MUTU
STIE-IBEK PANGKALPINANG
Kampus IBEK
Jalan Usman Ambon 4
Pangkalpinang, Prov. Kep. Babel – 33125
Email: info@stie-ibek.ac.id
Web: stie-ibek.ac.id
Fx: (62-0717)438-736
Ph:(62-0717)438-736
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG 1
MANUAL MUTU
STIE-IBEK PANGKALPINANG
2013
Kode Dokumen : 000021100
Revisi : 0
Tanggal : 13 April 2013
Diajukan Oleh : Puket 2
Dikendalikan Oleh :
1. Ketua Pusat Penjaminan Mutu
2. Puket II Administrasi Akademik
Gambar 4.1
Diagram Sistem Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG 9
dalam setahun ketika program kegiatan sedang dilaksanakan pada tahun
berjalan sehingga hasil rumusan koreksi maupun rekomendasi yang diperoleh dalam
proses monitoring dan evaluasi internal akan bermanfaat untuk melanjutkan kegiatan
pada satu periode program kegiatan yang sama.
Sementara itu, proses audit mutu internal yang dilakukan masing–masing unit
kerja paling lambat dua bulan setelah tahun akademik berakhir akan bermanfaat dan
berimplikasi pada pelaksanaan kegiatan unit kerja tersebut pada tahun yang akan
datang, sekaligus menjadi bagian dari obyek penilaian kinerja unit kerja yang hanya
dilakukan dua kali setahun setelah satu tahun kegiatan berakhir. Untuk melaksanakan
jaminan mutu akademik di STIE-IBEK PANGKALPINANG, maka dibentuk struktur
fungsional organisasi Pusat Penjaminan Mutu (PPM). Struktur tersebut mencakup
tingkat Sekolah Tinggi, Sekolah Tinggidan program studi.
Pusat Penjamin SENAT
KETUA
Mutu (PPM) SEKOLAH
TINGGI
LEMBAGA
/BIRO
Gugus Kendali
Mutu (GKM) DEKAN/PROGRAM SENAT
SEKOLAH
TINGGI
Unit
Penjaminan KETUA PROGRAM STUDI
Mutu (UPM)
Gambar 4.2
Struktur Fungsional Organisasi Penjaminan Mutu Akademik
STIE-IBEK PANGKALPINANG
4.2 Struktur Organisasi Pusat Penjaminan Mutu.
Unsur-unsur organisasi penjaminan mutu di tingkat Sekolah Tinggi terdiri atas
Ketua Sekolah Tinggi dibantu oleh pusat penjaminan mutu (PPM) atas dasar
ketentuan norma-norma, standar mutu dan kebijakan akademik yang ditetapkan oleh
senat Sekolah Tinggi. Ketua menetapkan peraturan, kaidah dan tolok ukur.
Staff Administrasi
Penjaminan Mutu
ttd
ttd
ttd
20
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Contoh membuat coding dokumen sistem penjaminan mutu
00000 11 000
21
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Daftar Manual Prosedur/Standar Operasional Prosedur
1) Manual Prosedur/SOP Penetapan Standar.
2) Manual Prosedur/SOP Pelaksanaan Standar.
3) Manual Prosedur/SOP Pengendalian Standar.
4) Manual Prosedur/SOP Peningkatan/Pengembangan Standar.
5) SOP Audit Mutu Internal.
6) SOP Pengendalian Dokumen dan Rekaman.
7) SOP Tindakan Korektif dan Pencegahan.
8) SOP Penerimaan Mahasiswa Baru.
9) SOP Registrasi dan heregistrasi.
10) SOP Perkuliahan.
11) SOP Ujian.
12) SOP Penyusunan Skripsi.
13) SOP Pelaksanaan Wisuda.
14) SOP Disain dan Pengendalian Kurikulum.
15) SOP Penyusunan kalender dan Buku Panduan Akademik.
16) SOP sarana dan Prasarana Perkuliahan.
17) SOP Pengelolaan Kerja Sama.
18) SOP Pengembangan Program Studi.
19) SOP penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
20) SOP Monev Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
21) SOP Monev Perkuliahan.
22) SOP Implementasi Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyaan.
23) Dll.
22
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
5. KEGIATAN PENJAMINAN MUTU
Dalam melakukan kegiatan sistem penjaminan mutu, maka perlu melakukan
beberapa hal sebagai berikut yaitu antara lain (1) Membangun komitmen bersama
segenap civitas akademika untuk menerapkan penjaminan mutu di institusi perguruan
tinggi dalam rangka mewujudkan visi dan misi institusi. (2) Mendapat dukungan
pimpinan institusi pendidikan. (3) Mensosialisasikan ke seluruh jajaran institusi
perguruan tinggi. (4) Membentuk tim atau pusat penjaminan mutu (PPM) yang terdiri
dari wakil-wakil Sekolah Tinggimaupun prodi dan menyusun uraian tugas serta tata
hubungan kerja. (5) Melaksanakan pelatihan pemahaman system penjaminan mutu
dan dokumentasi. (6) Mengkaji kondisi pendidikan di institusi perguruan tinggi
(SWOT Analisis). (7) Menyediakan Sumber Daya (SDM, Sarana Prasarana, Dana, dll ).
Penjaminan mutu institusi perguruan tinggi STIE-IBEK PANGKALPINANG
menggunakan model sistem penjaminan mutu institusi perguruan tinggi yang
lainnya meliputi tahapan antara lain: penetapan standar, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi diri, audit mutu, rumusan koreksi, dan peningkatan mutu.
Standar Pelaksanaa Monitorin
n g
Evaluasi diri
Standar Baru
23
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
visi dan misi institusi. Standar merupakan ukuran pencapaian minimal (minimum
objective achievement) yang ditetapkan oleh institusi pendidikan perguruan tinggi
dalam suatu periode penjaminan mutu.
2. Menetapkan SWOT Analysis:
a. Perumusan standar mutu menetapkan komponen yang masuk dalam
lingkup standar yang ditetapkan, misalnya standar dosen, komponen yang
ditetapkan yaitu kualifikasi akademik dosen.
b. Analysis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).
Analisis terhadap aspek S dan W berfokus pada faktor internal institusi,
misalnya tentang ketersediaan dana, sarana prasarana, dll. Analisis terhadap
O dan T, berfokus pada faktor eksternal institusi perguruan tinggi,
misalnya perkembangan institusi perguruan tinggi, perkembangan teknologi
informasi, dan perubahan perundang-undangan.
c. Tentukan dan rumuskan substansi standar, diantarnya 1) buat batasan
tentang standard an standar turunannya, 2) acuan untuk menetapkan standar
3) siapa yang menetapkan standar. 4) standar yang akan disusun.
5) kapan standar ditetapkan.
d. Mekanisme Penetapan Standar :
• Siapa yang harus memenuhi standar.
• Bagaimana memenuhi standar : misalnya melalui sosialisasi,
mempersiapkan sarana prasarana, mempersiapkan dana.
• Kapan standar harus dipenuhi.
• Dokumen/formulir yang diperlukan untuk mengukur pemenuhan
standar.
3. Uji publik dengan unit terkait, bila substansi / isi standar telah dirumuskan, perlu
disosialisasikan kepada publik, khususnya kepada unsur terkait di institusi
perguruan tinggi. Tujuan sosialisasi yaitu sebagai berikut :
• Memperkenalkan dan atau menguji tingkat akseptabilitas dan akurasi isi
standar menurut penilaian.
• Memperoleh usulan yang kontruktif.
Pernyataan sebuah standar sebaiknya memenuhi unsur ABCD:
1. A (Audience ) : Subyek, atau pokok kalimat dalam struktur sebuah kalimat lengkap,
sesuai rumusan standar. Subyek ini dapat berupa orang, misalnya tenaga pendidik
atau tenaga kependidikan.
2. B (Behavior) : Bagian dari pernyataan standar yang menjelaskan/menceritakan apa
yang harus dilakukan, dicapai, atau dipenuhi. Unsur ini berupa perbuatan atau
perilaku yang harus dapat diukur, misalnya membuat satuan acara perkuliahan,
melakukan penilaian, hindari rumusan yang sulit untuk diukur, seperti memahami
maupun mengerti.
3. C (Competence) : Bagian dari pernyataan standar yang mirip dengan unsur obyek.
Unsur ini dapat berupa criteria, persyaratan, target, sasaran, atau cita-cita yang
hendak dicapai.
24
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
25
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
26
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
27
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
28
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
merupakan bentuk penjaminan mutu internal. Pelaksanaan penjaminan mutu
didasarkan atas dokumen, yaitu dokumen akademik dan dokumen mutu. Dokumen
akademik sebagai rencana atau standar. Dokumen akademik memuat tentang
arah/kebijakan, visi-misi, standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat, serta peraturan akademik. Berbeda dengan dokumen akademik,
dokumen mutu sebagai instrumen untuk mencapai dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan. Dokumen mutu terdiri dari manual mutu, manual prosedur, instruksi
kerja, dokumen pendukung, dan borang.
