Disusun Oleh :
NAMA : WAYAN REGITA
KELAS : XII MIPA 2
NIS : 4537
2
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan Menyetujui
Kepala Sekolah SMAN 3 Uunggulan Pembimbing
Kayuagung
3
H. Anis Joko Santoso,S.Pd.,M.M
Pembina TK 1 Herlina, S.Pd., M.Si
NIP19741208199903 1 001 NIP 19660614198803 2 005
WAYAN REGITA
NIS 4537
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, Sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya yang berjudul
TATACARA UPACARA NGABEN DI DAERAH LEMPUING JAYA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Pada kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepada Bpk. H. Anis Joko Santoso, S.Pd., MM selaku kepada sekolah
SMAN 3 Unggulan Kayuagung.
2. Kepada Ibu Herlina,S.Pd., M.Si selaku guru pembimbing karya tulis
ilmiah ini.
3. Kepada orang tua yang telah mendoakan sehingga dapat dapat
memperlancar penulis dalam pembuatan karya tulis ini.
Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan
dalam karya tulis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Semoga untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
5
Kayuagung, September 2021
Penulis
WAYAN REGITA
NIS 4537
6
BAB I
7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama hindu adalah agama yang telah menciptakan kebudayaan yang sangat
kompleks di bidang astronomi, ilmu pengetahuan, filsafat dan lain-lain sehingga timbul
bermacam-macam pemahaman oleh para ahli terutama tentang upacara keagamaan yang
dilakukan.
Masyarakat Hindu tidak hanya ada di pulau Bali yang selalu eksis dengan
kebudayaannya di pulau tersebut. Akan tetapi di kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan
Komering Ilir juga merupakan salah satu persebaran umat Hindu-Bali. Banyaknya
masyarakat hindu-Bali di kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir
menyebabkan kebudayaan Bali tidak luntur di kalangan masyarakat hingga sekarang bahkan
semakin berkembang, sebagai contoh pelaksanaan upacara Yadnya yang hingga sekarang
masih saja dilakukan oleh masyarakat Hindu-Bali di Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
Menurut Dr. Made Dwi Yadnya adalah korban suci secara tulus iklas dalam rangka
memuja Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Pengorbanan dalam hal ini bukan saja dalam
bentuk materi, segala aspek yang dimiliki manusia dapat dikorbankan sebagai yadnya.
Yadnya dalam rangka pelaksanaan ajaran Agama Hindu dapat digolongkan menjadi lima
kelompok besar berdasarkan sasaran dalam pelaksanaannya yang disebut Panca Maha Yajna
yang terdiri dari : 1). Dewa yajna yaitu korban suci untuk Sang Hyang Widhi, 2). Rsi Yajna
yaitu korban suci untuk para Rsi, 3). Manusia Yajna yaitu korban suci untuk manusia, 4).
Pitra Yajna yaitu korban suci untuk para leluhur, 5). Bhuta Yajna yaitu korban suci untuk
semua makhluk di luar manusia.
Umat Hindu menganut kepercayaan adanya roh masih hidup setelah badan kasar tak
bergerak dan terbentang kaku. Untuk itu dilakukan upacara yang khas yaitu upacara ngaben
penyelenggaraan jasad yang berpulang yang disebut Pitra Yajna salah satu bagian dari panca
maha yajna yang telah di sebutkan diatas
8
Upacara Ngaben merupakan upacara yang sangat penting bagi umat Hindu di Bali.
Walaupun masyarakat Hindu-Bali bertransmigrasi ke Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten
OKI, Provinsi Sumatra Selatan, mereka tidak pernah melupakan upacara ngaben. Ngaben
tetap saja dilakukan oleh masyarakat Hindu walaupun memakan dana yang sangat besar yaitu
mencapai 100-200 juta jika melakukan Ngaben yang utama atau ngaben yang pada tingkatan
paling atas itupun tergantung dari jumlah Sawa (jenasah) yang diaben.
Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu-Bali. Dengan ngaben,
keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan-perbuatan yang
pernah dilakukan di dunia dan menghantarkannya menuju surga abadi dan kembali
bereinkarnasi lagi dalam wujud yang berbeda. Karena itulah upacara ngaben dilakukan yang
merupakan suatu kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan, sehingga upacara ini masih
melekat dikalangan masyarakat Hindu-Bali khususnya di Kecamatan Lempuing Jaya sampai
sekarang, akan tetapi sebagian besar masyarakat melaksanakan upacara Ngaben tersebut
tidak menyadari dan memahami apa arti dan nilai-nilai Ngaben bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Sehingga nilai luhur itulah yang menjadikan landasan orang melaksanakan upacara
ngaben agar tidak terjadi kontroversi di masyarakat bahwa Ngaben hanya mengeluarkan dana
besar. Namun yang perlu dilihat makna dari ngaben tersebut bukan di lihat dari besar
kecilnya upacara ngaben, biarpun ngaben dilakukan ditingkatan nista atau tingkatan yang
paling dibawah akan tetapi makna dan tujuannya akan tetap sama dengan ngaben yang
dilakukan ditingkatan tengah (Madya) dan ditingkatan paling atas (Utama).
Banyak pihak telah berupaya untuk dapat mengatasinya agar orang Hindu dapat
melaksanakan upacara keagamaan terutama ngaben dengan rasa aman, nyaman, dan tujuan
sosial religiusnya dapat dicapai. Sementara itu, secara internal masalah yang dihadapi cukup
kompleks dan rumit.
9
Akibatnya banyak warga desa adat yang melaksanakan upacara agama (termasuk
upacara ngaben) dilandasi perasaan takut, yaitu takut disalahkan orang banyak dan takut
dikucilkan.
Berdasarkan uraian diatas, untuk menelusuri, memahami dan mendapat jawaban terhadap
permasalahan ini, maka penulis akan mendeskripsikan serta memberikan interpretasi terhadap
permasalahan yang diformulasikan dalam judul “TATACARA UPACARA NGABEN DI
DAERAH LEMPUING JAYA KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR’’.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses upacara ngaben pada masyarakat hindu di
Kecamatan
Lempuing Jaya OKI
2. Untuk mengetahui landasan filosofis upacara ngaben
1.4 Manfaat
Adapun manfaat Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah pemahaman mengenai budaya upacara ngaben umat Hindu
2. Bagi Sekolah
Menambah referensi di perpustakaan sekolah
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Budaya
Pengertian budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya
merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan
diturunkan pada generasi berikutnya. Kata budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu
budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dengan arti budi atau akal. Sedangkan
dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu
colore yang berarti mengolah atau mengerjakan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian budaya adalah sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya tentunya memiliki definisi yang cukup
luas, oleh karena itu, kamu perlu mengetahui berbagai pengertian budaya dari para ahli
sebagai berikut:
Menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The concept
of culture, pengertian budaya adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis
baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada pada waktu
tertentu sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.
Banyak ahli telah memiliki definisi masing-masing jika mengetahui mengenai arti
dari budaya itu sendiri. Pengertian budaya menurut para ahli akan dapat kita jadikan sebagai
acuan bagi banyak orang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai budaya ini.
Dengan mengetahui beberapa pengertian budaya ini, secara tak langsung kita juga
mempelajari bagaimana para ahli memiliki bermacam-macam pemikiran mengenai
kebudayaan yang ada dan berkembang di masyarakat kita.
Secara umum Upacara yang berasal dari kata sansekerta, Upa dan Cara, Upa berarti
Sekeliling atau menunjuk segala dan cara berarti gerak atau aktifitas. Sistem aktivitas
rangkaian kegiatan yang tertata dilakukan untuk memperingati atau menyambut hari besar
atau yang dianggap penting dan berhubungan dengan bermacam peristiwa yang terjadi dalam
suatu masyarakat yang bersangkutan, upacara memiliki beberapa komponen yaitu lokasi
upacara, waktu pelaksanaan upacara, peralatan upacara, benda-benda upacara. Selanjutnya
11
Pelaksanaan upacara menggunakan cara-cara yang ekspresif dari hubungan sosial terkait
dengan suatu tujuan atau peristiwa yang penting. Upacara umumnya dibedakan menjadi
upacara kenegaraan, upacara adat dan upacara keagamaan
12