Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Pustaka

Berbagai Teknik Terapi Jaringan Parut Pascajerawat (Acne Scars)

Linda Fransiska*, Marcel Antoni**

*Staf Pengajar Bagian Kulit dan Kelamin


** Staf Pengajar Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Alamat Korespondensi : lindafransiska87@gmail.com

Abstrak
Acne vulgaris adalah penyakit kulit yang disebabkan peradangan kronis kelenjar pilosebaseus.
Acne vulgaris diderita hampir 85% remaja di dunia, biasanya saat memasuki usia pubertas sampai
dengan dekade kedua. Manajemen terapi acne vulgaris bergantung pada tingkat keparahan dan
penyebabnya. Semakin berat tingkat keparahannya, jaringan parut yang terbentuk juga semakin berat
dan membutuhkan berbagai teknik untuk memperbaikinya. Dari tipe scaryang terbentuk ketika proses
penyembuhan luka, dibagi menjadi dua bagian besar yaitu scar atrofik dan scar hipertrofik. Dalam
tinjauan pustaka ini akan dibahas berbagai teknik pengobatan scar atrofik akibat acne vulgaris, antara
lain dengan peeling kimia, dermabrasi, laser, bedah, filler, juga manajemen scar hipertrofik seperti
penggunaan gel silikon, penyuntikan steroid intralesi, krioterapi, dan pulsed dye laser.

Kata Kunci : Terapi, acne-scar atrofik, hipertrofik

Abstract
Acne vulgaris is a skin disease caused by chronic inflammation of pilosebaceus gland .
Acne vulgaris is suffered by nearly 85 % of teenagers in the world , usuallyon pubertal age until the
second decade of life. Acne vulgaris therapy depends on its severity and the cause of acne vulgaris
itself. The more severe, the more scars occur and therefore require different techniques to fix it .
There are two major types of acne scar which occur after wound healing process ,which known as
atrophic scar and hypertrophic scar . In this paper we will review various techniques in the
management of atrophic scar which occur due to acne vulgaris, such as the use of chemical peeling ,
dermabrasion, laser, surgery , fillers, and also management of hypertrophic scar such as the use of
silicone gel, intralesion steroid inejction, cryotherapy, and pulsed dye laser .

