Anda di halaman 1dari 2

“Gender dalam Perubahan Sosial”

Gender merupakan konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan kebudayaan
masyarakat. Atau secara umum merupakan suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki laki
dan perempuan. Konsep ini sudah berlangsung sangat lama, seperti di era Raden Ajeng Kartini
Djojo Adhiningrat ini sudah berlangsung bahwa perempuan Tidak bebas dalam menuntuk
ilmu atau belajar, dikarenakan adanya adat yang mengekang kebebasan perempuan.

Cita-cita luhur RA Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut
ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Gagasan-gagasan baru mengenai emansipasi atau
persamaan hak wanita pribumi. Itu dianggap sebagai hal baru yang dapat merubah
pandangan masyarakat. Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang yaitu makna
Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme.

Sehingga ia kemudian diberi kebebasan untuk mendirikan sekolah wanita


pertama. Sekolah itu berdiri di sebelah kantor pemerintahan Kabupaten Rembang yang
kemudian sekarang dikenal sebagai Gedung Pramuka. Dan berkat perjuangannya
kemudian pada tahun 1912, berdirilah Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang
kemudian meluas ke Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon serta daerah
lainnya.

Meskipun kesetaraan akan bebasnya perempuan dalam menuntuk llmu seringkali terjadi
ketimpangan dan ketidakadilan gender yang sangat merugikan, yang sering dialami oleh
perempuan yaotu. Ketidakadilan ini mengakibatkan retaknya keharmonisan hubungan
anatara laki laki dan perempuan. Sebab terjadinya itu sering muncul suatu rekasi yang
diikuti tindakan structural untuk menyusun kembali pola hubungan laki laki dan
perempuan agar mencapai keseimbangan, dan kesamaan status.

Bagi beberapa orang menggambarkan suami yang bekerja dan istri yang mengurus anak
anaknya dirumah ini merupakan hal yang biasa. Tetapi banyak orang yang berpendapat
bahwa gambaran tersebut melambangkan opresi terhadap perempuan. Karena sering
dikaitan dengan anggapan bahwa laki laki adalah makhluk yang lebih kuat dibandingkan
dengan perempuan. Tetapi pada kenyataan sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan
anatar laki laki dan perempuan, sekarang ini peran laki laki dan perempuan hampirlah
sama, tidak ada perbedaan.

Karena di era globalisasi saat ini khususnya di Indonesia peran perempuan dalam ruang
public sudah sangat banyak. Sering kita jumpai supir angkutan umum dan petugas pom
bensin adalah seorang perempuan, ada juga perempuan yang menjadi pilot, dekan,
camat, dan anggota DPR.

Tidak hanya jabatan saja tetapi Perdebatan bahwa laki laki adalah pemimpin bagi
perempuan sudah sering terjadi. Namun dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
saat ini pembagian tugas pekerjaan antara laki laki dan perempuan sudah sangat terbuka,
dengan demikian tidak perlu ada pertentangan. Manusia telah dianugerahkan akal untuk
berfikir serta kemampuan untuk membedakan yang dimiliki laki laki, perempuan memiliki
kekuatan fisik, akal pikiran, kecerdasan intelektual. Dengan potensi tersebut diharapkan
perempuan mampu menyelesaikan problem sosial, maka perempuan berhak untuk
memilki dan dipikih juga untuk memimpin dan dipimpin. Serta perempuan dan laki-laki
memiliki haknya tersendiri dalam berkontribusi/berinteraksi sosial.

Dengan adanya kesetaraan gender ini akan memperkuat kemampuan negara untuk
berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian
mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan
dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-
untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Serta
dengan pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan
gender dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai