BIOMEDIK I
SISTEM MUSKULOSKELETAL
NAMA :
NIM :
DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI
Oleh :
dr. M. Aryadi Arsyad, MbiomedSc, Ph.D
Prof. dr. Irawan Yusuf, Ph.D
Prof. Dr. dr. A. Wardihan Sinrang, MS, Sp. And
Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi,MS
Dr. dr. Irfan Idris, M. Kes
dr. Rini R. Bachtiar, Sp.PD-KGEH, MARS
dr. Citra Rosyidah, M.Kes, Sp.S, M.Kes
dr. Qushay Umar Malinta, MS
dr. Adriani Qanitha, Ph.D
dr. Andy Aryandy, Ph.D
Asisten Departemen Fisiologi 2019-2020
DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ASISTEN DEPARTEMEN FISIOLOGI
BIOMEDIK I
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Nama :
NIM :
Kelas :
Pas Foto
Kelompok : 4 x 6 cm
Asisten :
1.
2.
3.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pendahuluan
Unit motorik terdiri dari neuron motorik dan seluruh serat-serat otot yang dipersarafi.
Neuron motorik dan serat otot dihubungkan oleh suatu struktur yang disebut neuromuscular
junction. Secara spesifik, neuromuscular junction adalah suatu struktur dimana axon terminal
dari neuron bertemu dengan bagian khusus dari membran plasma serat otot. Bagian yang
khusus ini disebut dengan motor-end-plate. Hal yang terjadi pada neuromuscular junction ini
memicu potensial aksi pada end-plate. Asetilkolin kemudian dilepaskan dari axon terminal
menuju ke membran plasma serat otot (atau sarkolemma) dan terikat pada reseptor di motor-
end-plate, hal ini selanjutnya menginisiasi perubahan permeabilitas terhadap ion, sehingga
terjadi depolarisasi pada membran plasma serat otot (potensial end-plate). Potensial pada
motor-end-plate tersebut memicu serangkaian kejadian yang menghasilkan kontraksi sel otot.
Keseluruhan proses ini disebut proses penggabungan eksitasi-kontraksi (excitation-
contraction coupling).
1. Periode laten adalah periode waktu antara potensial aksi dalam sel otot dan awal
kontraksi otot. Meskipun tidak ada kekuatan yang dihasilkan selama periode laten,
perubahan kimia (termasuk pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma) terjadi
secara intraseluler sebagai persiapan untuk kontraksi.
2. Fase kontraksi dimulai pada akhir periode laten dan berakhir ketika puncak
ketegangan otot.
3. Fase relaksasi adalah periode waktu dari puncak ketegangan otot sampai akhir
kontraksi otot.
Percobaan Aktivitas 1
1. Pastikan bahwa tegangan stimulator diatur menjadi 0.0 volt. Tekan Stimulate untuk
mengalirkan stimulus ke otot dan perhatikan grafik yang terbentuk.
2. Grafik pada osiloskop menggambarkan gaya aktif dari otot. Pastikan bahwa tidak ada
gaya atau gerakan otot yang terbentuk sewaktu stimulator diatur menjadi 0.0 volt. tekan
Record Data untuk menampilkan hasil yang diperoleh di dalam tabel.
3. Tingkatkan tegangan menjadi 3.0 volt dengan cara menekan tombol+ disamping
tampilan voltase.
4. Tekan Stimulate dan amati grafik yang terbentuk.
5. Tekan Clear tracings untuk menhilangkan grafik pada osiloskop.
6. Tingkatkan tegangan menjadi 4 volt.
7. Tekan Measure pada stimulator tersebut. Garis kuning yang tipis muncul secara
vertikal di sisi paling kiri pada layar osiloskop. Untukmengukur panjangperiode laten,
Anda mengukurwaktu antara pemberian stimulusdan respon awal yang diamati (dalam
hal ini yaitu peningkatan kekuatan).Tekan tombol + di sampingtampilan waktu. Anda
akanmelihatgaris kuning mulai bergerak secara vertikal di layar.Perhatikan apa yang
terjadi pada waktu (msec) selama garis bergerak melintasilayar. Tetap menekan tombol
+hingga garis kuningmencapai titik dimana grafikberhenti menjadi garis datar dan
mulai meningkat (ini adalahtitik dimana ketegangan otot mulai meningkat). Jika garis
kuning bergerak melewatititik yang diinginkan, tekan tombol –agar grafik bergerak
mundur.Ketika garis kuning berada posisi yang benar, tekanRecord data untuk
menampilkandata periode laten dalam tabel.
8. Tekan Clear tracing untuk menghapus grafik dari osiloskop
Predict Question
Apakah dengan mengubah tegangan stimulus akan mengubah durasi periode laten?
a. Ya, mengubahtegangan stimulus akanmengubahdurasi periode laten secara proporsional.
b. Tidak, mengubah tegangan stimulustidak akanmengubah durasi periodelaten .
1. Jelaskan mengenai serat otot rangka, unit motorik, kedutan otot rangka, stimulus
listrik, dan periode laten?
2. Jelaskan peran dari asetilkolin terhadap kontraksi otot rangka?
3. Deskripsikan mengenai proses dari eksitasi-kontraksi-coupling pada serat otot
rangka?
4. Deskripsikan mengenai 3 fase pada kedutan otot rangka?
5. Apakah perubahan dari periode laten dipengaruhi oleh perbedaan stimulus listrik?
Apakah sesuai dengan hasil yang anda prediksikan sebelumnya?
6. Pada ambang batas (threshold) stimulus, apakah ion natrium mulai bergerak ke dalam
atau keluar sel sehingga menyebabkan terjadinya depolarisasi membran?
PRAKTIKUM FISIOLOGI OTOT RANGKA
(Activity 2: Efek Tegangan Stimulus pada Kontraksi Otot Rangka)
Pendahuluan
Suatu otot lurik dapat memproduksi tegangan (yang sering disebut kekuatan otot)
ketika memperoleh rangsangan dari sistem saraf ataupun diberikan stimulasi listrik. Kekuatan
Otot tersebut menunjukkan jumlah unit motorik yang aktif pada saat perangsangan. Kontraksi
otot yang kuat menunjukkan jumlah unit motorik yang aktif cukup banyak dimana setiap unit
motorik akan mengembangkan tegangan maksimumnya masing-masing. Sedangkan kontraksi
otot yang lemah, menunjukkan jumlah unit motorik aktif yang terlibat cukup sedikit,
meskipun pada setiap unit motorik aktif tersebut telah melakukan tegangan maksimumnya.
Dengan meningkatkan jumlah unit motorik yang aktif, akan terjadi suatu peningkatan
signifikan terhadap kekuatan otot. Proses tersebut biasanya disebutrekrutmen unit motorik.
Pada percobaan ini, Anda akan memberikan stimulus pada otot isometrik, dan
mengamati pengaruh stimulasi listrik terhadap fungsi otot secara keseluruhan. Harus
diperhatikan bahwa percobaan ini menggunan elektroda yang diletakkan pada permukaan
otot sebagai stimulasi listrik tidak langsung. Stimulasi listrik tidak langsung berbeda dengan
situasi in vivo, dimana setiap serat otot akan menerima stimulasi langsung melalui ujung
saraf. Akan tetapi dengan meningkatkan intensitas stimulasi listrik akan menyerupai
peningkatan aktivasi unit motorik oleh sistem saraf.