Keywords : Therapy, Atrophic acne scar, hypertrophic acne scar

Pendahuluan obat-obatan. Pengobatan acne vulgaris saat ini


didasarkan pada tingkat keparahannya yang
Acne vulgaris adalah penyakit kulit juga didasarkan oleh penyebab terjadinya acne
yang disebabkan peradangan kronis pada itu sendiri, mulai dari medikamentosa, baik
kelenjar pilosebaseus yang dapat sembuh yang diberikan secara topikal maupun oral,
sendiri, yang umumnya dialami pada usia seperti retinoid, antimikroba, juga terapi
remaja. Efloresensinya bermacam-macam, hormonal yang bersifat anti-androgen. Juga
meliputi komedo, papul, pustul, dan nodul mungkin diperlukan terapi secara psikologis
dengan bermacam variasi dan derajat pada sebagian penderita.2
keparahannya.1,2 Penyebab acne sendiri
multifaktor, yaitu diduga ada keterkaitan
dengan faktor genetik, ras, hormonal, stres,
iklim/suhu/kelembapan, kosmetik, diet, dan
Epidemiologi Proliferator-Activated Receptors), yang
meningkatkan produksi sebum. Faktor
Acne dapat dialami oleh bayi baru hormonal yang meningkatkan produksi sebum,
lahir, yang diduga disebabkan oleh rangsangan adalah hormon androgen yang terikat dan
kelenjar sebaseus oleh hormon androgen; meningkatkan aktivitas kelenjar sebaseea. Para
namun acne terbanyak ditemukan pada saat penderita acne memiliki level hormon
pubertas. Sebanyak 85% remaja mengalami androgen lebih tinggi daripada orang yang
acne, dan kemudian kasusnya menurun pada tidak menderita acne. 5α reductase , enzim
usia setelahnya, sebagian kasus persisten yang mengkonversi testosterone menjadi
sampai usia 30 atau lebih, kebanyakan terjadi dihidrotestosteron (DHT) memunyai aktivitas
pada wanita.1 besar pada daerah-daerah yang mudah terjadi
acne, antara lain pada wajah dan punggung.
Patogenesis Acne Vulgaris Hormon-hormon lainnya yang berperan pada
proses pembentukan sebum antara lain
Empat faktor utama terjadinya acne estrogen dan CRH (Corticotropin Releasing
adalah hiperproliferasi kelenjar epidermal, Hormone) yang meningkat sebagai respons
produksi sebum yang berlebihan, inflamasi, terjadinya stres. Mikrokomedo yang terbentuk
dan aktivitas Propionibacterium acnes.1- semakin membesar dan semakin padat oleh
3
Faktor-faktor lain yang dapat turut keratin, sebum, dan bakteri, yang pada
berpengaruh yaitu inflammasomes, sel T akhirnya dapat mengalami ruptur. Saat
helper (Th) 17, P.acne sequence type, dan terjadinya ruptur, terjadi pengeluaran keratin,
nutrisi.3 Hiperproliferasi folikel rambut sebum, dan bakteria menyebabkan terjadinya
menghasilkan pembentukan mikrokomedo. inflamasi, yang dominannya adalah sel-sel
Epitel kelenjar rambut atas yaitu infundibulum limfosit, baik CD4+ yang banyak terdapat di
menjadi hiperkeratotik, dan terjadi sekitar kelenjar pilosebasea, maupun sel-sel
peningkatan daya kohesi keratinosit. CD8+ yang dapat ditemukan di sekitar
Peningkatan jumlah sel dan ketebalannya pembuluh darah. Satu sampai dua hari
menyebabkan penyumbatan pada ostium kemudian sel-sel yang paling banyak
kelenjar sebasea.1 Penelitian imunohistokimia ditemukan adalah neutrofil. Namun, hal
menunjukkan adanya diferensiasi abnormal sebaliknya juga dapat terjadi, yaitu
dari sel-sel keratinosit folikuler.2 Hal ini peradanganlah yang menyebabkan terjadinya
menyebabkan pemadatan/akumulasi keratin, pembentukan komedo. Dalam hal ini,
sebum dan bakteria pada kelenjar sebasea, peradangan yang disebabkan oleh P.acnes.
yang akhirnya menimbulkan pembesaran dari Dari beberapa studi terkini ditemukan bahwa
folikel rambut yang dikenal sebagai komedo.1 P.acnes berperan sebagai proteasome
Rangsangan yang menyebabkan activator, yang memicu produksi dari
hiperproliferasi dan peningkatan daya adhesi mediator inflamasi, IL-1 β, lewat aktivasi jalur
keratinosit belum diketahui pasti, namun NLRP3 inflammasome dan caspase-1. Secara
beberapa hal yang diduga sebagai histologis ditemukan caspase-1 yang matur
penyebabnya meliputi rangsangan oleh dan NLRP3 yang berikatan dengan
hormon androgen, penurunan asam linoleat, proteasome di sekitar kelenjar pilosebaseus.
peningkatan aktivitas IL-1 (interleukin 1), dan Eksaserbasi inflamasi pada acne melalui
