Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ACARA I
PEMBUATAN LARUTAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7
1. Amirul Mujaddid Burdawani (B1D021196)

2. Arsyudy Nata (B1D021199)


3. Asni Fayanti (B1D021200)
4. Nurul Mubin (B1D021151)
5. Ori Wira Putra (B1D021152)
6. Pahrurrozi (B1D021153)
7. Putri Ari Wahyuningsih (B1D021154)
8. Rama Rizki (B1D021156)
9. Ramadhoni Primawadi (B1D021157)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ACARA I

PEMBUATAN LARUTAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.

2. Waktu Praktikum
Senin, 29 November 2021

3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat
dalam komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan
dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya
akanseragam (sama) di semua bagian. Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi
oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka
digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat
terlarut terhadap pelarut (Putri, Prihandono & Supriadi, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian dengan pengulangan sebanyak lima kali,


menunjukkan bahwa hasil pengamatan waktu larutan mengalami kenaikan suhu
sebesar 50o C dengan konsentrasi larutan 5%, 10%, 15%, 20%, 25% menghasilkan
nilai yang berbeda-beda. Hubungan d,ari konsentrasi larutan dengan waktu larutan
mencapai kenaikan suhu 50o C dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang
signifikan. Pada penelitian ini semakin besar nilai konsentrasi larutan maka
besarnya nilai waktu yang diperlukan untuk mencapai kenaikan suhu sebesar 50oC
semakin kecil. Sedangkan menurut teori seharusnya semakin besar nilai konsentrai
larutan maka energi yang digunakan juga akan semakin besar dan waktu yang
diperlukan larutan untuk mencapai kenaikan suhu yang ditentukan akan semakin
besar. Hal ini dikarenakan air yang digunakan bukan air murni sehingga
memungkinkan adanya zat atau mineral lain yang terkandung dalam air. Selain itu
tekanan udara dan suhu lingkungan diabaikan, sedangkan menurut teori tekanan
udara dan komponen penyusun larutan dapat mempengaruhi kenaikan suhu pada
suatu larutan yang dipanaskan (Ratna Kartika Irmawati dkk, 2019 : 6).
Konsep asam basa dan hidrolisis garam mempunyai hubungan yang kuat.
Apabila siswa paham konsep asam basa, maka siswa akan memahami konsep
hidrolisis garam dengan baik. Hal ini terlihat pada soal yang diberikan kepada siswa
secara berpasangan. Misalkan seperti konsep garam yang mengalami hidrolisis
sebagain dan bersifat basa, maka siswa harus memahami konsep asam lemah
menurut teori Arrhenius. Selain itu, jika siswa diminta untuk menentukan pH pada
garam NaF yang terhidrolisis, maka siswa harus memahami konsep asam basa
Bronsted Lowry pada asam HF. Jika direaksikan dengan HS- , maka HF akan
memberikan H+ kepada HS- membentuk H2S dan F- , sehingga HF bersifat asam
dan Fbersifat basa kuat. Ketika terbentuk garam NaF, maka F- akan menarik H+
dari H2O membentuk HF dan larutan garam tersebut bersifat asam. (Laili Mei Ari
Putri dkk, 2017: 153).
Planar perovskite solar cells made entirely via solution-processing at low
temperatures Klem(<150oC) offer promise for simple manufacturing, compatibility
with flexible substrates, and perovskite-based tandem devices; however, they
require an electronselective layer that performs well with similar processing. We
report a contact passivation strategy using chlorine-capped TiO2 colloidal
nanocrystal (NC) film that mitigates interfacial recombination and improves
interface binding in low-temperature planar solar cells. We fabricated solar cells
with certified efficiencies of 20.1% and 19.5% for active areas of 0.049 and 1.1
square centimeters, respectively, achieved via low-temperature solution processing.
Solar cells with efficiency >20% retained 90% (97% after dark recovery) of their
initial performance after 500 hours continuous roomtemperature operation at their
maximum power point under one-sun illumination.( Hairen Tan dkk : 2017)

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat-alat praktikum
a. Batang Pengaduk
b. Buret 50 mL
c. Corong kaca 75 mm
d. Enlenmeyer 250 ml
e. Gelas arloji
f. Gelas Kimia 100 ml
g. Klem
h. Labu ukur 25 ml
i. Pipet tetes
j. Pipet ukur 5 ml
k. Pipet ukur 1 ml
l. Ruber bulb
m. Statif
n. Timbangan analitik

2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Natrium hidroksida (NaOH(s))
c. Natrium hidroksida (NaOH(aq)) 0,1 M
d. Indikator phenolftalain (C20H12O4(aq))

D. PROSEDUR PERCOBAAN

• Pembuatan Larutan dari Padatan

a) Ditimbang padatan NaOH menggunakan timbangan analitik


sebanyak 0,1 gram dan 0,01 gram.
b) Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.
c) Dilarutkan dengan aquades secukupnya.
d) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml
e) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
f) Dikocok atau dihomogenkan.
g) Diukur pH larutan dengan pH stick

• Pengenceran Larutan

a) Diambil larutan HCl sebesar 2,5 mL dan 0,25 ml


b) Dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml
c) Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
d) Dikocok atau dihomogenkan.
e) Diukur pH larutan dengan pH stick

• Titrasi

a) Larutan basa
• Standarisasi buret dengan HCl 0,1 M.
• Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak 10 ml ke
dalam Erlenmeyer 100 ml.
• Dimasukkan 2 tetes indikator phenolftalein (PP).
• Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
• Dicatat volume titrasi yang digunakan

b) Larutan asam

• Standarisasi buret dengan NaOH 0,1 M.


• Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak 10 mL ke
dalam Erlenmeyer 100 ml.
• Dimasukkan 2 tetes indikator phenolftalein (PP).
• Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
• Dicatat volume titrasi yang digunakan

E. HASIL PENGAMATAN

1. Penentuan Larutan Asam –Basa berdasarkan pH larutan

NO Larutan yang akan pH Teoritis pH


diuji percobaan

1 50 mL HCl 0,01 M 3 2
2 50 mL HCl 0,1 M 1 1
3 50 mL NaOH 0,01 M 14 12
4 50 mL NaOH 0,1 M 14 13

2. Penentuan Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Titrasi


NO Larutan Titran Volume HCl Volume Larutan Konsentrasi
(mL) Titran (mL) Larutan (M)
1 10 mL HCl 0,01 10 7,2 0,072 M
M
2 10 mL HCl 0,1 M 10 2,25 0,0225 M

F. ANALISIS DATA

1. Persamaan Reaksi :
NaOH(s) + H2O(l) NaOH(aq) + H2O(aq)
NaOH(aq) + H2O(I) Na+(aq) +OH- (aq) +H2O(I)
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(aq)

2. Perhitungan

a. Menentukan Larutan Asam-Basa Berdasarkan pH teoritis


• Untuk larutan HCl 0,01 M [H+ ] = 1 × 10-2 M pH = -log [H+ ]
= -log [10-2 ]

=2
• Untuk Larutan HCl 0,1 M

[H+ ] = 1 × 10-1 M

pH = -log [H+ ]

= -log(10-1)

=1
• Untuk Larutan NaOH 0,01 M

[OH- ] = 1 × 10-2 M
pOH = - log [OH- ]
= -log [10-2 ]
=2
pH = pKw-Poh
=14 -2
= 12

• Untuk larutan NaOH 0,1 M

[OH- ] = 1 × 10-1 M
pOH = - log [OH- ]
= -log(10-1)
=1
pH = pKw-Poh
=14 -1
=13

• Tabel Perbandingan
NO Larutan yang di pH percobaan pH teoritis
ukur

1 Larutan HCl 0,01 M 3 2


2 Larutan HCl 0,1 M 1 1
3 Larutan NaOH 0,01 14 12
M
4 Larutan NaOH 0,1 14 13
M

b. Menentukan Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Tetrasi

• Untuk HCL 0,01 M

Diketahui : MHCl = 10−2M


VHCl = 10 ml
VNaOH = 10 ml
Ditanyakan : MNaOH =.......?
Penyelesaian

MHCl VHCl = MNaOH VNaOH

10−2 10 = MNaOH 10

= MNaOH
10−2 = MNaOH
0,01 M = MNaOH

Penyelesaian

MHClVHCl = MNaOHVHCl

• Untuk HCl 0,1 M


Diketahui : MHCl = 10−1 M
VHCl = 10 mL
VNaOH = 2,25 mL
Ditanyakan : MNaOH =.......?
Penyelesaian

MHCl VHCl = MNaOH VNaOH


MHCl . 10 = 10−1 . 2,25
MHCl = 0,225

G. PEMBAHASAN

Konsentrasi larutan merupakan jumlah zat terlarut dalam setiap satuan


larutan atau pelarut .konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan,agar larutan
tersebut bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah
zat terlarut dan jumlah pelarutnya. zat terlarut dapat di ukur menggunakan pH
stick dimana alat ini berguna untuk menyatakan perbedaan dan tingkat larutan
asam basa.pada alat ukur yaitu pH stick memiliki nilai akurasi yang sangat akurat
dan nilai dari pengukurannya tidak di ragukan lagi.
Pada percobaan tersebut dapat di bedakan hasil dari larutan HCl dan NaOH.

Dimana HCl itu bersifat asam ,sedangkan larutan NaOH bersifat basa kuat hal ini
terjadi karena pH larutan HCl itu memiliki pH di bawah 7 dan NaOH nilainya 14.
H. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Perbedaan asam dan basa berdasarkan jumlah pH yang telah di hasil kan pH HCl =3
Pada larutan ini bersifat basa sedangkan pH NaOH = 14 pada larutan ini termasuk
larutan yang bersifat basa.
b. Mengetahui konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrat yang mana
konsentrasiyang di hasilkan adalah untuk HCl 0,01 konsentrasi adalah 7,2 dan untuk
HCl.

DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby D.W., Gillis, dan Norman, 2001, Kimia Modern, Erlanga, Jakarta.
Irawati, R. 2019, Pengaruh Pemahaman Konsep Asam Basa terhadap Konsep
Hidrolisis Garam Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI, Antasari
Banjarmasin, JURNAL THABIEA 2 (1):1-6
Putri, L. M. A., Prihandono, T., dan Supriadi, B. 2017. Pengaruh Konsentrasi
Larutan Larutan. Jurnal Pembelajaran Terhadap Laju Kenaikan Suhu
Fisika. 6(2) : 147-153.
Tan, H.,Jain,A.,Voznyy,O.,Lan,X.,De Arquer, F.P.G., Fan, J.Z., Fan,F. (2017).
Efficient and stable solution-processed planar perovskite solar cells via
contact passivation.” Science 355, No 6326 (2017):722-726.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai