Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PRAKTEK AGRIBISNIS

PERBANYAKAN TANAMAN VEGETATIF

OLEH:

NINA FITRIANI
2106125555
AGRIBISNIS C

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat


Allah S.W.T., atas rahmat Nya, makalah yang berjudul Perbanyakan Tanaman
Vegetatif ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Sholawat serta salam tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW


karena berkat beliau kita sebagai umat islam dapat mengikuti sekuruh sinaran
agama islam.Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penulisan makalah ini,
namun penulis tetap berharap makalah ini akan memberikan manfaat Demi
kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau
saran yang berguna. Terima Kasih.

Riau, 29 Oktober 2021

Nina Fitriani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..……….………………………………………………...i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang…………......………………………………………………1

1.2 Tujuan……….…………...…………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………2

2.1 Pengertian dan Jenis Perbanyakan Tanaman vegetative…….………..2

2.2 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Secara alami…………….…………..2

2.3 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Secara Buatan………………………7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………21

Kesimpulan…………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….22
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiakan secara tak kawin merupakan dasar pembiakan cegetatif, dimana


terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan atau bagian lain. Pada
banyak tanaman pembiakan secara vegetatif merupakan proses alamiah yang
sempurna, tetapi dalam hal lain juga bias dilakukan oleh manusia.

Sebab yang utama dilakukan pembiakan secara vegetatif adalah supaya


tanaman yang dihasilkan menyerupai sifat induknya. Sebagai contoh, biji dari sejenis
apel ( Baldwin apple ) bila ditanam menghasilkan buah yang tidak seperti induknya.
Buah akan berubah dalam ukuran, bentuk, warna,mutu, waktu pematangan,susunan
kimianya dan lain sebainya. Dengan cara lain, bilama tunas dari Baldwin apple
tersebut disambungkan pada batang bawah apel lain, pohon yang tumbuh dari tunas
tersebut akan mempunyai sifat yang serupa dengan Baldwin apple yang telah diambil
tunasnya.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara perbanyakan tanaman secara vegetatif


2. Mengetahui jenis-jenis tanaman vegetatif
3. Mengetahui teknik-teknik dalam perbanyakan tanaman vegetatif
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Jenis Perbanyakan Tanaman vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan


menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun,
umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan
induknya.

Perbanyakan vegetatif dibagi menjadi 2:

1. Perbanyakan vegetatif alami,

2. Perbanyakan vegetatif buatan, ada 2 macam, yaitu:

-Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting, kultur
jaringan.

-Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok dan stek (daun, batang,
akar)

2.2 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Secara alami

A. Penggunaan Biji Apomiktik.

 Biji apomiktik dibentuk langsung dari sel diploid, yang mungkin terjadi dari
sel induk megaspore yang belum mengalami miosis sempurna atau dari selsel
jaringan ovuler. Sebagai hasil apomiksis atau hasil perkembangan biji tanpa
proses kawin yang sempurna, pada perkawinan silang heterozygous hasilnya
menunjukkan sifat yang sama dengan induknya yang betina.
 Meskipun apomiksis banyak terdapat dalam dunia tanaman, hal ini bukanlah
merupakan arti umum dari pembiakan tak kawin. Sebagai contoh dalam
pembiakan Kentucky bluegrass,jeruk dan mangga apomiktik hanyalah
sebagian proses saja, biji akan diturunkan baik secara kawin maupun tak
kawin. Kecambah vegetatif dari jeruk pada umumnya akan mengalahkan
kecambah hasil perkawinan.
 Cara apomiktik dapat digunakan untuk mengekalkan klon jeruk yang bebas
dari virus, hal ini dikarenakan virus susah ditularkan melalui biji, dan
kecambah yang tumbuh tersebut dari jaringan vegetatif sehingga sifatnya
akan sama dengan induk betina.
 Pembiakan vegetatif dengan biji apomiktik, berakibat seperti pembiakan
dengan biji pada umumnya. Pembiakan apomiktik ini juga menunjukkan
cirri-ciri juvenile dimana masa pembuahan akan dicapai dalam jangka waktu
relative lebih lama daripada cara pembiakan vegetatif lainnya.

b. Melalui Spora

Spora adalah inti sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembiakan.Contoh
tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara ini adalah tanaman paku. Pada tanaman
paku, spora dibentuk pada daun.Spora terletak pada kotak spora (sporanium) yang
berkumpul di dalam sorus yang merupakan kumpulan kotak spora.Sorus terletak di
tepi bawah daun yang berupa seperti bintik-bintik kecokelatan.Saat sporanium pecah,
maka spora akan keluar dan jatuh pada tempat yang coco. Barulah akhirnya tumbuh
tanaman paku yang baru.

c. Tunas

Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh. Jika ditanam, tunas
akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas yang baru tumbuh tersebut disebut
tunas adventif. Tanaman yang berkembang biak dengan tunas di antaranya pisang,
cemara, bambu, sukun, dan tebu.

d. Umbi Lapis

Umbi Lapis merupakan jenis umbi yang terbentuk dari tumpukan daun
yang tersusun rapat. Beberapa yang termasuk ke dalam golongan jenis umbi lapis
adalah bawang merah, bawang putih, tulip, sedap malam, dan bakung.Pada umbi
lapis, bagian tubuh yang digunakan adalah daun. Dari sela-sela daun yang saling
bertumpuk itu, tumbuh mata tunas atau siung. Mata tunas ini akan membentuk
individu baru jika tumbuh dan berkembang biak dengan baik.

e. Umbi Batang

Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah, Bagian ujung
batang itu akan menggembung membentuk umbi. Bagian batang yang
menggembung dan membentuk umbi itu merupakan tempat penyimpanan
cadangan makanan, terutama zat tepung

Pada umbi batang dapat tumbuh mata tunas yang akan menjadi tanaman
baru.Permukaan atas umbi itu menghasilkan tunas tanaman baru berupa batang
dan daun, sedangkan permukaan bawah menghasilkan sistem akar.Untuk
mengetahui tumbuhan umbi batang, umbi itu berupa batang yang menggembung
dan muncul di ujung batang, namun bukan pada akar.

g. Geragi (Stolon)

Geragih (stolon) adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan


tanah. Stolon tersusun atas ruas-ruas, setiap ruas yang menempel pada tanah akan
membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada ruas-
ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang
biak dengan stolon di antaranya adalah stroberi, pegagan, dan rumput teki merah,
bawang putih, dan wortel.

h Tunas Adventif

Selain batang, daun juga dapat termodifikasi dan tumbuh menjadi individu
baru Pada cocor bebek ( K al a n c h o e d aig r e m o n tia n a ), di ujung daunnya
akan tumbuh tunas adventif yang akan tumbuh akar baru sehingga tumbuh
menjadi satu individu baru.

i. Penggunaan Bagian-Bagian Khusus Tanaman.


Pembiakan vegetatif ini menggunakan bagian-bagian khusus tanaman yang
seringkali berupa perubahan batang atau akar (bullb, corm, runner, rhizome, tuber,
offset , dan fleshyroot.

Perubahan Batang:

1. Bulb (umbi), merupakan batang pendek, tebal, mempunyai lembaranlembaran


daging dan bersisik. Tunas berkembang pada sela-sela lembaran sisik dibagian pusat
ujung pertumbuhunnya.Cotohnya pada tanaman bawang dan tulip.

2. Corn, menyerupai bulb sehingga disebut pula bulb palsu, tidak berisi lembaran-
lembaran berdaging, tetapi merupakan suatu batang padat yang mengandung mata
dan ruas-ruas. Misalnya terdapat pada tanaman gladiol, crocus, water chestnut
(Eleocharis tuberose ), dan bunga coklat ( Zephyranthes rosea ). Corn yang telah
masak akan mengeluarkan tunas-tunasnya dan berkembang lebihlanjut menjadi
tunas-tunas pembungaan. Dasar corn yang telah masak akan membentuk corn baru
diatas yang tua.. Pembiakan corn ini dapat ditingkatkan dengan pembelahan, tetapi
cara ini tak umum dilakukan karena mudah terserang penyakit.

3. Runner (Stolon), adalah batang ramping yang tumbuh keluar dari ketiak daun
pada dasar tajuk dan menjalar sepanjang permukaan tanah. Pembiakan vegetatif
dengan runner ini terdapat pada strawberry, bunga Episciafulgida, Hemigraphiscolor
ata , Op hiophogan sp. dan tapak liman. Rumpun daun dan akar akan sangat mudah
dibentuk pada mata kedua dari runner, dan dapat pula menghasilkan kembali runner-
runner baru. Pembentukan runner sangat sensitive terhadap lamanya penyinaran,
pada umumnya dimulai bila panjang hari 12 jam atau lebih dan suhu diatas 100C.
Beberapa spesies strawberi tak berrunner, pembiakan vegetatif mungkin dilakukan
dengan pembagian tajuk seperti halnya pada tanaman Maranta bicolor .

4. Rhizoma, adalah dahan yang berbentuk tabung yang tumbuh lateral dalam tanah,
dapat berdaging, dapat pula ramping, dan pada umumnya kaya akan simpanan
makanan Rhizoma mengandung mata dan ruas yang bermacam-macam panjangnya,
dan dapat menghasilkan akar adventif. Contoh rhizoma yang berdaging tedapat pada
pisang, jahe, temu-temuan, dan ganyong. Rhizome yang ramping serta panjang
terdapat pada Kentucky bluegrass, rumput alang-alang / Imperata cylindrical,
Tanaman yang berizome sangat mudah dibiakkan dengan pembagian dalam
potongan-potongan yang mengandung tunas vegetatif. Contohnya jahe (zingiber
officinale ), lengkuas, kunyit.

5. Tuber sering juga disebut umbi batang, adalah batang berdaging dalam tanah
dengan beberapa mata tunas. Contoh tanaman yang berbiak dengan tuber antara lain:
H e lia n t h u s t u b e r o s es , talas daun dan kentang. Kentang dibiakkan dengan
menanam tuber yang utuh maupun potonganpotongan tuber yang mengandung
sedikitnya satu kumpulan tunas mata. Bila satu tuber utuh ditanam pada umumnya
menghalangi tumbuhnya tunas lain, oleh karena itu perlu dilakukan pemotongan
tuber. Diindonesia pemotongan tuber jarang dilakukan karena umbi bibit kecil-
kecil.

6. Offset dapat diartikan sebagai suatu dahan/cabang pendek yang tumbuh keluar
dari tajuk dan berakhir ujungnya dengan suatu tunas atau sekumpulan daun. Dapat
pula diartikan sebagai tunas lateral yang berkembang dari batang, dan bila berakar
dapat membentuk duplikat tanaman. Contohnya o ff s e t S u c k e r , crown, ratoon,
dan slip, hal ini tergantung pada bagian mana offset tersebut dihasilkan oleh
tanaman. Tanaman yang berbiak dengan offset antara lain: pisang, nenas, sorgum
dan tebu. Pembiakan tanaman yang menghasilkan offset ini sangat mudah
dijalankan baik dengan pemisahan maupun dengan pembagian.

Perubahan Akar :

Akar yang berdaging disebut juga umbi akar dan berfungsi sebagai
penyimpan makanan serta mempunyai tunas adventif. Sebagai contoh umbi akar:
ubi jalar, dahlia dan begonia. Ubi jalar pada umumnya dibiakkan dengan
mengakarkan tunas adventifnya. Pada dahlia setiap umbi akar harus
memanifestasikan sebuah tunas dari tajuk.

Faktor yang Mempengaruhi Perbanyakan Vegetatif Alami :


1.Faktor Suhu/Temperatur Lingkungan.

Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai
dengan 37 derajat celsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal
tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti

2. FaktorKelembaban/Kelembapan Udara.

Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan


dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan
berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

3. Faktor Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan


fotosintesis(khususnya tumbuhan hijau).Jika suatu tanaman kekurangan cahaya
matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-
kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.

4. Faktor Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses


perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon
sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat
buah menjadi matang.

Sebab-Sebab Dilakukan Pembiakan Secara Vegetatif:

1. Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.


2. Tanaman menghasilkan biji tetapi sukar berkecambah.
3. Beberapa tanaman lebih resistemterhadap hama dan penyakit bila timbul
pada akar yang berhubungan pada tanaman tersebut
4. Beberapa tanaman lebih tahan terhadap suhu dingin bila disambungkan pada
batang laiun jenis
5. Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan.
6. Tanaman lebih ekonomis bila dibiakkan secara vegetatif.

2.3 Perbanyakan Tanaman Vegetatif Secara Buatan

A. Membumbun (Layerage) Dalam Tanah.

Layerage merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang dapat
pula terjadi secara alamiah. Pembentukan akar pada layerage dapat dipermudah
dengan perlakuan seperti pelukaan, pengikatan, etiolasi, dan penyalah arahan dari
batang, yang akan mempengaruhi gerakan dan penumpukan auksin serta karbohidrat
pada bagian batang tanaman. Pembiakan vegetatif tanaman dengan layerage atau
bumbun ini dapat dibedakan atas dua macam cara, yaitu: 1. dalam tanah, dan 2. di
atas tanah.

 Keuntungan layerage dalam tanah, adalah tanaman menyediakan tunas-tunas


yang mengandung karbohidrat, hormone, air, dan zat hara sampai tunas
tersebut berkembang hingga akar dan daun mencukupi untuk berkembang
sendiri.
 Layerage dalam tanah dilakukan dengan cara pembengkokan / pelengkungan
cabang dimana sebagian cabang tersebut dibenamkan dalam tanah. Cara ini
dapat pula disebut merundukkan batang dalam tanah. Usahakan pada bagian
yang dibenamkan mengandung tunas sebagai sumber auksin untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Setelah akar dibentuk cukup banyak dan
cukup dewasa dapat dilakukan pemotongan cabang-cabang dari induk
tanaman, dan hasil tanaman runduk ini dapat segera dipindahkan.

Layerage Dalam Tanah Ada Beberapa Cara:

1. “Tip Layerage”. Dibuat dengan meletakkan seluruh ujung cabang sedalam 2,5 cm
– 5 cm. Tunas baru akan tumbuh menembus tanah, dan akar-akarnya akan dibentuk
dekat ujung cabang. Contoh tanaman yang biasa dibiakkan dengan cara ini adalah
tanaman yang batangnya mudah dirundukkan seperti berries dan Murbei . Cara ini
sebaiknya dilakukan pada akhir musim panas, dan akan membentuk akar dalam
waktu 2-3 bulan.

2. “Simple / Common layerage”. Yaitu pelengkungan cabang dibawah ujung cabang


ke tanah, dan menutupi bagian tengah pelengkungan tersebut sedalam 12,5 cm – 25
cm. Ujung cabang dibiarkan beberapa cm timbul dipermukaan tanah untuk
membentuk akar, dan beberapa daun dibiarkan diatas tanah Pada bagian batang yang
tertutup tanah dilakukan pelukaan untuk merangsang titik tumbuh akar, dan kadang-
kadang pada bagian ini diberi perlakuan zat pengatur tumbuh untuk mempercepat
tumbuhnya akar. Waktu untuk melakukan layerage ini bervariasi tergantung spesies
tanaman, beberapa dilakukan pada akhir musim panas dan musim gugur, lainnya
dilakukan dalam akhir musim dingin dan musim semi Tanaman yang dibiakkan
dengan cara ini : Black berries , mawar pagar, Rhododendron, Honeysuckle, Currant,
dan Gooseberry.

3. ” Trench / continuous layerage” adalah bagian pangkal dan tengah dari cabang
ditempatkan dalam parit yang dangkal (5-12,5 cm), baru kemudian ditimbun .
Keuntungan cara ini setiap cabang menghasilkan banyak tanaman, tetapi sulit
mendapatkan tanaman kuat dalam waktu yang relatip pendek. Tanaman yang
dibiakkan dengan cara ini: chery, plum , batang bawah dari apel, mawar dan semak
desiduous.

