Anda di halaman 1dari 11

Banda Aceh / Nanggroe Aceh Darussalam

Rumoh Aceh merupakan Rumah Adat dari Suku Aceh. Rumah ini bertipe rumah
panggung dengan 3 bagan utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari
rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi
tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya
yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Atap rumah berfungsi sebagai tempat penyimpanan
pusaka keluarga.

Bagi suku bangsa Aceh, segala sesuatu yang akan mereka lakukan, selalu
berlandaskan kitab adat. Kitab adat tersebut dikenal dengan Meukeuta Alam. Salah
satu isi di dalam terdapat tentang pendirian rumah. Di dalam kitab adat menyebutkan:
”Tiap-tiap rakyat mendirikan rumah atau masjid atau balai-balai atau meunasah pada
tiap-tiap tiang di atas itu hendaklah dipakai kain merah dan putih sedikit”. Kain merah
putih yang dibuat khusus di saat memulai pekerjaan itu dililitkan di atas tiang utama
yang di sebut tamèh raja dan tamèh putroë”. karenanya terlihat bahwa Suku Aceh
bukanlah suatu suku yang melupakan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka.

Dalam kitab tersebut juga dipaparkan bahwa; dalam Rumoh Aceh, bagian rumah dan
pekarangannya menjadi milik anak-anak perempuan atau ibunya. Menurut adat Aceh,
rumah dan pekarangannya tidak boleh di pra-é, atau dibelokkan dari hukum waris.
Jika seorang suami meninggal dunia, maka Rumoh Aceh itu menjadi milik anak-anak
perempuan atau menjadi milik isterinya bila mereka tidak mempunyai anak
perempuan.Untuk itu, dalam Rumah Adat Aceh, istrilah yang dinamakan peurumoh,
atau jiak diartikan dalam bahasa Indonesia adalah orang yang memiliki rumah.
Sumatra Utara/Medan
Rumah Bolon adalah rumah adat dari sumatra utara / suku Batak yang ada
di Indonesia. Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah
simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatra Utara. Pada zaman
dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 Raja yang tinggal di Sumatra
Utara. 13 Raja tersebut adalah Raja Ranjinman, Raja Nagaraja, Raja Batiran, Raja
Bakkaraja, Raja Baringin, Raja Bonabatu, Raja Rajaulan, Raja Atian, Raja
Hormabulan, Raja Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung, dan Raja Mogam.
Ada beberapa jenis rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba,
rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon
Pakpak, rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya masing-
masing. Sayangnya, rumah Bolon saat ini jumlah tidak terlalu banyak sehingga
beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan. Saat ini, rumah bolon adalah
salah satu objek wisata di Sumatra Utara. Rumah Bolon adalah salah satu budaya
Indonesia yang harus dilestarikan.
Palembang/Sumatra Selatan
Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Sumatera Selata. Selain
ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai
bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan
keluarga seperti hajatan.Para tamu biasanya diterima diteras atau lantai kedua. Rumah
Limas ini memiliki nama lain, yaitu Rumah Bari.Di Malaysia, rumah Limas ini juga
banyak ditemukan di daerah Johor, Selangor dan Terengganu. konstruksi rumah limas
adalah bentuk rumah panggung, di rumah ini banyak ditemukan berbagai ragam hias,
yang menunjukkan identitas adat masyarakat.
Padang/Sumatra Barat
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang
merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di Provinsi Sumatera
Barat,Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat
dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah
Baanjuang.
Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Sumatra Barat, Namun tidak semua
kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada
kawasan yang sudah memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh
didirikan. Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini juga
dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.
Bengkulu/Bengkulu
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat dari provinsi Bengkulu. Rumah ini
memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang.
Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada umumnya. Rumah ini biasanya
dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu.Rumah ini terbagi atas tiga bagian
yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah. Rumah
Bubungan Lima memiliki materi dasar yaitu Kayu.Kayu yang dipilih pun bukan kayu
sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan lama. Kayu yang biasanya
digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Lima adalah Kayu Medang
Kemuning.Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari pemilik rumah
beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari bencana alam seperti banjir.
Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke
dalam rumah pun harus menggunakan tangga. Tangga yang digunakan untuk masuk
ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan
kepercayaan masyarakat Bengkulu. Rumah Bubungan Lima ini merupakan salah
satu budaya Indonesia yang menjadi objek wisata.
Riau/Pekanbaru
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar  adalah rumah adat khas Riau yang berupa
balai selaso jatuh. Balai atau rumah adat ini difungsikan sebagai tempat berkegiatan
bersama, sebagai tempat pertemuan, tetapi tidak digunakan sebagai tempat tinggal
pribadi. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar dikenal juga dengan sebutan balai
penobatan, balirung sari, balai karapatan dan sebagainya. Dulu bangunan ini sangat
ramai karena kerap digunakan oleh warga untuk melaksanakan acara-acara adat lokal,
seperti musyawarah, penobatan kepala adat, untuk rapat perihal desa dan bahkan
untuk melaksanakan upacara adat. Akan tetapi, sekarang semua itu telah digantikan
oleh masjid.
Kepulauan Riau/Tanjung Pinang
Rumah Belah Bubung adalah rumah adat dari kepulauan Riau yang berada
di Indonesia. Rumah Belah Bubung juga dikenal dengan nama rumah rabung atau
rumah bubung melayu. Konon, nama rumah ini diberikan oleh orang-orang asing yang
datang ke Indonesia seperti Tiongkok dan Belanda. Rumah Belah Bubung memiliki
model rumah yang sama dengan rumah panggung. Rumah ini memiliki tinggi 2 meter
dari tanah dan ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Rumah ini memiliki atap
yang berbentuk seperti pelana kuda. Rumah induk terbagi menjadi 4 bagian yaitu
selasar, ruang induk, ruang penghubung dapur, dan dapur. Rumah Belah Bubung
memiliki bahan dasar yaitu kayu. Proses pembangunan rumah pun tidak sembarangan
karena harus melalui beberapa tahap yang dipercaya menghindari pemilik rumah dari
kesialan. Ukuran rumah ini juga bergantung dari kemampuan ekonomi dari sang
pemilik rumah. Semakin besar ukuran rumah ini memperlihatkan bahwa kemampuan
ekonomi dari pemilik rumah adalah menengah ke atas, tetapi semakin kecil rumah ini
menunjukkan bahwa ekonomi pemilik rumah menengah ke bawah.
Jambi/Jambi
Rumah Panggung (Jambi) adalah nama rumah adat yang berasal dari daerah
Jambi. Rumah ini terbuat dari kayu. Rumah ini juga dikenal dengan nama
rumah Kajang Lako. Rumah ini terbagi ke dalam 8 ruangan. Ruangan pertama
bernama jogan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat anggota keluarga dan juga
sebagai tempat untuk menyimpan air. Ruangan kedua adalah serambi depan yang
berfungsi untuk menerima tamu lelaki. Ruangan ketiga adalah serambi dalam yang
berfungsi sebagai tempat tidur anak lelaki. Ruang keempat adalah amben
melintang yang berfungsi sebagai kamar pengantin. Ruang kelima adalah serambi
belakang yang sebagai ruang tidur untuk anak-anak perempuan yang belum menikah.
Ruang keenam digunakan untuk menerima tamu perempuan. Ruang ketujuh
adalah garang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan air. Kedelapan adalah
dapur yang digunakan untuk memasak.
Lampung/Bandar Lampung
Nuwo Sesat adalah salah satu rumah tradisional yang ada di Provinsi Lampung.
Nuwo Sesat berfungsi sebagai tempat pertemuan adat bagi para purwatin
(Penyimbang) pada saat mengadakan pepung adat (Musyawarah). Karena itu rumah
tradisional ini juga disebut Balai Agung. Bagian-bagian dari rumah tradisional ini
adalah Anjungan yang merupakan serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil,
Pusiban adalah ruang dalam yang digunakan sebagai tempat musyawarah resmi, ruang
Tetabuhan adalah ruangan tempat menyimpan alat musik tradisional, ruang gajah
merem yang digunakan untuk tempat istirahat bagi para penyimbang, dan ijan geladak
adalah tangga masuk yang dilengkapi dengan atap. Atap rumah adat ini disebut rurung
agung.
Bangka Belitung/Pangkal Pinang
Rakit Limas adalah rumah adat dari Bangka Belitung. Rumah adat Rakit Limas
banyak dikenal sebagai rumah adat dari Bangka Belitung. Namun secara garis besar,
rumah ada di Bangka Belitung terdiri atas tiga jenis yaitu Rumah Rakit, Rumah
Limas, dan Rumah Panggung. Rakit dan limas yang menjadi bagian dari jenis rumah
adat inilah yang kemudian dikenal sebagai rumah adat dari daerah ini. Ketiga rumah
adat ini memiliki arsitektur yang berlainan namun di antara ketiganya memiliki
persamaan. Ketiganya banyak menggunakan arsitektur dan adat Melayu pada ketiga
bangunannya.
Nama – Nama Rumah Adat
Provinsi Sumatra

- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Selatan
- Sumatra Barat
- Bengkulu
- Riau
- Kepuluan Riau
- Jambi
- Lampung
- Bangka Belitung

STEVEN TANVEL
VII G

Anda mungkin juga menyukai