Anda di halaman 1dari 5

PAPER MANAJEMEN KEPERAWATAN

“KONSEP DAN PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Yunita Dwi Anggreini., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Dinda Khairunnisa 841191007

PRODI D-III KEPERAWATAN SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


(YARSI) PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2019/2020


KONSEP DAN PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Teori-teori Manajemen

Ilmu manajemen sama halnya dengan keperawatan dikembangkan dari

beberapa displin ilmu seperti bisnis, psikologi, antropologi dan sisologi. Organisasi

itu kompleks dan beragam maka pandangan para ahli tentang ap aitu manajem telah

banyak berubah pada hamper serratus tahun yang lalu (Marquis & Huston, 2012)

Selama abad ke-20 ketika Taylor, Fayol, dan Weber mengembangkan

pendekan manajemen ilmiah, pandangan ini didasarkan pada sains abad ke-17. Ada

dua aliran pemikiran utama tetapi berlawan dalam teori manajemen yaitu manajemen

tradisional dan manajemen perilaku. Teori manajemen tradisional memiliki kelebihan

dan kekurangan. Keuntungannya meningkatkan organinasi dan efisiensi industry.

Sedangan kerugiannya meliputi aturan yang kaku, pengembalian keputusan dari atas

ke bawah, dan otoritarianisme serta menekankan pada aspek tugas. Dengan kata lain,

teori manajemen tradisonal menciptakan lingkungan yang kurang optimal dari

perspektif humanistic. Akhir tahun 1920-an, ditetapkan era manajemen perilaku yang

penekanannya pada struktur dan organisasi manajemen dan focus pada aspek

interpersonal dalam mengelola manusia (Jones, 2007 ; Weiss & Tappen, 2015).

B. Teori Birokrasi dari Webber

Beberapa ahli berpendapat bahwa taylor tidak memiliki humanism dan prinsip

ilmiahnya bukan untuk kepentingan seikat pekerja atau karyawan. Max Weber (1846-

1920), seorang sosiolog Jerman yang mempelajari organisasi skala besar untuk

menentukan apa yang membuat karyawan bekerja lebeih efisien. Weber melihat

perlunya legalisasi, otoritas formal dan aturan serta regulasi yang konsisten untuk

personel di berbagai posisi; dengan demikian ia mengusulkan birokrasi sebagai desain

organisasi. Esai “Birokrasi” yang ditulis Weber pada tahun 1922 berfokus pada apa
yang membuat orang merespons otoritas dengan memusatkan kekuasaan pada tangan

beberapa orang dalam struktur sehingga organisasi dapat dikelola secara efektif dan

efisien (Jones, 2007; Marquis & Huston, 2012).

C. Teori Mc.Gregor

Ahli teori perilaku yang terkenal lainnya Douglas Mc Gregor (1960)

berpendapat bahwa sikap manajer terhadap karyawan dan bagaimana manajer

memperlakukan karyawan tersebut berkorelasi dengan kepuasan karyawan. Mc

Gregor mengembangan teori X dan teori Y yang merupakan kontra antara scientific

management dan human relations-based management. Teori X menyatakan bahwa

orang ingin melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, pekerjaan adalah sesuatu yang

harus dihindari. Manajer teori X perlu menerapkan aturan dan pengawasan yang ketat

serta ancaman hukuman (teguran, kenaikan gaji yang ditahan dan ancaman

kehilangan pekerjaan) untuk menciptakan karyawan yang rajin dan produktif.

Intervensi aktif dari manajemen, mengakibatkan karyawan menjadi aktif dan peduli

dengan peran mereka dalam organisasi (Jones,2007; Marquis & Huston, 2012; Weiss

& Tappen, 2015).

Teori Y mengasumsikan bahwa karyawan mempunyai motivasi diri dan

kapasitas untuk bekerja secara kreatif dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaan.

Manajer teori Y lebih menekankan bimbingan dari pada kontrol, pengembangan dari

pada pengawasan ketat dan pengarahan dari pada hukuman. Manajer perlu

menyediakan lingkuangan kerja yang mendukung agar karyawan dapat melakukan

pekerjaan terbaik mereka. Mc Gregor menyatakan teori ini merupakan dua sikap

manajer terhadap karyawan dan pendekatan ini akan memengaruhi karyawan

menanggapi kepemimpinan manajerial (Jones, 2007; Marquis & Huston, 2012; Weiss

& Tappen, 2015).


D. Scientific Management

Frederick W. Taylor (1856-1915) dikenal sebagai “bapak Scientific

Management” menemkan bahwa produktivitas akan meningkat jika karyawan

diajarkan saru cara terbaik untuk menyelesaikan tugasnya. Taylor mengidentifikasi

empat prinsip-prinsip manajemen ilmiah sebagai berikut (Marquis & Huston, 2012):

1. Cara tradisional dalam mengatur pekerjaan harus diganti dengan cara ilmiah.

Pekerjaan dirancang secara ilmiah dengan penelitian menggunakan waktu,

Gerakan dan berdasarkan keahlian karyawan yang berpengalaman untuk

mendorong efisiensi waktu dan tenaga.

2. Sistem personalia harus dibuat secara ilmiah agar karyawan dapat bekerja, dilatih

dan dipromosikan berdasarkan kompetensi dan kemampuan teknis mereka.

Karyawan perlu diidentifikasi kemampuan dan keterbatasannya sehingga dapat

ditetapkan pekerjaan yang sesuai.

3. Karyawan harus mengetahui bagaimana mereka cocok dengan peruasahaan dan

bagaimana mereka berkontribusi secara keseluruhan terhadap produktivitas

perusahaan atau oraganisasi. Taylor mengatakan tujun bersama dan misi

organisasi dapat tercapai dengan memberikan insentif atau hadia berupa uang

kepada karyawan yang telah menyelesaikan pekerjaannya. Taylor memandang

karyawan sebagai “alat ekonomi” yang dimotivasi semata-mata oleh uang,

karyawan diberikan ganti rugi sesuai dengan produktivitas mereka dengan upah

per jam.

4. Hubungan antara karyawan dan manjer harus koopertif dan saling bergantung.

Tugas atau pekerjaan dibagi rata, tetapi peran mereka tidak sama. Peran majer
atau mandor adalah merencanakan,mempersiapkan dan mengawasi sedangkan

karyawan harus melakukan pekerjaan tersebut.

Produktivitas dan keuntungan meningkat secara dramatis merupakan hasil dari

scientific management. Taylor menyatakan bahwa manajer dan karyawan puas jika

imbalan keuangan memadai sebagai hasil dari peningkatan produktivitas (Marquis &

Huston, 2012). Implikasi konsep Taylor ini dalam pelayanan keperawatan adalah

pembayaran berdasarkan jumlah pasien yang dimandikan atau dikunjungi dirumah

bukan berdasarkan jumlah jam kerja dan menyediakan insentif untuk menyelesaikan

sebagian besar pekerjaan dalam waktu sesingkat mungkin.

Perawat manajer yang menggunakan konsep Taylor akan memberikan

perhatian khusus pada pengkajian tindakan keperawatan yang dilakukan pada unit,

peralatan yang diperlakukan secara efektif serta mengurangi staf atau meningkatkan

produktivitas karyawan yang ada untuk menghemat biaya. Biasanya manajer perawat

ini menyimpan catatan tentang jumlah pekerjaan yang diselesaikan dan menghargai

perawat yang berhasil (Weiss & Tappen, 2015).

Anda mungkin juga menyukai