Anda di halaman 1dari 26

A-Ef

10 Juni 2021
RUKUN IMAN
Hadist :
Jibril mendatangi Rasulullah ketika sedang bersama sahabat2
Beliau, dan berkata:
Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah,
engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para
RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan
yang buruk,
” ia berkata, “Engkau benar.” …Kemudian lelaki tersebut segera
pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai,
Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?
” Aku menjawab,
”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah
Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”  (HR Muslim,
no. 8)

URGENSI
1. Mampu mengagungkan Allah dan memuliakan Allah
2. Menjadikan malaikat sebagai contoh dalam kepatuhan dan
ketaatan kepada Allah
3. Menanamkan rasa takut dalam melakukan pelanggaran

A. Pengertian Malaikat
Secara Bahasa, malaikat adalah bentuk jamak dari malak yang
berasal dari kata al aluuka yang bermakna risalah.
Secara istilah, malaikat adalah makhluk ghoib yang diciptakan
oleh Allah dari cahaya. Allah yang menjadikan malaikat
senantiasa taat dan patuh kepada Allah dan masing-masing
memiliki tugas khusus dari Allah.
Hadist:
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, ia berkata, "Rasulullah -
ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Malaikat diciptakan dari
cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari

1
A-Ef

apa yang telah diterangkan kepada kalian."  


Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim
Jadi malaikat melihat secara keseluruhan penciptaan jin dan
manusia.

B. Beberapa Nama dan Tugas Malaikat


Jumlah malaikat tidak terbatas. Dalam beberapa hadist
disebutkan antara lain:
 Arsy Allah dipikul oleh 8 malaikat
 Neraka jahannam dijaga oleh 19 malaikat penjaga
 Baitul Makmur, mesjidnya malaikat yang letaknya di atas
ka'bah, didatangi oleh 70rb malaikat yang berbeda-beda
setiap hari
 Malaikat yang akan menghadirkan neraka jahannam, yang
memiliki 70ribu tali, tiap tali ditarik oleh 70ribu malaikat
 Lailatul qadar menjadi malam yang sesak karena langit
dipenuhi oleh malaikat
 Rasulullah pernah mendengar bunyi “krek" di langit karena
banyaknya malaikat yang bersujud

Nama dan Tugas Malaikat


1. Jibril, Jibrail, Ar Ruh Al Amin
Tugas : menyampaikan wahyu

QS Asy Syu'ara (26:192-194)


       
       
192. dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan semesta alam,
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan,
2. Israfil
Tugas: meniup sangkakala menjelang hari kiamat.

2
A-Ef

Ada 2 tiupan, yaitu:


 Tiupan I, yang mematikan semua yang hidup, pada
saat itu sudah tidak ada lagi orang mukmin yang
hidup.
 Tiupan II, yang menghidupkan semua yang mati
Nama Israfil tidak ada dalam dalil,, tapi hasil ijma ulama
sepakat bahwa malaikat yang meniup sangkakala adalah
Israfil (Al Qurtubi).
3. Mikail
Tugas : mengatur turunnya hujan (menurut Syeh bin Bass)
QS Al Baqarah (2:98)
       
    
98. barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-
malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka
Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Ketiga malaikat tersebut adalah petugas kehidupan,
 Jibril petugas kehidupan hati
 Israfil petugas kehidupan jasad setelah keratin
 Mikail petugas kehidupan bumi

17 juni 2021
4. Malaikat Maut
bertugas mencabut nyawa. Tidak ada dalil penamaan untuk
malaikat maut.

QS As-Sajdah (32: 11)

         


  

11. Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk


(mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian
hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

3
A-Ef

5. Pembantu malaikat maut, mereka akan mendatangani


orang-orang ketika dalam keadaan sakaratul maut. Jika
saleh akan datang dalam rupa yang indah. Jika kafir, akan
datang dalam rupa yang menyeramkan, ruh dicabut dengan
cara yang kasar.

QS Al-An'ām (6: 93)

         
         
         
     
        
      

93. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang


membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:
"Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang
berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang
diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu
melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam
tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Setelah nyawa di cabut, ruh akan diserahkan kepada


Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab.

Dalam sebuah hadist, diriwayatkan:


Imam al-Bukhari dan
Muslim rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Said al-
Khudri, Said bin Malik bin Sinan radhiallahu anhuma,
bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Dahulu,

4
A-Ef

pada zaman orang-orang sebelum kalian, ada seorang


laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa. Dia pun bertanya
tentang orang yang paling alim di muka bumi ketika itu, lalu
ditunjukkan kepadanya tentang seorang rahib (pendeta,
ahli ibadah).Dia pun mendatangi rahib tersebut lalu
mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 99
jiwa, apakah ada tobat baginya? Ahli ibadah itu berkata,
“Tidak.” Seketika laki-laki itu membunuhnya. Dia pun
menggenapi dengan itu (membunuh rahib) menjadi seratus
jiwa. Kemudian dia menanyakan apakah ada orang yang
paling alim di muka bumi ketika itu? Lalu ditunjukkanlah
kepadanya tentang seorang yang berilmu. Dia pun
mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh
100 jiwa, apakah ada tobat baginya? Orang alim itu
berkata, “Ya. Siapa yang menghalangi dia dari tobatnya?
Pergilah ke daerah ini dan ini. Sebab, sesungguhnya di
sana ada orang-orang yang senantiasa beribadah kepada
Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama
mereka. Jangan kamu kembali ke negerimu, karena
negerimu itu adalah negeri yang buruk/jahat.” Dia pun
berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan
datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati).
Berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang
dia. Malaikat rahmat mengatakan, “Dia sudah datang
dalam keadaan bertobat, menghadap kepada Allah dengan
sepenuh hatinya.” Sementara itu, malaikat azab berkata,
“Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu
amalan kebaikan sama sekali.” Datanglah seorang
malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka
menjadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka
berdua. Kata malaikat itu, “Ukurlah jarak antara (dia
dengan) kedua negeri tersebut. Ke arah negeri mana yang
lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.” Lalu
keduanya mengukurnya. Ternyata mereka dapati bahwa
orang itu lebih dekat ke negeri yang diinginkannya.
Malaikat rahmat pun segera membawanya. Perawi berkata
bahwa Qatadah mengatakan, “Al-Hasan berkata,
‘Disebutkan kepada kami bahwa ketika kematian datang

5
A-Ef

menjemputnya, dia busungkan dadanya (ke arah negeri


tujuan)’.”

6. Malaikat Pemikul Arsy

QS Gafir (40 : 7)

      


     
       
      

7. (malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat


yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya
dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan
ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya
mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau
dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-
nyala,

7. Malaikat Penjaga Surga

Adalah Ridwan (ada beberapa dalil tapi tidak bisa dikuatkan,


sehingga disepakati bukan ridwan)

QS Az-Zumar (39: 73)

        


       
    

6
A-Ef

73. dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa


ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga
apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya
telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-
penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang
kamu kekal di dalamnya".

8. Malaikat Pelayan Surga

QS Ar-Ra'd (13: 23)

      


     
   

23. (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya


bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-
bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu;

QS Ar-Ra'd : 24

        

24. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima


shabartum"[772]. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan
itu.

[772] Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu

7
A-Ef

9. Malaikat Al Kiram Al Katibun

Bertugas mencatat amalan, sedang Rakin arid adalah sifat


malaikat.

QS Al-Infiṭār (82: 9)

    

9. bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan


hari pembalasan.

QS Al-Infiṭār (82: 10)

   

10. Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-


malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),

QS Al-Infiṭār (82: 11)

  

11. yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-


pekerjaanmu itu),

QS Al-Infiṭār (82: 12)

   

12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

10. Malaikat Penjaga Manusia

8
A-Ef

Minimal ada 4 malaikat, siang dan malam, yang menjaga


dari keburukan dan musibah.

2 di kiri dan kanan, mencatat perbuatan vaik dan buruk,


sedangkan 2 di depan dan belakang, sebagai malaikat
penjaga

QS Ar-Ra'd (13: 11)

       


           
         
        

11. bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu


mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah[767].
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri
mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.

[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang


tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa
Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga
secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.

[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama


mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

9
A-Ef

Ketika membahas ayat di atas, al-Hafidz Ibu Katsir


menyebutkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Para Malaikat dimalam dan siang hari silih berganti


mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat
Subuh dan shalat Ashar, kemudian para malaikat yang
mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah).
Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia telah
mengetahui tentang kondisi dari hambaNya, “Bagaimana
kondisi kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka
menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan
mengerjakan shalat dan kami mendatangi mereka juga
dalam kondisi sedang shalat” (HR. Bukkhari 7486, Muslim
1464).