Ambang Batas (Threshold) Tegangan adalah jumlah stimulasi minimum yang
diperlukan untuk menginduksi aksi potensial pada sarkolemma. Dengan meningkatkan
stimulus tegangan pada suatu otot hingga melewati ambang batasnya, maka kekuatan yang
terbentuk akan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan stimulus tegangan yang
diberikan, akan menyebabkan peningkatan aktivasi dari serat otot sehingga total kekuatan
yang diproduksi meningkat. Tegangan maksimum adalah tegangan yang terbentuk dari
aktivasi keseluruhan otot oleh kekuatan stimulus yang kuat. Peningkatan jumlah stimulus
melewati batas tegangan maksimum, tidak akan meningkatkan kekuatan kontraksi otot. Hal
ini serupa dengan aktivitas in vivo yang disebut dengan rekrutmen unit motorik, dimana
rekrutmen unit motorik tambahan akan meningkatkan kekuatan otot total yang terbentuk.
1. Pastikan tegangan pada stimulator di atur ke 0.00 volt. Klik Stimulate untuk
memberikan stimulus listrik pada otot dan amati grafik yang dihasilkan.
2. Perhatikan active force display lalu klik Record Data untuk menampilkan hasil pada
tabel
3. Naikkan tegangan ke 0.2 volt dengan mengklik tombol + disamping layar tegangan.
Klik Stimulate untuk memberikan stimulus listrik pada otot dan amati kurva yang
dihasilkan.
4. Perhatikan active force display lalu klik Record Data untuk menampilkan hasil di
tabel.
5. Secara bertahap naikkan tegangan dan stimulasi otot untuk menentukan tegangan
minimum yang menghasilkan active force. Naikkan tegangan sebanyak 0.1 volt lalu
klik Stimulate. Jika tidak ada active force yang dihasilkan, naikkan lagi tegangan
sebanyak 0.1 volt lalu stimulasi otot. Ketika active force dihasilkan, klik Record Data
untuk menampilkan hasil pada tabel.
6. Masukkan threshold voltage untuk percobaan ini pada field di bawah lalu klik Submit
untuk menyimpan jawaban Andadi laporan lab.
7. Klik Clear Tracing untuk menghilangkan grafik pada oscilloscope
Predict Question
Jika tegangan stimulus dinaikkan dari 1.0 volt hingga 10 volt, apa yang akan terjadi pada
nilai active force yang dihasilkan pada setiap stimulus?
a. Active force akan terus meningkat
b. Active force tidak akan bertambah di atas nilai yang diobservasi ketika mencapai 10
volt.
c. Pertama Active force akan naik lalu plateau (mendatar) pada nilai maksimum
sementara tegangan stimulus bertambah.
d. Pertama Active Forcenaik lalu kemudian akan turun.
e. Otot akan terbakar dan alat akan mati.
Pendahuluan
Saat otot pertama kali berkontraksi, gaya yang dihasilkan lebih sedikit dibanding
dengan gaya yang dihasilkan apabila diberi stimulus tertentu dalam waktu yang singkat.
Treppe adalah suatu proses peningkatan progresif pada gaya yang dihasilkan saat otot
berhasil distimulasi, sehingga tiap kedutannya akan saling mengikuti, dan tiap kedutannya
akan sedikit meningkat dibanding kedutan sebelumnya. Peningkatan gaya secara bertahap
inilah yang disebut dengan efek tangga pada TREPPE. Untuk beberapa kedutan pertama,
setiap kedutan tersebut akan menghasilkan gaya yang lebih banyak dibanding sebelumnya,
sedangkan otot yang lain diberi kesempatan untuk berelaksasi secara sempurna di antara
perangsangan, dan rangsangannya muncul secara berdekatan.
Saat suatu otot lurik distimulasi secara berulang, di saat rangsangan bermunculan
dengan jeda yang singkat dalam jangka waktu yang singkat, kedutan otot dapat saling
tumpang tindih sehingga menghasilkan kontraksi otot yang lebih kuat dibanding kedutan otot
yang berdiri sendiri (lihat Gambar 2.6). Fenomena ini dikenal dengan penjumlahan
kedutan (penjumlahan gelombang). Penjumlahan kedutan terjadi saat serat-serat otot yang
berusaha untuk menegang distimulasi lagi, sebelum serat-seratnya berelaksasi. Penjumlahan
kedutanini sendiri dicapai dengan meningkatkan frekuensi stimulus, atau jumlah stimulus
yang dikirim ke otot. Penjumlahan kedutan terjadi karena serat-serat otot sebenarnya telah
berada dalam kondisi kontraksi parsial saat stimuli selanjutnya akan dijalarkan.
