Anda di halaman 1dari 9

PEMIKIRAN IMMANUEL KANT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Filsafat Sejarah


Dosen pengampu: Prof. Dr. Dudung Abdurrahaman, M.Hum

oleh:
Itsnawati Nurrohmah Saputri
1620510003

KONSENTRASI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


JURUSAN INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES
FAKULTAS PASCASARJANA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-18 di Jerman biasa disebut dengan Aufklarung atau dikenal
dengan zaman pencerahan. Dalam zaman ini manusia mencari cara untuk
mencari sebuah kebenaran. Immanuel Kant merupakan salah satu tokoh yang
muncul dengan pemikirannya pada abad tersebut. gagasan-gagasannya muncul
ketika adanya bentrokan dua pemikiran, antara rasionalisme dan empirisme. Hal
ini yang membuat Kant berfikir yang mana antara pemikiran manusia yang
berdasarkan antara rasional dan dari pengalaman (empiris). Sehingga muncullah
pemikiran Kant yang disebut dengan kritikisme. Munculnya Kant dimulailah
zaman baru, karena filsafatnya mengantarkannya kepada gagasan baru, yang
akan berpengaruh kepada filsafat kemudiannya.

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada dua rumusan masalah yang dibahas, yaitu:
a. Bagaimana kehidupan Immanuel Kant?
b. Apa saja pemikiran dari Immanuel Kant?
c. Bagaimana sejarah dalam pandangan Kant?

B. PEMIKIRAN IMMANUEL KANT


1. Sekilas Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan filosof Jerman yang berpengaruh pada filsafat
modern Barat. Ia lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg. Kant adalah anak
keempat dari keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang pembuat pelana kuda,
dan keluarganya merupakan penganut setia gerakan pietisme yang taat. Kant
mendapatkan beasiswa dalam pendidikannya dari SD sampai SMA dari gereja. 1
Gerakan Pietisme menekankan kasih sayang, disiplin, dan ketekunan dalam

1
Lili Tjahjadi, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif Kategoris
(yogyakarta: Kanisus, 1991), hlm. 25.

2
pekerjaan, kesalehan, kesederhanaan, kejujuean, dan hubungan pribadi dengan
tuhan. Hal ini yang membuat Kant sangat displin dalam kehidupannya
mendatang.
Pada usia 16 tahun Kant masuk universitas di Konigsberg. Semasa kuliah
ia sambil bekerja, karena masalah keuangan. Ia menjadi guru pribadi dari
beberapa keluarga kaya di Konigsberg. Dalam perkuliahannya ini ia
memperlajari matematika, fisika, filsafat, teologi, literatur dan bahasa latin. Di
universitasnya ia berkenalan dengan Martin Knutzen (1713-1753), guru yang
mempunyai pengaruh terhadapa pemikiran Kant. Guru Kant ini memperkenalkan
Kant dengan filsafat Christian Wolff dan fisika Newton.2
Pada tahun 1755, ia mendapatkan gelar doktor dari universitasnya, dengan
judul Pengambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran mengenai Api. Setelah itu
ia bekerja sebagai Privatdozent, ia banyak mengajarkan mata kuliah metafisika,
geografi, pedofologi, fisika dan matematika teologi, ilmu falak, filsafat, dan
mineralogi. Kant menggerakan pikirannya dan memperhatikan pendengarnya,
dengan kecakapan Kant dalam menyampaikan materi, ia diberi julukan dengan
sang guru yang cakap. Pada tahun 1770, Kant memperoleh gelar profesor logika
dan metafisika dari universitas Konigsberg dengan disertasi Mengenai Bentuk
dan Asas-Asas dari Dunia Indrawidan Budhhi.3
Gaya kehidupan Kant sangatlah menarik, kehidupan Kant sangalah
monoton dan disiplin dalam kehidupannya. Kehidupannya sangatlah terjadwal
yang setiap harinya dan jamnya sama kegiatannya. Jadwal kegiatan sehari-hari
diatur dengan cermat. Hanya sekali Kant meninggalkan atau melanggar
jadwalnya, ketika ia membaca buku Rousseau, Emile, yang menurutnya sangat
menarik dan sulit untuk dipahami dalam sekali baca. Kant tidak menikah, ia
ditemani oleh seorang pembantu yang bernama Tuan Lampe, yang membantunya
2
Fitzerald Kennedy Sitorus,”Filsafat Kritiisme Kant, Kant: dari Subjek yang Kosong Hingga Tuhan
sebagai Postulat” makalah , hlm. 3.
3
Lili Tjahjadi, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif Kategoris
(yogyakarta: Kanisus, 1991), hlm. 26.

