Makalah Praktek Agb - Nina Fitriani - 2106125555 - Agb C
Makalah Praktek Agb - Nina Fitriani - 2106125555 - Agb C
OLEH:
NINA FITRIANI
2106125555
AGRIBISNIS C
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Nina Fitriani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..……….………………………………………………...i
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
1.2 Tujuan……….…………...…………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………2
Kesimpulan…………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….22
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
-Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting, kultur
jaringan.
-Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok dan stek (daun, batang,
akar)
Biji apomiktik dibentuk langsung dari sel diploid, yang mungkin terjadi dari
sel induk megaspore yang belum mengalami miosis sempurna atau dari selsel
jaringan ovuler. Sebagai hasil apomiksis atau hasil perkembangan biji tanpa
proses kawin yang sempurna, pada perkawinan silang heterozygous hasilnya
menunjukkan sifat yang sama dengan induknya yang betina.
Meskipun apomiksis banyak terdapat dalam dunia tanaman, hal ini bukanlah
merupakan arti umum dari pembiakan tak kawin. Sebagai contoh dalam
pembiakan Kentucky bluegrass,jeruk dan mangga apomiktik hanyalah
sebagian proses saja, biji akan diturunkan baik secara kawin maupun tak
kawin. Kecambah vegetatif dari jeruk pada umumnya akan mengalahkan
kecambah hasil perkawinan.
Cara apomiktik dapat digunakan untuk mengekalkan klon jeruk yang bebas
dari virus, hal ini dikarenakan virus susah ditularkan melalui biji, dan
kecambah yang tumbuh tersebut dari jaringan vegetatif sehingga sifatnya
akan sama dengan induk betina.
Pembiakan vegetatif dengan biji apomiktik, berakibat seperti pembiakan
dengan biji pada umumnya. Pembiakan apomiktik ini juga menunjukkan
cirri-ciri juvenile dimana masa pembuahan akan dicapai dalam jangka waktu
relative lebih lama daripada cara pembiakan vegetatif lainnya.
b. Melalui Spora
Spora adalah inti sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembiakan.Contoh
tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara ini adalah tanaman paku. Pada tanaman
paku, spora dibentuk pada daun.Spora terletak pada kotak spora (sporanium) yang
berkumpul di dalam sorus yang merupakan kumpulan kotak spora.Sorus terletak di
tepi bawah daun yang berupa seperti bintik-bintik kecokelatan.Saat sporanium pecah,
maka spora akan keluar dan jatuh pada tempat yang coco. Barulah akhirnya tumbuh
tanaman paku yang baru.
c. Tunas
Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh. Jika ditanam, tunas
akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas yang baru tumbuh tersebut disebut
tunas adventif. Tanaman yang berkembang biak dengan tunas di antaranya pisang,
cemara, bambu, sukun, dan tebu.
d. Umbi Lapis
Umbi Lapis merupakan jenis umbi yang terbentuk dari tumpukan daun
yang tersusun rapat. Beberapa yang termasuk ke dalam golongan jenis umbi lapis
adalah bawang merah, bawang putih, tulip, sedap malam, dan bakung.Pada umbi
lapis, bagian tubuh yang digunakan adalah daun. Dari sela-sela daun yang saling
bertumpuk itu, tumbuh mata tunas atau siung. Mata tunas ini akan membentuk
individu baru jika tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
e. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah, Bagian ujung
batang itu akan menggembung membentuk umbi. Bagian batang yang
menggembung dan membentuk umbi itu merupakan tempat penyimpanan
cadangan makanan, terutama zat tepung
Pada umbi batang dapat tumbuh mata tunas yang akan menjadi tanaman
baru.Permukaan atas umbi itu menghasilkan tunas tanaman baru berupa batang
dan daun, sedangkan permukaan bawah menghasilkan sistem akar.Untuk
mengetahui tumbuhan umbi batang, umbi itu berupa batang yang menggembung
dan muncul di ujung batang, namun bukan pada akar.
g. Geragi (Stolon)
h Tunas Adventif
Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu
baru Pada cocor bebek ( K al a n c h o e d aig r e m o n tia n a ), di ujung daunnya
akan tumbuh tunas adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh
menjadi satu individu baru.
Perubahan Batang:
2. Corn, menyerupai bulb sehingga disebut pula bulb palsu, tidak berisi lembaran-
lembaran berdaging, tetapi merupakan suatu batang padat yang mengandung mata
dan ruas-ruas. Misalnya terdapat pada tanaman gladiol, crocus, water chestnut
(Eleocharis tuberose ), dan bunga coklat ( Zephyranthes rosea ). Corn yang telah
masak akan mengeluarkan tunas-tunasnya dan berkembang lebihlanjut menjadi
tunas-tunas pembungaan. Dasar corn yang telah masak akan membentuk corn baru
diatas yang tua.. Pembiakan corn ini dapat ditingkatkan dengan pembelahan, tetapi
cara ini tak umum dilakukan karena mudah terserang penyakit.