Peralatan yang digunakan
Otot lurik yang masih utuh, dapat digunakan, yang telah didiseksi dari tungkai katak
Stimulator listrik---dapat menghantarkan voltase stimulan dalam jumlah sesuai dan
dalam durasi yang diinginkan ke otot melalui elektroda yang terpasang pada otot
Mounting stand---termasuk alat transduksi gaya untuk mengukur besarnya gaya, atau
tegangan yang dihasilkan oleh otot
Osiloskop---menampilkan kedutan otot yang terstimulasi dan jumlah gaya yang aktif,
pasif, dan total gaya yang dihasilkan oleh otot
Percobaan Aktivitas 3 :
1. Perhatikan bahwa voltase pada stimulator mulai 8,5 ß volts. Tekan Single Stimulus dan
amatihasilnya pada osiloskop.
2. Perhatikan tampilan kekuatan aktif (active force) dan kemudian tekan Record data untuk
menampilkan hasil pada tabel.
3. Tekan Single Stimulus dan biarkan garis naik kemudian jatuh dengan sempurna. Segera
setelah garis kembali pada garis dasar. Tekan single Stimuluslagi.
4. Perhatikan kekuatan aktif untuk kedutan otot yang kedua kalinya dan klikRecord data
untuk menampilkan hasil.
Post Lab Quiz
1) Apa perbedaan antara intensitas stimlus dan frekuensi stimulus?
2) Pada percobaan yang telah kamu amati, efek dari stimulasi otot skelet yang diisolasi
tersebut selama beberapa kali dan pada periode tertentu dengan relaksasi yang
sempurna diantara stimulus. Deskripsikan kekuatan dari kontraksi pada setiap
stimulus yang diberikan. Apakah hasilnya disebut “treppe” atau “wave summation”?
3) Bagaimana frequensi dari stimulus mempengaruhi jumlah kekuatan dengan otot skelet
yang diisolasi tersebut ketika frekuensi stimulus ditingkatkan pada otot tersebut
padahal belum sepenuhnya relaksasi diantara stimulus berikutnya tersebut? Apakah
hasilnya disebut “treppe” atau “wave summation”? bagaimana hasil percobaan
dibandingkan dengan prediksimu?
Coba ingat kembali selama percobaan, ada pertanyaan:
“saat stimulus ditingkatkan, apa yang akan terjadi pada kekuatan otot skelet setiap
stimulasi berturut-turut? Apakah ada batasan dari respon tersebut?
4) Untuk mencapai kekuatan 5.2 g, apakah kamu harus meningkatkan stimulus voltage
diatas 8.5 volt? Jika tidak, bagaimana caramu mencapai sebuah active force sebanyak
5.2 g? Bagaimana hasil eksperimen tersebut dibandingkan dengan prediksimu?
Coba ingat kembalai selama percobaan berlangsung, ada pertanyaan :
“untuk menghasilkan perpanjangan kontraksi otot dangan nilai active force 5.2 g,
apakah menurutmu kamu butuh intuk meningkatkan stimulus voltage?
5) Bandingkan dan bedakan intisari dari frequency-dependent wave (gelombang yang
bergantung pada frekuensi rangsangan) dengan rektrutmen unit motorik (yang
sebelumnya diamati dengan meningkatkan stimulus voltage). Apakah mereka sama?
Bagaimana hasil yang dicapai pada eksperimen tersebut? Jelaksan bagaimana hal itu
dapat tercapai secara in vivo!