kolonisasi Propionibacterium acnes.1,2 mekanisme yang melibatkan aktivasi NLRP3-
Faktor berikutnya adalah produksi inflammasome pada sel myeloid (Kistowska et
sebum yang berlebihan oleh kelenjar sebaseus. al).3 Pasien-pasien penderita acne memiliki
Komponen sebum yaitu trigliserid dan konsentrasi P.acnes lebih tinggi dibandingkan
lipoperoksidase memegang peranan penting kelompok kontrol, atau kelompok yang bukan
pada pembentukan acne. Trigliserid dipecah penderita acne. Tetapi tidak terdapat hubungan
menjadi asam lemak bebas oleh P.acnes, yang antara banyaknya jumlah P.acnes pada
pada akhirnya lebih lanjut memicu kelenjar sebasea dengan keparahan acne.1
‘penggumpalan’ bakteri dan kolonisasi Semua peristiwa tersebut di atas,
P.acnes, peradangan setempat dan bersifat selanjutnya akan memicu proses penyembuhan
komedogenik.1 Lipoperoksidase juga luka yang terdiri atas tiga tahap utama :
memproduksi sitokin proinflamasi dan
mengaktivasi jalur PPAR (Peroxisome
1. Tahap Inflamasi (MMPs) dan penghambatnya. MMPs, suatu
Pada tahap ini, luka tampak pucat matriks ekstraselular merusak enzim yang
karena proses vasokonstriksi untuk tujuan berinteraksi dan membentuk lytic cascade
hemostasis. Setelah aliran darah berhenti, untuk proses remodeling matriks ekstraselular.
terjadi vasodilatasi dan eritema. Rasio yang tidak seimbang antara MMPs
Melanogenesis juga terjadi. Tahap ini terhadap inhibitor/penghambatnya
memegang peranan penting pada pembentukan menimbulkan pembentukan scar atrofik atau
eritema post-acne dan hiperpigmentasi. hipertrofik. Respons yang tidak adekuat
Kemudian bermacam-macam sel yaitu berakibat berkurangnya deposisi faktor
granulosit, makrofag, neutrofil, limfosit, kolagen dan terjadinya scar atrofik, sementara
fibroblas, dan platelet diaktivasi; juga jika respon penyembuhannya terlalu kuat,
mediator-mediator inflamasi dilepaskan untuk terbentuk nodul jaringan fibrotik atau kita
pembentukan jaringan granulasi. Dari kenal sebagai scar hipertrofik.4
penelitian yang dilakukan oleh Holland dkk,
ditemukan bahwa reaksi inflamasi pada Acne Scar
kelenjar pilosebaseus yang cukup kuat dan
memiliki rentang waktu lebih panjang pada Scar terjadi akibat kerusakan kulit
pasien dengan scar dibandingkan pada pasien selama proses penyembuhan saat terjadinya
yang tidak terbentuk scar. Hal ini acne. Pada dasarnya, terdapat dua tipe scar,
menunjukkan, terdapat hubungan kuat antara bergantung pada kurang atau lebihnya jumlah
keparahan dan durasi inflamasi dengan kolagen yang terbentuk, yaitu scar tipe atrofik
pembentukan scar. Sehingga dari hal ini dapat dan scar tipe hipertrofik. Sebanyak 80%-90%
disimpulkan bahwa pengobatan awal inflamasi pasien yang mengalami acne scar, menderita
pada lesi acne adalah pendekatan terbaik scar tipe atrofik. Hanya sedikit yang
dalam mencegah terbentuknya scar. mengalami terbentuknya scar hipertrofik atau
keloid.
2. Tahap Pembentukan Jaringan Granulasi Scar atrofik dibedakan lagi menjadi
Pada tahap ini, jaringan yang beberapa tipe, antara lain icepick, boxcar, dan
mengalami kerusakan mengalami perbaikan rolling scars berdasarkan karakteristik lesi.
dan terjadi pembentukan kapiler-kapiler baru. Berikut masing-masing karakteristik pada scar
Neutrofil digantikan oleh monosit yang tipe atrofik.4,5
kemudian berubah menjadi makrofag yang
kemudian melepaskan beberapa faktor
pertumbuhan fibroblas growth factor,
transforming growth factor α dan β, yang
merangsang migrasi dan proliferasi dari
fibroblas. Pembentukan kolagen baru oleh
fibroblas dimulai sekitar tiga sampai lima hari
sejak terjadinya luka. Pada tahap awal, kulit
yang baru terbentuk didominasi oleh kolagen
tipe III, dengan sedikit kolagen tipe I, yang
kemudian mengalami maturasi seperti kulit
normal yang lebih didominasi oleh kolagen
tipe I.
Gambar 1. Acne Scar Tipe Atrofik
3. Tahap Matrix-Remodelling
Fibroblas dan keratinosit (Gambar diunduh dari :
menghasilkan enzim yang meliputi enzim- http://www.jcadonline.com/wp-
enzim yang menentukan bentuk / arsitektur content/uploads/fifefig1.jpg)
dari matriks metaloprotein ekstraselular
Tabel 1.Karakteristik Acne ScarTipe Atrofik5