4. “Serpentine / compound layerage”, adalah cabang dilenturkan memanjang dan


ditutup dengan tanah pada beberapa tempat sehingga cabang tersebut berselang-
seling berada dalam tanah dan timbul di atas tanah. Bila tunas baru telah
berkembang pada bagian-bagian yang timbul, dan akar telah berkembang pula pada
setiap bagian yang tertutup tanah, tanamantanaman baru dapat dipisahkan dari induk
tanaman. Pada umumnya cara ini dilakukan pada akhir musim dingin atau
permulaan musim semi, sebelum pertumbuhan dimulai. Contoh tanaman yang
dibiakkan dengan cara ini: anggur, muscadine, dan American, dan tanaman hias
seperti Clematis, Ficus pumila, dan Smilax lanceciata
5. “Mound / Stool layerage”

Pada musim dingin atau permulaan musim semi, pada waktu tanaman masih
dalam keadaan dorman, dilakukan pemotongan batang utama setinggi 5cm - 10 cm
diatas permukaan tanah Sekitar pertengahan musim panas, dilakukan pembumbunan
dengan tanah yang cukup lembab pada pangkal tunas-tunas baru yang telah dibentuk,
sehingga bumbunan tersebut mirip setengah lingkaran. Pangkal tunas yang baru
tertutup tanah akan menghasilkan akar dan tunas-tunas baru yang berakar.

B. Mencangkok

Mencangkok merupakan salah satu cara perkembangbiakan vegetatif buatan


yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan cepat menghasilkan. Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada
tumbuhan dengan menanam batang atau dahan Tanaman yang dapat dicangkok
adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu,
rambutan, dan mangga.

Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut:

1. Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
2. Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
3. Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
4. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
5. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur
dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
6. Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas
dan bawah.
7. Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.
8. Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar
sudah cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap
ditanam di wadah baru

C. Stek

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan


menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi
tanaman baru Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga di
dapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat yang lebih baik dari tanaman induk.

Macam macam Stek

1. Stek batang

Yaitu stek yang dilakukan dengan cara memotong batang tumbuhan yang akan
dikembangbiakan kemudian menanamnya di dalam tanah. Contoh : ketela pohon,
tebu, sirih

Berdasarkan jenis batang yang digunakan, teknik melakukan stek batang dibedakan
menjadi tiga jenis, antara lain:

 Stek lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau
bagian cabang tanaman yang masih muda.
 Stek setengah lunak merupakan teknik stek batang dengan menggunakan
ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah mulai menua, ditandai
dengan warna kulit yang sudah mulai kecokelatan, dan pertumbuhannya
sudah terhenti.
 Stek keras adalah merupakan teknik stek batang dengan menggunakan
ranting atau bagian cabang tanaman yang sudah berumur tak kurang dari satu
tahun, berukuran sebesar pensil dan masih masih memiliki daun.

2.Stek daun
Umumnya dilakukan pada tanaman hias , biasanya yang daun nya bewarna hijau ,
caranya mudah , cukup meletakan daun di tanah dan kemudian akan membentuk
tunas . Tunas dapat dipisahkan dari induknya dan membentuk tanaman baru . Contoh
: cocor bebek, begonia, sansivera , kaktus , lidah buaya .

3.Stek akar.

D. Menyambung

Menyambung adalah perkembangbiakan buatan yang biasanya dilakukan


pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon, demi mendapatkan kualitas
buah yang baik.

Cara mengenten / menyambung tanaman

2. Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang
atas Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
3. Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas / pucuk tanaman yang
kedua dengan panjang ± 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong
menyerong kiri-kanan (bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat
pada batang bawah
4. Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel
(calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v
5. Ikatlah tempelan tadi dengan tali rafia, hati-hati jangan sampai tunasnya
patah.
6. Bungkuslah sambungan tadi dengan kertas untuk menghindari sinar matahari
langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya
longgar agar tunas tidak terganggu.
7. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-
4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya
atau pangkas semua daun.
8. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak
segar berarti mnegenten berhasil. Apabila daun layu atau membusuk berarti
mengenten gagal dan perlu diulang kembali.
E. Menempel / Okulasi

Tempel atau okulasi adalah cara pembudidayakan tanaman dengan


menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Tunas dan batang
itu dapat tumbuh menjadi tanaman yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman
induk. berguna untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya
danmenggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan
tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi :

1. Dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.


2. Ada beberapa warna di satu pohon.
3. Tanaman memiliki sifat yang baru.
4. Pertumbuhan tanaman yang seragam.
5. Penyiapan benih relatif singkat.