3
menjalankan jadwal kehidupan sehari-harinya. Kant meninggal pada 17 Februari
1804, ketika ia berusia 80 tahun. Selama hidupnya Kant tidak pernah pergi lebih
dari 20 kilometer dari tempat tinggalnya. Walapun Kant tidak pernah
meninggalkan kota lahirnya, ia dapat menyampaikan mata kuliah geografi
dengan sangat menarik, dari bahan bacaannya dan diskusi-diskusi yang selalu ia
ikuti setiap makan siang.4
2. Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant
Kehidupan Kant dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra kritis dan
tahap kritis. Pembatasan dari kedua tahap ini adalah ketika ia menerima jabatan
sebagai guru besar pada tahun 1770. Awalnya ia menganut pendirian yang
rasionalistis yang dilancarkan oleh Wolff dan kawan-kawannya. Lalu ia dapat
pengaruh dari Hume, kemudian berangsur-angsur Kant meninggalkan
rasionalisme. Menurut Kant Hume-lah yang membangunkannya dari tidur
dogmatisnya, yang kemudian membuat ia masuk kedalam tahap kritis. Pada
tahap kritis inilah ia membuat filsafat menjadi radikal.5
Kant sendiri memberikan nama filsafatnya dengan kritisisme, sehingga
membuat tiga karnya yang besar disebut kritik yaitu: Kritik der reinen Vernunft
atau “Kritik atas Rasio Murni” (1781), Kritik der Praktischen atau “Kritik atas
Rasio Praktis” (1788), dan Kritik der Urteilskraft atau “Kritik atas daya
pertimbangan” (1790). Filsafat Kant bermaksud untuk membedakan antara
pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tidak ada kepastiannya.
Filsafatnya dimaksudnya sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan
rasio secara objektif dan menentukan batas-batas kemampuannya.6
Filsafat Kant bermaksud untuk memugarkan sifat objektif dunia dan
ilmu pengetahuan. Untuk menghindari keberpihakan manusia dengan
rasionalisme dan sepihak empirisme. Dimana rasionalisme didapat dari
4
Fitzerald Kennedy Sitorus,”Filsafat Kritiisme Kant, Kant: dari Subjek yang Kosong Hingga Tuhan
sebagai Postulat” makalah , hlm. 4-5
5
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat ( Yogyakarta: Kanisus, 2011), hlm. 64
6
Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1983), hlm. 64.

4
subjeknya, lepasa dari pengalamannya, sedangkan empirisme mengira hanya
dapar pengetahuan hanya dengan pengalamannya.
a. Kritik atas Rasio Murni
Kritisisme yang dilancarkan Kant adalah usahanya dalam
memperdamiakan antara rasionalisme dan empirisme. Dimana rasionalisme
mementingkan unsur-unsur apriori dalam pengenalannya artinya unsur yang
lepas dari segala pengalamannya, yang hanya dari ide-ide bawannya.
Sedangkan empirisme aposteriori, artinya unsur-unsur yang berasal dari
pengalaman. Menurut Kant antara rasionalisme dan empirisme keduanya berat
sebelah, sehingga ia berusaha menjelaskn dari paduan keduanya. 7 Filsafat yang
menangani ini disebut dengan filasafat transedental yaitu filsafat yang meneliti
cara orang mengenak segala sesuatu. Daya pengenal menurut Kant memiliki
tingkatan, dari tingkat yang terendah (inderawi) ke daya tingkatan tertinggi
(akal dan rasio).8
- Indrawi, ia berpendapat dalam unsur indrawi terdapat dua bentuk apriori yaitu
ruang dan waktu.
- Akal, Kant membedakan antara akal dan rasio. Dimana akal bertugas
menciptakan orde data-data indrawi, yaitu dengan mengemumkakan putusan-
putusan. Dalam akal dikenal dengan adanya kategori. Kant berpendapat ada
12 kategori yang terbagi menjadi 3 kategori, pertama kuantitas didalamnya
terdiri dari kategori kesatuan, keutuhan, dan kejamakan. Kedua, kualitas yang
terdiri dari kategori realitas, negasi, dan pembatasn. Ketiga, hubungan yang
terdiri dari kategori subtandi, kausalitas dan timbal balik. Keempat, modalitas
yang terdiri dari kategori kemungkinan, peneguhan, dan keperluan. Kategori
ini menklasifikasikan pengamatan serta menyusunnya hinga menjadi gagasan
yang teratur.9