Type Icepick Boxcar Rolling


Characteristics <2 mm in diameter Round to oval in shape May reach >5 mm
Sharply marginated Sharp vertical sides that in diameter
epithelial tracts that typically extend 0,1-0,5 Fibrotic bands tether
extend into the deep mm into dermis or may normal-looking
dermis or even to the go deeper dermis to subcutis
subcutaneous layer Skin has rolling or
undulating
appearance
Typical shape V-shaped U-shaped Irregular, undulating

Gambar 2. Lesi ‘Icepick’


(Gambar diunduh dari : http://www.acnespecialists.com.au/sites/default/files/beforeafter/TCA%20CROSS%207.1.jpg)

Gambar 3. Lesi ‘Boxcar’


(Gambar diunduh dari : http://brookereviews.com/wp-content/uploads/2012/12/box-scars.jpg)

Gambar 4. Lesi ‘Rolling’


(Gambar diunduh dari: http://www.ladycarehealth.com/wpcontent/uploads/2012/02/Diagnosis.jpg)
Terapi Acne Scar basalis. Glycolic Acid juga meningkatkan
pembentukan asam hialuronat dermis dan
Pencegahan adalah hal penting untuk ekspresi gen kolagen melalui peningkatan
mencegah pembentukan parut pada acne. sekresi IL-6. Prosedur ini biasanya dapat
Faktor genetik dan respons tubuh terhadap ditoleransi baik oleh pasien, tetapi peeling
trauma adalah faktor utama yang dengan GA ini dikontraindikasikan pada kasus
memengaruhi pembentukan scar. Beberapa dermatitis kontak, kehamilan, dan pasien yang
jenis tindakan dapat mengurangi tampilan alergi terhadap GA. Efek samping seperti
yang buruk dari scar, yang terpenting adalah hiperpigmentasi sementara atau iritasi tidak
secepat mungkin memerpendek durasi dan begitu banyak. Beberapa studi menunjukkan
mengurangi intensitas inflamasi. Penggunaan bahwa derajat kerusakan kulit dengan peeling
retinoid topikal berguna untuk mencegah scar. GA meningkat sesuai dengan dosis dan lama
Penggunaan silicone gel sangat efektif dalam paparan. Glycolic Acid dengan konsentrasi
mencegah parut , khususnya parut hipertofik tinggi menciptakan lebih banyak kerusakan
dan keloid.4 kulit daripada GA dengan konsentrasi lebih
rendah (50%) dan jika dibandingkan dengan
Pengobatan Scar Tipe Atrofik larutan kontrol. Hasil terbaik untuk acne scar
adalah lima kali sesi terapi dengan GA 70%
1. Chemical Peeling tiap dua minggu. Peeling dengan GA
Tujuan penggunaan chemical peeling membutuhkan tindakan netralisasi segera
adalah untuk menghancurkan lapisan terluar setelahnya.4,6
kulit yang mengalami kerusakan dan
memercepat proses penyembuhan. Chemical b. Jessner’s Solution
peeling juga merupakan bagian dari Merupakan kombinasi dari asam
pengobatan anti-aging dan terapi lesi kulit salisilat, resorsinol dan asam laktat dalam
contohnya scar..Selain itu, indikasi chemical etanol 95%. Efek dari resorsinol adalah
peeling pada wajah yang utama adalah pada merusak ikatan lemah hidrogen dari keratin
kasus-kasus dengan gangguan pigmentasi dan dan meningkatkan daya penetrasi dari bahan
kerutan. Hasil terbaik dicapai pada acne scar lain. Asam laktat bekerja dengan membantu
tipe makular (scar yang hanya tampak deskuamasi dari stratum korneum. Umumnya
perubahan warna saja, baik hipo- atau peeling dengan larutan Jessner dapat
hiperpigmentasi, tidak ada perubahan kontur ditoleransi baik oleh pasien. Kontraindikasi
kulit) . Scar tipe Icepick dan Rolling tidak bisa umum adalah pada inflamasi yang masih aktif,
dihilangkan secara sempurna dan perlu dermatitis atau infeksi pada kulit, terapi
dikombinasikan dengan penggunaan retinoid dengan isotretinoin selama 6 bulan, dan pada
topikal dan AHA (Alpha Hydroxy Acids). kasus penyembuhan luka yang lambat atau
Perbaikan yang terjadi bervariasi pada tiap abnormal. Sedangkan terhadap resorsinol,
kasus dan tiap pasien. Contohnya scar Icepick kontraindikasi adalah pasien dermatitis kontak
pada pasien yang kulitnya mengalami atau memiliki riwayat alergi sistemik terhadap
hiperkeratosis, hanya mengalami sedikit resorsinol; hal ini dianggap sebagai
perbaikan meskipun tekstur kulit mengalami kontraindikasi absolut.4
perbaikan. Di sisi lain, pada pasien dengan
scar tipe boxcar menunjukan perubahan nyata c. Pyruvic Acid
dengan aplikasi TCA 50 – 90% pada lesi Merupakan alpha-ketoacid, memiliki
tunggal.4,6 efek keratolitik, antimikrobial, dan sebostatik
Beberapa Hydroxy Acids bisa digunakan, sebaik kemampuannya merangsang
antara lain: pembentukan kolagen baru dan pembentukan
serat elastik. Konsentrasi 40%-70% digunakan
a. Glycolic Acid untuk terapi acne scar yang moderat. Efek
Glycolic Acid (GA) adalah alpha- samping antara lain deskuamasi, memicu
hydroxy acid, larut dalam alkohol, berasal dari pembentukkan krusta pada kulit yang tipis,
buah-buahan dan gula susu. Glycolic acid rasa nyeri atau rasa terbakar. Juga saat terapi
bekerja dengan cara menipiskan lapisan dengan asam piruvat ini sangat disarankan
stratum korneum, menimbulkan epidermolisis untuk menjaga ventilasi ruangan karena uap
dan memecahkan melanin pada stratum dari bahan ini dapat merusak mukosa saluran
napas atas. Diperlukan netralisasi setelah membutuhkan anestesia lokal atau umum.