Kelemahan dari perbanyakan dengan cara okulasi :

1. Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas
2. Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
3. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar.

Cara mengokulasi

1. Buat jendela okulasi pada batang tumbuhan satu, dengan irisan kira- kira 1
cm dari lingkaran batang.
2. Dari pertengahan irisan melintang ini, buat irisan vertikal ke bawah(huruf T).
Panjang irisan vertical lebih kurang 3 cm.
3. Kulit kedua buah sisi irisan vertikal diangkat dengan pisau.
4. Iris kulit batang yang memiliki mata tunas sebesar irisan batang yang akan
ditempeli dengan cara menyayat atau bentuk segiempat.
5. Irisan mata tunas ditempel pada batang pokok yang telah diiris tadi dan
dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan.
6. Mata tunas yang sudah ditempel, kemudian diikat menggunakan tali plastik.

Cara pengikatan dari bawah ke atas.

1. Dalam pengikatan bagian mata tunas(tempelan) tidak boleh terlalu kencang


tidak juga terlalu longgar.
2. Setelah dua minggu . Mata tunas mengalami pertambahan ukuran daun
3. Setelah tiga minggu, pertambahan ukuran dan daunnya masih tetap hijau dan
segar,
4. Pembalutan sudah boleh dibuka.
5. Setelah itu yang terakhir dilakukan adalah memotong batang pokok

F. Kultur Jaringan

Pengertian kultur jaringan ialah teknik memperbanyak tanaman dengan


menggunakan cara isolasi salah satu bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan
untuk menumbuhkan bagian-bagian tersebut ke dalam media buatan secara aseptic
dimana kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tertutup yang
dapat tembus cahaya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak
diri serta bergenerasi menjadi sebuah tanaman lengkap.

Untuk menggunakan teknik kultur jaringan, terdapat beberapa teknik kultur sebagai
berikut :

1. Kultur Haploid

Kultur haploid adalah kultur yang menggunakan bagian reproduksi suatu


tanaman sebagai eksplannya, seperti : tepung sari, ovule, kepala sari, dan lain
sebagainya sehingga dapat menghasilkan tanaman haploid.

2. Kultur Protoplasma
Kultur protoplasma menggunakan sel yang telah dilepas dari bagian dinding
selnya hal ini karena enzim tersebut sebagai eksplannya. Kultur protoplasma
digunakan pada umumnya untuk keperluan hibridisasi somatik ataupun fusi sel soma.

3. Kultur Suspensi

Kultur suspensi yang dijadikan eksplannya pada umumnya yaitu kalus atau
jaringan meristem yang dalam bentuk sel maupun agregat. Pada kultur suspensi pada

umumnya memakai media cair dengan pengocokan secara terus menerus dengan
menggunakan shaker.

4. Kultur Kalus

Kultur kalus yang dijadikan eksplannya adalah sekumpulan sel, seperti :


jaringan parenkim.

5. Kultur Organ

Kultur organ memakai bagian-bagian tertentu dari sebuah tanaman sebagai


eksplan seperti buku batang, akar, helaian daun, buah muda, tangkai daun,
pucuk,bunga, dan lain sebagainya.

6. Kultur Biji

Kultur biji dengan memanfaatkan biji atau seeding sebagai eksplan.

Tahapan Kultur Jaringan :

1. Pembuatan Media

Media adalah faktor yang sangat penting dalam kultur jaingan. Media
tersebut dapat berupa hormon, vitamin, atau garam mineral. Media yang digunakan
harus steril terlebih dahulu, sehingga sebelum proses kultur jaringan dilakukan,
media yang telah disiapkan tersebut ditempatkan di tabung reaksi dan kemudian
dipanaskan dengan autoklaf. Media yang diambil harus sudah dipersiapkan di
greenhouse supaya bebas kontaminan pada saat dikultur nanti.
2. Inisiasi

Inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan dari bagian pada


tanaman yang akan dikultur. Sumber eksplan yang harus memenuhi kriteria seperti
jelas jenisnya, varietas, bebas dari hama dan penyakit, spesies. Salah satu bagian
tanaman yang sering digunakan adalah tunas. Setelah eksplannya sudah
dipersiapkan, eksplan tersebut akan dikultur dengan harapan dapat menginisasi
pertumbuhan baru sehingga dapat memungkinkan pemilihan salah satu bagian
tanaman yang tumbuhnya paling kuat guna perbanyakan tanaman ke tahap yang
berikutnya.

