Anda di halaman 1dari 18

Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

No.
No. Aktivitas
Risiko

A. Proses Pelelangan 1

Perubahan kebijakan
penanggungjawab proyek
B. 6
dan adanya masukan dari
pihak terkait

10

Persiapan pekerjaan dan


C. 11
pengukuran lapangan

12

13
14
15

Relokasi pedagang selama


D. masa pelaksanaan 16
pekerjaan
Penggunaan alat-alat berat
E. selama pelaksanaan 17
pekerjaan

18

19

20
Pelaksanaan penggalian
F. 21
untuk lantai basement
22
23
24
25
26

27

Pembangunan pondasi
G. bored-pile sebagai 28
pengaman bangunan

29

Penyediaan material yang


H. akan digunakan selama 30
pelaksanaan pekerjaan

31

32
33
34

Pengaturan lalu lintas


I. kendaraan dan bahan 35
keluar masuk lokasi proyek

36

37

Pelaksanaan pekerjaan
J. struktur utama bangunan 38
dan pekerjaan arsitektural
39
40

41

42
43
44

45

46

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

Penyesuaian volume
K. 58
pekerjaan di lapangan

59

L. Pembayaran pekerjaan 60

61

Pelaksanaan pekerjaan
M. 62
mekanikal dan elektrikal

63

Pengaturan arus kendaraan


N. yang keluar masuk Pasar 64
Badung
Pengaturan tata parkir
O. 65
kendaraan
Kerusakan yang Terjadi
P. 66
Saat Pelaksanaan Proyek

67
Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

Identifikasi
Kategori Risiko
Risiko

Kontraktor yang memenangkan pelelangan tidak dapat


mempertanggungjawabkan harganya yang sangat murah / di
Keuangan
bawah harga pasar dan mengalami kerugian pada saat pelaksanaan
Proyek

Tidak layaknya seluruh peserta lelang karena syarat-syarat dari


Unit Layanan Pengadaan yang sulit dipenuhi oleh kontraktor Perencanaan
sehingga mengakibatkan gagal lelang
Syarat-syarat lelang yang sulit dan hanya dapat dipenuhi oleh
perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga timbul persaingan tidak Perencanaan
sehat
Adanya kesepakatan bawah tangan antara peserta lelang dan
oknum Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk memenangkan Kriminal
perusahaan tertentu
Waktu pelelangan yang sedikit karena proyek harus segera
berjalan yang mengakibatkan pemeriksaan terhadap dokumen Perencanaan
lelang tidak teliti dan rawan terjadi kesalahan pemeriksaan

Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari


Politis
Dinas PUPR ke Disperindag

Berita-berita dimedia massa yang bersifat kontra produktif


Politis
terhadap pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung
Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan
Politis
keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek.
Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun
Politis
anggaran yang mempengaruhi tahapan pengerjaan proyek.
Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan
Politis
Pembangunan Pasar Badung
Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukkan posisi, titik,
Proyek
garis dan ketinggian tidak sesuai dengan spesifikasi.
Terjadi kesalahan pada saat pengukuran dengan pesawat ukur
Proyek
(teodolit).
Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner
Proyek
dengan kontraktor.
Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis. Teknis
Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan
Teknis
dengan kondisi aktual di lapangan.

Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi


Politis
dengan adanya pembangunan Pasar Badung
Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang
Lingkungan
mengganggu selama pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung

Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama
Lingkungan
pelaksanaan proyek.
Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan
pengakut tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga Teknis
menghambat pekerjaan
Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat. Keselamatan
Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek. Lingkungan
Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement. Alami
Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan
Keselamatan
kecelakaan terutama bahaya terjatuh saat penggalian basement.
Muka air tanah yang tinggi pada galian basement. Alami
Adanya mata air pada galian basement. Alami
Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek,
Alami
khususnya pada saat pengerjaan lantai basement.
Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar
Lingkungan
lokasi proyek.

