Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN KURIKULUM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :
Ahmad Firdaus M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Muhammad Syahrul Anwar
Ima Halimatussa’diyah
N.Siti Marlina
Siti Nahdhiatul Aulia

SEMESTER IV
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH
SUKABUMI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah
satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai
tujuan pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam
pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-
pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu:
fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di
masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik
untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga
pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidikan
kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut
tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa
serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.
Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia,
Dan selain itu Pembelajaran bukanlah hal yang mudah dan remeh untuk dilaksanakan harus ada
konsep tertentu sebagai sarana pembelajaran dan harus mampu memberikan pengalaman yang
berguna dan bermakna bagi siswa dikehidupan selanjutnya.
Pembelajaran tersebut harus membutuhkan perencanaan yang matang sebagai acuan pelaksaan
kegiatan agar tujuan lebih terarah. Rencana kegiatan ini digunakan sebagai acuan pelaksaan kegiatan
siswa sesuai tahap perkembangan dan usia. Tahap perkembangan yang sesuai usia siswa dapat
diambil dari berbagai indicator yang ada dalam kurikulum.
Kurikulum yang ada dalam pendidikan secara umum telah mengalami berbagai perubahan dari waktu
kewaktu, program pembelajaran telah diwarnai reformasi kurikulum dalam kurun waktu 34 tahun
telah melahirkan berbagai jenis dan pendekatan kurikulum. Selama kurun waktu tersebut, sudah
mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan kurikulum.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. Untuk mengetahui kedudukan kurikulum dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik, pada zaman Yunani kuno yang
berasal dari curir yang artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba.
Sedangkan curriculum mempunyai arti “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Perkembangan
selanjutnya istilah kurikulum pendidikan dalam dunia pendidikan dan pengajaran, sebagaimana
termuat dalam Webster Dictionare tahun 1955 kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran
disekolah atau diakademi / college yang harus di tempuh oleh siswa untuk mencapai suatu degree
(tingkat) atau ijazah.
kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan .
sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua
kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa dibawah pengawasan sekolah, jadi
selain kegiatan kurikulum yang formal juga kegiatan kurikulum yang tak formal.
kurikulum formal formal meliputi :
1. tujuan pembelajaran, umum dan spesifik
2. bahan pelajaran yang tersusun sistematis
3. strategi belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
4. sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai
kurikulum tak formal meliputi :
terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan
pelajaran akademis, yang termasuk kurikulum tak formal ini antara lainpetunjuk sandiwara,
pertandingan antar kelas atau antar sekolah, perkumpulan berbagai hobi , pramuka dan lain-lain.
pengembangan kurikulum ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph tyler 1949 ditentukan
oleh 4 faktor atau asas utama yaitu
1. falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru ( aspek filosofis )
2. harapan dan kebutuhan masyarakat , orang tua , kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama,
ekonomi ( aspek sosiologis )
3. hakikat anak, antara lain : taraf perkembangan fisik, mental, psikologis, emosional, sosial serta
cara anak belajar ( aspek psikologis )
4. hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu, bahan pelajaran.
pada hakikatnya ,kurikulum sebagai suatu program kegiatan terencana (program of planned aktivities)
memiliki letak yang cukup luas hingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh.
Kurikulum itu merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang
direncanakan diprogramkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal
dari waktu lalu, sekarang maupun yang akan datang. Berbagai bahan tersebut direncanakan secara
sistematik, artinya direncanakan dengan memerhatikan keterlibatan berbagai factor pendidikan secara
harmonis. Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, dirrencanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar
norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam poses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum dapat diartikan juga sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mengubah masyarakat. Disamping itu banyak timbul pendapat-pendapat baru tentang hakikat
