Anda di halaman 1dari 5

Catatan Presentasi Lempeng Tektonik

Penjelasan Lempeng Tektonik


Lempeng Tektonik adalah lapisan litosfer bumi yang terbagi menjadi beberapa lempeng yang
bergerak ke arah masing-masing yang disebabkan oleh unsur magnetik yang ada di dalam batuan.
Batuan adalah salah satu bagian dari litosfer. Setiap lempeng memiliki kutup yang berbeda, sehingga
menyebabkan pergerakan.

Skema struktur bagian dalam bumi

Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang isinya
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel
di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.

Pergerakan lempeng tektonik

faktor utama pergerakan lempeng tektonik adalah arus konveksi yang terjadi di mantel. Ini karena
mantel terbuat dari batuan semi cair yang disebut magma. Selain itu, seperti arus konveksi yang
terjadi dalam panci mendidih, proses yang sama terjadi di mantel. Selain itu, karena mantel adalah
sejenis padat-cair (sangat padat), ini memungkinkan lempeng tektonik mengapung di atasnya seperti
minyak yang mengapung di atas air.
Lempeng-lempeng tektonik di bumi

Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil diantaranya:

1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika , memiliki arah ke timur laut pada benua bagian
utara dan ke barat laut pada benua bagian selatan. (warna oranye tua)

2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika , memiliki arah pergerakan ke selatan.
(warna biru tua)

3. Lempeng Benua Australia yang meliputi Australia hingga India , memiliki pergerakan ke arah
timur laut. (warna oranye muda)

4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa , memiliki pergerakan ke arah
tenggara. (warna hijau)

5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia , memiliki arah
pergerakan ke barat pada benua bagian selatan dan ke selatan pada benua bagian utara.
(warna coklat)

6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan , memiliki arah pergerakan
ke arah barat. (warna ungu)

7. Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik, memiliki arah pergerakan ke barat.
(warna biru tua)
Jenis-jenis batas lempeng

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di
permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami


gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault).
Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan
pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh
sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.

2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng


bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif
adalah contoh batas divergen

3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng


bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu
lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua
lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona
subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak
bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan
terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan
aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika
Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). 

Teori lempeng tektonik

Perkembangan teori

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang


dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of
Continents and Oceans yang diterbitkan pada tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua
yang sekarang ada dulu adalah satu kesatuan yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-
benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang
mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan
perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang
padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak
tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog
Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah
laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan
penggeraknya.
Dampak Positif dan Negatif Tektonisme

Dampak Positif Aktivitas Tektonisme

Peristiwa tektonisme yang terjadi di bumi memiliki sekian banyak dampak. Meskipun secara umum
kita menyaksikan bahwa tektonisme tidak sedikit menimbulkan akibat negatif, tetapi ternyata
tektonisme memiliki akibat positif untuk negara. Beberapa akibat positif yang dimunculkan dari
kegiatan tektonisme antara beda sebagai berikut:

 Pembentuk gunung, baik gunung api maupun tidak berapi

Aktivitas tektonisme yang terjadi di bumi bakal membawa akibat salah satunya ialah terbentuknya
relief- relief permukaan bumi yang tidak rata, laksana gunung, pegunungan, bukit dan perbukitan
dan pun lembah maupun jurang. Relief- relief muka bumi ini adalah keuntungan tersendiri untuk
makhluk hidup, baik manusia, hewan dan pun tumbuh- tumbuhan. Selain sebab keindahan alamnya,
relief pun mendatangkan deviden lain.

 Menghasilkan tempat-tempat sumber tambang

Aktivitas tektonisme merupakan kegiatan yang terdapat di permukaan bumi. kegiatan ini
mengakibatkan berbagai format permukaan bumi, laksana lipatan dan pun patahan. Akibat adanya
lipatan dan patahan ini maka hasil bumi akan gampang terlihat ke atas. Maksudnya ialah banyak
logam- logam yang terdapat di dalam bumi yang bakal terlihat sehingga memunculkan tambang-
tambang baru. Berbagai tambang laksana emas, timah, tembaga, dan logam-logam lainnya bakal
ditemukan, baik dari gunung maupun dari permukaan bumi yang berupa cekungan. Tambang-
tambang ini pasti memiliki tidak sedikit manfaat, salah satunya sebagai sumber daya alam dan dapat
juga menjadi sumber penghasilan untuk masyarakat.

 Menghasilkan objek pemandangan alam yang indah

Bentukan- bentukan relief permukaan bumi adalah objek pemandangan yang paling indah. Bumi
yang mempunyai relief tidak rata ini memunculkan pemandangan yang spektakuler. Bayangkan saja
andai bumi rata, maka bakal tidak begitu menarik. Relief laksana tonjolan dan pun cekungan ini
adalah bentukan dari kegiatan tektonisme. Keduanya menyerahkan warna yang sangat unik
sehingga menjadi objek pemandangan alam yang paling indah.

Dampak Negatif Aktivitas Tektonisme

Selain kegiatan tektonisme yang membawa akibat positif, akitivitas tektonisme pun akan membawa
akibat negatif. Bahkan akibat negatif yang dimunculkan dari kegiatan tektonisme ini biasa anda
temukan di dekat tempet bermukim kita. Bagi lebih jelas mengenai akibat negatif dari kegiatan
tektonisme antara beda sebagai berikut:

 Menyebabkan gunung meletus atau merasakan erupsi

Dampak dari kegiatan tektonisme yang sangat kelihatan ialah terjadinya kegiatan gunung berapi.
Goncangan yang terjadi dari dalam bumi mengakibatkan material- material yang tersimpan apik di
dalam bumi menjadi bergejolak dan memungkinkan untuk terbit melalui pipa yang terdapat di dalam
gunung. Apabila material- material ini sudah keluar, maka gunung akan merasakan erupsi. Erupsi
yang dilaksanakan oleh gunung berapi dapat berupa erupsi eksplosif maupun efusif. Tipe semburan
yang menumpahkan material kemana- mana dengan intensitas yang besar, maka urusan ini menjai
suatu kerugian untuk masyarakat.
 Mengurangi lahan pertanian atau perkebunan

Aktivitas tektonisme dapat mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian maupun perkebunan. Hal
ini pun masih sehubungan dengan kegiatan kegunungapian yang terjadi sebab tektonisme. Aktivitas
kegunungapian yang menyemburkan awan panas dengan jumlah yang besar bakal dapat merusak
tanaman-tanaman warga. Demikian pun dengan lahar panas yang jumlahnya berlebihan maka bakal
menyebabkan tidak sedikit tanaman yang masti dan merusakkan lahan pertanian dan pun
perkebunan kepunyaan masyarakat. Di samping itu, kegiatan tektonisme pun menyebabkan lereng
gunung dapat menjadi lebih curam. Jika lebih curam, maka area lereng itu tidak bakal dapat guna
ditanami.

 Memicu terjadinya bencana alam yang tidak sedikit merugikan

Aktivitas tektonisme pun menjadi sumber dari bencana alam lainnya. Beberapa bencana alam yang
bisa terjadi ialah gempa bumi, tanah longsor, sampai bencana tsunami bilamana gempa tektonik
yang terjadi berpusat di laut dengan kedalaman yang tidak terlampau dalam.

Highlight kuning: tulisan yang tertera di dalam PPT

Anda mungkin juga menyukai