kefarmasian) adalah suatu profesi yang mempelajari tentang obat. Dari
definisi tersebut muncullah istilah profesi yaitu suatu pekerjaan yang menunjukkan suatu
karakter. Menurut peraturan pemerintan RI No.51 tentang pekerjaan kefarmasian, di sebutkan
bahwa kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat atas resp
dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Seorang farmasis ialah orang yang telah menemmpuh pendidikan kurang lebih 4 tahun di
tambah 1 tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Keberadaan seorang farmasis atau
apoteker merupakan suatu hal yang penting karena turut membantu pemerintah dalam
menjaga serta memelihara kesehatan masyarakat. Pemerintah memiliki harapan yang besar
terhadap seorang farmasis atau apoteker yang berhadapan langsung dengan pelayanan
kesehatan masyarakat.
Adapun tanggung jawab seorang farmasis atau apoteker tentang pekerjaan kefarmasian
adalah sebagai berikut:
Revolusi industri 4.0 merupakan pola dimana manusia mulai mengubah cara hidup, bekerja,
cara berhubungan antara satu sama lain pada berbagai macam bidang. Untuk menghadapi era
ini sangat di perlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pada
tenaga yang bergerak pada bidang kesehatan.
Bidang kesehatan merupakan yang mendapat pengaruh kuat dalam pengembangan era
revolusi industri 4.0 karena pemanfaatan teknologi untuk memantau status kesehatan
sesorang sangat membantu tenaga kesehatan dan farmasi untuk mencapai tujuan terapi
pasien.
Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat dan bergerak dengan cepat seperti
sekarang ini, di setiap negara tak terkecuali di Indonesia terus menerus mengalami
perubahan, hal ini karema manusia ingin terus berupaya membuat kehidupan menjadi lebih
baik lagi melalaui pembaharuan pembaharuan atau transformasi transformasi terutama pada
bidang teknologi.
Memasuki dunia Revolusi Industri 4.0 tentunya sebagai seorang farmasis haruslah juga
melakukan transformasi transformasi sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tidak
tertinggal.
Saat ini haruslah seorang farmasis menjadi kompeten di bidangnya yaitu dengan
meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berkualitas. Peran seorang
farmasis sangat di rasakan pada era ini terkait dengan penyakit. Farmasis memiliki peran
untuk melakukan pelayanan kefarmasian.
Salah satu tanggung jawab seorang farmasis atau apoteker yaitu harus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang produksi dan pengawasan mutu,
oleh karna itu pada perkembangan revolusi industri pada 4.0 dimana teknologi sedang
berkembang sangat pesat maka seorang farmasis harus pula mengembangakan pelayanan
yang di berikan kepada masyarakat.
Seorang farmasis di tuntut untuk melengkapi diri dengan kecakapan teknologi serta
kompetensi di bidang sosial. Soft skill merupakan suatu hal yang tak akan pernah usang dan
karna itu kita harus memilikinya. Seorang farmasis haruslah memiliki bekal yang istimewa
salah satunya adalah sikap SIAP (skill, innovation,attitude dan professional).
Demi melakukan efisiensi dan menjaga kualitas dari produk, farmasi membutuhkan teknologi
canggih. Contohnya dapat di lihat pada industri pabrik cairan obat dalam (COD) yang di
lengkapi dengan berbagai peralatan berteknologi modern, di mana hal ini bertujuan untuk
merealisasikan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi adanya
ketergantungan terhadap bahan baku impor yang berbasis bahan kimia.
Selain itu terdapat pula Neraca, neraca merupakan perkembangan industri farmasi yang saat
ini menggunakan teknologi nanosaat, dimana teknologi ini sudah tumbuh sangat pesat.
Nanoteknologi farmasi dapat menyelesaikan masalah yang timbul dalam formulasi obat,
protein, peptida, dan asam nukleat yang menghasilkan bioavailabilutas dan efek klinis yang
rendah. Nanoteknologi merupakan suatu ilmu yang mengganbungkan antar ilmu teknologi
farmasi, kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi dan lain lain.
Dengan adanya nanoteknologi farmasi tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang
farmasi karena nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku obat sehingga penggunaannya
menjadi lebih sedikit dari pada tidak menggunakan nanoteknologi.
Selain itu terdapat pula telemedicine. Banyak penyedia layanan kesehatan mengeksplorasi
potensi telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui
sensor yang tersambung ke internet.
Melalui pengembangan metode ini di harapkan bahwa telemedicine akan terbukti sangat
berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak di alami oleh lansia. Kedepannya
sangat di mungkinkan bahwa para lansia menerima cek up medis dengan kenyamanan
bahkan di rumah mereka sendiri. Telemedicine juga dapat membawa perawatan medis
kepada masyarakat di lokasi terpencil.
Di masa depan, beberapa aplikasi medis yang sangat hebat muncul dari kombinasi
teknologi fisika, digital dan biologi termasuk pil yang menggabungkan sensor digital
untuk mengatur pelepasan obat; anggota badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta
psikoterapi secara virtual reality.
Secara global, semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk dapat
berdampak besar bagi kesehatan, seperti halnya ketika penggunaan ilmu statistik
diterapkan pada semua bidang ilmu lainnya di akhir abad ke-19.
Tentu saja, sebuah revolusi yang mendalam sepertinya akan memaksa penyedia
layanan kesehatan untuk secara substansial mengadaptasi praktik kerja mereka.
Sayangnya, jajak pendapat Uni Eropa juga mengungkapkan bahwa kurang dari separuh
eksekutif kesehatan yang percaya bahwa mereka sudah 'cukup' atau 'sangat' siap untuk
Revolusi Industri Keempat. Hasil jajak pendapat ini menyiratkan bahwa penyedia
layanan kesehatan perlu meningkatkan upaya mereka untuk mengintegrasikan Industri 4.0
ke dalam kebiasaan hidup mereka.