perkembangan anak, yang memaksa diadakannya perubahan dalam kurikulum.
Banyak ahli kurikulum mengemukakan berbagai pengertian kurikulum yang satu dengan yang lainnya
ada berbagai perbedaan dan kesamaan.
a. William B. Ragan
Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
b. Robert S. Falming
Pendapat flaming sama dengan pendapat Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah modern dapat
didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
c. David Praff
Kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan.
d. Nengky and Evars
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk menolong
para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
e. Inlow
Kurikulum adalah susunan rangkain dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum menggambarkan
(atau paling tidak mengantisipasi ) dan hasil pengajaran.
f. Saylor
Kurikulum adalah kesuluruh usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar mengajar baik
langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah.
g. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan Shores kurikulum sebagai sejumlah pengalaman
yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda agar mereka dapat berfikir dan
berbuat sesuai dengan masyarakatnya.
h. Alice Miel kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan,
pengetahuan dan sikap. Kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak
pendidikan yang diperoleh anak disekolah, serta bukan hanya pengetahuan kecakapan, kebiasaan-
kebiasaan,sikap, apresiasi, cita-cita, serta norma-norma,melainkan juga kepribadian guru.
i. Hilda Taba mengemukakan pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya, yakni
pernyataan tentang tujuan dan saran, perbedaan kurikulum terletak pada penekanan pada unsur
tertentu.
j. Sedangkan menurut J.G Taylor dan William H. Alexander mendifinisikan kurikulum sebagai
sagala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak baik didalam atau diluar
kelas, dapat dikategorikan kurikulum, apabila ada empat sisi, yaitu : 1) kurikulum sebagai tujuan, 2)
kurikulum sebagai kesempatan belajar yang terencana, 3) kurrikulum sebagai mata pelajaran, dan 4)
kurikulum sebagai pengalaman. Sementara caswell mendefinisikan kurikulum sebagai sejumlah atau
keseluruhan pengalaman yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sekolah.
k. Menurut Edwar A. krug (1960) menyebutkan bahwa kurikulum adalah usaha-usaha yang
mengarah pada tujuan pendidikan atau tujuan sekolah.
l. Carter V.Good dalam dictionary of education , menyebutkan bahwa kurikulum adalah sejumlah
materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu mata pelajaran atau disiplin ilmu tertentu, seperti
kurikulum pendidikan bahasa arab, kurikulum pendidikan bahasa inggris, atau kurikulum ilmu
pendidikan sosial.
menurut pandangan tersebut, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan
guru atau dipelajari oleh siswa.
Dalam Undang-Undang sistem pendidikan Nasional tahun 1989 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa “
kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, kurikulum merupakan salah satu factor dalam proses pendidikan yang berperan
seperti perangkat lunak dari proses tersebut. Krikulum mempunyai peranan sentral karena menjadi
arah atau titik pusat dari proses pendidikan.
Kurikulum sebenarnya bukanlah merupakan factor pendidikan yang terpisah dari dinamika dan
tuntutan masyarakat. Muara kurikulum adalah masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kurikulum pada intinya merupakan formula yang menjebatani siswa dari keadaan tidak mengetahui
menjadi mengetahui dan dapat memberikan konstribusi secara positif terhadap perkembangan
masyarakat.
dalam uraian sebelumnya pengertian tentang pengembangan kurikulum sedikit benyak yang
tersinggung atau paling banyak yang tersirat dalam berbagai konsep atau teori yang telah
terkemukakan namun ada baiknya kita rumuskan kembali secara lebih jelas tentang pengembangan
kurikulum (curriculum developmen) adalah : The planning of learning opportunities intented to bring
about certain desered in pupils and assesmen of the extent to wich these changes have taken plece
( Audrey Nicholles & S. Howard Nicholles)
rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang
diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa sedangkan
yang dimaksud kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan
dan terkontrol antara para siswa guru bahan peralatan dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan
diharapkan terjadi.
Berbagai macam terminologi dalam kurikulum.
1. Core curriculum
Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang harus diberikan baik yang berupa
kebutuhan individu maupun kebutuhan umum.
2. Hidden curriculum
Sesuai dengan namanya, hidden curriculum berarti bahwa kurikulum yang tersembunyi. Tersembunyi
bararti tidak dapat dilihat, tetapi tidak hilang. Jadi kurikulum tersembunyi ini tidak direncanakan,
tidak diprogramkan, dan tidak direncang, tatapi mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap out put dari proses belajar mengajar.

B. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan


Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta
didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan
keluaraga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi
antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana
tertulis.
Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di
sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari yang sangat
formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang
kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang
memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan tugas
sebagai pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi. Dari yang memiliki kurikulum
formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya ada pada pikiran penceramah atau
moderator serasehan.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan pendidikan formal.
Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis yang tersusun
secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua, dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi
dan menilai. Ketiga, diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu,
dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan tertentu pula.
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan dengan pendidikan informal
dalam lingkungan keluarga. pertama, pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan
yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu
pengetahuan dan ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang
lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara
formal dan tertulis, pendidikan disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih
disadari. Karena yang memiliki rancangan atau kkurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan
disekolah.
Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan
ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi
pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum
merupakn bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan,
bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang tidak memiliki
kurikulum.
Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Disamping itu kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberian landasan-landasan teoritis
bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Dalam lingkungan sekolah pasti
memiliki kurikulum. Pengajaran yang direncanakan, terstruktur. Guru sebagai pendidik di sekolah
telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru. Sehingga peran guru dalam
pengembangan kurikulum juga sangat penting.
Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah
1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum
bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran
(belajar mengajar). Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang
jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum,
yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan
kurikulum berbagai institusi pendidikan.
kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan sebagai sistem
tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, komponen-
komponen pendidikan itu antara lain adalah tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik,
lingkungan, sarana dan pra sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini
jelas bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem pendidikan
nasional .
dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional , bab X tentang kurikulum pasal 36
dikemukakan bahwa :
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan republik
indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia,
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,
tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta nilai-nilai
kebangsaan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan
untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa sedangkan yang dimaksud kesempatan belajar
(learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa guru
bahan peralatan dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi.
2. kedudukan kurikulum dalam pendidikan
· kurikulum sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar atau rencana pembelajaran dikembangkan
berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai.
· kurikulum sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat diartikan sebagai
pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada arah horizontal dan vertikal , pengorganisaian pada
arah horizontal berkaitan dengan lingkup dan integrasi sedamgkan pengorganisasian pada arah
vertikal berkaitan dengan urutan dan kontinuitas.
· kurikulum sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat hubungannya dengan sifat materi
pelajaran atau praktikum dan alat penguasaan yang ingin dicapai
· kurikulum sebagai pedoman. kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran harus memiliki kejelasan tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai
melalui penerapan kurikulum
B. SARAN
Dengan begitu pentingnya pengmbangan kurikulum sebagaimana telah tercantum dalam pengertian
pengembangan kurikulum, hendaknya para pendidik (kepala sekolah, para guru) benar-benar
melaksanakan peraturanna sebagai seorang pendidik agar tujuan-tujuan pendidikan diharapkan dapat
tercapai secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,Surabaya :Elkaf, 2005.


S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran, Jakarta, PT.Bumi aksara, 2006,
Oemar Hamalik, dasar-dasar pengembangan kurikulum, Bandung, PT. remaja rosdakarya, 2013
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2010,
S. nasution,Asa-Asas Kurikulum,Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum.2010
Nasution,Asa-Asas Kurikulum,
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum,Yogyakarta : Teras, 2009
Dakir,perencanaan dan pengembangan kurikulum.Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004,
Binti Maunah, Pendidikan Kurikulum SD-MI,
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung, PT. remaja rosdakarya, 2006
Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, 2010,
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum,
Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, pengembangan kurikulum pendidikan, Bandung: PT.Refika Aditama,
2010,
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Zainal arifin, konsep dan model pengembangan kurikulum, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2012,

Anda mungkin juga menyukai