7
K. Bertens, Sejarah...., hlm. 64
8
Harun, Sari...., hlm. 66
9
Ibid.,hlm. 69.

5
- Rasio, tugas dari rasio adalah menarik kesimpulan dari putusan-putusan.
Rasio yaitu pengertian yang mutlak dan tidak diberikan oleh pengalaman.
Dalam rasio Kant memperlihatkan bahwa rasio membentuk argumentasi
dengan tiga ide, yaitu jiwa, dunia, tuhan.10
b. Kritik atas Rasio Praktis
Rasio praktis yaitu rasio yang mengatakan apa yang harus dilakukan,
rasio yang memberikan perintah atas kehendak kita. 11 Rasio praktis
memberikan perintah yang mutlak yang disebut dengan imperatif kategoris.
Kategori yang tidak bisa dihindari, karena landasan tindakan moral. Adapun
ajaran dari imperatif kategoris adalah bertindak sedemikan rupa sesuai dengan
sebuah prinsip atau kaidah tindakamu, bisa sekaligus kau kehendaki sebagai
kaidah yang berlaku secara universal.12
c. Kritik atas daya pertimbangan
Dalam karya ini, Kant berusaha memadukan antara kritik rasio murni
dan kritik rasio praktis. Setiap kritik mempunyai konsekuensinya sendiri,
dengan adanya karya tentang pertimbangan ini untuk mengerti persesuaian
kedua kawan tersebut. Hal itu terjadi dengan menggunakan konsep finalitas
(tujuan). Finalitas dapat bersifat subjektif dan objektif. Bersifat subjektif,
manusia mengarahkan objek pada diri manusia sendiri. Bentuk ini yang
memberikan tentang keindahan yang memberikan kepuasan esistensi. Bersifat
objektif, dimaksudkan dengan keselarasan antara benda-benda alam. Dengan
demikian, rasionalisme dan empirisme harus bergabung, agar keduanya
melahirkan suatu paradigma baru, dimana kebenaran empiris harus rasional,
dan kebenaran rasional harus empiris.

10
Bertens, Sejarah...., hlm. 66.
11
Ibid., hlm. 67.
12
Evi Nurfadilah, “Sinetron Anak Jalanan dalam Prespektif Etika Deontologis Immanuel Kant”, Skripsi
(UIN Sunan Ampel: Ushuluddin dan Filsafat, 2016), hlm. 24.

6
3. Sejarah dalam pandangan Kant
Pemikiran Kant tentang Kritisisme, yang mana pemikiran Kant ingin
mengabungkan antara rasionalisme dan empirisme. Ia tidak ingin suatu masalah
dilihat dari satu sisi dan berat sebelah. Akan tetapi suatu pperistiwa dilihat
melalui dua sisi yaitu rasional dan empirisme. Berdasarkan hal tersebut dalam
dilihat filsafat sejarah dari Kant, yang mempertimbangkan apriori, yaitu:
a. Alam tidak berbuat sesuatu yang sia-sia.
b. Apa pun yang terdapat di alam akan berkembang sesuai dengan perjalan
sejarah.
c. Akal budi merupakan sifat dari manusia.13
Alam akan berubah sesuai dengan yang dilakukan manusia.
Perkembangan sejarah tidaklah lepas dari peran manusia didalamnya. Sehingga
dalam perubahan yang terdapat dialam tidak akan lepas dari pengaruh manusia
didalamnya.
Tindakan-tindakan dari manusia ditentukan oleh hukum-hukum
keakhlakan tetapi apabila dilihat dari sudut pandang peniliti, tindakan dari
manusia ditentukan oleh hukum-hukum alam. Menurut Kant ide bahwa alam
mempunyai tujuan. Dilihat dari pandangan Kant, rancangan sejarah itu adalah
rancangan alam, karena persamaan antra hukum alam didalam sains dengan
hukum alam dalam sejarah.14
Pandangan Kant di antara hukum-hukum alam dengan rancangan alam
dari sudut pandang sejarah adalah suatu kelaziman bagi zamannya. Rancangan
alam di dalam sejarah dipahamkan sebagai rancangan bagi perkembangan
kebebasan manusia. Alam memberikan kebebasan kepada manusia untuk
memberikannya kuasa untuk kebebasan akhlak. Kebebasan ini agar
memberikan perjalanan sejarah manusia boleh dilihat dari amalan