menggunakan peeling ini.4,6 Konsentrasi yang dianjurkan adalah 50%
karena efektif dan aman daripada konsentrasi
d. Salicylic Acid lebih tinggi. Trichloroacetic Acid
Merupakan asam beta-hydroxy yang diaplikasikan beberapa detik sampai tampak
cara kerjanya adalah menghilangkan lipid gambaran “white frost” pada scar.
intraselular yang terikat pada selubung lapisan Selanjutnya, pasien perlu diberikan emolien
tanduk di sekitar sel epiteloid yang mengalami selama tujuh hari dan menghindari paparan
kornifikasi. Konsentrasi yang efektif untuk sinar matahari. Prosedur dapat diulangi
acne adalah 30% dalam beberapa sesi terapi, interval empat minggu, sebanyak tiga kali
3-5 kali, setiap 3-4 minggu. Efek samping terapi. Teknik ini relatif lebih aman dalam
umum adalah kemerahan dan kering. Juga mencegah terjadinya scar baru dan resiko
dapat menimbulkan gangguan SSP, gangguan hiperpigmentasi.4,5,6
pernapasan, tinnitus, kehilangan pendengaran
dan keseimbangan yang merupakan tanda- 2. Dermabrasi/ Mikrodermabrasi
tanda keracunan asam salisilat.4,6
Dermabrasi dan mikrodermabrasi
e. Trichloroacetic Acid (TCA) adalah teknik peremajaan kulit secara
Efek dari peeling menggunakan TCA mekanik, dengan cara mengikis lapisan tanduk
adalah menyebabkan denaturasi protein / kulit untuk memercepat reepitelisasi.
keratokoagulasi, sehingga tampak gambaran Dermabrasi secara penuh mengikis epidermis
‘white frost’ pada kulit setelah diaplikasikan. dan dapat mencapai kedalaman stratum papilar
Sebagai chemical peeling biasanya dicampur bahkan retikular. Mikrodermabrasi adalah
dengan aqua destilata 100 mL, untuk variasi superfisial dari dermabrasi, yang hanya
menghasilkan konsentrasi yang diinginkan. mengikis lapisan luar dari epidermis,
Derajat penetrasi terhadap jaringan dan yang memercepat proses eksfoliasi alami kulit.
dapat menyebabkan luka disebabkan beberapa Kedua teknik efektif pada terapi scar, dan
faktor, antara lain persentase yang digunakan, memberikan hasil signifikan. Dermabrasi
lokasi pengaplikasian, dan tahap persiapan harus dilakukan hati-hati terlebih pada warna
sebelum peeling / ‘priming’. Trichloroacetic kulit gelap karena dapat mengakibatkan
Acid konsentrasi 10%-20% menghasilkan hipopigmentasi. Sedangkan mikrodermabrasi
‘very light superficial peel’, tidak dapat relatif lebih aman, dapat diulang dalam
mencapai stratum granulosum. Konsentrasi interval waktu pendek, tidak nyeri, sehingga
25%-35% menghasilkan ‘light superficial tidak memerlukan anestesia, namun efek
peel” yang dapat mencapai seluruh ketebalan perbaikannya lebih sedikit dan tidak dapat
epidermis. Konsentrasi 40%-50% dapat digunakan untuk scar yang dalam.4,6
mencapai papilla dermis, sedangkan diatas Dermabrasi tidak memberikan perbaikan yang
50% dapat menyebabkan luka karena dapat memuaskan pada scar ‘icepick’ dan ‘boxcar’
mencapai stratum retikular. Konsentrasi di atas yang dalam.6 Perlu diingat sebelum dilakukan
35 % sifatnya “tidak dapat diduga”, dapat prosedur ini, pasien tidak boleh mengonsumsi
malah menimbulkan jaringan parut. Peeling tretinoin selama 2-12 bulan, karena dapat
dengan TCA dikontraindikasikan untuk jenis menyebabkan perlambatan proses reepitelisasi
kulit gelap karena dapat menyebabkan dan dapat terjadi scar hipertrofik.4
hiperpigmentasi. Keuntungan peeling dengan
TCA adalah selain ekonomis, daya 3. Terapi Laser
penetrasinya dapat dievaluasi berdasarkan
warna ‘frost’ yang terjadi. 4,6 Kandidat terapi dengan laser adalah
pasien dengan boxcar scars atau rolling scars.
f. TCA CROSS Baik laser ablatif maupun non-ablatif sama-
CROSS adalah kepanjangan dari sama efektif untuk terapi acne scar, kecuali
Chemical Reconstrution of Skin Scars, sebuah ‘icepick’ scar yang dalam. Efek dari laser
metode yang mengaplikasikan TCA ablatif adalah menghilangkan scar melalui
konsentrasi tinggi pada scar, dengan bantuan beberapa proses, yaitu melting, evaporation,
sebuah aplikator dengan ujung runcing yang atau vaporization. Laser CO2 dan Erbium
biasanya terbuat dari kayu. Teknik ini tidak YAG adalah laser tipe ablatif yang umum
digunakan. Kedua laser ini mengabrasi Namun demikian, hasil yang dicapai tidak
permukaan dan juga membantu sebaik pada terapi dengan laser resurfacing.
‘mengencangkan’ serat kolagen di bawahnya. Karena hal inilah, sebuah konsep baru terapi
Laser non-ablatif tidak menghilangkan laser muncul, yang disebut fractional
jaringan parut tetapi merangsang pembentukan photothermolysis, yang didesain untuk
kolagen baru dan mengencangkan kulit, menciptakan ‘microscopic thermal wound’
sehingga menyebabkan bagian kulit yang untuk menghasilkan efek panas yang homogen
megalami scar atrofik ‘lebih menimbul’ ke pada kedalaman tertentu pada kulit, metode
permukaan. Di antara laser non-ablatif, yang yang berbeda dari peeling kimia dan laser tipe
paling umum digunakan adalah NdYAG 1320 ablatif. Contoh dari laser jenis ini adalah 1550
nm dan laser diode 1450 nm. nm erbium doped fractional photothermolysis.
