Anda di halaman 1dari 15

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BIOMEDIK I
SISTEM MUSKULOSKELETAL

NAMA :
NIM :

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI
Oleh :
dr. M. Aryadi Arsyad, MbiomedSc, Ph.D
Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D
Prof. Dr. dr. A. Wardihan Sinrang, MS, Sp. And
Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi,MS
Dr. dr. Irfan Idris, M. Kes
dr. Rini R. Bachtiar, Sp.PD-KGEH, MARS
dr. Citra Rosyidah, M.Kes, Sp.S, M.Kes
dr. Qushay Umar Malinta, MS
dr. Adriani Qanitha, Ph.D
dr. Andy Aryandy, Ph.D
Asisten Departemen Fisiologi 2019-2020

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ASISTEN DEPARTEMEN FISIOLOGI
BIOMEDIK I

Nama Email Id Line No.HP


Eldwin Tjandra coronaxrayzero@gmail.com eldwi123 81354471212
Indah Nurul K. indahnurulkh@yahoo.com indahnk1303 81242444664
Andi Sitti Nurul H. chacahaerunnisa@yahoo.co.id chacahaerunnisa 82187780450
Adrian Hosea adrianhosea@yahoo.com adrianhosea 82195560821
Nursyam Bandu nursyambandu29@gmail.com nursyambandu 82345231544
Vania Noviantika noviantikavania704@gmail.com Vnvn1122 81219077534
Veronica Gosari veronicagosari@yahoo.com veronicaagosari 82190869638
Nursyahidah Idris nursyahidahidris@gmail.com nursyahidahidris 85298168300
Richard Pinarto richardpinarto30@gmail.com richpinarto769 82346579525
Anastasia E. anastasiaes28@gmail.com anastasiaelisabeths 81245335852
Muh. Faturrozi Idar fathurozidar@yahoo.com mfathurrozii 82192191675
Trixie Nathania trixienathania@yahoo.com trixiezelig 89502589392
KARTU KONTROL

PRAKTIKUM FISIOLOGI BIOMEDIK 1

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Nama :

NIM :

Kelas :
Pas Foto
Kelompok : 4 x 6 cm

Asisten :

No. Judul Praktikum Tanggal Tanda Tangan


Asisten

1.

2.

3.
SISTEM MUSKULOSKELETAL

PRAKTIKUM FISIOLOGI OTOT RANGKA

(Activity 1: 1. Muscle Twitch and Laten Period)

Pendahuluan

Unit motorik terdiri dari neuron motorik dan seluruh serat-serat otot yang dipersarafi.
Neuron motorik dan serat otot dihubungkan oleh suatu struktur yang disebut neuromuscular
junction. Secara spesifik, neuromuscular junction adalah suatu struktur dimana axon terminal
dari neuron bertemu dengan bagian khusus dari membran plasma serat otot. Bagian yang
khusus ini disebut dengan motor-end-plate. Hal yang terjadi pada neuromuscular junction ini
memicu potensial aksi pada end-plate. Asetilkolin kemudian dilepaskan dari axon terminal
menuju ke membran plasma serat otot (atau sarkolemma) dan terikat pada reseptor di motor-
end-plate, hal ini selanjutnya menginisiasi perubahan permeabilitas terhadap ion, sehingga
terjadi depolarisasi pada membran plasma serat otot (potensial end-plate). Potensial pada
motor-end-plate tersebut memicu serangkaian kejadian yang menghasilkan kontraksi sel otot.
Keseluruhan proses ini disebut proses penggabungan eksitasi-kontraksi (excitation-
contraction coupling).

Anda akan menstimulasi proses penggabungan eksitasi-kontraksi pada latihan


praktikum ini. Pada praktikum ini yang anda akan gunakan adalah rangsangan listrik, bukan
asetilkolin, untuk menstimulasi terjadinya potensial aksi. Rangsangan tersebut akan dialirkan
melalui stimulator listrik yang dapat diatur tegangan, frekuensi, dan durasi dari stimulus
listrik. Stimulus listrik tersebut dialirkan ke otot yang telah diambil dari hewan coba, hal ini
akan menimbulkan muscle twitch, respon mekanik tubuh terhadap satu potensial aksi atau
tunggal. Muscle twitchterdiri dari 3 fase : periode laten, fase kontraksi, dan fase relaksasi.

