DALAM ILMU – ILMU SOSIAL DAN KAJIAN PEMBANGUNAN Pada Mulanya adalah School of Athens Central Figures Pendekatan Struktural Fungsional
Masyarakat haruslah dilihat Sebagai suatu sistem
daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan demikian hubungan pengaruh mempengaruhi di antara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda dan timbal balik. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental sistem sosial cenderung bergerak ke arah equilibrium. Pendekatan Struktural Fungsional
Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan dan
penyimpangan-penyimpangan senantiasa terjadi juga akan tetapi dalam jangka panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi.
Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada
umumnya terjadi secara gradual melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner. Pendekatan Struktural Fungsional
Perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam
kemungkinan : penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar, pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional serta penemuan-penemuan baru oleh anggota-anggota masyarakat
Faktor paling penting yang memiliki daya
mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Konsep Dasar : A G I L
Suatu sistem harus memiliki empat fungsi :
Adaptation (sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat). Goal Attainment (Pencapaian tujuan) Integration (Integrasi) : sebuah sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya). Latency (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki baik motivasi individual maupun pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Struktur Sistem Tindakan Umum
Organisme perilaku → fungsi adaptasi
Sistem kepribadian → fungsi mencapai tujuan Sistem Sosial → fungsi integrasi Sistem kultural → fungsi pemeliharaan Kelemahan Pendekatan SF Setiap struktur sosial mengandung konflik-konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang bersifat internal yang pada gilirannya menjadi sumber terjadinya perubahan sosial. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahan- perubahan yang datang dari luar tidak selalu bersifat adjustive. Suatu sistem sosial di dalam waktu yang panjang dapat juga mengalami konflik sosial yang bersifat vicious circle (lingkaran setan). Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian-penyesuaian yang lunak akan tetapi dapat juga terjadi secara revolusioner. Pendekatan Konflik berpangkal pada :
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses
perubahan yang tidak pernah berakhir atau dengan perkataan lain, perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam dirinya atau dengan perkataan lain, konflik adalah merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. Pendekatan Konflik berpangkal pada :
Setiap unsur di dalam suatu masyarakat
memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atau sejumlah orang-orang yang lain. Asumsi Dasar Teori Konflik
Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural
fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda yangng menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan. Asumsi Dasar Teori Konflik
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu
agar terciptanya perubahan sosial. Teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik- konflik kepentingan. Pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus. Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan dominasi, koersi, dan power. Teori Konflik Klasik Thomas Hobbes
Asumsi dasar : insting materialisme
Pada dasarnya dorongan utama dari tindakan manusia diformulasikan sebagai berikut: pada tingkatan pertama manusia dengan keinginannya terus-menerus dan kegelisahannya akan kekuasaan setelah berkuasa. Problem : keinginan untuk berkuasa adalah sesuatu hal yang tak pernah mengalami kepuasan Teori Konflik Karl Marx
Konflik kelas diambil sebagai titik sentral dari
masyarakat yaitu konflik antara kaum kapitalis dan proletar. Struktur administratif negara modern adalah sebuah komite yang mengatur urusan sehari-hari kaum borjuis untuk mengeksploitasi kaum proletar Kaum proletar akan memulai bentuk aliansi / perkumpulan yang kuat untuk revolusi. Bentuk Pengendalian Konflik Sosial
Konsolidasi, melalui lembaga-lembaga tertentu
yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara fihak-fihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan. Lembaga tersebut harus memenuhi kriteria: bersifat otonom, lembaga tersebut harus mampu mengikat kelompok- kelompok yang ada dan lembaga tersebut harus bersifat demokratis. Bentuk Pengendalian Konflik Sosial
Mediasi, kedua belah pihak bersepakat menunjuk
pihak ketiga untuk memberikan nasihat- nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelasaikan pertentangan mereka. Perwasitan (Arbitration), kedua belah pihak yang bertikai bersepakat menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka. TEORI DASAR PEMBANGUNAN
Definisi PEMBANGUNAN (Michael Todaro)
Proses multidimensi yg mencakup perubahan-
perubahan penting dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan lembaga-lembaga negara, akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan Nilai Utama dalam pembangunan (Todaro) :
1. Menunjang kelangsungan hidup : kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dasar
2. Harga diri : kemampuan untuk menjadi seseorang
pribadi manusia yg utuh/layak serta tidak dimanfaatkan orang lain demi tujuan semata
3. Kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan :
kebebasan untuk memilih ideologi, kebebasan dari perampasan dan penjajahan sosial atau keyakinan dogmatik PARADIGMA PEMBANGUNAN
Sumber Kebutuhan Sumber Ide Baru
terhadap Perubahan dari dalam dari luar Dari dalam : Perubahan Perubahan Kebutuhan dirasakan Imanen Kontak Selektif oleh Anggota Sistem Sosial Dari Luar : Perubahan Perubahan Kebutuhan diamati oleh Imanen yg Kontak Terarah / Agen Pembaharu/ Orang Diinduksi Terencana Luar (“Pembangunan”)