Tabel 3.1 Jenis Dokumen
Tingkat Dokumen
Sekolah Tinggi Dokumen Akademik/mutu
1. Statuta
2. Rencana Strategis
3. Rencana Operasional
4. Program Kerja Ketua
5. Peraturan/Pedoman
Akademik
6. Standar Akademik/Standar
Mutu Sekolah Tinggi
7. Kebijakan Akademik
8. Manual Mutu
9. Manual Prosedur (SOP)
Jurusan - Dokumen Akademik/Mutu
Program Studi 1. Rencana Strategis
2. Rencana Operasional
3. Program Kerja Dekan
4. Peraturan Akademik
5. Standar Mutu Fakultas
6. Kebujakan Akademik
7. Manual Mutu
8. Manual Prosedur (SOP
1. Spesifikasi Program Studi
2. Kompetensi Lulusan
3. Manual Prosedur/SOP
4. Instruksi Kerja
5. Dokumen Pendukung
6. Borang
29
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Untuk menjamin bahwa standar yang telah ditetapkan, dilaksanakan, dipenuhi,
dievaluasi dan ditingkatkan maka diperlukan monitoring dan evaluasi, evaluasi diri, dan
audit internal. Monitoring dilakukan dalam rangka pengawalan dan pengendalian
aktifitas atau kegiatan satuan pendidikan dalam pemenuhan standar. Melalui
monitoring kinerja satuan akademik pendidikan selalu terpantau, sehingga
menjadi efektif dan efisien. Monitoring atau pemantauan merupakan kegiatan yang
dapat dilakukan setiap waktu, berarti bahwa kegiatan monitoring tidak harus
menunggu sampai pelaksanaan atau implementasi
penjaminan mutu selesai, akan tetapi dapat dilakukan paralel atau bersama- sama
tahap pelaksanaan.
Dengan monitoring stakeholders memperoleh informasi yang lengkap mengenai
kondisi dan kemajuan yang telah dicapai dalam suatu kegiatan. Tujuan monitoring
adalah untuk mendapatkan informasi ketepatan kegiatan terhadap arah dan proses
pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan. Tahapan kegiatan monitoring adalah sebagai
berikut antara lain : (1) Penelaahan dokumen, (2) Supervise, (3) Laporan, (4) Rapat-
rapat.
Dalam monitoring semua informasi yang didapat menentukan apakah semua
standar dan kebijakan telah direalisasikan oleh institusi perguruan tinggi. Dalam tahap
ini tidak menutup kemungkinan untuk merevisi dokumen bila dalam penerapannya
ditemukan kesalahan. Setelah monev, dilakukan evaluasi diri. Evaluasi diri adalah
upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data yang handal dan sahih
sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan
tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga atau program. Tujuan
evaluasi diri adalah untuk peningkatan mutu sedangkan kegunaan evaluasi diri adalah
untuk mengungkap mutu berupa efektivitas, akuntabilitas, produktivitas, efisiensi,
pengelolaan sistem, dan suasana akademik. Audit Mutu Akademik Internal (AMAI)
adalah audit penjaminan dan konsultasi yang independen dan objektif terhadap
kegiatan operasional akademik atau proses akademik. Prosedur Pelaksanaan
Monitoring :
1) Penyusunan rencana dan jadwal pelaksanaan siklus SPM-PT. PPM
menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan siklus SPM-PT yang selanjutnya
diserahkan kepada wakil/pembantu rektor bidang akademik. Wakil/pembantu
Ketua bidang akademik menetapkan rencana pelaksanaan siklus SPM-PT.
2) Pengiriman rencana dan jadwal pelaksanaan siklus SPM-PT ke semua
dekan. Wakil/pembantu Ketua mengirimkan rencana dan jadwal pelaksanaan
siklus SPM-PT ke semua dekan.
3) Penunjukan penanggung jawab pelaksanaan system penjaminan mutu dan
pembentukan lembaga penjaminan mutu di fakultas. Dekan menunjuk dan
mengeluarkan SK pengangkatan untuk : (a) penanggung jawab pelaksanaan
sistem penjaminan mutu dan (b) ketua, sekretaris, anggota lembaga
penjaminan mutu Sekolah Tinggidan anggota lembaga penjaminan mutu
jurusan/bagian/prodi.
4) Pengesahan Dokumen Akademik tingkat fakultas. Senat Sekolah
Tinggimerumuskan dan mengesahkan: dokumen akademik yang baru atau
tetap memakai yang lama. Dalam menetapkan pengesahan dokumen ini,
senat Sekolah Tinggidapat meminta masukan dari gugus kendali mutu fakultas.
5) Penyusunan dokumen mutu di tingkat fakultas. Gugus kendali mutu
30
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Sekolah Tinggidan wakil/pembantu dekan bidang akademik/penanggung
jawab pelaksanaan sistem penjaminan mutu menyusun dokumen mutu
tingkat Sekolah Tinggiyang baru atau tetap memakai yang lama. Penyusunan
dilakukan dengan mengacu pada: dokumen akademik tingkat fakultas.
6) Penyusunan Kompetensi Lulusan dan Spesifikasi Program Studi. Ketua jurusan
(dan ketua program studi) menyusun kompetensi lulusan dan spesifikasi
program studi yang baru atau tetap memakai yang lama. UPM dapat
membantu proses penyusunan kompetensi lulusan dan spesifikasi program
studi.
7) Evaluasi Proses Pembelajaran Semester. UPM melakukan pemantauan dan
evaluasi proses pembelajaran semester.
8) Penyusunan Laporan Evaluasi Diri. UPM menyusun laporan evaluasi diri
dan rencana tindak lanjut untuk peningkatan mutu proses pembelajaran dan
melaporkannya kepada dekan.
9) Perencanaan Peningkatan Mutu Akademik. Dekan mempelajari laporan Gugus
kendali mutu Sekolah Tinggi(GKMF) dan menyusun rencana tindak lanjut
untuk peningkatan mutu proses pembelajaran.
10) Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran. GKMF dan UPM melaksanakan
peningkatan mutu proses pembelajaran.
11) Penunjukan Auditor Mutu Akademik Internal (AMAI). Dekan menetapkan
SK pengangkatan Auditor Mutu Akademik Internal (AMAI) atas usul
wakil/pembantu dekan bidang akademik/penanggung jawab pelaksanaan
system penjaminan mutu.
12) Penyiapan Tim Audit Mutu Akademik Internal. Ketua AMAI membentuk tim
Audit Mutu Akademik Internal tingkat Sekolah Tinggidan mengkoordinasi
pelatihan audit internal. Ketua AMAI dapat meminta bantuan teknis untuk
pelatihan tersebut kepada auditor mutu akademik tingkat universitas melalui
PPM.
13) Perencanaan Audit Mutu Akademik Internal. Ketua AMAI bersama dengan
tim Audit Mutu Akademik Internal tingkat Sekolah Tinggimerencanakan
pelaksanaan audit.
14) Pelaksanaan Audit Mutu Akademik Internal. Tim Audit Mutu Akademik
Internal tingkat Sekolah Tinggimelaksanakan
audit.
15) Penyerahan Laporan Audit dan Permintaan Tindakan Koreksi (PTK). Tim
Audit Mutu Akademik Internal tingkat Sekolah Tinggimenyerahkan laporan
audit dan Permintaan Tindakan Koreksi (PTK) kepada ketua AMAI yang
akan meneruskan ke dekan.
16) Pelaksanaan Tindakan Koreksi oleh Pimpinan Fakultas. Pimpinan Sekolah
Tinggimelakukan tindakan koreksi sesuai dengan PTK dan melaporkan hasil
tindakan koreksi kepada wakil/pembantu rektor bidang akademik dengan
tembusan ke PPM.
17) Penyempurnaan Dokumen Akademik. Dekan melaporkan hasil evaluasi
diri, hasil audit, dan tindak lanjut PTK kepada SF. Setelah mempelajari
kedua laporan tersebut SF merekomendasikan kebijakan dan peraturan baru
di tingkat Sekolah Tinggiuntuk peningkatan mutu pendidikan.
18) Pemantauan pelaksanaan Audit Mutu Akademik Internal. PPM melakukan : (a)
31
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
audit pelaksanaan penjaminan Mutu tingkat fakultas, (b) pemantauan
pelaksanaan Audit Mutu Akademik Internal tingkat fakultas, (c)
pemantauan pelaksanaan tindakan koreksi, (d) penyusunan rencana
peningkatan sistem penjaminan mutu, serta (d) melaporkan hasil kerjanya
kepada wakil/pembantu rektor bidang akademik.
19) Perencanaan Peningkatan Mutu Akademik. Wakil/pembantu rektor bidang
akademik mempelajari laporan PPM, menyusun rencana peningkatan
mutu, serta menyampaikannya kepada rektor. Rektor meminta masukan
tentang rencana peningkatan mutu akademik kepada Senat Akademik.