1. Periode laten adalah periode waktu antara potensial aksi dalam sel otot dan awal
kontraksi otot. Meskipun tidak ada kekuatan yang dihasilkan selama periode laten,
perubahan kimia (termasuk pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma) terjadi
secara intraseluler sebagai persiapan untuk kontraksi.
2. Fase kontraksi dimulai pada akhir periode laten dan berakhir ketika puncak
ketegangan otot.
3. Fase relaksasi adalah periode waktu dari puncak ketegangan otot sampai akhir
kontraksi otot.

Peralatan yang digunakan

 Otot rangka dari kaki katak yang utuh dan layak.


 Stimulatorlistrik memberikan jumlah dan durasi sesuai yang diinginkan untuk
merangsang tegangan otot melalui elektroda yang diletakkan pada otot.
 Mounting stand termasuk transduser energi untuk mengukur jumlah gaya, atau
ketegangan, yang dikembangkan oleh otot
 Osiloskop menampilkan kedutan otot dirangsang dan jumlah gaya aktif, gaya pasif, dan
jumlah kekuatan yang dikembangkan oleh otot

Percobaan Aktivitas 1
1. Pastikan bahwa tegangan stimulator diatur menjadi 0.0 volt. Tekan Stimulate untuk
mengalirkan stimulus ke otot dan perhatikan grafik yang terbentuk.
2. Grafik pada osiloskop menggambarkan gaya aktif dari otot. Pastikan bahwa tidak ada
gaya atau gerakan otot yang terbentuk sewaktu stimulator diatur menjadi 0.0 volt. tekan
Record Data untuk menampilkan hasil yang diperoleh di dalam tabel.
3. Tingkatkan tegangan menjadi 3.0 volt dengan cara menekan tombol+ disamping
tampilan voltase.
4. Tekan Stimulate dan amati grafik yang terbentuk.
5. Tekan Clear tracings untuk menhilangkan grafik pada osiloskop.
6. Tingkatkan tegangan menjadi 4 volt.

Stop & Think Question


Disebut apakahperiode waktu yang berlalu antara potensial aksi dalam sel otot dan awal
kontraksi otot?

7. Tekan Measure pada stimulator tersebut. Garis kuning yang tipis muncul secara
vertikal di sisi paling kiri pada layar osiloskop. Untukmengukur panjangperiode laten,
Anda mengukurwaktu antara pemberian stimulusdan respon awal yang diamati (dalam
hal ini yaitu peningkatan kekuatan).Tekan tombol + di sampingtampilan waktu. Anda
akanmelihatgaris kuning mulai bergerak secara vertikal di layar.Perhatikan apa yang
terjadi pada waktu (msec) selama garis bergerak melintasilayar. Tetap menekan tombol
+hingga garis kuningmencapai titik dimana grafikberhenti menjadi garis datar dan
mulai meningkat (ini adalahtitik dimana ketegangan otot mulai meningkat). Jika garis
kuning bergerak melewatititik yang diinginkan, tekan tombol –agar grafik bergerak
mundur.Ketika garis kuning berada posisi yang benar, tekanRecord data untuk
menampilkandata periode laten dalam tabel.
8. Tekan Clear tracing untuk menghapus grafik dari osiloskop

Predict Question
Apakah dengan mengubah tegangan stimulus akan mengubah durasi periode laten?
a. Ya, mengubahtegangan stimulus akanmengubahdurasi periode laten secara proporsional.
b. Tidak, mengubah tegangan stimulustidak akanmengubah durasi periodelaten .