Adanya kerusakan bangunan sekitar (ruko-ruko milik pribadi)


Lingkungan
akibat proses konstruksi

Bored Pile tidak jadi dipasang diganti dengan dinding penahan


Teknis
tanah untuk mempercepat waktu pelaksanaan Proyek

Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama


Ekonomi
masa pelaksanaan proyek akibat erupsi Gunung Agung

Terlambatnya pasokan material karena kelangkaan yang terjadi


Proyek
akibat erupsi Gunung Agung
Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui
Proyek
terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Proyek
Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya
Kriminal
proyek.

Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat


Lingkungan
kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan.

Adanya keluhan dari warga karena terganggunya aktivitas mereka


Lingkungan
akibat kemacetan yang terjadi.
Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Pasar
Politis
Badung.

Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek


Alami
akibat bencana alam (force majeur/kahar).
Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca (hujan). Alami
Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan
Proyek
gambar dan spesifikasi teknis.
Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan di
Proyek
lapangan.
Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan
Proyek
melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.
Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi Proyek
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan tidak
Proyek
sesuai dengan kualifikasinya.
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan jarang
Proyek
hadir di Proyek
Koordinasi antara kontraktor dan Tim Teknis tidak berjalan
Proyek
dengan baik.
Terjadinya keterlambatan Pelaksanaan proyek akibat masih
Proyek
adanya sisa pondasi Bangunan lama Pasar Badung
Produktivitas pekerja yang rendah. Manusiawi
Keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya. Manusiawi
Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara
Manusiawi
lembur.
Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi
Adanya pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan. Manusiawi
Kurangnya pengamanan di lokasi proyek. Keselamatan
Terjadinya perusakan fasilitas proyek. Kriminal
Adanya pungutan liar yang dilakukan preman. Kriminal
Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja. Keselamatan
Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. keselamatan

Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10%. Proyek

Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah


Proyek
dikerjaan antara kontraktor dan konsultan pengawas.
Uang Pembayaran lama keluar akibat proses birokrasi yang cukup
Keuangan
panjang
Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak
Keuangan
sub kontraktor.

Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan Proyek

Kurang terawatnya instalasi listrik dan hidran eksisting sehingga


Proyek
menyulitkan dalam penyambungan.

Kurangnya pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang


Lingkungan
menimbulkan kesemrawutan.

Parkir yang semrawut karena berkurangnya daya tampung parkir


Lingkungan
akibat Pelaksanaan Proyek
Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-
Proyek
kerusakan yang terjadi selama masa Pelaksanaan Proyek
Tidak berfungsi/rusaknya peralatan-peralatan pengaman
teknis
Pelaksanaan Proyek, seperti hidran, pompa banjir dan lain-lain.
Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

No. Aktivitas No.


Risiko
A. Perubahan kebijakan 1
penanggungjawab proyek
dan adanya masukan dari
pihak terkait
2

B Relokasi pedagang selama 6


masa pelaksanaan
pekerjaan
7

C Proses Pelelangan 8

10

11

12

D Persiapan pekerjaan dan 13


pengukuran lapangan
14

15

16
17
E Penggunaan alat-alat berat 18
selama pelaksanaan
pekerjaan
19

20

21
F Penyediaan material yang 22
akan digunakan selama
pelaksanaan pekerjaan
23

24

25
26

G Pengaturan lalu lintas 27


kendaraan dan bahan yang
keluar masuk lokasi proyek

28

29

30

H Pelaksanaan penggalian 31
untuk lantai basement
32

33

34
35
36
37

I Pembangunan pondasi 38
bored-pile sebagai
pengaman bangunan
39
J Pelaksanaan pekerjaan 40
struktur utama bangunan
dan pekerjaan arsitektural
- Pekerjaan Struktur 41
Prestress
- Pekerjaan Arsitektural 42
dan Struktur Konvensional

43

44

45
46

47

48

49
50

51

52

53

54
55
56

57
58
59
60
61
62
63

K. Pelaksanaan pekerjaan 64
mekanikal dan elektrikal
65

L. Kerusakan yang Terjadi 66


Saat Pelaksanaan Proyek
67

M Penyesuaian volume 68
pekerjaan di lapangan
69

N Pembayaran pekerjaan 70

71
Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

Identifikasi Kategori Risiko


Risiko
Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Politis
Dinas PUPR ke Disperindag