3. Sterilisasi

Setiap proses harus dilakukan pada tempat yang steril, yaitu di laminar flow
serta memakai berbagai alat yang steril. Peralatan yang digunakan pada umumnya
disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyemprotkan etanol ke alat tersebut.
Selain itu, orang yang akan melakukan kultur tersebut juga harus dalam keadaan
yang steril pula.

4. Multiplikasi

Multiplikasi ialah kegiatan untuk memperbanyak calon tanaman baru dengan


cara menanam eksplan yang telah dipilih ke media. Guna mencegah gagal tumbuh
eksplan tersebut, proses multiplikasi lebih baik dilakukan pada laminar flow.

5. Pengakaran

Pengakaran adalah tahapan setelah multiplikasi dan merupakan fase dimana


eksplan akan membentuk pucuk serta akar tanaman baru yang kuat sehingga mampu
untuk bertahan hidup pada saat dipindahkan dari lingkungan hidup in vitro ke
lingkungan hidup luar. Peristiwa pengakaran mengindikasikan bahwa proses kultur
jaringan berjalan dengan lancar.

6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah tahap untuk memindahkan eksplan dari awalanya di
lingkungan in vitro ke lingkungan luar. Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati
dan juga bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut
kemudian akan dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah
mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut.

Contoh dari beberapa tanaman yang berhasil untuk dikembangbiakkan dengan


memakai teknik dari kultur jaringan antara lain :

 Anggrek cattleya
 Jati mas
 Kelapa sawit
 Pisang abaka
 Pisang lampung

Tanaman pisang lampung merupakan salah satu dari hasil kultur jaringan yang
mempunyai sifat baik, yakni dapat tahan terhadap berbagai jenis penyakit dan hama,
lebih cepat berbuah, dan lain sebagainya.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1. Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan


menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun,
umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan
induknya.Perbanyakan vegetatif dibagi menjadi 2 yaitu Perbanyakan vegetatif alami,
Perbanyakan vegetatif buatan, ada 2 macam, yaitu Perbanyakan vegetatif buatan
dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting, kultur jaringan Perbanyakan vegetatif
tanpa perbaikan sifat yaitu cangkok dan stek (daun, batang, akar).

2. Cara-cara pembiakan vegetative adalah Secara alami: Penggunaan biji apomiktik,


Melalui penggunaan spora, Penggunaan bagian-bagian khusus tanaman ( bullb,
corm, runner, rhizome, tuber,offset, dan fleshyroot) Faktor yang mempengaruhi
perbanyakan vegetatif alami. yaitu faktor suhu/temperat lingkungan, faktor
kelembaban/kelembapan udara, faktor cahaya matahari, faktor hormon.

3. Perbanyakan Vegetatif Buatan dapat dilakukan dengan cara seperti


membumbun / layerage dalam tanah, mencangkok, stek , menyambung ,
menempel / okulasi, dan kultur jaringan.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Carlson, R.F. 1971. Developing Dwarf Apple Trees. Mchigan Science in Action.
From the Michigan State University Agricultural Experiment Station, East Lansing.
March 1971.

Hartman,H.T. and D.E. Kester. 1961.Plant Propagation Principles and Practices.


Englewood Cliffs, New York Prentice- Hall. Inc. 46 pp.

Janick, J. 1969. Hortucultural Science. W.H. Freeman and Company. San Francisco.
P. 7374.

Rochiman, K. dan S.S. Haryadi. 1973. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi,


Fakultas Pertanian IPB. 72 hal.

Tohir dan Kaslan. 1970. Pedoman Bercocok Tanam Buah-Buahan. Pradnya


Paramita. 17 hal.

Anda mungkin juga menyukai