9. Sekarang Anda akan meningkatkan tegangan secara bertahap dan mengamati


bagaimana perubahan tegangan stimulus mengubah durasi periode laten
o Tingkatkan tegangan sebesar 2,0 volt.
o Tekan Stimulatedan amati grafik yang terbentuk.
o Tekan Measure pada stimulator kemudian tekan tombol + sampai garis kuning
mencapai titik dimana grafik berhenti dan menjadi garis datar lalu mulai meningkat.
o Klik Record Data.
10. Ulangi langkah ini sampai Anda mencapai 10.0 volt.

Stop & Think Question


Apa yang terjadi selamaperiode laten terhadap kontraksi isometrik ini?
a. Panjang serat otot bergeser menjadi panjang optimal.
b. Semua langkah-langkah proses penggabunganeksitasi-kontraksiterjadi.
c. jembatan pada serat otot berputar pada taraf sub-maksimal.
d. jumlah ATP yang diperlukan sedang terbentuk
Post Lab

1. Jelaskan mengenai serat otot rangka, unit motorik, kedutan otot rangka, stimulus
listrik, dan periode laten?
2. Jelaskan peran dari asetilkolin terhadap kontraksi otot rangka?
3. Deskripsikan mengenai proses dari eksitasi-kontraksi-coupling pada serat otot
rangka?
4. Deskripsikan mengenai 3 fase pada kedutan otot rangka?
5. Apakah perubahan dari periode laten dipengaruhi oleh perbedaan stimulus listrik?
Apakah sesuai dengan hasil yang anda prediksikan sebelumnya?
6. Pada ambang batas (threshold) stimulus, apakah ion natrium mulai bergerak ke dalam
atau keluar sel sehingga menyebabkan terjadinya depolarisasi membran?
PRAKTIKUM FISIOLOGI OTOT RANGKA
(Activity 2: Efek Tegangan Stimulus pada Kontraksi Otot Rangka)

Pendahuluan

Suatu otot lurik dapat memproduksi tegangan (yang sering disebut kekuatan otot)
ketika memperoleh rangsangan dari sistem saraf ataupun diberikan stimulasi listrik. Kekuatan
Otot tersebut menunjukkan jumlah unit motorik yang aktif pada saat perangsangan. Kontraksi
otot yang kuat menunjukkan jumlah unit motorik yang aktif cukup banyak dimana setiap unit
motorik akan mengembangkan tegangan maksimumnya masing-masing. Sedangkan kontraksi
otot yang lemah, menunjukkan jumlah unit motorik aktif yang terlibat cukup sedikit,
meskipun pada setiap unit motorik aktif tersebut telah melakukan tegangan maksimumnya.
Dengan meningkatkan jumlah unit motorik yang aktif, akan terjadi suatu peningkatan
signifikan terhadap kekuatan otot. Proses tersebut biasanya disebutrekrutmen unit motorik.

Tanpa memperhatikan jumlah unit motorik yang teraktivasi, stimulasi kontraksi


tunggal dari seluruh otot lurik disebut Muscle Twitch (kedutan otot). Muscle twitch itu
sendiri dapat dibagi kedalam tiga fase : Fase laten, Fase kontraksi, dan Fase relaksasi (gambar
2.3). Fase Laten merupakan periode singkat yang dimulai dari stimulasi hingga munculnya
respon awal dari suatu otot. Meskipun kekuatan otot belum terbentuk dalam periode tersebut,
akan tetapi telah terjadi proses perubahan kimia pada tingkat intraselular yang berfungsi
untuk persiapan kontraksi dimana dalam hal ini melibatkan pelepasan kalsium dari retikulum
sarkoplasmik. Pada fase Kontaksi, proses jembatan silang akan dimanfaatkan oleh
miofilamen untuk membentuk suatu tegangan otot. Sedangkan fase relaksasi akan terjadi
apabila fase kontraksi telah selesai dan otot kembali ke bentuk semula.