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,

Bagi setiap hamba ada malaikat yang silih berganti menjaga


di waktu malam dan di waktu siang. Mereka menjaga
manusia dari setiap kejahatan dan kecelakaan.
Sebagaimana ada malaikat lain yang menjaga amal
manusia, yang baik maupun yang buruk, ada yang menjaga
siang dan malam.

Kemudian Ibnu Katsir melanjutkan keterangannya tentang


malaikat siang dan malam,

Dua di kanan dan di kiri, mereka mencatat setiap amal. Yang


di kanan mencatat amal baik dan di kiri mencatat amal
buruk. Sementara dua malaikat lainnya menjaga. Satu di
depan dan satu di belakang. Sehingga jumlahnya ada 4
malaikat siang dan 4 malaikat lainnya di malam hari. (Tafsir
Ibnu Katsir, 4/437).

Selanjutnya Ibnu Katsir membawakan riwayat tafsir dari


tabiin,

10
A-Ef

Mujahid mengatakan, setiap hamba disertai malaikat yang


diutus. Dia menjaga hamba ini ketika tidur dan ketika sadar.
Dari setiap gangguan jin dan binatang berbahaya. Setiap kali
ada gangguan yang datang keadanya, maka malaikat ini
mengingatkan, “Awas, hati-hati.” Kecuali musibah yang telah
Allah takdirkan, dan pasti mengenainya. (Tafsir Ibnu Katsir,
4/438).

Ada seseorang yang mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib,


“Ada sekelompok orang dari daerah Murad ingin membunuh
anda.”
Ali mengatakan,
Setiap orang selalu disertai malaikat yang menjaganya dari
marabahaya yang belum ditaqdirkan untuk mengenainya.
Ketika taqdir buruk itu datang, maka malaikat itu menyingkir
darinya. Sesungguhnya ajal itu tameng yang terlindungi. (al-
Bidayah wa an-Nihayah, 1/54).

11. Malaikat yang bertugas menjaga Rahim

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Allah mengutus seorang malaikat untuk rahim, lalu beliau


mengatakan, “Ya Allah, ini nutfah. “Ya Allah, ini segumpal
darah. “Ya Allah, ini segumpal daging.” Ketika Allah
hendak menyelesaikan penciptaannya, beliau bertanya,
“Ya Allah, lelaki atau perempuan? Apakah dia orang yang
celaka atau bahagia? Bagaimana rizkinya? Bagaimana
ajalnya?” Akhirnya ditetapkan untuknya semua ketetapan
itu di perut ibunya. (HR. Bukhari 6595 dan Muslim 2646)

12. Malaikat Gunung

Peristiwa penolakan Bani Tsaqif saat hijrah ke Thaif itu


merupakan salah satu kejadian yang dianggap sebagai
salah satu kejadian paling menyulitkan bagi Rasulullah

11
A-Ef

SAW. Hal itu pernah diungkapkan Rasulullah SAW ketika


Aisyah bertanya kepada Nabi SAW.
Apakah engkau mengalami peristiwa yang amat
menyulitkan setelah peperangan Uhud, tanya Aisyah.
Rasulullah SAW menjawab, Sungguh aku temukan
(rasakan) suatu yang amat menyulitkan di kaummu, yaitu
peristiwa Aqbah di Thaif. Tatkala aku menawarkan misiku
pada Ibnu Abdu Yalil bin Abdi Kalal, ia tak mereseponsku.
Rasulullah SAW pun pergi dalam keadaan masygul.
Bahkan, beliau mengaku sempat tak sadar hingga sampai
di Qorn Tsa’alib. Aku menengadahkan kepalaku, tiba-tiba
ada sekumpulan awan memayungiku. Aku pun
mengarahkan pandanganku ke sana dan melihat Jibril. Ia
menyeruku: Sesungguhnya Allah SWT mendengar apa
yang dilakukan oleh kaummu terhadap dirimu dan
penolakan mereka padamu. Allah telah mengutus malaikat
gunung untuk melayani semua keinginanmu.
Maka, Malaikat itu mengucapkan salam dan berkata,
Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah mendengar apa
yang diucapkan kaummu kepadamu. Aku malaikat
gunung diutus oleh Rabbmu untuk melayani semua
perintah dan permintaanmu. Jika engkau mau, niscaya
akan kami timpakan gunung Ahsyabain ini kepada mereka.
Rasulullah SAW menjawab, Justru aku berharap ada
generasi mereka di kemudian hari yang menyembah Allah
dan tidak berbuat syirik sedikit pun. (Sahih al-Bukhari).
Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Apakah engkau pernah mengalami satu hari yang lebih


berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku telah
mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling
berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku
menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin Abdi Kulal,
tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi
dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali
ketika di Qarn Ats-Tsa’alib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-

12
A-Ef

tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku.


Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril ‘alaihis
salam, lalu ia memanggilku dan berseru, ‘Sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla telah mendengar perkataan kaummu
kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah
‘azza wa jalla telah mengirimkan malaikat penjaga
gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang
engkau mau atas mereka.’ Malaikat penjaga
gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata,
‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan
Akhsabain (dua gunung besar di kota Makkah, yaitu Gunung
Abu Qubais dan Gunung Qu’aiqi’an).Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak,
namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak
keturunan mereka ada orang-orang yang beribadah kepada
Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun
jua.” (HR. Bukhari, no. 3231 dan Muslim, no. 1795)

Catatan:
Akhsabain adalah dua gunung besar di Makkah yaiyi
gunung Abu Qubais dan gunung al Ahmar seperti yang
disebutkan dalam as Sirah an Nabawiyah fi Dhaui al
Mashdar al Ashliyyah, hal 28.

13. Malaikat Doa

Bertugas mengaminkan doa.


Diantara dalil yang menunjukkan hal ini adalah apa yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shafwan, ia adalah
Ibnu ‘Abdillah bin Shafwan, beliau berkata:”Aku pergi ke
Syam dan mendatangi Abu ad-Darda di rumahnya, tetapi
beliau tidak ada di rumah, yqng ada hanyalah Ummu ad-
Darda, ia berkata: “Apakah tahun ini engkau akan pergi
haji?” “Ya,” jawabku. Dia berkata “Doakan kami dengan
kebaikan, karena Nabi pernah bersabda:

Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan

13
A-Ef

tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa


yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang
menjafi wakil baginya. Setiap kali dia berdoa untuk
saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat
tersebut berkata: Aamiin dan engkau pun mendapatkan
apa yang ia dapatkan".
Abdullah berkata: “Lalu aku pergi je pasar dan bertemu
dengan Abu ad-Darda, lalu beliau mengucapkan kata-kata
seperyi itu yang diriwayatkan dari Rasulullah.” (Shahih
Muslim dalam kitqb adz Dzikr wa ad -Du'a wa at-Taubah
wa al-istigfar bab Fadhlu ad Du'a li al-Muslimin bi Dzahri al-
Ghaib (IV/2094 no. 2733(88)).

14. Malaikat Mungkar dan Nakir


Bertugas untuk bertanya dalam kuburan
Jika seorang hamba telah memasuki kuburan, dia akan
didatangi oleh malaikat. Dalam sebuah hadist
disebutkan:”Jika seorang yang sudah mati dikuburkan, dia
akan didatangi dua malaikat berwarna gelap, salah satunya
bernama Munkar dan yang lain bernama Nakir. Keduanya
akan bertanya,”apa yang kamu ketahui tentang orang ini
(maksudnya Muhammad)?”(seorang muslim) menjawab,
“sebagaimana apa yang dia katakan, dia adalah hamba
Allah dan rasul'Nya, aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain
Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah,
namun jika orang munagik, dia berkata,”aku
mendengarkan otang-orang mengatakan begini dan begiyu
maka akupun ikut mengatakannya, aku tidak tau…”(HR.at-
Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam silsilah
Hadist Shahih no.1931)

15. Malaikat yang membawa ruh setelah kematian


"Sesungguhnya seorang hamba yang beriman, ketika
terputus dari dunia dan memulai (kehidupan) akhirat, para
malaikat turun kepadanya dari langit, wajahnya putih,
wajah mereka seperti matahari. Bersamanya kain kafan
dari surga dan minyak wangi dari surga. Sampai mereka