Berita-berita dimedia massa yang bersifat kontra produktif Politis


terhadap pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung
Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan Politis
keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek.
Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun Politis
anggaran yang mempengaruhi tahapan pengerjaan proyek.
Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan Politis
Pembangunan Pasar Badung
Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi Politis
dengan adanya pembangunan Pasar Badung

Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Pasar Politis


Badung.
Kontraktor yang memenangkan pelelangan tidak dapat Keuangan
mempertanggungjawabkan harganya yang sangat murah / di
bawah harga pasar dan mengalami kerugian pada saat pelaksanaan
Proyek
Tidak layaknya seluruh peserta lelang karena syarat-syarat dari Perencanaan
Unit Layanan Pengadaan yang sulit dipenuhi oleh kontraktor
sehingga mengakibatkan gagal lelang
Syarat-syarat lelang yang sulit dan hanya dapat dipenuhi oleh Perencanaan
perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga timbul persaingan tidak
sehat
Waktu pelelangan yang sedikit karena proyek harus segera Perencanaan
berjalan yang mengakibatkan pemeriksaan terhadap dokumen
lelang tidak teliti dan rawan terjadi kesalahan pemeriksaan
Adanya kesepakatan bawah tangan antara peserta lelang dan Kriminal
oknum Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk memenangkan
perusahaan tertentu
Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukkan posisi, titik, Proyek
garis dan ketinggian tidak sesuai dengan spesifikasi.
Terjadi kesalahan pada saat pengukuran dengan pesawat ukur Proyek
(teodolit).
Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner Proyek
dengan kontraktor.
Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis. Teknis
Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan Teknis
dengan kondisi aktual di lapangan.
Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang Lingkungan
mengganggu selama pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung

Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama Lingkungan
pelaksanaan proyek.
Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan Teknis
pengakut tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga
menghambat pekerjaan
Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat. Keselamatan
Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama Ekonomi
masa pelaksanaan proyek akibat bencana alam

Terlambatnya pasokan material karena kelangkaan yang terjadi Proyek


akibat bencana alam
Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui Proyek
terlebih dahulu oleh konsultan pengawas
Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis Proyek
Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya Kriminal
proyek
Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat Lingkungan
kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan.

Kurangnya pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang Lingkungan


menimbulkan kesemrawutan.
Parkir yang semrawut karena berkurangnya daya tampung parkir Lingkungan
akibat Pelaksanaan Proyek
Adanya keluhan dari warga karena terganggunya aktivitas mereka Lingkungan
akibat kemacetan yang terjadi.
Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek. Lingkungan

Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar Lingkungan
lokasi proyek.
Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan Keselamatan
kecelakaan terutama bahaya terjatuh saat penggalian basement.
Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement. Alami
Muka air tanah yang tinggi pada galian basement. Alami
Adanya mata air pada galian basement. Alami
Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek, Alami
khususnya pada saat pengerjaan lantai basement.
Adanya kerusakan bangunan sekitar (ruko-ruko milik pribadi) Lingkungan
akibat proses konstruksi

Bored Pile tidak jadi dipasang diganti dengan dinding penahan Teknis
tanah untuk mempercepat waktu pelaksanaan Proyek
Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek Alami
akibat bencana alam (force majeur/kahar).

Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca (hujan). Alami

Beton ready mix yang dipesan kontraktor tidak sesuai dengan Teknis
ketentuan spesifikasi teknis

Hasil tes kuat tekan beton yang tidak mencapai ketentuan Teknis
spesifikasi teknis
Ukuran beton prestress dan beton konvensional tidak sesuai Teknis
dengan ketentuan spesifikasi teknis
Kualitas besi beton tidak sesuai dengan spesifikasi teknis Teknis
Volume pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan volume Teknis
pekerjaan pada Dokumen Perencanaan
Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan di Proyek
lapangan.
Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan Proyek
melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.
Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi Proyek
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan tidak Proyek
sesuai dengan kualifikasinya.
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan jarang Proyek
hadir di Proyek
Koordinasi antara kontraktor dan Tim Teknis tidak berjalan Proyek
dengan baik.
Terjadinya keterlambatan Pelaksanaan proyek akibat masih Proyek
adanya sisa pondasi Bangunan lama Pasar Badung
Produktivitas pekerja yang rendah. Manusiawi
Keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya. Manusiawi
Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara Manusiawi
lembur.
Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi
Adanya pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan. Manusiawi
Terjadinya perusakan fasilitas proyek. Kriminal
Adanya pungutan liar yang dilakukan preman. Kriminal
Kurangnya pengamanan di lokasi proyek. Keselamatan
Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja. Keselamatan
Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. keselamatan

Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan Proyek

Kurang terawatnya instalasi listrik dan hidran eksisting sehingga Proyek


menyulitkan dalam penyambungan.
Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan- Proyek
kerusakan yang terjadi selama masa Pelaksanaan Proyek
Tidak berfungsi/rusaknya peralatan-peralatan pengaman teknis
Pelaksanaan Proyek, seperti hidran, pompa banjir dan lain-lain.
Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10%. Proyek

Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah Proyek


dikerjaan antara kontraktor dan konsultan pengawas.
Uang Pembayaran lama keluar akibat proses birokrasi yang cukup Keuangan
panjang
Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak Keuangan
sub kontraktor.
REKAPITULASI
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PEKERJAAN : PERENCANAAN PASAR BADUNG KOTA DENPASAR


LOKASI : JL. SULAWESI NO. 1 DENPASAR BALI
TAHUN : 2016

JUMLAH
No. URAIAN PEKERJAAN
HARGA (Rp.)

I PEKERJAAN STRUKTUR PRESTRESS


I.1 PEKERJAAN TURAP DAN CAPPING BEAM Rp. 8,337,427,924.85
I.2 PEKERJAAN BALOK PRESTRESS BLOK Rp. 22,407,111,443.27
I.3 PEKERJAAN LANTAI PRESTRESS HCS BLOK Rp. 19,026,805,312.49

II PEKERJAAN ARSITEKTURAL DAN STRUKTUR KONVENSIONAL


II.1 PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA
- PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. 2,834,877,727.50
- PEKERJAAN BASEMENT II Rp. 12,314,383,624.99
- PEKERJAAN BASEMENT I Rp. 5,691,671,989.42
- PEKERJAAN LANTAI DASAR Rp. 10,022,277,363.72
- PEKERJAAN LANTAI SATU Rp. 8,109,308,518.48
- PEKERJAAN LANTAI DUA Rp. 7,759,550,727.59
- PEKERJAAN LANTAI TIGA Rp. 7,637,821,185.31
- PEKERJAAN ATAP Rp. 9,241,807,799.92

II.2 PEKERJAAN KORI I ( ENTRANCE UTAMA) Rp. 386,010,133.45


II.3 PEKERJAAN KORI II Rp. 343,708,403.58
II.4 PEKERJAAN DROP OFF Rp. 502,578,713.94
II.5 PEKERJAAN DPT DAN PENATAAN SITE SISI BARAT Rp. 2,670,285,460.07

III PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING Rp. 28,754,728,397.62

REAL COST Rp. 146,040,354,726.22


PPN 10% Rp. 14,604,035,472.62
JUMLAH Rp. 160,644,390,198.85
DIBULATKAN Rp. 160,644,390,000.00
TOTAL
TERBILANG : Seratus Enam Puluh Milyar Enam Ratus Empat Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah

Denpasar, Desember 2016


Konsultan Perencana
PT. GAHARU SEMPANA
KSO PT. DAYA CIPTA DIANRANCANA

Wayan Gde Yasa, ST


Direktur

Mengetahui :
Menyetujui: Pengguna Anggaran
PPK Pada Kegiatan Pembuatan DED Pasar Kepala Dinas Tata Ruang Dan Perumahan
Badung Kota Denpasar Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2016

I Ketut Dirga ST, M.Si


Ir. Made Kusuma Diputra, MT.
Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19670820 199103 1 007
NIP. 19581230 198610 1 002
I Ketut Dirga ST, M.Si
Ir. Made Kusuma Diputra, MT.
Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19670820 199103 1 007
NIP. 19581230 198610 1 002

Anda mungkin juga menyukai