Pada percobaan ini, Anda akan memberikan stimulus pada otot isometrik, dan
mengamati pengaruh stimulasi listrik terhadap fungsi otot secara keseluruhan. Harus
diperhatikan bahwa percobaan ini menggunan elektroda yang diletakkan pada permukaan
otot sebagai stimulasi listrik tidak langsung. Stimulasi listrik tidak langsung berbeda dengan
situasi in vivo, dimana setiap serat otot akan menerima stimulasi langsung melalui ujung
saraf. Akan tetapi dengan meningkatkan intensitas stimulasi listrik akan menyerupai
peningkatan aktivasi unit motorik oleh sistem saraf.
Ambang Batas (Threshold) Tegangan adalah jumlah stimulasi minimum yang
diperlukan untuk menginduksi aksi potensial pada sarkolemma. Dengan meningkatkan
stimulus tegangan pada suatu otot hingga melewati ambang batasnya, maka kekuatan yang
terbentuk akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan stimulus tegangan yang
diberikan, akan menyebabkan peningkatan aktivasi dari serat otot sehingga total kekuatan
yang diproduksi meningkat. Tegangan maksimum adalah tegangan yang terbentuk dari
aktivasi keseluruhan otot oleh kekuatan stimulus yang kuat. Peningkatan jumlah stimulus
melewati batas tegangan maksimum, tidak akan meningkatkan kekuatan kontraksi otot. Hal
ini serupa dengan aktivitas in vivo yang disebut dengan rekrutmen unit motorik, dimana
rekrutmen unit motorik tambahan akan meningkatkan kekuatan otot total yang terbentuk.

Peralatan yang dibutuhkan :

 Potongan kaki katak yang masih aktif.


 Stimulator listrik

Percobaan Aktivitas 2 : Efek Tegangan Stimulus pada Kontraksi Otot Rangka

1. Pastikan tegangan pada stimulator di atur ke 0.00 volt. Klik Stimulate untuk
memberikan stimulus listrik pada otot dan amati grafik yang dihasilkan.
2. Perhatikan active force display lalu klik Record Data untuk menampilkan hasil pada
tabel

Stop & Think Question


Apa yang Anda lihat di active force display ketika tegangan pada stimulus diatur ke 0.0
volt, dan mengapa demikian?
a. 0 g, tidak ada aktivasi serat otot rangka oleh stimulus.
b. 0 g, stimulus yang rendah hanya mengaktivasi sedikit serat otot rangka.
c. 0 g, sekali otot rangka diisolasi dari tubuh, dan diletakan di pegangan transducer, maka
tidak dapat lagi menghasilkan active force ketika distimulasi.

3. Naikkan tegangan ke 0.2 volt dengan mengklik tombol + disamping layar tegangan.
Klik Stimulate untuk memberikan stimulus listrik pada otot dan amati kurva yang
dihasilkan.
4. Perhatikan active force display lalu klik Record Data untuk menampilkan hasil di
tabel.
5. Secara bertahap naikkan tegangan dan stimulasi otot untuk menentukan tegangan
minimum yang menghasilkan active force. Naikkan tegangan sebanyak 0.1 volt lalu
klik Stimulate. Jika tidak ada active force yang dihasilkan, naikkan lagi tegangan
sebanyak 0.1 volt lalu stimulasi otot. Ketika active force dihasilkan, klik Record Data
untuk menampilkan hasil pada tabel.

Stop & Think Question


Disebut apa tegangan stimulus terendah yang menginduksi active force pada otot rangka?
a. Menial stimulus
b. Threshold voltage
c. Minimus voltage
d. Adequate stimulus

6. Masukkan threshold voltage untuk percobaan ini pada field di bawah lalu klik Submit
untuk menyimpan jawaban Andadi laporan lab.
7. Klik Clear Tracing untuk menghilangkan grafik pada oscilloscope

Predict Question
Jika tegangan stimulus dinaikkan dari 1.0 volt hingga 10 volt, apa yang akan terjadi pada
nilai active force yang dihasilkan pada setiap stimulus?
a. Active force akan terus meningkat
b. Active force tidak akan bertambah di atas nilai yang diobservasi ketika mencapai 10
volt.
c. Pertama Active force akan naik lalu plateau (mendatar) pada nilai maksimum
sementara tegangan stimulus bertambah.
d. Pertama Active Forcenaik lalu kemudian akan turun.
e. Otot akan terbakar dan alat akan mati.

8. Naikkan tegangan pada stimulator ke 1.0 volt lalu klik Stimulate


9. Perhatikan active force display lalu klik Record Data untuk menampilkan hasil di
tabel.
10. Secara bertahap naikkan tegangan dan stimulasi otot untuk menentukan tegangan
minimum yang menghasilkan active force. Naikkan tegangan sebanyak 0.5 volt. Klik
Stimulate dan amatigrafik yang dihasilkan. Perhatikan active force display lalu klik
Record Data untuk menampilkan hasil di tabel. Ulangi langkah ini hingga mencapai
10 volt.
11. Klik Plot Data untuk melihat kesimpulan data pada Plotted grid. Klik Submit untuk
merekam plot di laporan lab.
12. Masukkan nilai tegangan maksimum dalam percobaan pada kotak di bawah lalu klik
Submit untuk menyimpan di laporan lab.
Post Lab
1. Jelaskan pengaruh dari peningkatan stimulus tegangan terhadap otot skeletal yang
diisolasi. Khususnya, apa yang terjadi pada kontraksi otot yang dihasilkan oleh adanya
stimulasi listrik yang lebih kuat dan mengapa perubahan ini bisa terjadi? Seberapa baik
hasilnya dibandingkan dengan prediksi Anda?
(Ingatlah bahwa selama percobaan, Anda diminta:Selama stimulus tegangan ditingkatkan
dari 1,0 volt hingga 10 volt, apa yang akan terjadi dengan banyaknya kontraksi aktif yang
dihasilkan dari setiap stimulus?)
2. Bagaimana perubahan ini dicapai terhadap seluruh kekuatan otot in vivo?
3. Apa yang terjadi pada otot skletal yang diisolasi ketika tegangan maksimal diterapkan?
PRAKTIKUM FISIOLOGI OTOT RANGKA
(Activity 3: Efek Frekuensi Stimulus pada Kontraksi Otot Rangka)

Pendahuluan

Seperti yang diamati pada Pendahuluan Aktivitas 2, dengan meningkatkan tegangan


stimulus pada otot lurik yang terisolasi (hingga nilai maksimum) akan menyebabkan
peningkatan gaya yang dihasilkan oleh seluruh bagian otot. Hasil dari eksperimen ini
dianalogikan sebagai rekrutmen unit motorik pada tubuh. Hasilnya bergantung pada bisa
atau tidaknya peningkatan intensitas satu stimulus pada eksperimen. Sekarang, Anda akan
mengeksplorasi lebih jauh lagi tentang gaya yang dihasilkan oleh otot lurik.

Saat otot pertama kali berkontraksi, gaya yang dihasilkan lebih sedikit dibanding
dengan gaya yang dihasilkan apabila diberi stimulus tertentu dalam waktu yang singkat.
Treppe adalah suatu proses peningkatan progresif pada gaya yang dihasilkan saat otot
berhasil distimulasi, sehingga tiap kedutannya akan saling mengikuti, dan tiap kedutannya
akan sedikit meningkat dibanding kedutan sebelumnya. Peningkatan gaya secara bertahap
inilah yang disebut dengan efek tangga pada TREPPE. Untuk beberapa kedutan pertama,
setiap kedutan tersebut akan menghasilkan gaya yang lebih banyak dibanding sebelumnya,
sedangkan otot yang lain diberi kesempatan untuk berelaksasi secara sempurna di antara
perangsangan, dan rangsangannya muncul secara berdekatan.

Saat suatu otot lurik distimulasi secara berulang, di saat rangsangan bermunculan
dengan jeda yang singkat dalam jangka waktu yang singkat, kedutan otot dapat saling
tumpang tindih sehingga menghasilkan kontraksi otot yang lebih kuat dibanding kedutan otot
yang berdiri sendiri (lihat Gambar 2.6). Fenomena ini  dikenal dengan penjumlahan
kedutan (penjumlahan gelombang). Penjumlahan kedutan terjadi saat serat-serat otot yang
berusaha untuk menegang distimulasi lagi, sebelum serat-seratnya berelaksasi. Penjumlahan
kedutanini sendiri dicapai dengan meningkatkan frekuensi stimulus, atau jumlah stimulus
yang dikirim ke otot. Penjumlahan kedutan terjadi karena serat-serat otot sebenarnya telah
berada dalam kondisi kontraksi parsial saat stimuli selanjutnya akan dijalarkan.
Peralatan yang digunakan

 Otot lurik yang masih utuh, dapat digunakan, yang telah didiseksi dari tungkai katak
 Stimulator listrik---dapat menghantarkan voltase stimulan dalam jumlah sesuai dan
dalam durasi yang diinginkan ke otot melalui elektroda yang terpasang pada otot
 Mounting stand---termasuk alat transduksi gaya untuk mengukur besarnya gaya, atau
tegangan yang dihasilkan oleh otot
 Osiloskop---menampilkan kedutan otot yang terstimulasi dan jumlah gaya yang aktif,
pasif, dan total gaya yang dihasilkan oleh otot

Percobaan Aktivitas 3 :

1. Perhatikan bahwa voltase pada stimulator mulai 8,5 ß volts. Tekan Single Stimulus dan
amatihasilnya pada osiloskop.
2. Perhatikan tampilan kekuatan aktif (active force) dan kemudian tekan Record data untuk
menampilkan hasil pada tabel.
3. Tekan Single Stimulus dan biarkan garis naik kemudian jatuh dengan sempurna. Segera
setelah garis kembali pada garis dasar. Tekan single Stimuluslagi.
4. Perhatikan kekuatan aktif untuk kedutan otot yang kedua kalinya dan klikRecord data
untuk menampilkan hasil.
Post Lab Quiz
1) Apa perbedaan antara intensitas stimlus dan frekuensi stimulus?
2) Pada percobaan yang telah kamu amati, efek dari stimulasi otot skelet yang diisolasi
tersebut selama beberapa kali dan pada periode tertentu dengan relaksasi yang
sempurna diantara stimulus. Deskripsikan kekuatan dari kontraksi pada setiap
stimulus yang diberikan. Apakah hasilnya disebut “treppe” atau “wave summation”?
3) Bagaimana frequensi dari stimulus mempengaruhi jumlah kekuatan dengan otot skelet
yang diisolasi tersebut ketika frekuensi stimulus ditingkatkan pada otot tersebut
padahal belum sepenuhnya relaksasi diantara stimulus berikutnya tersebut? Apakah
hasilnya disebut “treppe” atau “wave summation”? bagaimana hasil percobaan
dibandingkan dengan prediksimu?
Coba ingat kembali selama percobaan, ada pertanyaan:
“saat stimulus ditingkatkan, apa yang akan terjadi pada kekuatan otot skelet setiap
stimulasi berturut-turut? Apakah ada batasan dari respon tersebut?
4) Untuk mencapai kekuatan 5.2 g, apakah kamu harus meningkatkan stimulus voltage
diatas 8.5 volt? Jika tidak, bagaimana caramu mencapai sebuah active force sebanyak
5.2 g? Bagaimana hasil eksperimen tersebut dibandingkan dengan prediksimu?
Coba ingat kembalai selama percobaan berlangsung, ada pertanyaan :
“untuk menghasilkan perpanjangan kontraksi otot dangan nilai active force 5.2 g,
apakah menurutmu kamu butuh intuk meningkatkan stimulus voltage?
5) Bandingkan dan bedakan intisari dari frequency-dependent wave (gelombang yang
bergantung pada frekuensi rangsangan) dengan rektrutmen unit motorik (yang
sebelumnya diamati dengan meningkatkan stimulus voltage). Apakah mereka sama?
Bagaimana hasil yang dicapai pada eksperimen tersebut? Jelaksan bagaimana hal itu
dapat tercapai secara in vivo!

Anda mungkin juga menyukai