MAKALAH
“NUTRISI DAN METABOLISME”
NAMA NIM
ROSALINA. J. BATKUNDE P2113066
NOVI. RIANSARI. SAIRKEY P2113050
WINDA F DJALAU P2113079
PRODIKEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjantkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas tuntunan dan rahmatNya Penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ Nutrisi dan Metabolisme”. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah.
Akhir kata sekali lagi Penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................
ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
Metabolisme merupakan salah satu proses yang sangat penting yang terjadi
pada makhluk hidup; karena dalam proses ini selain terjadi reaksi yang simultan
juga terjadi proses penghasilan energi untuk kelangsungan hidup mahkluk hidup
(Palsson, 2009). Metabolisme ini terjadi ketika tubuh mampu menjaga organ
penting agar tetap berfungsi dengan baik. Misalnya tubuh mampu mengubah
makanan menjadi energi yang dapat digunakan untuk beraktivitas.
dengan maksimal untuk beraktivitas, maka tubuh bisa tetap stabil. Namun
sebaliknya, apabila jumlah energi yang didapatkan tubuh dari makanan lebih
banyak daripada energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas, maka sisa energi
yang tidak terpakai tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk mendapatkan informasi mengenai Nutrisi dan
Metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Nutrsi Enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan
melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock,
2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent
pnemoni nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara
pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian
pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah
peningkatan distensi gaster, kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien
setengah duduk dapat mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi
pada pasien di Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya
multifaktorial, termasuk therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi
feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang
paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).
2. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaaan (Wiryana,
2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal,
misalnya: malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress
respirasi berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai,
tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan ( Setiati, 2000). Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila
asupan enteral tidak dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk
memberikan nutrisi enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen
nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan
5
dengan tujuan untuk dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien
IRIN, kebutuhan dalam sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24
jam. Monitoring terhadap factor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat.
Hal yang paling ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui
vena sentral adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas :
1. Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) : Merupakan
pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya
melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam
amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial ) : Merupakan
pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral.
Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam
amino
Indikasi Nutrisi Parenteral :
a) Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia
intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.
b) Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat,
status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare berulang.
c) Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan.
d) Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis
gravidarum (Wiryana, 2007).
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
- Berat badan 10-20% dibawah normal
- Tinggi badan dibawah ideal
- Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
- Adanya penurunan albumin serum
- Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
- Disfagia karena adanya kelainan persarafan
- Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
- Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
Tanda klinis :
- Berat badan lebih dari 10% berat ideal
- Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
- Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
7
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelema han otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
8
8. Tinggi dan berat badan: Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas
permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar
pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga
menjadi lebih besar.
9. Status kesehatan: Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat .
Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena
efek samping obat.
10. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan: Motivasi individu untuk
makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet
merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang
kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
11. Alkohol dan Obat: Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi
kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk
alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi
organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat
gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.
Metabolisme adalah proses dasar yang terjadi pada setiap makhluk hidup.
Manusia, hewan dan tumbuhan mengalami proses yang sama agar berfungsi
normal dalam kehidupan sehari-hari. Pada tubuh manusia, metabolisme bekerja
melalui dua proses, yaitu katabolisme dan anabolisme dan prosesnya berlangsung
secara bersamaan. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu:
Tingkat metabolisme atau seberapa banyak kalori yang dibakar oleh tubuh
untuk menghasilkan energi umumnya berbeda-beda pada setiap orang. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Ukuran dan komposisi tubuh; Orang yang memiliki badan lebih besar dan
lebih berotot mampu membakar lebih banyak energi, bahkan ketika sedang
beristirahat. Hal ini dikarenakan jaringan otot memang lebih aktif dalam
proses metabolisme dibandingkan jaringan lemak.
2. Jenis kelamin; Tubuh pria biasanya membakar lebih banyak energi
daripada wanita. Hal ini karena pria kerap memiliki lebih banyak jaringan
otot dan lebih sedikit lemak tubuh jika dibandingkan wanita.
3. Usia; Seiring bertambahnya usia, jumlah otot cenderung menurun namun
jumlah lemak semakin meningkat. Hal ini dapat memperlambat proses
metabolisme atau pembakaran kalori untuk menghasilkan energi.
4. Genetik; Faktor genetik atau keturunan dapat memengaruhi pertumbuhan
dan ukuran jaringan otot. Hal ini nantinya akan dapat memengaruhi
pembakaran energi atau metabolisme tubuh seseorang.
11
5. Suhu tubuh; Metabolisme secara alami akan meningkat ketika suhu tubuh
menurun (hipotermia) atau ketika tubuh kedinginan. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan suhu tubuh agar kembali normal, sehingga organ-
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.
6. Asupan kafein atau stimulant; Metabolisme dapat meningkat jika
mengonsumsi minuman yang mengandung stimulan seperti kafein. Zat ini
secara alami terdapat pada kopi dan teh. Selain itu, metabolisme tubuh
juga bisa meningkat ketika mengonsumsi obat-obatan yang bersifat
stimulan, seperti metilfenidat dan amfetamin.
7. Hormon; Hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh
adalah hormone tiroid. Oleh karena itu, terganggunya produksi atau kerja
hormon tiroid dapat meningkatkan atau menurunkan metabolisme tubuh.
8. Kehamilan; Metabolisme pada tubuh wanita hamil akan meningkat guna
menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan
jaringan tubuh janin. Proses metabolisme biasanya akan mulai meningkat
ketika kehamilan mencapai usia 15 minggu hingga memasuki trimester
ketiga.
9. Konsumsi makanan dan minuman; Kurangnya mengonsumsi makanan dan
minuman dapat memperlambat metabolisme tubuh. Sebaliknya,
metabolisme tubuh dapat meningkat jika Anda banyak makan atau minum,
terlebih jika makanan atau minuman yang dikonsumsi mengandung
banyak kalori dan nutrisi (contohnya protein) serta antioksidan seperti
polifenol.
10. Tingkat aktifitas; Berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik dapat memicu
tubuh untuk membakar lebih banyak energi, terlebih bila olahraga
dilakukan secara rutin.
12
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi
berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit. Metabolisme merupakan suatu proses
dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan
adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat penting bagi mahluk hidup,
karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat memperoleh energi untuk
bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan. Dalam metabolisme terdapat dua
proses yaitu proses pembentukan ( anabolisme)dan proses penguraian
( katabolisme )
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/263535654/MAKALAH-BIOLOGI-
METABOLISME
http://agusp3b3.blogspot.co.id/2011/12/makalah-metabolisme.html
file:///D:/UNJA/BIOLOGI%20UMUM/BIOLOGI%20SEL
%20%20METABOLISME.htm
http://sainsbio4d.blogspot.co.id/2012/06/metabolisme-sel.html
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta:
EGC
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com