3. Runner (Stolon), adalah batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak daun
pada dasar tajuk dan menjalar sepanjang permukaan tanah. Pembiakan vegetatif
dengan runner ini terdapat pada strawberry, bunga Episciafulgida, Hemigraphiscolor
ata , Op hiophogan sp. dan tapak liman. Rumpun daun dan akar akan sangat mudah
dibentuk pada mata kedua dari runner, dan dapat pula menghasilkan kembali runner-
runner baru. Pembentukan runner sangat sensitive terhadap lamanya penyinaran,
pada umumnya dimulai bila panjang hari 12 jam atau lebih dan suhu diatas 100C.
Beberapa spesies strawberi tak berrunner, pembiakan vegetatif mungkin dilakukan
dengan pembagian tajuk seperti halnya pada tanaman Maranta bicolor .
4. Rhizoma, adalah dahan yang berbentuk tabung yang tumbuh lateral dalam tanah,
dapat berdaging, dapat pula ramping, dan pada umumnya kaya akan simpanan
makanan Rhizoma mengandung mata dan ruas yang bermacam-macam panjangnya,
dan dapat menghasilkan akar adventif. Contoh rhizoma yang berdaging tedapat pada
pisang, jahe, temu-temuan, dan ganyong. Rhizome yang ramping serta panjang
terdapat pada Kentucky bluegrass, rumput alang-alang / Imperata cylindrical,
Tanaman yang berizome sangat mudah dibiakkan dengan pembagian dalam
potongan-potongan yang mengandung tunas vegetatif. Contohnya jahe (zingiber
officinale ), lengkuas, kunyit.
5. Tuber sering juga disebut umbi batang, adalah batang berdaging dalam tanah
dengan beberapa mata tunas. Contoh tanaman yang berbiak dengan tuber antara lain:
H e lia n t h u s t u b e r o s es , talas daun dan kentang. Kentang dibiakkan dengan
menanam tuber yang utuh maupun potonganpotongan tuber yang mengandung
sedikitnya satu kumpulan tunas mata. Bila satu tuber utuh ditanam pada umumnya
menghalangi tumbuhnya tunas lain, oleh karena itu perlu dilakukan pemotongan
tuber. Diindonesia pemotongan tuber jarang dilakukan karena umbi bibit kecil-
kecil.
6. Offset dapat diartikan sebagai suatu dahan/cabang pendek yang tumbuh keluar
dari tajuk dan berakhir ujungnya dengan suatu tunas atau sekumpulan daun. Dapat
pula diartikan sebagai tunas lateral yang berkembang dari batang, dan bila berakar
dapat membentuk duplikat tanaman. Contohnya o ff s e t S u c k e r , crown, ratoon,
dan slip, hal ini tergantung pada bagian mana offset tersebut dihasilkan oleh
tanaman. Tanaman yang berbiak dengan offset antara lain: pisang, nenas, sorgum
dan tebu. Pembiakan tanaman yang menghasilkan offset ini sangat mudah
dijalankan baik dengan pemisahan maupun dengan pembagian.
Perubahan Akar :
Akar yang berdaging disebut juga umbi akar dan berfungsi sebagai
penyimpan makanan serta mempunyai tunas adventif. Sebagai contoh umbi akar:
ubi jalar, dahlia dan begonia. Ubi jalar pada umumnya dibiakkan dengan
mengakarkan tunas adventifnya. Pada dahlia setiap umbi akar harus
memanifestasikan sebuah tunas dari tajuk.
Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai
dengan 37 derajat celsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal
tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. FaktorKelembaban/Kelembapan Udara.
4. Faktor Hormon
Layerage merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat
pula terjadi secara alamiah. Pembentukan akar pada layerage dapat dipermudah
dengan perlakuan seperti pelukaan, pengikatan, etiolasi, dan penyalah arahan dari
batang, yang akan mempengaruhi gerakan dan penumpukan auksin serta karbohidrat
pada bagian batang tanaman. Pembiakan vegetatif tanaman dengan layerage atau
bumbun ini dapat dibedakan atas dua macam cara, yaitu: 1. dalam tanah, dan 2. di
atas tanah.
1. “Tip Layerage”. Dibuat dengan meletakkan seluruh ujung cabang sedalam 2,5 cm
– 5 cm. Tunas baru akan tumbuh menembus tanah, dan akar-akarnya akan dibentuk
dekat ujung cabang. Contoh tanaman yang biasa dibiakkan dengan cara ini adalah
tanaman yang batangnya mudah dirundukkan seperti berries dan Murbei . Cara ini
sebaiknya dilakukan pada akhir musim panas, dan akan membentuk akar dalam
waktu 2-3 bulan.