14
A-Ef

duduk sejauh mata memandang. Kemudian didatangkan


malaikan maut alaihissalam. Lalu dia duduk di kepalanya
seraya mengatakan, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah
menuju ampunan dan keridoan Allah. Maka (ruh) keluar
lepas seperti tetasan air yang mengalir dari tempat
minuman. Maka dibawanya ruh itu dengan sepenuh
perhatian tidak lengah sedikipun. Lalu dibawa dan
diletakkan di kafan itu dengan minyak wangi itu, sehingga
keluar darinya bau sangat wangi yang didapatkan di atas
bumi. Berkata, “Kemudian dia dibawa naik olehnya,
tidaklah melewati sekumpulan malaikat kecuali mereka
mengatakan, “Apa gerangan ruh yang baik ini?” mereka
menjawab, “Ini fulan bin fulan.” dengan menyebutkan
nama terbaiknya yang mereka namakan di dunia. Hingga
selesai dari langit dunia, lalu mereka meminta izin untuk
dibukakan baginya, dan dibukakan untuk mereka, dan
setiap makhluk di langit ikut menghantarkan sampai ke
langit setelahnya sampai selesai di langit ketujuh. Maka
Allah Azza Wajalla berfirman, “Tulislah kitab hamba-Ku ini
di Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi. Karena Saya
ciptakan darinya dan ia dikembalikan dan nanti akan di
keluarkan lagi.Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya,
sampai datang dua malaikat dan mendudukkannya….”
kemudian disebutkan hadits tentang pertanyaan kubur.
Kemudian disebutkan mencabut ruh orang kafir dan
mengatakan, “Mereka membawannya. Tidaklah mereka
melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka
mengatakan, “Ruh busuk apa ini.” Mereka mengatakan
fulan bin fulan, dengan nama terjelek yang mereka
namakan di dunia. Sampai ke langit dunia. Dan meminta
dibukakan, namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta
masuk ke lubang jarum.” (QS.Al-A’raf: 40)
Maka Allah Azza Wajalla berfirman, “Tulislah kitabnya di
Sijjin di bumi yang bawah. Kemudian dilemparkan ruhnya
begitu saja dan dibacakan ayat:

15
A-Ef

        


       

ْ‫َو َمنْ ُي ْش ِرك‬      


31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan
sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan
angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj: 31)
Dan ruhnya dikembalikan ke jasadnya dan dua malaikan
datang dan didudukkannya…) kemudian disebutkan
pertanyaan kubur.
QS Al-A'rāf (7: 40)
        
         
     
40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit[540] dan tidak (pula)
mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum[541].
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.
[540] Artinya: doa dan amal mereka tidak diterima oleh Allah.
[541] Artinya: mereka tidak mungkin masuk surga sebagaimana
tidak mungkin masuknya unta ke lubang jarum.
Al-Ḥajj (22: 31)
        
       
     
31. dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan
sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan
angin ke tempat yang jauh.

16
A-Ef

21 Juni 2021

Sifat Malaikat

1. Memiliki sifat malu

Ada satu kisah yang menggambarkan sifat mulia itu.


Sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA, suatu kali
ayahandanya--Abu Bakar ash-Shiddiq--meminta izin untuk
bertemu dengan Rasulullah SAW.
Saat itu, Nabi SAW sedang berbaring. Demi menyambut Abu
Bakar, beliau shalallahu 'alaihi wasallam pun menjawab
salamnya. Posisi beliau tetap di atas tempat tidur, tetapi
bagian gamisnya sedikit terangkat, sehingga menampakkan
sebagian betisnya.
Usai berbincang-bincang, Abu Bakar pun pamit. Tak lama
kemudian, Umar bin Khaththab minta izin untuk menemui
Rasulullah SAW. Setelah menyampaikan maksud
kedatangannya, Umar pun ikut pamit pergi dari rumah Nabi
SAW.
Setelah itu, kini giliran Utsman bin Affan yang ingin bertemu
Rasulullah SAW. Setelah memberi izin, Aisyah memerhatikan
suaminya itu kini mengubah posisi duduknya, sehingga
betisnya yang tadinya tersingkap, menjadi tertutup.
"Wahai Rasulullah, engkau tidak bersiap begitu bagi
kedatangan ayahku (Abu Bakar) dan Umar," tanya Aisyah.
"Utsman merupakan seseorang yang pemalu. Bila dia masuk,
sedangkan aku masih berbaring, pasti dia malu untuk masuk
dan akan cepat-cepat pulang, padahal belum dia
menyelesaikan keperluannya. Wahai, Aisyah, tidakkah aku
patut malu kepada seseorang yang dimalui (disegani) oleh
para malaikat?" jelas Rasulullah SAW.
Demikianlah, Nabi SAW menerangkan, bahkan para malaikat
pun bersikap malu terhadap Utsman. Sifat itu merupakan
teladan bagi umat Islam. Sebab, hal itu sendiri diajarkan oleh
baginda shalallahu 'alaihi wasallam. Dalam sebuah hadis,
Rasul SAW bersabda, "Malu tidak menimbulkan sesuatu
kecuali kebaikan."