Laser tipe ablatif memiliki selektivitas Hasil yang dicapai oleh terapi jenis ini sangat
tinggi terhadap air. Sehingga aksi dari laser ini baik, namun tetap berhati-hati pada pasien
utamanya pada permukaan, tetapi kedalaman dengan kulit lebih gelap, untuk mencegah
yang dicapai berkaitan dengan energi yang terjadinya postinflammatory
dipancarkan dan diameter titik yang hyperpigmentation. Terdapat juga laser 30 W
digunakan. Laser Erbium selektif terhadap air, CO2(AFR), yang menggabungkan kemampuan
sehingga bersifat benar-benar ablatif. ablatif laser CO2 dengan sistem Fractional
Sedangkan laser CO2 yang selektivitas Phototermolysis (FP). Kombinasi dari
terhadap air lebih rendah, selain menyebabkan keduanya menguntungkan, karena
ablasi, juga menyebabkan denaturasi jaringan meningkatkan efikasi dari kemampuan
di sekitar daerah yang mengalami ablasi. Laser ablatifnya sekaligus lebih aman, juga
CO2 memiliki efek ganda, yaitu memercepat mengurangi waktu reaksinya terkait sistem FP-
proses penyembuhan dan memerkuat produksi nya.4-7
miofibroblas dan matriks protein, misalnya
asam hyaluronat. 4. Fractional Radiofrequency Therapy
Studi klinis dan histopatologis
sebelumnya memerlihatkan efikasi laser CO2 Terapi menggunakan modalitas
pada perbaikan acne scar tipe atrofik fractional radiofrequency adalah suatu metode
mencapai 50%-80%. Sebelum dilakukan terapi noninvasif pengencangan kulit yang dapat
laser, pasien harus berhenti mengonsumsi digunakan untuk semua jenis scar atrofik.
isotretinoin satu tahun sebelumnya, tidak Energi dari gelombang radio yang masuk ke
sedang mengalami infeksi kulit oleh virus kulit menyebabkan suhu air pada sel-sel kulit
herpes kurang dari enam bulan sebelum terapi. meningkat, kemudian merangsang
Pasien juga tidak memiliki riwayat keloid atau pembentukkan heat shock protein dan memicu
skar hipertrofik sebelumnya. Pasien yang respons penyembuhan luka. Hasilnya adalah
tergolong skin phototype tinggi mudah pembentukkan kolagen, neokolagenesis, dan
mengalami hiperpigmentasi pasca terapi laser. neoelastogenesis yang memberi perbaikan
Lebih lanjut, baik laser CO2 maupun laser tampilan kulit. Efek samping yang mungkin
Er:YAG, keduanya dilaporkan menimbulkan terjadi adalah eritema, kulit menjadi kering,
komplikasi yang serius meliputi infeksi dan memar, krusta, dan postinflammatory
terbentuknya scar. Scar yang terjadi biasanya hyperpigmentation. Hasil yang dicapai hampir
disebabkan over-treatment (meliputi energi sama dengan penggunaan laser ablatif CO2.5
yang terlalu besar, kepadatan atau keduanya),
kurangnya keahlian operator, infeksi, atau 5. Punch Techniques
idiopatik.
Penggunaan laser non-ablatif lebih Scar atrofik adalah jenis scar yang
popular dikarenakan risiko efek samping lebih paling umum terjadi pasca-acne. Autologous
rendah dan perawatan pasca-terapi lebih dan nonautologous tissue augmentation ,
mudah. Teknologi non-ablatif yang teknik punch replacement menambah presisi
menggunakan long-pulse infrared dan efikasi pada terapi scar. Metode laser
memberikan alternatif yang lebih aman dalam punch out lebih baik daripada depth
menimbulkan panas pada dermis, yang resurfacing untuk memperbaiki deep acne
merangsang neokolagenesis dan akhirnya scars dan dapat dikombinasikan dengan
memberi perbaikan pada tampilan scar. shoulder technique atau bahkan depth
resurfacing berdasarkan tipe acne scar. Laser silikon. Namun dengan semakin banyaknya
skin resurfacing dengan teknik punch excision insiden efek samping, material yang
memberi perbaikan pada acne scar, khususnya direkomendasikan untuk digunakan adalah
untuk scar ‘icepick’ dan ‘ deep boxcar’. asam hyaluronat.
Punch elevation mengombinasikan Studi terbaru menunjukkan hasil yang
teknik punch excision dan grafting tanpa risiko menjanjikan penggunaan autologous fibroblast
ketidakcocokkan warna dan tekstur. Ini sebagai bahan filler pada acne scar tipe
terbatas untuk scar boxcar baik yang dangkal atrofik. Studi yang dilakukan secara
maupun dalam. Setelah scar diisolasi dari kulit randomized multicenter, double blind,
sekitar, kemudian diangkat secukupnya agar placebo-controlled, split-face trial, 99 subjek
terangkat sedikit terhadap jaringan sekitar. dengan acne scar moderat sampai berat
Retraksi jaringan grafting akan terjadi selama menerima tiga kali suntikan intradermal
penyembuhan, dan akan menghasilkan suspensi yang mengandung autologous
permukaan yang sejajar. fibroblast pada satu pipi, sedangkan pipi yang
Acne scar dapat diterapi secara lain hanya vehikulum sebagai kontrol, dengan
operatif menggunakan prosedur seperti interval 14 hari. Baik peneliti dan pasien
dermabrasi dan atau eksisi sederhana, scar memberikan skor yang tinggi terhadap filler
punch elevation atau punch grafting. dengan autologous fibroblast dibandingkan
Modalitas yang sangat bermanfaat adalah terhadap kontrol.4-6
dermal punch grafting, eksisi dan facelifting.
Pemilihan teknik ini bergantung pada tingkat 7. Needling
keparahan scar, juga keinginan dari pasien itu
sendiri. Skin needling adalah teknik terbaru