20) Peningkatan Mutu Akademik. Wakil/pembantu rektor bidang akademik
melakukan tindak lanjut peningkatan mutu akademik.
21) Penyempurnaan Sistem Penjaminan Mutu. PPM melakukan
penyempurnaan sistem penjaminan mutu.
5.4 Evaluasi Diri.
Evaluasi diri yang dimaksud pada bab ini ialah evaluasi diri satuan akademik
pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah merumuskan evaluasi diri
merupakan upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data (fakta dan
informasi ) yang handal dan sahih sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat
digunakan sebagai landasan tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan
lembaga atau program. Evaluasi diri dapat dilakukan di lingkungan jurusan/program
studi yang bersangkutan dalam rangka untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya
untuk tindak lanjut perbaikan kerja, evaluasi diri sekurang-kurangnya dilakukan
setahun sekali. Dari definisi ini tersurat dengan jelas pentingnya objektivitas sebagai
bagian upaya mengusahakan keberlanjutan suatu program. Kaitannya dengan
keberlanjutan maka evaluasi merupakan bagian yang direncanakan dengan sistematis
periodik serta tidak boleh ditinggalkan. Dengan demikian evaluasi diri merupakan
simpul suatu kegiatan yang menjadi acuan untuk kegiatan selanjutnya.
Evaluasi diri telah dibuktikan di banyak tempat sebagai salah satu langkah
yang baik dalam peningkatan mutu suatu institusi. Bab berikut diharapkan dapat
memberikan inspirasi dasar-dasar pelaksanaan evaluasi diri dan audit mutu akademik
internal khususnya dalam pengembangan satuan pendidikan (program studi, Sekolah
Tinggimaupun universitas). Dengan melakukan evaluasi diri dan audit mutu akademik
internal maka dapat dipahami bersama oleh segenap anggota satuan pendidikan
segala kelebihan dan kelemahan institusinya sehingga langkah-langkah perbaikan
dan titik tekan pengembangan dapat dilakukan dengan tepat sehingga akan
menghemat waktu pencapaian tingkat mutu yang dikehendaki. Kegiatan evaluasi diri
dan audit mutu akademik internal dapat dikaitkan atau diikuti oleh evaluasi eksternal
atau akreditasi, namun hal ini tidaklah menjadi keharusan, artinya evaluasi diri dan
audit mutu akademik internal lebih baik diinternalisasikan sebagai bagian dari budaya
peningkatan mutu. Dengan evaluasi maka capaian kegiatan dapat diketahui dengan
pasti dan tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja suatu kegiatan
dapat ditetapkan sesuai dengan visi serta misi institusi penyelenggara kegiatan. Dari
uraian singkat tersebut sebenarnya pihak yang paling membutuhkan evaluasi adalah
pimpinan satuan pendidikan karena dengan demikian pemimpin dapat
32
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
melihat hasil kerjanya selama periode tertentu untuk selanjutnya meningkatkan kinerja
atau memberikan tekanan serta perbaikan pada satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan satuan pendidikan pada jangka waktu tertentu. Dengan adanya batasan jangka
waktu tertentu dalam melakukan evaluasi diri, hal ini dapat dipahami sebagai langkah
logis dan realistis sesuai pertumbuhan suatu penyelenggaraan satuan pendidikan atau
kedewasaan serta tingkat kematangan satuan pendidikan.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan suatu satuan pendidikan atau institusi
maka evaluasi diri dapat disederhanakan dengan kegiatan bercermin yang akan
memberikan gambaran nyata dari objek di depannya atau objek evaluasi diri. Pada
evaluasi diri selanjutnya dapat dipahami bahwa objek dan subjek menyatu menjadi
bagian integral dari suksesnya kegiatan evaluasi diri. Objek yang dievaluasi adalah
kegiatannya sendiri yang mengevaluasi dirinya sendiri (dalam arti luas, institusi) dan
komitmen untuk menyelenggarakan evaluasi adalah komitmen pada dirinya sendiri
serta alasan mengapa dilakukan evaluasi diri adalah alasan internal bukan eksternal.
Dengan demikian evaluasi diri adalah salah satu strategi untuk memperoleh
pertumbuhan yang optimal (bukan selalu yang cepat). Agar pertumbuhan optimal
maka sebaiknya diketahui bagian mana yang telah tumbuh dengan baik bagian mana
yang kurang serta peluang apa yang sebaiknya digunakan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara sederhana yang bisa ditempuh ialah
dengan melakukan analisis SWOT. Dengan analisis SWOT diberbagai aspek
dan kemudian dilakukan metaanalisis (analisis terhadap berbagai analisis yang telah
dilakukan) maka langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan mutu suatu
penyelenggaraan satuan pendidikan dapat dibuat skala prioritas dengan jelas.
Tujuan/Alasan Penyelenggaraan Evaluasi Diri. Dari uraian di muka maka alasan utama
dilakukannya evaluasi diri dapat dipertegas sebagai berikut :
a. Mengetahui diketahui efektivitas penyelenggaraan satuan pendidikan.
b. Mendokumentasikan bahwa tujuan satuan pendidikan telah terpenuhi.
c. Penyediaan informasi tentang pelayanan satuan pendidikan yang telah
dilakukan yang akan bermanfaat bagi seluruh staf maupun pihak lain Panduan
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi.
d. Perubahan program satuan pendidikan untuk peningkatan mutu serta
efisiensi.
e. Mengetahui kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman satuan
pendidikan.
5.4.1 Beberapa Atribut Evaluasi Diri yang Baik.
Mutu suatu kegiatan hampir selalu dapat ditengarai dengan atribut-atribut yang
melekat pada kegiatan tersebut demikian juga pada penyelenggaraan evaluasi diri.
Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri yang baik dapat ditengarai dengan beberapa
atribut yang menyangkut proses penyelenggaraan evaluasi diri dan pembuatan laporan
evaluasi diri. Sebagian atribut- atribut tersebut adalah sebagai berikut.
33
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
34
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
dapat dirunut dari hasil evaluasi diri selama periode tertentu. Dokumen ini akan sangat
bermanfaat bagi pimpinan berikutnya terutama dalam peningkatan mutu satuan
pendidikan. Dari evaluasi diri dapat diketahui beberapa hal antara lain (a) Kekuatan,
kelemahan, dan peluang satuan pendidikan (b) Prioritas pengembangan dan investasi
pada satuan pendidikan (c) Tingkat kesiapan satuan pendidikan untuk evaluasi
eksternal (d) Akuntabilitas satuan pendidikan
Dengan demikian apabila budaya melakukan evaluasi diri telah terjadi maka
satuan pendidikan misalnya program studi akan selalu siap dengan data yang selalu
diperbaharui. Hal tersebut Panduan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi pada
akhirnya sangat berguna dalam pengembangan program studi tersebut.
5.4.3 Cakupan Lingkup Evaluasi Diri.
Evaluasi diri dilakukan lebih karena alasan internal maka parameter evaluasi diri
sebenarnya dapat ditetapkan internal sesuai kondisi satuan pendidikan yang
bersangkutan. Namun demikian sebaiknya cakupan lingkup evaluasi sebaiknya
dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah terbaru yang sedang berlaku maka
dalam hal ini sebaiknya mengacu pada PP 19 tahun 2005. Dalam PP ini maka Standar
Nasional Pendidikan dapat dijadikan arah evaluasi diri yang akan dilakukan. Dengan
demikian evaluasi diri dapat dilakukan dengan membandingkan kondisi riil dengan
standar yang seharusnya dicapai. Akan sangat dimungkinkan bahwa satuan
pendidikan yang baik kinerjanya akan melampaui standar yang ditetapkan. Standar
yang dapat dijadikan acuan dalam evaluasi diri sesuai dengan PP 19 2005 ialah 8
standar yang telah disebutkan pada bab di muka (uraian lebih rinci tentang standar
tersebut dapat dilihat pada bagian penjelasan PP 19 Tahun 2005).
Dalam pelaksanaan evaluasi diri maka sebaiknya dilakukan hal terbaik
yang paling sesuai dengan kondisi dan tingkat perkembangan serta waktu yang tepat
bagi satuan pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh evaluasi 8 standar
serta parameter dalam visi, misi satuan pendidikan tersebut tidak dilakukan sekaligus
tetapi bertahap dalam periode tertentu misalnya satu tahun, atau bagi PT yang sangat
maju perlu ditambah materi-materi lain sebagai objek evaluasi diri atau
menyelenggarakan evaluasi diri yang menyeluruh (holistik).
5.4.4 Prosedur Evaluasi Diri
Evaluasi diri dapat dilaksanakan dengan baik maka beberapa langkah atau
prosedur dapat dikembangkan sebagai berikut.
1. Kesepakatan untuk mengadakan evaluasi diri. Satuan pendidikan menetapkan
periode dan waktu evaluasi diri. Pelaksanaan evaluasi diri dilakukan sesuai dengan
satu siklus SPM-PT.
2. Pembentukan tim evaluasi diri di satuan pendidikan. Pembentukan tim
evaluasi diri (sebaiknya berjumlah gasal) yang dapat diterima segenap anggota
satuan pendidikan, MONEVIN yang sudah ada dapat dilibatkan.
35
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
36
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
5.5 Audit Mutu.
5.5.1 Pengertian dan Jenis Audit Mutu
Audit Mutu adalah Suatu pemeriksaan yang sistematis dan independent untuk
menentukan apakah kegiatan menjaga mutu serta hasilnya telah dilaksanakan secara
efektif sesuai dengan rencana yang ditetapkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa
jenis dan tipe audit yang dapat dilakukan, yaitu dapat dibedakan menjadi : a) Audit
mutu produk / pelayanan: berdasar atas karakteristik , b) Audit mutu proses : berdasar
atas indikator kinerja kunci, c) Audit mutu sistem : berdasar pada elemen-elemen dari
system.
Audit dapat dibedakan menjadi a) Audit pengamatan Untuk memantau kendali
proses, b) Inspeksi untuk penerimaan produk, c) Penilaian, untuk pertimbangan
berdasar hasil evaluasi seberapa baik pencapaian tingkat mutu.
Sehubungan dengan jenis dan tipe di atas, maka kegiatan audit sering disebut
dengan beberapa istilah, seperti: (a) Audit, (b) Audit Mutu, (c) Audit Mutu Internal,
(d) Audit Mutu Eksternal, (e) Audit Mutu Akademik Internal, (f) Pemeriksaan, dan
sebagainya. Untuk selanjutnya dalam bagian ini yang akan digunakan adalah istilah
Audit Mutu Akademik Internal ( AMAI).
5.5.2 Tujuan dan Fungsi Audit Mutu
Audit mutu dirancang untuk salah satu tujuan atau lebih dari butir-butir berikut
antara lain (1) Memeriksa kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu
dengan standar yang telah ditentukan. (2) Memeriksa keefektifan pencapaian tujuan
mutu yang telah ditentukan. (3) Menemukan akar penyebab dari suatu ketidaksesuaian
yang ada. (4) Memfasilitasi teraudit dalam penetapan langkah-langkah peningatan
mutu. (5) Memfasilitasi teraudit memperbaiki sistem mutu. (6) Memenuhi syarat-
syarat peraturan/perundangan.
Secara sederhana, tujuan audit mutu adalah membantu seluruh satuan pendidikan
akademik dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran akademik yang
ditetapkan secara efektif dan bertanggung-jawab. Audit mutu bagi jurusan atau
program studi, memiliki tujuan sebagai berikut antara lain : (1) Untuk memastikan
konsistensi penjabaran kurikulum dan silabus dengan spesifikasi program studi, tujuan
pendidikan dan kompetensi lulusan. (2) untuk memastikan konsistensi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran terhadap pencapaian kurikulum dan
silabus. (3) Untuk memastikan kepatuhan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
proses pembelajaran terhadap manual prosedur (MP) dan instruksi kerja (IK) program
studi. (4) untuk memastikan kecukupan penyediaan sarana-prasarana dan sumberdaya
pembelajaran.
Audit mutu memiliki dua fungsi yaitu : (1) fungsi akuntabilitas yang dilakukan
dalam kegiatan penjaminan; dan (2) fungsi peningkatan yang dilakukan dalam
kegiatan konsultasi. Di dalam menjalankan fungsi akuntabilitas, Audit mutu akademik
internal melaksanakan kegiatan klarifikasi dan verifikasi yang independen dan
objektif sebagai upaya mempertahankan dan
37
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
meningkatkan mutu kegiatan akademik. Kegiatan akademik tersebut harus sesuai
dengan standar mutu akademik secara tepat dan efektif serta dilaksanakan
secara bertanggung jawab. Fungsi peningkatan dilakukan untuk membantu unit
kerja yang bersangkutan agar lebih memahami kondisinya, serta dapat
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam kebijakan, praktik, dan prosedur,
sehingga dapat merumuskan usaha peningkatan mutu secara berkelanjutan.
5.5.3 Lingkup Audit Mutu.
Ruang lingkup Audit mutu akademik dalam satu siklus sistem penjaminan mutu
perguruan tinggi bisa dimulai dengan memfokuskan pada kelengkapan dokumen
standar mutu yang meliputi: (1) Dokumen Akademik dan (2) Dokumen Mutu, kemudian
dikembangkan kapada kepatuhan dan ketertiban pelaksanaannya, meliputi butir-butir
sebagai berikut antara lain (a) Spesifikasi program studi, tujuan pendidikan, dan
kompetensi lulusan (b) Kurikulum, peta kurikulum, dan silabus (c) Perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi proses (d) Sarana-prasarana, dan sumber daya pembelajaran
(e) Indikator keberhasilan proses pembelajaran (f) Upaya perbaikan mutu
berkelanjutan.
Apabila mau lengkap, maka audit mutu akademik dapat difokuskan pada
standar mutu yang digunakan oleh satuan pendidikan perguruan tinggi, dalam
menjalankan kegiatan akademik atau proses pembelajaran. Dokumen standar mutu
tersebut meliputi : kebijakan akademik, standar akademik, dan peraturan akademik.
Sasaran atau obyek dari AMAI dapat dibedakan menjadi dua, meliputi: (1) pihak
teraudit; dan (2) obyek audit.
Tabel 5.2 Penjelasan sasaran atau obyek Audit Mutu Akademik
No Pihak Teraudit Obyek Teraudit
01. Para Pimpinan, dan tim Visi, Misi, Tujuan Pendidikan,
penjaminan mutu akademik Spesifikasi Prodi, Strategi Pelaksanaan,
dari masing-masing jurusan Pelaksanaan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Proses Tindakan Perbaikan.
02. Dosen dan mahasiswa GBPP, MP, IK, SOP, Sarana prasarana,
Dokumen Pendukung, Borang
5.5.4 Fokus Audit Mutu Akademik.
Audit mutu akademik dapat dilakukan pada berbagai aras satuan pendidikan
tetapi dengan fokus yang berbeda, yaitu (a) Audit institusi/proses akademik,
difokuskan pada manajemen. (b) Audit program studi/mata kuliah/program
pembelajaran, difokuskan pada kepatuhan.
5.5.5 Tahapan Pelaksanaan Audit Mutu Akademik.
Inisiasi Audit Mutu Akademik, meliputi :
38
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
39
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
40
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
b. selama kegiatan audit, ketua tim auditor dapat mengubah tugas kerja tim
auditor dan rencana audit dengan persetujuan teraudit. Hal ini
diperlukan untuk menjamin pencapaian tujuan audit yang optimal.
c. jika tujuan audit tidak tercapai, ketua tim auditor memberitahukan alasannya
kepada teraudit.
3. Hasil pengamatan audit
Semua hasil pengamatan audit didokumentasikan. Setelah semua aktivitas
diaudit, tim auditor menelaah semua hasil pengamatannya untuk menentukan adanya
ketidaksesuaian yang akan dilaporkan. Hasil pengamatan ditelaah oleh ketua tim
auditor dengan pimpinan teraudit. Semua ketidaksesuaian dari hasil pengamatan harus
disepakati oleh ketua tim auditor dan pimpinan teraudit.
4. Pertemuan penutupan
Sebelum menyiapkan laporan audit, tim auditor mengadakan pertemuan
penutupan dengan teraudit. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk menyampaikan
hasil audit. Catatan-catatan dalam pertemuan penutupan didokumentasikan.
5.5.8 Dokumen Audit.
1. Persiapan laporan audit
Laporan audit disiapkan dengan pengarahan ketua tim auditor yang bertanggung
jawab atas keakuratan dan kelengkapannya.
2. Isi laporan
Laporan audit berisi hasil pelaksanaan audit secara lengkap. Laporan audit
harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh ketua tim auditor dan pimpinan teraudit.
Laporan audit berisi hal-hal berikut :
a. Tujuan dan lingkup audit.
b. Rincian rencana audit, identitas anggota tim auditor dan perwakilan teraudit,
tanggal audit, dan identitas unit organisasi teraudit.
c. Identitas dokumen standar yang dipakai dalam audit, antara lain : Standar
Mutu Akademik, dan Manual Mutu Akademik teraudit.
d. Temuan ketidaksesuaian.
e. Penilaian tim auditor mengenai keluasan kesesuaian teraudit dengan standar
sistem mutu yang berlaku dan dokumen terkait.
f. Kemampuan sistem mutu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
g. Daftar distribusi laporan audit.
3. Distribusi laporan
Laporan audit dikirim oleh ketua tim auditor untuk diteruskan ke PPM. Jika
laporan audit tidak dapat diterbitkan sesuai jadwal yang disepakati maka perlu
disepakati jadwal baru penerbitan, dengan menyampaikan alasan penundaan.
41
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
5.5.9 Kelengkapan Pelaksanaan Audit Mutu Akademik dan Tindak Lanjut
Permintaan Tindakan Koreksi.
Audit dinyatakan selesai dan lengkap jika laporan audit telah diserahkan kepada
ketua Audit Mutu Akademik. Ketua/Dekan memerintahkan teraudit untuk melakukan
tindakan koreksi. Tindakan koreksi harus diselesaikan dalam periode waktu yang
disepakati oleh pimpinan teraudit setelah konsultasi dengan ketua Audit Mutu
Akademik.
5.5.10 Prosedur Pelaksanaan Audit.
Prosedur Implementasi Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi/ Program Studi
Oleh Auditor Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggi sebagai berikut:
1. Perintah audit dari Ketua/Dekan, Ketua/Dekan memerintahkan atau
mendisposisikan permintaan dekan kepada ketua audit Mutu Akademik
universitas/Sekolah Tinggiuntuk menunjuk Tim Audit Mutu Akademik.
2. Penunjukan Tim Audit Mutu Akademik universitas / Sekolah Tinggi oleh ketua
Audit Mutu Akademik universitas/fakultas, ketua Audit Mutu Akademik Sekolah
Tinggi/Sekolah Tinggimenunjuk tim AMAI universitas/Sekolah Tinggiuntuk
melaksanakan audit.
3. Pembentukan Tim Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggidengan
persetujuan teraudit, Ketua Tim Audit Mutu Akademik universitas/Sekolah
Tinggimembentuk Tim Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi / Sekolah
Tinggiminimal 3 orang auditor yang terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, dan
meminta persetujuan teraudit.
4. Penerbitan surat tugas, Ketua menerbitkan surat tugas untuk Tim Audit
Mutu Akademik Sekolah Tinggi/fakultas.
5. Penyusunan tujuan, kewenangan dan tanggungjawab Audit Mutu Akademik, Tim
Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggi menyusun tujuan,
kewenangan dan tanggungjawab Audit Mutu Akademik yang sesuai dengan ruang
lingkupnya merujuk surat tugas Ketua atau permintaan Dekan.
6. Pengesahan tujuan, kewenangan dan tanggungjawab Audit Mutu Akademik.
Tujuan, kewenangan dan tanggungjawab Audit Mutu Akademik disahkan oleh
Ketua/Dekan.
7. Penyusunan rencana dan jadwal Audit Mutu Akademik, Tim Audit Mutu
Akademik Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggi menyusun rencana dan jadwal Audit
Mutu
Akademik bersama teraudit.
8. Penyerahan dokumen yang diperlukan kepada ketua Tim Audit Mutu Akademik,
teraudit menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada ketua Tim Audit Mutu
Akademik Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggisesuai dengan waktu yang telah disepakati.
42
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
9. Rapat persiapan Tim Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi/Sekolah Tinggiuntuk
audit sistem, pembagian tugas Tim Audit Mutu Akademik Sekolah
Tinggi/Sekolah Tinggiuntuk audit sistem.
10. Pelaksanaan audit system, melaksanakan audit dokumen yang tersedia
sesuai dengan standar yang disepakati dan menyusun checklist untuk persiapan
audit kepatuhan.
11. Penyampaian jadwal audit kepatuhan (visitasi), Ketua Tim Audit Mutu
Akademik Sekolahn Tinggi / Sekolah Tinggimengkomunikasikan jadwal visitasi
kepada teraudit untuk disetujui.
12. Pelaksanaan audit kepatuhan, berdasarkan daftar pengecekan bukti
dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan dokumen (IK, DP dan BO),
pengamatan aktivitas dan keadaan di lokasi secara komprehensif.
Ketidaksesuaian yang signifikan dicatat, walaupun tidak tercakup dalam daftar
pengecekan.
13. Diskusi hasil temuan audit, semua hasil temuan audit didiskusikan dengan
teraudit untuk mendapatkan persetujuan. Ketidaksesuaian minor (OB) harus
segera diperbaiki dalam waktu yang disepakati.
14. Pembuatan laporan audit, laporan dibuat sesuai jadwal berdasarkan hasil
temuan yang telah disetujui oleh teraudit.
15. Penyerahan laporan audit, laporan audit diserahkan kepada MP - Audit Mutu
Akademik Sekolah Tinggi / Sekolah Tinggi untuk diteruskan kepada Rektor /
Dekan untuk ditindaklanjuti.
16. Pembubaran Tim Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggi / fakultas, Tim Audit
Mutu Akademik Sekolah Tinggi dibubarkan oleh Wakil / Pembantu Rektor
bidang akademik, dan Tim Audit Mutu Akademik Sekolah Tinggidibubarkan oleh
Wakil / Pembantu dekan bidang akademik, atas permintaan ketua Audit
Mutu Akademik universitas/Sekolah Tinggidengan SK pemberhentian.
5.6 Rumusan Koreksi / Tindakan Korektif.
1. Pengendalian Standar
Pengendalian standar merupakan kegiatan pemantauan, pengawasan dan
/ atau penilaian sesaat terhadap pelaksanaan standar dan standar turunan, termasuk
tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap
pelaksanaan standar pada masa berlakunya periode penjaminan mutu tertentu.
2. Evaluasi Standar
Setiap unit harus mampu memonitor, mengevaluasi dan menyusun laporan
tentang pemenuhan standar pada kondisi faktual. Apabila ditemukan penyimpangan
atau kesalahan dalam penerapan standar, perlu segera diambil tindakan korektif.
Apabila standar belum terpenuhi, perlu dicari penyebabnya dan tentukan upaya
untuk memenuhi standar. Apabila standar telah tercapai, standar tersebut perlu
ditingkatkan.
43
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
3. Pengembangan Standar
Pengembangan standar merupakan kegiatan pada akhir sebuah periode
penjaminan mutu yang meliputi tindakan evaluasi terhadap tingkat keberhasilan
kinerja dan hasil kerja unit dalam memenuhi standar. Kemudian diikuti dengan
kegiatan perencanaan serta pengambilan keputusan untuk mengembangkan,
memodifikasi atau mengubah standar yang bersangkutan untuk ditetapkan sebagai
standar pada periode penjaminan mutu berikutnya.
5.7 Peningkatan Mutu
Proses penjaminan mutu bukan hanya aktivitas untuk memastikan bahwa
mutu yang dijanjikan dapat terpenuhi melainkan juga meliputi usaha peningkatan
mutu berkelanjutan melalui kegiatan, monitoring dan evaluasi (monev), evaluasi diri,
audit, dan benchmarking.
Siklus penjaminan mutu dimulai dengan penetapan standar mutu yang ingin
dicapai dalam kurun waktu tertentu dan selanjutnya standar ini dilaksanakan dengan
upaya semaksimal mungkin agar dapat terpenuhi. Untuk melihat kemajuan
pelaksanaan standar tadi dan untuk memastikan bahwa arah pelaksanaan ini sesuai
dengan rencana, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Evaluasi diri dilakukan
terutama untuk melihat kekuatan dan kelemahan satuan pendidikan kaitannya dengan
upaya pemenuhan standar. Tahapan selanjutnya adalah Audit Mutu Akademik
Internal untuk melihat kepatuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan.
Hasil-hasil yang diperoleh dari tahapan monitoring dan evaluasi, evaluasi diri, dan
audit mutu internal serta ditambah dengan masukan dari seluruh stakeholders,
digunakan sebagai pertimbangan di dalam melakukan peningkatan mutu.
Ada dua macam peningkatan mutu yaitu peningkatan mutu untuk
mencapai standar mutu yang ditetapkan dan peningkatan mutu dalam konteks
peningkatan standar mutu yang telah dicapai melalui benchmarking. Apabila hasil
evaluasi diri dan audit menunjukkan bahwa standar mutu yang telah ditetapkan belum
tercapai, maka harus segera dilakukan tindakan perbaikan untuk mencapai standar
tersebut. Sebaliknya apabila hasil evaluasi diri dan audit menyatakan bahwa standar
mutu yang ditetapkan telah tercapai, maka pada proses perencanaan berikutnya
standar mutu tersebut ditingkatkan melalui benchmarking. Benchmarking adalah
upaya pembandingan standar baik antar bagian internal organisasi maupun dengan
standar eksternal secara berkelanjutan dengan tujuan untuk peningkatan mutu.
Tujuan peningkatan mutu adalah untuk pencapaian standar mutu yang telah
ditetapkan bagi satuan pendidikan yang belum memenuhi standar tersebut,
sedangkan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi standar mutu,
peningkatan mutu bertujuan untuk peningkatan standar baru, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah dalam rangka pemuasan stakeholders.
44
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
5.7.1 Benchmarking
Benchmarking adalah pendekatan yang secara terus menerus mengukur dan
membandingkan produk barang dan jasa, dan proses-proses dan praktik- praktiknya
terhadap standar ketat yang ditetapkan oleh para pesaing atau mereka yang dianggap
unggul dalam bidang tersebut. Dengan melakukan atau melalui benchmarking, suatu
organisasi dapat mengetahui telah seberapa jauh mereka dibandingkan dengan yang
terbaiknya.
Benchmarking adalah suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang
akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat diaplikasikan untuk
individu, kelompok, organisasi ataupun lembaga. Ada sebagian orang menjelaskan
benchmarking sebagai uji standar mutu. Maksudnya adalah menguji atau
membandingkan standar mutu yang telah ditetapkan terhadap standar mutu pihak
lain, sehingga juga muncul istilah rujuk mutu.
Secara umum benchmarking digunakan untuk mengatur dan meningkatkan
kualitas pendidikan dan standar akademik. Benchmarking dapat merupakan
perbandingan antara proses dan sistem yang telah dirancang tersebut dengan
fungsi pendidikan tinggi yang harus dilaksanakan semua perguruan tinggi. Dalam
banyak cara dan bentuk, bahkan mungkin tanpa disadarinya, banyak lembaga
pendidikan terutama pendidikan tinggi telah senantiasa bergelut dengan
benchmarking. Mereka senantiasa telah membandingkan diri mereka dengan kolega
dan perguruan tinggi lain, disertai pengharapan peningkatan pada jumlah mahasiswa
yang diterima, dana yang diterima, nilai akreditasi, dan prestise.
Perguruan tinggi sebenarnya telah lama memiliki tradisi knowledge- sharing
(berbagi pengetahuan) yang direalisasikan melalui pertemuan- pertemuan ilmiah,
seminar, publikasi, mailinglist, dan kegiatan bersama lainnya. Benchmarking
sebenarnya bukanlah barang baru, karena kenyataannya selama ini sudah dijalankan,
mungkin istilahnya saja yang baru muncul belakangan ini. Benchmarking bukanlah
meng-copy atau menjiplak. Ini adalah proses mempelajari, mengamati orang lain atau
organisasi lain dan mengadaptasi praktik-praktik baik mereka untuk dapat diterapkan
dalam organisasi sendiri. Lebih daripada sekedar penetapan tujuan, benchmarking
dipergunakan untuk memahami proses yang dipakai untuk mencapai hasil-hasil
yang terbaik tersebut.
Pertama-tama benchmarking harus melibatkan penelitian dan pemahaman
tentang prosedur kerja internal sendiri, kemudian mencari ”praktik terbaik” pada
organisasi atau lembaga lain, kemudian mencocokkannya dengan yang telah
diidentifikasi dan akhirnya mengadaptasi praktik-praktik itu dalam organisasinya
sendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Pada dasarnya, benchmarking adalah suatu
cara belajar dari orang lain secara sistematis, dan mengubah apa kita kerjakan.
Tiga pertanyaan mendasar yang akan dijawab oleh proses benchmarking adalah (1)
Seberapa baik kondisi kita sekarang ? (Evaluasi Diri) (2) Harus menjadi
45
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
seberapa baik ? (Target) (3) Bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut
? (Rencana Tindakan)
5.7.2 Proses Benchmarking
Proses benchmarking biasanya terdiri dari enam langkah yaitu :
1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark.
Hampir segala hal dapat di-benchmark : suatu proses lama yang memerlukan
perbaikan, suatu permasalahan yang memerlukan solusi, suatu perancangan proses
baru; suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil. Perlu
dibentuk suatu Tim Peningkatan Mutu yang akan menyelidiki proses dan
permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-
batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta
keluarannya (output).
2. Menentukan Apa yang Akan Diukur.
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmarknya harus yang
paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu. Tim
yang bertugas me-review elemen-elemen dalam proses dalam suatu bagan alir dan
melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus. Contoh-contoh
ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian untuk setiap
elemen kerja, waktu untuk setiap titik pengambilan keputusan, variasi-variasi waktu,
jumlah aliran balik atau pengulangan, dan kemungkinankemungkinan terjadinya
kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang ada pihak lain (internal dan eksternal)
yang berkepentingan terhadap proses ini maka tuntutan atau kebutuhan
(requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan dalam tahap ini. Tim
yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dengan pihak yang berkepentingan
terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan) tentang tuntutan
dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau mengkaitkan tuntutan tersebut
kepada ukuran dan standar kinerja proses. Tim kemudian menentukan ukuran- ukuran
atau standar yang paling kritis yang akan secara signifikan meningkatkan mutu proses
dan hasilnya. Juga dipilih informasi seperti apa yang diperlukan dalam proses
benchmarking ini dari organisasi lain yang menjadi tujuan benchmarking.
3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark.
Tim Peningkatan Mutu kemudian menentukan organisasi yang akan
menjadi tujuan benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu adalah tentunya
memilih organisasi lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik
bahkan terbaik dalam kategori ini.
4. Pengumpulan Data / Kunjungan.
Tim Peningkatan Mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang
telah dipilih terhadap organisasi yang
46
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
akan dibenchmark. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan yang telah
dipublikasikan : misalkan hasil-hasil studi, survei pasar, survey pelanggan, jurnal,
majalah dan lain-lain. Barangkali juga ada lembaga yang menyediakan bank data
tentang benchmarking untuk beberapa aspek dan kategori tertentu. Tim dapat juga
merancang dan mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan di- benchmark,
baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan data dan informasi atau sebagai
pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan langsung. Pada saat kunjungan
langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang menggunakan
ukuran dan standar yang berkaitan dengan data internal yang telah diidentifikasi dan
dikuniversitas muhammadiyah surabayaulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika
ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi yang didapat
akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa organisasi atau
lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan
informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan
timbal balik untuk saling mem-benchmark. Para pelaku benchmarking telah dapat
menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik
dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman yang jauh lebih dalam dibandingkan
dengan cara-cara penguniversitas muhammadiyah surabayaulan data yang manapun.
Kunjungan ini memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan dengan
“pemilik proses” yaitu orang-orang yang benar-benar menjalankan atau mengelola
proses tersebut.
5. Analisis Data
Tim Peningkatan Mutu kemudian membandingkan data yang diperoleh dari
proses yang di benchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk
menentukan adanya kesenjangan (gap) diantara mereka. Tentu juga perlu
membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan
sikap. Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan apa saja
yang dapat dipelajari dari situasi ini. Satu hal yang sangat penting adalah
menghindari sikap penolakan; jika memang ada perbedaan yang nyata maka
kenyataan itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus ada hal-hal
yang diperbaiki.
6. `Merumuskan Tujuan dan Rencana Tindakan
Tim Peningkatan Mutu menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-
target ini harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan
kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh
manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut. Kemudian tim dapat
diperluas dengan melibatkan multidisiplin yang akan memecahkan persoalan dan
mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan
diambil, tahapan-tahapan waktunya, dan siapa-siapa yang harus bertanggung jawab.
Hasil ini akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu
(executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi
47
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
persoalan-persoalan yang timbul. Ukuran dan standar dievaluasi secara
bertahap, barangkali diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap rencana untuk
dapat mengatasi halangan dan persoalan yang muncul. Juga para pelaksana
memerlukan universitas muhammadiyah surabayaan balik dari mereka yang
berkepentingan terhadap proses dan hasilnya (stakeholders).
Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat dihilangkan karena target organisasi
terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih penting dari semata-mata
mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking sebagai suatu kebiasaan,
yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika perlu bahkan dapat dibuat
atau dibentuk suatu departemen atau divisi tersendiri yang bertanggung jawab
melaksanakan benchmarking secara terus menerus (berkelanjutan).
Proses benchmarking ini mempunyai banyak keuntungan. Benchmarking
mendorong terciptanya suatu budaya perbaikan terus menerus, menghargai orang lain
dan prestasinya dan membangun indera dan intuisi akan pentingnya perbaikan yang
dijalankan terus menerus tersebut. Jika suatu jaringan dan kemitraan dalam
benchmarking telah terbentuk maka berbagai praktik baik dan terbaik dapat saling
dibagi di antara mereka. Benchmarking dapat dilakukan secara :
a. internal benchmarking, dilakukan di dalam lingkup perguruan tinggi itu
sendiri. Bisa dilakukan internal benchmarking antar program studi dalam satu
fakultas, atau antar unit atau Sekolah Tinggidalam satu PT itu sendiri. Dalam
kenyataan pasti bisa diperbandingkan standar antar mereka atau untuk
memperbandingkan standar kualitas yang dipakai.
b. external benchmarking, dilakukan dengan benchmarking terhadap lembaga atau
PT lain, baik yang menyangkut satu program studi tertentu ataupun satu unit
atau Sekolah Tinggitertentu, baik di dalam maupun di luar negeri.