Seperti yang telah terjadi berulang kali di tempat lain, jika mereka tidak siap, peran
mereka akan digantikan oleh pasukan dari startups digital yang siap untuk mengambil bisnis
mereka.
Seperti yang telah di diskusikan sebelumnya bahwa RI keempat memberikan dampak besar
pula bagi industri bioteknologi terutama bioteknologi kesehatan. Penggunaan
bioteknologi dalam industri obat obatan dan farmasi adalah perkembangan yang paling
berpengaruh di dunia teknologi di abad ke 21 ini.
Dalam upaya untuk memahami biologi, memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan
kekuatan, bioteknologi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan
rahasia kehidupan serta memanipulasi kehidupan. Selanjutnya terdapat pula bioteknologi,
bioteknologi adalah dasar dalam hampir semua proses bioterapi farmasi dalam era revolusi
industri ke empat.
Teknologi ini banyak di terapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis yang dapat
di pakai sebagai terapi untuk berbagai jenis kondisi penyakit, terutama yang bersifat
mematikan.
Hal ini mengarah ke terapi personal di cocokkan pada genom pasien. Misalnya, wanita
penderita kanker payudara dengan sel kanker yang mengekspresikan protein HER2 dapat di
berikan herceptin.
Herceptin merupakan obat pertama yang di setujui untuk di gunakan pada pasien
kanker payudara dengan tes diagnostik yang cocok, yaitu pasien yang mempunyai ekspresi
protein HER2, yang merupakan target bagi obat tersebut untuk dapat bekerja.
Selain dari metode metode yang telah dijelaskan, transformasi atau perubahan yang di
lakukan juga memberikan kemudahan pada pencarian obat dengan bantuan alat komputasi
in silico telah memainkan peran utama dalam pengembangan molekul kecil lebih dari
tiga dekade.
Pencarian obat baru cara ini adalah strategi yang sangat efektif untuk mempercepat dan
menghemat penemuan dan pengembangan suatu obat baru.
Selama dekade terakhir, metode komputasi penemuan obat seperti docking molekuler,
pemodelan dan pemetaan pharmafore, desain de novo, perhitungan kemiripan molekuler
dan penapisan virtual berbasis urutan protein telah sangat meningkat.
Banyaknya pekerjaan yang masih harus dilakukan dalam menemukan molekul yang cocok
untuk di kembangkan sebagai obat baru dari berbagai kemungkinan senyawa yang tersedia
secara teoritis membutuhkan tekonologi komputasi in silico yang sangat canggih.
Tantangan ini di jawab dengan menggunakan program in silico yang lebih canggih dan
komputer yang sangat mumpuni yang mendasari proses high throughput screening. Sekitar
90% dari senyawa yang di tapis dengan menggunakan teknologi in silico ini berpotensi
gagal di tahap terakhir proses penapisan.
Dengan demikian, apabila penapisan di lakukan secara efisien maka molekul yang
mempunyai efek toksik akan dapat di singkirkan lebih dini, sehingga keseluruhan projek
riset dapat menghemat waktu, uang dan tenaga. Ruang kimia adalah himpunan semua
senyawa yang berpotensi menjadi obat (druggable).
Di butuhkan lebih dari jumlah atom di alam semesta untuk membangun senyawa
senyawa tersebut. Walaupun berbagai sistem pada area biologi telah di eksplorasi dan di
gunakan untuk mencari protein protein baru yang bersifat farmakologis, namun
pekerjaan riset ini masih akan terus berlangsung bertahun tahun ke depan karena
masih banyak protein yang harus di temukan untuk mengobati penyakit-penyakit
kronis.
Selain itu, mencari obat sintetik maupun biologis yang dapat secara akurat dan tepat
berikatan dengan target biologisi. Terdapat banyak tantangan bagi molekul obat untuk
menembus berbagai hambatan biologis agar dapat berikatan secara efektif dengan target,
bahkan pada konsentrasi rendah.
Seringkali, adanya reaksi off-target dari suatu molekul dapat menimbulkan efek toksik
pada organisme, sekalipun potensi obat tersebut secara farmakologis cukup tinggi.
Toksisitas adalah masalah utama dalam pengembangan suatu obat, dan seringkali
toksisitas baru terdeteksi belakangan dalam tahap pengembangan
Strategi terapi masa depan untuk berbagai penyakit yang makin kompleks akan
memanfaatkan mikrobiota usus dalam pengobatan pasien. Mikrobioma manusia mungkin
memiliki banyak target potensial, dengan jumlah lebih dari 3.000 target pada genom
manusia.
Kombinasi antibiotika, probiotik dan prebiotik dapat digunakan sebagai rejimen terapi
bertarget dalam mikrobiota usus untuk mengatur mikrobioma dan, akibatnya,
memulihkan homeostasis ekologi usus dari host.
Pendekatan terapi tersebut dapat dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan platform
teknologi 'omics' metagenomik dan metabolomik seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, dengan menangkap variasi biokimia holistik dan dinamis yang terkait
dengan kondisi patofisiologi dari host.
Integrasi data metagenomik dan metabonomik akan menghasilkan data farmakologi dan
klinis yang dapat menjadi dasar pengembangan alat diagnostik dan prognostik yang
komprehensif mengenai penyakit kompleks.
Demikian artikel ini, saya Chitra Ramadhan menyampaikan rasa terima kasih dan maaf yang
sebesar besarnya kepada para pembaca atas banyaknya kekurangan yang terdapat dalam
artikel ini karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata sebagai manusia
kita hanya bisa berusaha. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.