Split thickness atau full thickness graft dengan menggunakan roller steril, yang
diambil dari dasar jaringan parut atau dermis, memiliki banyak jarum tajam yang ditusukkan
diikuti dengan melepaskan lapisan epidermis. pada kulit. Sebelum prosedur ini, kulit wajah
Teknik ini sangat baik untuk memerbaiki harus didesinfeksi, kemudian diberikan
unstable scar dari ulserasi kronik tungkai anestesi topikal, selama satu jam. Prosedur
bawah atau scar X-ray. Teknik ini juga dapat skin needling dilakukan dengan menggerakkan
mengubah tampilan acne scar, nevus alat roller pada kulit yang terdapat scar,
pigmentosus yang besar, dan tato4-6 dengan gerakan mundur dan maju dengan
sedikit tekanan pada beberapa arah. Jarum
6. Tissue Augmenting Agents akan menembus 1,5 sampai 2 mm ke dalam
dermis. Sudah dapat diduga akan terjadi
Transplantasi lemak. Lemak mudah perdarahan untuk waktu singkat, tetapi
didapatkan dan memiliki efek samping yang kemudian segera akan berhenti. Pada kulit
sedikit. Teknik ini terdiri atas dua, yaitu tahap akan tampak bintik perdarahan yang sangat
procurement of the graft dan placement of the banyak pada dermis yang akan menginisiasi
graft. Tahap injeksi dengan sedikit lemak kompleks kaskade dari Growth Factor, yang
ditanamkan pada beberapa saluran pada akhirnya akan merangsang pembentukan
menyebabkan fat graft mendapatkan akses kolagen. Secara histologis tampak penebalan
maksimal dari suplai pembuluh darah yang kulit dan peningkatan serat kolagen dan serat
tersedia. Lemak yang disuntikkan akan elastin secara dramatis. Hasil akan mulai
menormalkan kontur scar kulit.4,8 Hasil tampak setelah enam minggu tetapi hasil
maksimal dicapai sekitar tiga bulan setelah maksimal sekitar tiga bulan karena deposisi
tindakan. Hasilnya baik untuk terapi scar yang kolagen terjadi secara lambat, tekstur kulit
dalam dengan kontur kulit yang abnormal akan tampak semakin lebih baik dalam 12
dikarenakan kehilangan lemak subkutis bulan. Jumlah kunjungan terapi tergantung
Ada banyak bahan baru dan lama yang pada respons pembentukan kolagen pasien,
digunakan, yang bersifat autologous, kondisi jaringan dan hasil yang ingin dicapai
nonautologous biologic, dan bahan ‘pengisi’ oleh pasien. Umumnya dibutuhkan 3 kali
jaringan nonbiologik yang telah digunakan terapi berjarak sekitar empat minggu. Teknik
sejak lama untuk scar atrofik antara lain ini aman untuk semua warna dan jenis kulit.
autologous fibroblast, kolagen sapi, isolagen, Resiko terjadinya Postinflammatory
alloderm, asam hyaluronat, fibrel, artecoll, hyperpimentation juga rendah dibandingkan
dengan prosedur lainnya, seperti dermabrasi, maksud pencegahan, dosis yang sama
chemical peeling, dan laser resurfacing.4-6 digunakan selama 12-16 minggu. Terapi harus
dilakukan sesegera mungkin pada pasien yang
8. Kombinasi Terapi teridentifikasi mudah mengalami /
terbentuknya scar hipertrofik. Terapi dengan
Terdapat kombinasi terapi baru untuk gel silikon aman untuk semua usia dan wanita
perawatan acne scar. Terapi awal meliputi menyusui. Gel silikon juga dapat digunakan
peeling dengan TCA kemudian diikuti oleh sepanjang tahun termasuk musim panas.4
subsisi, yaitu memisahkan acne scar dari kulit
di bawahnya dan kemudian diakhiri dengan 2. Terapi steroid intralesi
laser fractional. Durasi terapi selama 12 Injeksi steroid intralesi adalah suatu
bulan. Efikasi dan keamanan teknik ini sudah terapi umum untuk keloid dan scar hipertrofik.
diuji. Dot peeling dan subsisi dilakukan dua Ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal
kali berjarak 2-3 bulan dan fractional laser atau bagian dari beberapa aplikasi terapi.
irradiation dikerjakan setiap 3-4 minggu. Kortikosteroid dapat mengurangi volume,
Sampai saat ini, tidak ditemukan komplikasi ketebalan, dan tekstur dari scar, juga dapat
serius pada kulit yang dilakukan terapi. Teknik mengurangi keluhan gatal dan rasa tidak
ini cukup aman dan efektif. nyaman. Cara kerjanya diduga sebagai
Platelet Rich Plasma (PRP) saat ini vasokonstriktor dan antimitotik. Diyakini
banyak digunakan di bidang dermatologi. bahwa steroid menghambat produksi kolagen
Sesuai dengan namanya, PRP adalah cairan abnormal melalui dua mekanisme yang
plasma yang kaya akan platelet. Biasanya berbeda, yaitu mengurangi pasokan oksigen
diambil dari tubuh pasien sendiri (autologous) dan nutrien menuju jaringan parut serta
sehingga relatif aman bagi pasien. Platelet menghambat proliferasi keratinosit dan
Rich Plasma mengandung beberapa Growth fibroblas, menstimulasi digesti deposisi
Factor dan sitokin yang berperan penting kolagen melalui hambatan terhadap
dalam proses penyembuhan luka. Saat ini kolagenase-inhibitor, yaitu alpha-2-
biasanya digunakan sebagai terapi adjuvan microglobulin. Selama injeksi, jarum injektor
dari modalitas terapi lainnya, misalnya dengan harus tetap tegak lurus. Sebaiknya sebelumnya
laser CO2. Hasilnya cukup memuaskan, sedikit diaplikasikan anestesia lokal atau dapat
efek samping dan membutuhkan waktu reaksi diberikan bersama lidokain. Injeksi steroid