Benchmarking yang sebenarnya akan mendorong kita untuk melihat jauh ke dalam
proses-proses di pesaing kita (atau sejawat kita) yang sejenis, yang barangkali
diimplementasikan dengan lebih baik dan terbukti memberikan kualitas hasil atau
keluaran yang lebih baik. Juga benchmarking ini dapat membantu untuk mendapatkan
”jalan pintas” untuk mencapai tujuan (target), dengan meniru maka banyak hal dapat
dihemat, antara lain kita dapat lebih mempersingkat proses pembelajaran (learning
process), mengurangi kemungkinan kegagalan karena bisa belajar dari kegagalan dan
kesalahan orang lain. Hasil dari proses benchmarking dapat berupa :
a. Proses atau prosedur yang baru untuk standar atau target yang tetap / lama
: situasi ini dapat terjadi apabila target atau standar yang telah ditetapkan
ternyata sulit untuk dicapai atau proses / metodenya gagal terus mencapai
standar tersebut.
b. Standar baru yang lebih baik : keadaan ini dapat terjadi dalam upaya
meningkatkan mutu dengan memperbaiki atau meningkatkan standar yang telah
tercapai.
48
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
c. Proses atau prosedur baru dan standar baru : hal ini dapat terjadi saat belum
pernah dibuat standar atau prosedur sebelumnya, jadi merupakan suatu
kegiatan atau tolok ukur yang baru.
6. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
6.1 Komitmen Manajemen
Ketua Pusat Penjaminan Mutu memberikan komitmennya sehubungan dengan
pengembangan penerapan sistem manajemen mutu dan meningkatkan efektivitasnya
secara berkelanjutan berdasarkan prinsip manajemen mutu. Manajemen Pusat
Penjaminan Mutu melaksanakan tanggung jawabnya untuk:
a. Menetapkan dan memelihara kebijakan maupun pencapaian sasaran mutu
Pusat Penjaminan Mutu melalui rapat rutin guna mengukur ketepatan
kebijakan dan sasaran.
b. Mensosialisasikan kebijakan dan sasaran mutu di seluruh elemen Pusat
Penjaminan Mutu untuk meningkatkan kesadaran, motivasi dan keterlibatannya dengan
menempelkan tabel kebijakan dan sasaran mutu Pusat Penjaminan Mutu pada papan
kegiatan.
c. Memastikan bahwa standar persyaratan pelanggan dilaksanakan di seluruh jajaran
Pusat Penjaminan Mutu dengan pelaksanaan pelatihan pada setiap anggota dan
staf Pusat Penjaminan Mutu .
d. Memastikan bahwa proses manajemen yang sesuai telah diterapkan dan
sustainable, serta terpenuhinya persyaratan pelanggan sehingga sasaran mutu
tercapai.
e. Memastikan ketersediaan sumber daya yang mempengaruhi kegiatan Pusat
Penjaminan Mutu .
f. Meninjau ulang sistem manajemen mutu secara berkala, mengambil
keputusan untuk bertindak berdasarkan kebijakan dan perbaikannya
6.2 Kepuasan Pengguna Jasa Layanan
Pusat Penjaminan Mutu berkomitmen untuk menghasilkan jasa layanan dengan
hasil terbaik. Keberhasilan jangka panjang Pusat Penjaminan Mutu menuntut
komitmen menyeluruh tentang standar kinerja dan produktivitas yang tinggi,
kerjasama yang efektif, kesediaan untuk menyerap gagasan-gagasan baru serta
keinginan untuk belajar secara berkelanjutan. Untuk itu Pusat Penjaminan Mutu:
a. Memastikan bahwa standar persyaratan pengguna jasa layanan dilaksanakan di
seluruh jajaran Pusat Penjaminan Mutu dengan pelaksanaan pelatihan pada
setiap anggota dan staf Pusat Penjaminan Mutu .
b. Memastikan keluhan pengguna jasa layanan ditanggapi dan ditindaklanjuti.
c. Melakukan evaluasi terhadap kepuasan pelanggan diatur dalam MP Evaluasi
Kepuasan Pelanggan.
49
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
6.3 Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu Pusat Penjaminan Mutu itujukan untuk mendukung pencapaian
Visi dan Misi STIE-IBEK PANGKALPINANG. Oleh karena itu Pusat Penjaminan Mutu
Universitas Muhammadiyah Surabaya mempunyai komitmen yang kuat untuk
memuaskan kebutuhan semua stakeholder melalui perbaikan berlanjut. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Manajemen akan:
a. Mengkoordinasikan penyusunan baku mutu akademik yang dibuat oleh
fakultas/program;
b. Melaksanakan audit sistem dan audit kepatuhan secara rutin;
c. Menyampaikan laporan hasil audit dengan rekomendasinya secara tertulis
kepada Ketua;
d. Memantau, mengevaluasi, dan melakukan analisis terhadap tindak lanjut
pelaksanaan audit.
6.4 Perencanaan Sistem Mutu
Ketua Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG merencanakan sistem
mutu dengan memperhatikan dua aspek utama yang meliputi sasaran mutu dan
perencanaan Sistem Manajemen Mutu. Dalam menentukan sasaran mutu, Ketua Pusat
Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG harus memastikan bahwa sasaran
mutu termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk, selain sasaran
mutu diperlukan masukan dari pelbagai pengguna jasa layanan dengan mengisi borang
masukan persyaratan produk, ditetapkan untuk fungsi dan tingkat yang relevan dalam
organisasi. Dalam perencanaan sistem manajemen mutu, Ketua Pusat Penjaminan
Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG memastikan bahwa rencana sistem manajemen
mutu dijalankan dalam rangka memenuhi persyaratan yang diberikan pada sasaran
mutu. Selain itu keterpaduan sistem manajemen mutu akan tetap dipelihara meskipun
ada perubahan pada sistem manajemen mutu, antara yang direncanakan dengan yang
diterapkan. Sejak tahap perencanaan kegiatan, sasaran mutu ditetapkan dan dibuat
konsisten dengan kebijakan mutu. Sasaran mutu ditetapkan secara terukur (Tabel 2).
Sasaran ini disebarluaskan secara efektif pada seluruh elemen organisasi berikut
tanggung jawabnya mencapai sasaran yang ditetapkan untuk setiap elemen terkait.
Sasaran ini ditinjau secara periodik, yaitu selama tiga tahun dan direvisi sesuai
keperluan. Sasaran mutu Pusat Penjaminan Mutu untuk kepentingan Universitas
muhammadiyah Surabaya adalah:
a. Menjadikan STIE-IBEK PANGKALPINANG sebagai PT swasta terbaik di Bangka
Belitung dalam implementasi SPMI.
b. Meningkatkan peran SPMI untuk penyehatan dan efisiensi penyelenggaraan
kegiatan akademik dan non akademik STIE-IBEK PANGKALPINANG.
50
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
c. Meminimalkan produk Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG yang tidak
sesuai dengan mandat atau kontraproduktif dengan Program Kerja Ketua.
d. Meminimalkan keluhan Ketua akibat ketidaksesuaian produk Pusat Penjaminan
Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG sesuai standar Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Dikti.
Tabel 2. Sasaran Mutu LPM
No Indikator Kinerja Baseline Target Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
1 manajemen
representative
Tingkat kepuasan 50 65 75 85 90
pimpinan terhadap
kinerha PPM (%)
Tingkat kepuasan 50 65 75 85 90
stakeholde (selain
pimpinan) terhadap
kinerha PPM (%)
2 Bidang pelayanan Umum
Evaluasi kepuasan 65 75 85 90
stakeholder terhadap
website LPM (persen
jumlah
orang yang memberikan
80%)
Evaluasi kepuasan 65 75 85 90
terhadap
layanan Technical
Assisstance (TA),
Narasumber, layanan Studi
Banding dan Konsultasi,
layanan magang, layanan
pelatihan (persen jumlah
orang yang memberikan
3 Bidang Pengembangan
SPMI
Kepuasan pelanggan (%) 50 65 75 85 90
4 Bidang AMI
Jumlah Auditor diseluruh 10 12 20 25 30
Universitas (orang)
Tingkat Kepuasan Auditee 50 65 75 85 90
terhadap pelaksanaan AMI
(%)
Tingkat Kepuasan Auditor 50 65 75 85 90
terhadap pelaksanaan AMI
(%)
51
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
AMI untuk Manajemen 50 20 30 40 60
Laboratorium (%)
5 Bidang Akreditasi Nasional
Ijin Operasional PS /24 /24 /24 24 24
(unit/unit)
Tingkat Kepuasan PS 50 50 60 75 90
terhadap proses
pendampingan akreditasi
(%)
Jumlah PS yang 5 5 5 5 5
mengirimkan dokumen
akreditasi ke BAN-PT
Jumlah PS yang didampingi - semua semua semua semu
a
52
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
7.2 Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
Setiap personel yang terlibat dalam Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK
PANGKALPINANG sangat berpengaruh besar terhadap mutu produk jasa layanan.
Didalam organisasi Pusat Penjaminan Mutu Universitas Muhammadiyah Surabaya,
setiap personel memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan dan
pengalaman. Ketua Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG akan selalu
memastikan bahwa kompetensi dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai dengan
standar kinerja organisasi yang efektif. Untuk memenuhi tuntutan terhadap
tanggung jawab sebagaimana ditetapkan dalan SMM, maka Pusat Penjaminan Mutu
STIE-IBEK PANGKALPINANG :
a. Menempatkan personel yang sesuai dengan kompetensinya pada bidang yang
relevan sehingga mutu produk jasa layanan terjamin.
b. Mengadakan pelatihan bagi anggota baru dan pendampingan bagi pemula. c.
