Disusun oleh :
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “POLITIK DALAM ISLAM” guna memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan agama.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.
KELOMPOK 4
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang
disampaikan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril dengan tujuan
untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah SWT. Banyak
cara dilakukan manusia untuk mencapai ketakwaan di sisinya atau disebut juga
dengan kata ‘politik’ karena politik dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk
mencapai tujuan tertentu. Tidak sedikitpun masyarakat menganggap bawha politik
adalah sesuatu yang negatif yang harus dijauhi. Padahal tidak semstinya selalu
begitu, bahkan pilitik sangat dibutuhkan dalam hidup beragama. Andai saja kita
tidak mempunyai cara untuk pendekatan kpd Allah SWT, maka dapat dipastikan kita
sebagai manusia biasa juga tidak akan pernah mencapai kata beriman dan bertakwa
di sisiNYA, dikarenakan tidak akan pernah tercapai suatu tujuan jika tidak ada
usaha atau cara yang dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Realita inilah
yang harus kita ubah dikalangan masyarakat setempat, setidaknya dimulai dari
lingkungan keluarga,masyarakat kemudian untuk bangsa dan nergara kita.
Islam bukanlah suatu ilmu yang harus dipertandingnya dengan tulisan atau ceramah
belaka tanpa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karna islam sangat identik
dengan sifat, pemikiran, tingkah laku, dan perbuatan manusia dalam kehidupan
sehari-hari untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan tujuan utk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tentunya untuk mencapai hal tersebut, kita
harus mempunyai suatu cara yang tidak melanggar ajaran agama dan tidak
merugikan umat manusia. Banyak yang beranggapan bahwa jika agama dimasukan
dalam suatu politik, maka agama ini tidak akan murni lagi. Namun ada yang
beranggapan lain, karena agama jika idak menggunakan suatu politik atau cara maka
agama tersebut tidak akan sampai pada tujuannya. Kalaupun pada kenyataanya
banyak yang tidak berhasil, mungkin cara yang digunakan belum sempurna dan
perlu menambah ilmu.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Islam memang memberikan landasan kehidupan umat manusia secara lengkap, termasuk
didalamnya kehidupan politik. Tetapi Islam tidak menentukan secara konkrit bentuk
5
kekuasaan politik seperti apa yang diajarkan dalam Islam. Itulah sebabnya terjadi
perbedaan pendapat dikalangan umat Islam dalam merumuskan sistem politik Islam.
Umat Islam berbeda pendapat tentang kedudukan politik dalam syariat Islam. Beberapa
pendapat di antaranya: Pertama, menyatakan bahwa Islam adalah agama yang serba
lengkap. Di dalamnya terdapat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik. Dalam
bahasa lain, sistem politik atau juga disebut juga fiqh siya>sah merupakan bagian integral
dari ajaran Islam. Lebih jauh kelompok ini berpendapat bahwa sistem ketatanegaraan
yang harus diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad saw.
Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian barat.
Artinya Agama tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan. Menurut aliran ini
nabi Muhammad sawhanyalah seorang rasul, seperti para rasul yang lain bertugas
menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk
mendirikan dan memimpin suatu negara. Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama
yang serba lengkap yang terdapat didalamnya segala sistem kehidupan termasuk sistem
ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa Islam sebagaimana pandangan barat
yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendirian bahwa
dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai
etika bagi kehidupan bernegara.
6
Inti ayat tersebut di atas adalah:
1. Urusan mereka diputuskan dengan musyawarah diantara mereka
2. Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kata al-Amr (urusan) pada ayat
di atas mencakup urusan ekonomi, politik, sosial, budaya dan sebagainya yang harus
dimusya- warahkan.Ayat di atas juga memerintahkan untuk menunaikan amanat dan
menetapkan hukum secara adil.Sebagaimana dalam Q.S.al-Nisa’>[4]: 58 اِ َّن ٰ ّ َ یَْأ ُم ُر ُك ْم اَ ْن
ۢ ۙ ٓ ال َمٰ ٰن
ص ْی ًر ا ِ َّت اِ ٰلى اَ ْھلِھَا َو اِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْینَ الن
ِ َاس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا بِ ْال َع ْد ِل ۗ اِ َّن ٰ ّ َ نِ ِع َّما یَ ِعظُ ُك ْم بِ ٖھ ۗ اِ َّن ٰ ّ َ َكانَ َس ِم ْیعًا ب ِ ْ تَُؤ ُّدوا ا
Terjemahan: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat”.
3. Kemestian mentaati Allah dan Rasulullah dan uli al-Amr (pemegang kekuasaan)
sebagaimana dalamQ.S al-Nisa’>[4]: 59 ال َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم ٰ ٰیٓاَیُّھاالَّذ ْین َٰامنُ ْٓو ااَط ْیع.....
ْ ُوااللّھَ َو اَ ِط ْیعُواال َّر سُوْ لَ َو اُولِىا ِ َ ِ َ
Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya…..”
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-Nya di samping sifat-sifat
keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang memungkinkan ia melaksanakan fungsinya
sebagai khalifah untuk memakmuran bumi. Namun demikian, perlu dikemukakan bahwa dalam
keutamaan manusia itu terdapat pula keterbatasan atau kelemahannya. Karena kelemahanya itu,
manusia tidak mampu mempertahankan dirinya kecuali dengan bantuan Allah.
Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup di dunia dalam rangka
mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-Nya Allah menunjukkan jalan yang
harus di tempuh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia hanya dapat
terwujud jika manusia mampu mengaktualisasikan hakikat keberadaannya sebagai makhluk
utama yang bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan dalam pembangunan kemakmuran
di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah, menunjukkan jalan dan harapan yakni
(1) agar manusia mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan fitrah (sifat asal atau kesucian)nya,
(2) mewujudkan kebajikan atau kebaikan dengan menegakkan hukum, (3) memelihara dan
memenuhi hak-hak masyarakat dan pribadi, dan pada saat yang sama memelihara diri atau
membebaskan diri dari kekejian, kemunkaran dan kesewenang-wenangan. Untuk itu di perlukan
sebuah system politik sebagain sarana dan wahana (alat untuk mencapai tujuan) yaitu Politik
Islam.
B. Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya memiliki peran utama
dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke arah integrasi kehidupan masyarakat,
negara dan Islam diperlukan ijtihad yang akan memberikan pedoman bagi anggota parlemen atau
politisi dalam menjelaskan hujahnya dalam berpolitik. Dan interaksi umat Islam yang hidup
dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan pengalaman dan tantangan baru menuju
masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik yang bersih dan sehat akan menambah
9
kepercayaan masyarakat khususnya di Indonesia bahwa memang Islam mengatur seluruh aspek
mulai ekonomi, sosial, militer, budaya sampai dengan politik.
DAFTAR PUSTAKA
TimDosenPendidikanAgama.2019.PendidikanAgamaIslamDiPerguruanTinggiUmum.Makassar;
BalaiPenelitiandanPengembanganAgamaMakassar.
Anwar, Fuadi, dkk. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, Padang : 2008
10