yang relatif singkat.4,5 intralesi dapat didahului oleh krioterapi ringan
dengan menggunakan nitrogen cair, 10-15
Parut Hipertrofik menit sebelum injeksi, untuk memerbaiki
dispersi obat pada jaringan parut dan
1. Gel Silikon mengurangi deposisi pada jaringan subkutan
Produk berbahan dasar silikon adalah dan jaringan sekitar. Yang biasa digunakan
salah satu yang paling umum digunakan, dan adalah triamcinolone acetonide (10-40
merupakan solusi efektif dalam mencegah mg/mL). Efek samping yang biasa terjadi
maupun mengobati scar hipertrofik pada adalah hipopigmentasi, atrofi kulit,
4
acne. Gel silikon diperkenalkan pada terapi teleangiektasis, dan infeksi.
scar hipertrofik untuk mengatasi kesulitan
pada manajemen luka menggunakan plester 3. Krioterapi
silikon. Gel silikon memiliki beberapa Krioterapi menggunakan nitrogen cair
keuntungan, yaitu transparan, cepat kering, dapat secara nyata memerbaiki tampilan klinis
noniritasi, dan tidak menimbulkan maserasi, dari scar hipertrofik dan keloid karena mampu
dapat digunakan untuk mengobati scar yang meregresi keduanya. Suhu rendah yang
luas. Beberapa hipotesis mengenai cara dicapai selama krioterapi menyebabkan
kerjanya adalah meningkatkan hidrasi, perlambatan aliran darah dan menyebabkan
meningkatkan suhu, member proteksi, dan pembentukan trombus intralumen
meningkatkan tekanan O2, dan merangsang menyebabkan anoksia dan nekrosis jaringan.
sistem imun. Pada terapi dengan gel silikon, Usia dan ukuran jaringan parut adalah faktor
gel harus diaplikasikan sedikit, dua kali sehari penting yang memengaruhi hasil dari teknik
selama delapan minggu untuk mendapatkan ini. Scar yang lebih baru dan kecil lebih
hasil yang secara estetik memuaskan. Untuk responsif untuk dilakukan krioterapi.
Dibandingkan dengan injeksi kortikosteroid tindakan yang dilakukan, efikasi, biaya yang
intralesi, krioterapi lebih baik daripada terapi diperlukan, dan keinginan dari pasien itu
lainnya untuk luka yang masih baru, yang sendiri. Ada kalanya, mungkin diperlukan
kaya akan vaskularisasi. Selama sesi kombinasi terapi dari semua modalitas di atas.
krioterapi, pasien biasanya diberikan 2-3 kali , Semuanya harus dilakukan secara hati-hati
setiap kali kurang dari 25 detik. Krioterapi karena jika tidak, mungkin tindakan yang
juga dapat dilakukan sebelum injeksi steroid dilakukan bukan memberi perbaikan, tetapi
intralesi untuk mengurangi nyeri pada saat dapat memerparah kondisi pasien.
injeksi dan memfasilitasi injeksi kortison,
menimbulkan area edema kecil pada scar yang Daftar Pustaka
akan diterapi. Efek samping yang mungkin
terjadi adalah hipo- dan hiperpigmentasi , 1. Goldsmith LA, Katz SI, et al. Fitzpatrick’s
atrofi kulit, dan nyeri. Krioterapi tidak dermatology in general medicine 8thEd:
dianjurkan dilakukan untuk scar luar di daerah Acne Vulgaris and Acneiform Eruption.
wajah dan pada tipe kulit gelap. Lebih United States of America: McGraw Hill;
dianjurkan penggunaannya pada scar yang 2012. pg.897-900
tebal atau di daerah batang tubuh.4 2. Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W,
Ilmu penyakit kulit dan kelamin Edisi 7:
4. Pulsed Dye Laser Acne Vulgaris. Jakarta: Balai Penerbit
Cara kerja dari Pulsed Dye Laser (PDL) FKUI; 2015.hal. 288-292.
adalah mengurangi jumlah dan proliferasi 3. Suh DH, Kwon HH. What’s new in the
fibroblas dan serat kolagen, sehingga physiopathology of acne?.British Journal
membuatnya lebih longgar dan lembut. Pulsed of Dermatology. 2015. pg. 13-19.
Dye Laser juga meningkatkan aktivitas Matrix 4. Fabbrocini G, Annunziata MC, Arco VD,
Metallopeptidase (MMP-13) dan menurunkan et al. Acne scars: pathogenesis,
deposisi kolagen tipe 3. Akhirnya PDL classification and treatment. Hindawi
membuat scar hipertrofik lebih pipih dan Publishing Corporation. 2010. pg. 1-9.
berkurang volumenya, memerbaiki tekstur dan 5. Viera MS. Management of acne scars:
meningkatkan elastisitas, setelah 2-3 kali fulfilling our duty of care for patients.
perawatan. Juga pruritus dan nyeri berkurang. British Journal of Dermatology. 2015.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah pg.47-51.
purpura yang dapat bertahan sampai 7-10 6. Gozali MV, Zhou B, Luo. Effective
hari. Lepuh dan hipo- atau hiperpigmentasi treatments of atrophic acne scars. J
dapat terjadi pada warna kulit gelap. Sehingga Clinical and Aesthetic Dermatology. 2015.
penggunaannya sebaiknya pada pasien dengan pg 33-38.
tipe kulit Fitzpatrick I-III.4 7. Hession MT, Graber EM. Atrophic acne
scarring: a review of treatment options. J
Penutup Clinical and Aesthetic Dermatology. 2015.
pg.50-58.
Begitu banyaknya pilihan modalitas 8. Werschler WP, Herdener RS, Rose EV, et
terapi acne scar, sebagai dokter harus al. Treating acne scars: what’s new?
bijaksana dalam memilih terapi mana yang consensus from the experts. J Clinical and
terbaik untuk diberikan kepada pasien, dengan Aesthetic Dermatology. 2015.
mempertimbangkan kompetensi, risk, benefit

Anda mungkin juga menyukai