PROPOSAL
DISUSUN OLEH :
ALFIDA ROSITA
1905016
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
dengan prevalensi yang lebih tinggi di negara berkembang yaitu 52% ibu hamil
yaitu
23%. Di Indonesia 37,1 % dari keseluruhan ibu hamil menderita anemia dengan
dan dapat menyebabkan proporsi berat badan bayi tidak ideal pada saat
kekurangan darah. Dalam lima tahun terakhir, hampir seluruh ibu hamil di
11
haemoglobin. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil akan menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak
janin (Riskesdas,
2018).
yaitu sebesar 9,24% atau sekitar 1130 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi
2017 terdapat 228 ibu hamil atau sebesar 9,2% yang mengalami anemia dan
pada tahun 2018 terdapat 254 ibu hamil atau sebesar 10% yang mengalami
anemia tahun 2019 terdapat 230 ibu hamil atau sebesar 11,3 % yang mengalami
anemia. Sementara sampa bulan oktober tahun 2020 terdapat data dari 210
orang terdapat
g/dl atau 11,5 g/dl berdasarkan trimester kehamilan. Namun, kadar Hb yang
harus segera diatasi karena akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi ibu dan
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Kadar Hb yang tidak normal dapat
badan lahir rendah dan kadar Hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan. Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi dan kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah serta premature
Flow
cytometry banyak digunakan sekarang sebagai metode baku di laboratorium
berbagai jenis sel dan kadarnya, salah satunya yaitu kadar haemoglobin degan
maupun perifer ), jumlah sampel yang sedikit ( sekitar satu tetes ) dan
EBL berdasarkan rumus ABL () dengan target Hb 7 g/dL tidak bisa digunakan
Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ngurah Gede Jaya Atmaja (2018)
didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
antara rata-rata hasil pemeriksaan hemoglobin metoda POCT dara vena dengan
Berkaitan dengan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan
Dengan Metode Flositometri Darah Vena Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Talang?
Puskesmas Talang
kehamilan .
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka ilmiah bagi
kampus serta dapat dijadikan sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
Flositometri Darah Vena Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Talang. Populasi dalam
pada bulan Desember 2020 – Januari 2021. Pengambilan sampel dalam penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2011). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin ibu
kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada
Ada beberapa tingkatan anemia ibu hamil yang dialami ibu hamil
eodema pada kaki karena hypoproteinemia. Gejala ibu hamil yang mengalami
anemia adalah lesu dan perasaan kelelahan atau merasa lemah, gangguan
b. Anemia megaloblastik
adalah karena kekurangan asam folat, namun jenis anemia ini jarang
terjadi.
c. Anemia hipoplastik
d. Anemia
hemolitik
atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
a. Penyakit infeksi
antara 2-
(ISPA) dan cacingan terjadi secara cepat saat cadangan zat besi tidak
mencukupi peningkatan kebutuhan zat besi (Listiana, 2016).
seperti cacing tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura. Hal ini
lazim terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi yang buruk.
Penyakit kronis seperti ISPA, malaria dan cacingan akan memperberat anemia.
Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu
hemoglobin (hb) terlalu lambat. Penyakit diare dan ISPA dapat menganggu
nafsu makan yang akhirnya dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi (Listiana,
2016).
b. Umur
lebih rentan menderita anemia hal ini disebabkan oleh faktor fisik dan psikis.
Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun beresiko terhadap anemia
karena pada usia ini sering terjadi kekurangan gizi. Hal ini muncul biasanya
sehingga pada saat memasuki kehamilan dengan status gizi kurang. Sedangkan,
ibu yang berusia di atas 35 tahun usia ini rentan terhadap penurunan daya tahan
Ibu hamil pada umur muda atau di bawah 20 tahun perlu tambahan
gizi yang banyak, karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Ibu
hamil dengan umur yang tua di atas 35 tahun perlu energi yang besar
juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2016), usia ibu hamil dapat
membutuhkan zat gizi lebih banyak. Jika zat gizi yang dibutuhkan tidak
terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dan bayinya.
c. Status gizi
terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan
janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah
yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga
gizi ibu hamil disebut baik. Tinggi badan ibu hamil dianggap memenuhi
2) Berat badan
hamil adalah salah satu metode untuk mengetahui atau memantau status
gizi seorang ibu hamil. Kenaikan berat badan yang ideal selama
kurang lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih enam
kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai kenaikan berat badan tersebut
usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang
meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
(PUS). Ambang batas LILA wanita usia subur (WUS) dengan resiko
yang normal memerlukan kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih 280
hari.
a. Abortus
bawah terdapat hubungan antara anemia dengan abortus. Hal ini disebabkan
untuk mengikat oksigen. Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu
dan janin antara lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan terhadap
Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena karena sel-
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen sehingga kemampuan jasmani
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
c. Perdarahan postpartum
terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil
d. Kala I lama
otot uterus yang mengakibatkan his menjadi terganggu. Apabila his yang
kontraksi otot rahim, yang akhirnya akan mengganggu proses persalinan. His
yang ditimbulkannya sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini di sebabkan
hasilkan oleh ATP merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya
suatu kontraksi otot. Anemia dapat menyebabkan jumlah sel darah merah
Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Siti (2018) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara anemia dan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
suplai nutrisi dari ibu terhadap janin, akibatnya janin akan mengalami gangguan
10,29 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia
dan ibu yang mengalami anemia pada trimester kedua kehamilan berisiko
sebesar 16 kali lebih banyak melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat
besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
memproduksi energy ibu hamil agar tetap bisa beraktivitas normal sehari- hari
(Sin-sin, 2010).
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa oksigen
memenuhi keperluan seluruh sel tubuh akan oksigen tiap saat yang
jumlahnya besar,
senyawa ini tidak cukup untuk dibawa dalam keadaan terlarut secara fisik
saja didalam air, dalam hal ini disebut dengan cairan serum.
tekanan parsial dari gas (PO2) serta oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan
faktor lingkungan yang sangat mudah berubah-ubah. Oleh karena itu tidaklah
mungkin untuk memenuhi keperluan akan oksigen dalam jumlah yang besar
secara terus menerus, bila tubuh hanya mengandalkan kedua faktor ini.
Harus ada suatu mekanisme lain yang sedikit atau banyak membebaskan tubuh
komplek yang terdiri dari protein, globulin dan senyawa yang bukan
protein yang disebut heme. Heme tersusun dari suatu senyawa lingkar yang
bernama porfirin dan bagian pusatnya ditempati oleh logam fesi (Fe). Jadi
merah yang lebih kecil dan kandungan haemoglobin yang rendah. Besi juga
yang berfungsi
mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh untuk diekskresikan
ke dalam udara pernafasan, sitokrom dan komponen lain pada sistem enzim
dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ±0,004 %
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih
dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau
cytochrome, hati, limfa dan sumsum tulang (>200-1500 mg). Ada dua bagian
besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan
sitokrom serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan
berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila
badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limfa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh
seluruh
paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah
menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada diudara dioksidasi
ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.
Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan
dibuat
konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan
warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa hingga warnanya
sama dengan warna standar. Disamping faktor mata, faktor lain misalnya
status gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit konsentrasi
the site of patient care whenever the medical care is needed” atau pemeriksaan
pada atau dekat tempat perawatan pasien kapan pun diperlukan. Tujuan POCT
yang tepat dan cepat. Tujuan POCT adalah meningkatkan outcome pasien,
pasien. POCT dapat dilakukan dalam berbagai tempat, bukan hanya di rumah
oleh jenis reaksi kimia yang digunakan untuk mengukur glukosa, baik glukosa
Kelebihan POCT
yang tepat lebih dini, terutama terhadap pasien kritis, oleh karena penundaan
berikut.
pasien. Hal ini sering terjadi di RSCM untuk pemeriksaan gas darah, pH dan
diminimalkan karena hasil dari pemeriksaan bedside segera tersedia untuk tim
POCT nyaman bagi dokter karena dapat dilakukan dengan cepat dan
POCT yang cukup memadai dengan instruksi pada layar (on-screen) yang
sampel yang kecil. Pasien berpotensi kehilangan 25-125 mL darah setiap hari,
atau hingga
di ruang operasi, ICU dan IGD, yang tanpa disadari mengurangi darah
pasien. Selama operasi jantung terbuka pemeriksaan darah serial dapat dilakukan
asam-basa atau pada pasien yang menjalani operasi, akan menyajikan tren
pemantauan yang berguna untuk mengevaluasi apakah terapi yang diberikan saat
itu efektif atau tidak. Akan tetapi banyaknya volume darah yang diambil
untuk
pengukuran serial ini dapat merugikan. Dalam pengobatan pasien kritis,
Kekurangan POCT
instrumen. Salah satu pertanyaan penting adalah apakah zat yang bercampur
berlaku dalam perawatan kritis, di mana perubahan gas darah, kadar pH, glukosa
tinggi atau rendah, hematokrit dan kadar pH, yang dapat menyebabkan
pengukuran oleh profesional yang bukan petugas laboratorium yaitu dokter dan
Studi telah melaporkan bahwa pengukuran yang dilakukan oleh profesional yang
itu dapat
seakurat seperti yang dilakukan oleh petugas laboratorium. Umumnya
pengukuran akurat jika operator telah dilatih dengan baik dalam jaminan
tentang pentingnya kontrol kualitas dan jaminan kualitas untuk pengujian alat.
memengaruhi hasil. Tim rumah sakit (yaitu dokter, perawat, teknisi medis,
keterbatasan penggunaan instrumen POCT secara tepat. Staf rumah sakit yang
bekerja dengan instrumen ini harus mengenal dan bertanggung jawab untuk
pemeriksaan.