Mengevaluasi efektivitas proses, kinerja dan tindakan yang dilakukan.
d. Memastikan keterlibatan dan kepedulian tiap personil dengan kontribusinya
dalam usaha pencapaian sasaran mutu.
e. Pemeliharaan rekaman sesuai dengan pelatihan dan pengalaman kerja.
6.3 Sarana Prasarana dan Lingkungan Kerja
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG menyediakan dan memelihara
beberapa infrastruktur yang diperlukan untuk mempermudah organisasi dalam
pencapaian sistem manajemen mutu. Infrastruktur mencakup sarana dan prasarana,
yang penggunaannya diupayakan untuk meningkatkan efektivitaskinerja organisasi.
Sarana yang dibutuhkan meliputi ruang kantor utama, ruang rapat dan ruang
pelatihan. Sementara itu, prasarana yang disediakan meliputi alat komunikasi (telepon,
fax, internet), komputer, scanner, printer,faxcimile, mesin ketik elektrik, papan tulis,
kamera, voice recorder, software, meja, kursi dan lemari dokumen. Seluruh personil
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG bertanggung jawab untuk
menciptakan suasana kerja yang nyaman, dinamis, dan produktif. Dalam penetapan
infrastruktur dan lingkungan kerja digunakan pertimbangan sebagai berikut (a)
Mengevaluasi sumber daya yang diperlukan untuk keberlangsungan kinerja. (b)
Kesesuaian sarana dan prasarana tersebut dengan fungsi, kinerja, sasaran, kemampuan
pengadaan dan pemeliharaan, pembiayaan operasional, keamanan dan pembaharuan.
53
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
8. REALISASI LAYANAN
8.1 Perencanaan Layanan
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG telah merancang spesifikasi
produk jasa layanan sesuai dengan MP yang berkenaan dengan jasa layanan dan telah
merencanakan proses yang diperlukan untuk merealisasikannya. Perencanaan realisasi
produk berjalan sesuai dengan persyaratan proses lainnya dari sistem manajemen
mutu. Dalam perencanaan realisasi produk, Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK
PANGKALPINANG telah menetapkan hal- hal sebagai berikut:
a. Sasaran dan persyaratan mutu bagi produk yang terdapat dalam setiap MP
jasa layanan.
b. Kebutuhan untuk penetapan proses, dokumentasi dan penyediaan sumber daya
untuk menghasilkan produk.
c. Melakukan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, kegiatan pengujian
khusus dan kriteria untuk penerimaan produk didalam jasa layanan melalui borang
pre-test dan post-test dalam MP terkait.
d. Menyiapkan dokumen (Modul) yang diperlukan untuk menjadi bukti bahwa
proses menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan.
8.2 Proses Terkait dengan Pelanggan
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG telah menentukan
persyaratan realisasi produk dan meninjau ulang persyaratan tersebut secara periodik.
Untuk itu, Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG menentukan:
a. Persyaratan yang telah ditentukan pelanggan, mencakup persyaratan ketepatan
waktu proses, mutu isi, kuantitas, akuntabilitas dan telah dirumuskan serta
dikomunikasikan pada seluruh elemen organisasi, sehingga secara sinergis pihak
terkait peduli untuk memenuhinya.
b. Persyaratan yang tidak ditentukan oleh pelanggan tetapi dibutuhkan pada
realisasi produk.
c. Persyaratan dari undang-undang dan peraturan yang berlaku
d. Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG mentukan persyaratan
lainnya.
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG meninjau persyaratan yang
berhubungan dengan produk. Tinjauan ini dilakukan sebelum organisasi memenuhi
janji untuk menyampaikan produk ke pelanggan. Sebelum menentukan dan
menetapkan peraturan atas produk, pihak manajemen terlebih dahulu meninjau
permintaan pelanggan dalam rapat pleno untuk memastikan pemenuhan persyaratan
pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan organisasi. Dalam hal ini harus
dipastikan bahwa:
54
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
a. Persyaratan produk sudah terdefinisi.
b. Ada kejelasan jika persyaratan proses berbeda antara yang dinyatakan
sebelumnya dengan yang direalisasikan.
c. Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG memiliki
kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.
8.3 Pembelian
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dalam memenuhi kepuasan pelanggan,
faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah menjamin bahwa
semua kebutuhan yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan spesifikasi
mutu yang ditetapka norganisasi. Dalam hal pembelian atau pengadaan barang LPM
mengajukan spesifikasi barang kepada tim pengadaan barang Rektorat dan
mengacupada ketentuan Universitas sesuai dengan peraturan pemerintah.
9. PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENINGKATAN
MUTU PERBAIKAN
Memperhatikan bahwa produk yang dihasilkan Pusat Penjaminan Mutu Universitas
Muhammadiyah Surabaya adalah SPMI dan jasa, maka Pusat Penjaminan Mutu STIE-
IBEK PANGKALPINANG menggunakan kuisioner feedback sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan proses maupun pemenuhan persyaratan pengguna jasa.
9.1 Pemantauan dan Pengukuran
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG menentukan metode yang
diperlukan dan digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja sistem manajemen
mutu dalam organisasi. Variabel terikat adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan
pelanggan dapat dipantau melalui kuisioner tervalidasi yang secara rutin
disampaikan kepada pelanggan setelah kegiatan. Secara lengkap prosedur audit
internal terdapat dalam MP/SOP Audit Internal.
9.2 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG memastikan bahwa produk
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan akan dicegah
penggunaannya dan merekam setiap produk yang tidak sesuai melalui boring Daftar
Ketidaksesuaian Produk/Layanan dan Solusi. Pengendalian dilakukan oleh Sekretaris
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG dibantu dua Koordinator Bidang
dengan menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk menangani hal
ini. Pengendalian yang meliputi identifikasi, dokumentasi, evaluasi, pemisahan dan
disposisi produk-produk yang tidak sesuai, serta pemberitahuan kepada bidang
terkait. Pengendalian
55
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
dilakukan dengan (a) Mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian
(b) Memperbolehkan pemakaian, pelepasan, atau penerimaan melalui konsesi oleh
pihak berwenang yang relevan misalnya Ketua atau Puket 2.(c) Melakukan tindakan
pencegahan pemakaian.
9.3 Analisis Pemantauan dan Pengukuran
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG menentukan, mengsulkan
dan menganalisis data yang tepat untuk memperlihatkan kesesuaian dan
efektivitas sistem manajemen mutu serta mengevaluasi efektivitas peningkatan
berkelanjutan. Data dihasilkan dari pemantauan, pengukuran dan dari sumber lainnya
yang relevan. Analisis data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan (a)
Kepuasan pelanggan. (b) Kesesuaian dengan persyaratan produk dapat dianalisa
dengan menggunakan borang STIE-IBEK PANGKALPINANG. (c) Karakteristik dan
kecenderungan proses maupun produk, termasuk tindakan pencegahan dan korektif.
9.4 Perbaikan dan Peningkatan Mutu
Pusat Penjaminan Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG melakukan perbaikan
berkelanjutan terhadap efektivitas Sistem manajemen mutu melalui penggunaan
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan
pencegahan serta tinjauan manajemen. Tindakan korektif dan pencegahan dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan ketidaksesuaian dan mencegah ketidaksesuaian
terulang kembali. Tindakan korektif dan pencegahan harus sesuai dengan penyebab
ketidaksesuaian dan akar penyebab masalah yang ditemukan.
10. JADWAL KEGITAN PENJAMINAN MUTU DI STIE-IBEK
PANGKALPINANG
No Aktivitas/kegiatan Jadwal Penaggung jawab
Pelaksanaan Kegiatan
1 Sosialisasi Proggram Bulan Pusat Penjaminan Mutu
Penjaminan Mutu September
2 Penyusunan dan Minggu 2-4 Pusat Penjaminan Mutu,
Pengesahan Dokumen Bulan Juni Gugus Kendali Mutu
Mutu
3 Monitoring dan evaluasi Minggu 1-2 Pusat Penjaminan Mutu,
pelaksanaan Standar Bulan Agustus Gugus Kendali Mutu
4 Sosialisasi persiapan Minggu ke 3-4 Pusat Penjaminan Mutu,
pelaksanaan Audit Mutu Bulan Agustus Gugus Kendali Mutu
56
Manual Mutu STIE-IBEK PANGKALPINANG
Internal
5 Audit Mutu Internal Minggu 1-2 Pusat Penjaminan Mutu,
Bulan Gugus Kendali Mutu
September
6 Penyiapan pelaporan Minggu ke-3-4 Pusat Penjaminan Mutu,
audit Bulan Gugus Kendali Mutu
September
7 laporan audit di Pusat Minggu 1-2 Pusat Penjaminan Mutu,
Penjaminan Mutu Bulan Oktober Gugus Kendali Mutu