17
A-Ef

Dan terkait sifat mulia ini, Nabi SAW memuji Ustman bin
Affan. Ya, bahkan para malaikat pun segan terhadapnya
lantaran perangainya yang pemalu itu.
Malaikat malu saat manusia telanjang bulat dalam keadaan
tertentu.

2. Punya sifat terganggu


Bau yang tidak sedap memang menyengat. Tidak hanya itu
saja, setiap gonggongan anjing juga menjadi salah satu
pertanda adanya setan, serta keberadaan dari patung sendiri
seperti berhala atau menyerupai makhluk hidup, sehingga
malaikat enggan datang ke rumah yang ada patungnya.

Seperti dalam hadits yang berbunyi, "Nabi Muhammad


bersabda, "Barang siapa makan bawang putih, bawang merah
dan bawang bakung, janganlah mendekati masjid kami,
karena malaikat merasa sakit (terganggu) dengan hal-hal
yang membuat manusia pun merasa sakit"." (HR Muslim).

3. Malaikat suci dari Sifat-sifat kemanusiaan


Misalnya tidak makan dan tidak minum

QS Aż-Żāriyāt (51: 24)


      
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita
tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang
dimuliakan?

QS Aż-Żāriyāt (51: 25)


        
 
25. (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu
mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun
(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."

QS Aż-Żāriyāt (51: 26)

18
A-Ef

      


26. Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.

QS Aż-Żāriyāt (51: 27)


     
27. lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu
berkata: "Silahkan anda makan."

QS Aż-Żāriyāt (51: 28)


         
 
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim
merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah
kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira
kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim
(Ishak).
QS Hūd (11: 70)
        
          
70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka,
dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata:
"Jangan kamu takut, Sesungguhnya Kami adalah (malaikat-
ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth."

Sifat yang lainnya tidak menikah, tidak merasa malas

QS Al-Anbiyā (21: 19)


         
    
19. dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi.
dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada
mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada
(pula) merasa letih.

19
A-Ef

Beberapa hal yang membedakan sifat manusia dan


malaikat adalah:
- Manusia memiliki akal, nafsu dan perasaan, sedangkan
malaikat tidak
- Manusia adalah makhluk nyata, sedangkan malaikat
bersifat ghoib, tidak dapat dilihat dengan mata biasa,
bukan laki-laki dan bukan perempuan
- Manusia ada yang taat dan ada yang durhaka pada Allah,
sedangkan malaikat seluruhnya taat kepada Allah
- Manusia tidak dapat berubah wujud sedangkan malaikat
bisa. Malaikat sering menyerupai wajah Dihya al Qalbi.

Dari Abu ‘Utsman, ia berkata: “Telah diberitakan kepadaku


bahwa Malaikat Jibril Alaihissallam datang kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Ummu Salamah sedang
bersama beliau. Maka, dia pun berbicara lantas berdiri,
sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata
kepada Ummu Salamah: ‘Siapakah ini?’ – atau seperti ucapan
beliau – lantas Ummu Salamah pun berkata: ‘Ini adalah
Dihyah’. Ummu Salamah berkata: ‘Demi Allah, sungguh aku
mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku mendengar khutbah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengabarkan bahwa
dia adalah Malaikat Jibril Alaihissallam‘.” (Shahih Bukhori,
kitab al Manakib, bab Alamat an Nubuwwah fil Islam,3362)
Dikatakan dalam sumber yang lain bahwa, Ada salah seorang
sahabat Nabi SAW yang Jibril suka menyerupainya saat
menjafi manusia. Namanya Dihyahbin Khalifah al-Kalbi. Dari
Anas, Nabi SAW bersabda, “Jibril datang serupa dengan fisik
Dihyah. Dan Dihyah adalah seorang laki-laki yang tampan.”
(Siyar al A'lam an-Nubala hal. 554)

4. Memiliki rasa takut kepada Allah


QS An-Naḥl (16: 49)
         
    
49. dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada
di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga)

20
A-Ef

Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan


diri.

QS An-Naḥl (16: 50)


        
50. mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka
dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).

QS Al-Anbiyā (21: 28)


         
     
28. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka
(malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada
memberi syafaat[958] melainkan kepada orang yang diridhai
Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-
Nya.

[958] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu


manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat
bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah
syafa'at bagi orang-orang kafir., syafa'at yang baik Ialah: Setiap
sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang Muslim
atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan. syafa'at
yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.

5. Taatnya mereka adalah kepada Allah

QS At-Tahrim (66: 6)
      
       
       
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

21
A-Ef

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan


apa yang diperintahkan.

QS Al-Anbiyā (21: 26)


        
 
26. dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya
(malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan[957],

[957] Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan


orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-
malaikat itu anak Allah.

Al-Anbiyā (21: 27)


      
27. mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan
mereka mengerjakan perintah-perintahNya.

6. Mencintai orang yang dicintai Allah


Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda, “Apabila
Allah Tabaraka wa Ta'ala menvintai seorang hamba, Allah
menyeru kepada Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan,
maka cintailah dia!” Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril
menyeru di langit, “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan,
maka cintailah dia (wahai para malaikat)!”Maka penduduk
langit mencintainya. Dan Allah menjadikankan dia diterima di
bumi (yakni dicintai orang-orang shalih di bumi) [HR. Al
Bukhari: 7485; Muslim: 2637; dan ini lafazh al Bukhari]

7. Agungnya penciptaan mereka


QS Fāṭir (35: 1)

22
A-Ef

       


         
        
1. segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-
masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dari Ibnu Mas'ud ra.: “Muhammad melihat Jibril (dalam wujuf


aslinya). Ia memiliki 600 sayap yang menutupi langit. “(HR. An
Nasai)
Ummul Mukminin Aisyah pernah bertanya kepada kekasihnya,
Rasulullah tentang dua ayat di dalam Al Quran.

QS At-Takwir (81: 23)


    
23. dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk
yang terang.

Dan ayat dalam


QS An-Najm (53: 13)
    
13. dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

QS An-Najm (53: 14)


   
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[1430].

[1430] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di


atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.

23
A-Ef

QS An-Najm (53: 15)


   
15. di dekatnya ada syurga tempat tinggal,

Rasulullah menjawab,” Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia


dalam wujud aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja.
Aku melihatnya turun dari langit, dimana tubuhnya yang besar
memenuhi ruang antara langit dan bumi.” (HR. Muslim, No.
177).
“Rasulullah melihat Jibtil dengan bentuk aslinya. Dia memiliki
enam ratus sayap. Setiap satu sayapnya dapat menutupi ufuk.
Dari sayapnya berjatuhan utiara dan yaqut dengan beragam
warna.” HR. Ahmad No. 460)

8. Kemampuan mereka merubah bentuk seperti manusia.

QS Maryam (19: 16)


        
 
16. dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, Yaitu
ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di
sebelah timur,

QS Maryam (19: 17)


      
    
17. Maka ia Mengadakan tabir (yang melindunginya) dari
mereka; lalu Kami mengutus roh Kami[901] kepadanya, Maka
ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna.

[901] Maksudnya: Jibril a.s.

24
A-Ef

QS Maryam (19: 18)


        
18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari
padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu
seorang yang bertakwa".

QS Maryam (19: 19)


         
19. ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak
laki-laki yang suci".

QS Aż-Żāriyāt (51: 24)


      
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang
tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?

QS Aż-Żāriyāt (51: 25)


         

25. (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu
mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun
(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."

QS Aż-Żāriyāt (51: 26)


      
26. Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya,
kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.

QS Aż-Żāriyāt (51: 27)


     
27. lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata:
"Silahkan anda makan."

25
A-Ef

QS Aż-Żāriyāt (51: 28)


         
 
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim
merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah
kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).

Kemudian disebutkan dalam hadist:


Dari Abu Hurairah dati Rasulullah bahwasanya ada seseorang
mengunjungi saudaranya di sebuah desa, maka Allah
mengawasinya dengan mengutus malaikat untuk
mengikutinya dan bertanya kepadanya:”Kamu mau
kemana?”,ia menjawab:”Saya mau mengunjungi saudara saya
di desa ini". Malaikat berkata:”Apakah anda memiloki hutang
budi yang ingin anda membalasnya?”, ia menjawab: “Tidak,
saya mengunjunginya karena saya mencintainya karena Allah.
Malaikat berkata: “Saya adalah utusan Allah kepadamu untuk
memberitahi bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana
engkau mencintai saudarami karena Allah". (HR. Muslim
2567)

26

Anda mungkin juga menyukai