3. ” Trench / continuous layerage” adalah bagian pangkal dan tengah dari cabang
ditempatkan dalam parit yang dangkal (5-12,5 cm), baru kemudian ditimbun .
Keuntungan cara ini setiap cabang menghasilkan banyak tanaman, tetapi sulit
mendapatkan tanaman kuat dalam waktu yang relatip pendek. Tanaman yang
dibiakkan dengan cara ini: chery, plum , batang bawah dari apel, mawar dan semak
desiduous.
Pada musim dingin atau permulaan musim semi, pada waktu tanaman masih
dalam keadaan dorman, dilakukan pemotongan batang utama setinggi 5cm - 10 cm
diatas permukaan tanah Sekitar pertengahan musim panas, dilakukan pembumbunan
dengan tanah yang cukup lembab pada pangkal tunas-tunas baru yang telah dibentuk,
sehingga bumbunan tersebut mirip setengah lingkaran. Pangkal tunas yang baru
tertutup tanah akan menghasilkan akar dan tunas-tunas baru yang berakar.
B. Mencangkok
1. Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
2. Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
3. Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
4. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
5. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur
dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
6. Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas
dan bawah.
7. Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.
8. Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar
sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap
ditanam di wadah baru
C. Stek
1. Stek batang
Yaitu stek yang dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan yang akan
dikembangbiakan kemudian menanamnya di dalam tanah. Contoh : ketela pohon,
tebu, sirih
Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang dibedakan
menjadi tiga jenis, antara lain:
Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau
bagian cabang tanaman yang masih muda.
Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan
ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai
dengan warna kulit yang sudah mulai kecokelatan, dan pertumbuhannya
sudah terhenti.
Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan
ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu
tahun, berukuran sebesar pensil dan masih masih memiliki daun.
2.Stek daun
Umumnya dilakukan pada tanaman hias , biasanya yang daun nya bewarna hijau ,
caranya mudah , cukup meletakan daun di tanah dan kemudian akan membentuk
tunas . Tunas dapat dipisahkan dari induknya dan membentuk tanaman baru . Contoh
: cocor bebek, begonia, sansivera , kaktus , lidah buaya .
3.Stek akar.
D. Menyambung
2. Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang
atas Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
3. Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang
kedua dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong
menyerong kiri-kanan (bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat
pada batang bawah
4. Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel
(calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v
5. Ikatlah tempelan tadi dengan tali rafia, hati-hati jangan sampai tunasnya
patah.
6. Bungkuslah sambungan tadi dengan kertas untuk menghindari sinar matahari
langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya
longgar agar tunas tidak terganggu.
7. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-
4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya
atau pangkas semua daun.
8. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak
segar berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti
mengenten gagal dan perlu diulang kembali.
E. Menempel / Okulasi
1. Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas
2. Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
3. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar.
Cara mengokulasi
1. Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1
cm dari lingkaran batang.
2. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke bawah(huruf T).
Panjang irisan vertical lebih kurang 3 cm.
3. Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.
4. Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan
ditempeli dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.
5. Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan
dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan.
6. Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik.
F. Kultur Jaringan
Untuk menggunakan teknik kultur jaringan, terdapat beberapa teknik kultur sebagai
berikut :
1. Kultur Haploid
2. Kultur Protoplasma
Kultur protoplasma menggunakan sel yang telah dilepas dari bagian dinding
selnya hal ini karena enzim tersebut sebagai eksplannya. Kultur protoplasma
digunakan pada umumnya untuk keperluan hibridisasi somatik ataupun fusi sel soma.
3. Kultur Suspensi
Kultur suspensi yang dijadikan eksplannya pada umumnya yaitu kalus atau
jaringan meristem yang dalam bentuk sel maupun agregat. Pada kultur suspensi pada
umumnya memakai media cair dengan pengocokan secara terus menerus dengan
menggunakan shaker.
4. Kultur Kalus
5. Kultur Organ
6. Kultur Biji
1. Pembuatan Media
Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media
tersebut dapat berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan
harus steril terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan,
media yang telah disiapkan tersebut ditempatkan di tabung reaksi dan kemudian
dipanaskan dengan autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di
greenhouse supaya bebas kontaminan pada saat dikultur nanti.
2. Inisiasi
3. Sterilisasi
Setiap proses harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow
serta memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya
disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut.
Selain itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan
yang steril pula.
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di
lingkungan in vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati
dan juga bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut
kemudian akan dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah
mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut.
Anggrek cattleya
Jati mas
Kelapa sawit
Pisang abaka
Pisang lampung
Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang
mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan hama,
lebih cepat berbuah, dan lain sebagainya.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Carlson, R.F. 1971. Developing Dwarf Apple Trees. Mchigan Science in Action.
From the Michigan State University Agricultural Experiment Station, East Lansing.
March 1971.
Janick, J. 1969. Hortucultural Science. W.H. Freeman and Company. San Francisco.
P. 7374.