operator baru dan menilai kompetensi mereka. Manajemen mutu yang berkaitan
presisi untuk pemeriksaan yang cepat tidaklah dianjurkan. Setiap institusi medis
dari
seluruh siklus pemeriksaan.
atau College of American Pathologists (CAP, Northfield, IL) itu bersifat tidak
POCT yang berkualitas tinggi serta praktik pengujian diagnostik yang tepat oleh
operator. Kepatuhan pengendalian mutu (Quality Control, QC) adalah salah satu
dari sekian banyak pengawasan manajemen mutu yang digunakan secara rutin
terpusat mungkin kurang, lebih, atau bahkan tidak ada perbedaan. POCT
POCT, atau keduanya. POCT di ruang operasi efektif dari segi biaya untuk
pemeriksaan sangat penting untuk mengurangi lama pasien di ruang operasi dan
dapat mengurangi lama perawatan di rumah sakit dan waktu di unit gawat
POCT
dan peralatan
4. Tenaga kerja tambahan dari sebagian tenaga yang bukan petugas laboratorium
6. Troubleshooting instrument
glucose-meter melaporkan nilai glukosa yang lebih tinggi atau lebih rendah.
otomatis berdasarkan variasi impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap
sel-sel yang diperiksa. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer.
Flow cytometry adalah metode pengukuran [= metri] jumlah dan sifat-sifat sel [=
cyto] yang dibungkus oleh aliran cairan [= flow] melalui celah sempit.
Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat
lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya.
Alat ini juga dapat memberikan informasi intraselular, termasuk inti sel.
elektroda pada dua sisinya (sisi vakum dan konstan) yang pada masing-
masing arus listrik berjalan secara kontinyu. Akan terjadi peningkatan resistensi
listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel)
dengan melisiskan Red Blood Cells (RBC) dengan Sys LYSE membentuk
menangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai
konsentrasi suatu zat semakin banyak cahaya yang diserap. Hubungan antara
jumlah cahaya yang diserap dan konsentrasi larutan ditunjukkan dengan hukum
sodium lauril sulfat (SLS) yang bebas sianida. Reagen melisiskan sel darah
merah dan sel darah putih pada sampel. Reaksi kimia dimulai dengan mengubah
gugus
hidrofilik SLS ke dalam grup hem dan membentuk kompleks (SLS-HGB) yang
sampel itu sendiri. Dalam sampel darah, kekeruhan dapat disebabkan karena
pipette, test tube dan measuring vessel. Variasi pengukuran batch-to-batch <
1,5%. Telah dipatenkan di lebih dari 25 negara. Tersedia dalam kemasan kotak
dilakukan pada temperatur ruangan (15 – 30 0C) yang kering dan tidak lembab.
Masa berlakunya :
assay untuk mengurangi toxic reagent dan untuk reaksi yang lebih cepat. Sampel
darah bias berasal dari pembuluh darah kapiler, vena atau arteri. Eritrosit yang
Absorbansi yang diukur pada 2 panjang gelombang (570 nm and 880 nm)
darah. Untuk beberapa rumah sakit sudah menggunakan alat ABX Micros 60
yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Alat yang digunakan
untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel
darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel
trombosit.
panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat
metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat- sifatsel (=cyto) yang dibungkus oleh
aliran cairan (=flow) melalui celah sempit ribuan sel dialirkan melalui celah
dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat
dihasilkan oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro) yang
mana sampel darah yang diencerkan dengan elektrolit diluents / sys dII
akan melalui mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi
sekum dan konstan) yang pada masing-masing arus listrik berjalan secara
continue maka akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua
yang dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik
system lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan
spektro fotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Hasil yang
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran
melewati celah dimana berkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila
menangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat ini memakai
sedikit saja.
ini biasanya sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern
Klinik.
namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti
jumlah sel, bias saja nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit bisa saja
rendah karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut
1. Menyalakan alat ;
SERVIS-Concentrate Cleaning-YES
U667
2. Running control atau specimen pasien
e. Tunggu sampai keluar hasil pada layar dan hasil terprint dari alat.
3. Mematikan alat
metode Flowfotometri.
2021.
3.3.1 Populasi
Talang.
3.3.2 Sampel
3.4.1 VARIABEL
a. Metode POCT
Kadar HB
b. Metode Folwsitometri
menggunakan HB
alah
flowcitometri
dan POCT
2 Metode Metoda observasi
POCT pemeriksaan
Hb sederhana
dengan
menggunakan
alat
sederhana
dengan
pengambilan
darah arteri
Flowsitometri pemeriksaan
Hb dengan
menggunakan
alat canggih
dengan
pengambilan
darah vena
3.5.1 ALAT
a. Tabung reaksi
GCHb e. Spuit 3 cc
f. Lanset
g. Kapas Alkohol
3.5.2 BAHAN
a. Lakukan persiapan alat diantaranya lanset, kapas alkohol dan stik Hb.
kapas alkohol
d. Ambil darah dengan spuit sebanyak 1cc dan masukkan kedalam Tabung
EDTA