13
Ankersmith, Refleksi tentang Sejarah, terj. Dick Hartoko (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm. 20.
14
R.G. Collingwood, Idea Sejarah terj. Muhd. Yusof Ibrahim (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1985), hlm. 109.

7
perkembangan akhlak manusia dialam. Sejarah adalah suatu kemajuan menuju
kerasionalan.
Dalam perkembangan sejarah budi manusia akan dapat dilihat
merealisasikan diri dalam bentuk manusia yang berakal budi dan masyarkat
yang berdasarkan penalaran rasional. Spekulasi Kant terhadap sejarah adalah
budi yang mendahului kemenangannya yang mendorong sejarah terus menurus
dan tak pernah mengandalakan fakta-fakta yang terdapat pada masa silam.15
Sejarah menurut Kant sendiri tidak hanya dilihat kacamata Rasionalisme
akan tetapi dilihat juga dari empirisme. Karena sejarah merupakan kejadian
yang menjadikan manusia sebagai objek dan subjeknya. Dalam implikasi
sejarah dalam pemikiran Kant, manusia dapat dilihat sebagai objektivitas dan
kemudian dipandang melalui subjek. Kemudian manusia dilihat melalui
rasional dan dibuktikan melalui empirisme. Sehingga tidak terjadi keberpihakan
dalam memandang sejarah melalui pandangan Kant.

C. PENUTUP
Munculnya Immanuel Kant dalam dunia filsafat memberikan dampak pada
perkembangan selanjutnya. Immanurl Kant lahir pada 22 April 1724, lahir dari
keluarga yang sederhana. Immanuel Kant dan keluarganya merupakan orang yang
taat beragama. Immanuel Kant mendapatkan beasiswa dalam menjalankan
pendidikannya dari gereja. Ia kuliah di Konigsberg, dengan beasiswa dari gereja, ia
juga melakukan les privat untuk melanjutkan kuliahnya. Di universitasnya inilah ia
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan mengenalkannya tentang filsafat. Pemikiran
Kant tentang kritikisme muncul untuk menyatukan antara rasionalisme dan
empirisme. Dimana keduanya harus saling berdampingan, tidak berat sebelah.
Filsafat Kant memberikan kritik terhadap pendahulunya dan memberukan perspektif
baru bagi filsafat berikutnya.

15
Ankersmith, Refleksi..., hlm. 20

8
DAFTAR PUSTAKA

Ankersmith. Refleksi tentang Sejarah. Terj. Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia, 1987.
Evi Nurfadilah. “Sinetron Anak Jalanan dalam Prespektif Etika Deontologis
Immanuel Kant”. Skripsi. UIN Sunan Ampel: Ushuluddin dan Filsafat, 2016.
Fitzerald Kennedy Sitorus.”Filsafat Kritiisme Kant, Kant: dari Subjek yang Kosong
Hingga Tuhan sebagai Postulat”. Makalah kelas Filsafat, 2016 dalam
Komunitas Salihara www.salihara.org di unduh pada 01 November 2017,
pukul 19.20 WIB.
Harun Hadiwiyono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2.Yogyakarta: Kanisius, 1983.
K. Bertens. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisus, 2011.
Lili Tjahjadi. Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif
Kategoris. Yogyakarta: Kanisus, 1991.
R.G. Collingwood. Idea Sejarah. Terj. Muhd. Yusof Ibrahim. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1985.

Anda mungkin juga menyukai