Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Fauzan

Nim : 200501117

Matakuliah : komunikasi internasional

Dosen pengampu : Fahmi Salsabila, S.S, M.Si

Kelas : 3B1

a) Artikel berita "Kazakhstan membara, harga minyak sentuh rekor". Di publis pada hari
jumat (7/1/2022) pukul 09:03 WIB.
Dalam Artikel tersebut Sepertinya pasar minyak dunia merespons
perkembangan di Kazakhstan. Kerusuhan massa hingga intervensi Rusia sedang menjadi
perhatian dunia.
Peradangan antara Rusia dan Kazakhstan tentu memicu pandangan warga
Kazakhstan.Menurut Wikipedia, total volume perdagangan antara Kazakhstan dan Rusia
pada 2018 adalah US$18.219.255.476, lebih dari 5,68% pada 2017. . Ekspor ke
Kazakhstan adalah: 12 923 333 532, naik dari 4,86% pada 2017. Ekspor ke Rusia adalah:
5 295 921 944, lebih tinggi dari tahun 2017 sebesar 7,71%.
Salah satu hubungan yang paling aktif dan terbesar adalah di sektor bahan bakar.
Transit minyak Kazakhstan melalui Rusia juga dilakukan dalam kerangka Konsorsium
Pipa Kaspia (CPC). 50% dari CPC dimiliki oleh pemerintah Rusia dan Kazakhstan, dan 50%
oleh perusahaan pertambangan yang menyediakan dana untuk tahap pertama proyek.
Melihat situasi ini, Rusia mengerahkan pasukan militer ke Kazakhstan. Partisipasi tentara
Rusia dalam menekan demonstrasi tentu saja menekan. Menurut saksi mata (termasuk
polisi setempat), tentara Rusia membunuh puluhan demonstran dalam semalam.
Situasi di bekas Uni Soviet memang sangat mencekam. Awal tahun ini,
masyarakat menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kenaikan harga bahan
bakar minyak. Namun aksi ini sangat lumrah bahkan menduduki objek-objek penting
seperti bandara.
Melihat situasi ini, Rusia ikut memberikan bantuan militer dan mengerahkan
pasukan ke Kazakhstan. Partisipasi tentara Rusia dalam menekan demonstrasi tentu saja
menekan.
Namun tentu saja hal ini menimbulkan publisitas yang sangat luas.Uni Eropa
mengharuskan Rusia untuk menghormati kedaulatan Kazakhstan. Al Jazeera mengutip
diplomat UE Josep Borrell yang mengatakan: "Intervensi Rusia mengingatkan kita pada
sesuatu yang seharusnya kita hindari."
Amerika Serikat juga setuju dengan penolakan Washington atas tuduhan bahwa
mereka mendukung demonstrasi di Kazakhstan. "Rusia dengan gila-gilaan mengklaim
bahwa Amerika Serikat berada di balik semua ini. Jadi saya ingin mengambil kesempatan
ini untuk menekankan bahwa ini sepenuhnya salah. Jelas ini adalah permainan
disinformasi standar dari Rusia, dan kami telah melihat banyak hal dalam beberapa
tahun terakhir," katanya. dijelaskan. Al Jazeera juga melaporkan juru bicara Gedung
Putih Jen Psaki.

Sumber : CNBC INDONESIA

b) Artikel berita "Media Korea Utara Sebut Squid Game adalah Gambaran Kehidupan di
korea Selatan yang Menderita". Di publis pada (16/10/2021) pukul 20:10 WIB.
Topik seputar Squid Game masih belum habis dibicarakan. Serial asal Korea
Selatan itu memang tengah mencapai popularitas tertinggi di dunia. Terbaru, negara
tetangga Korea Selatan, yakni Korea Utara, ikut mengomentari popularitas Squid Game.
Squid Game memang bercerita tentang ratusan orang yang berpartisipasi dalam
permainan bertahan hidup,
dengan hadiah sebesar 45,6 miliar won (sekitar Rp 544 miliar). Semua partisipan dalam
game ini digambarkan memiliki latar belakang masalah yang sama, yaitu kemiskinan dan
ketidakadilan dalam hidupnya. Mulai dari pengangguran, hutang yang berat, hingga
korban pelecehan seksual.
Dalam kompetisi Squid Game, para peserta mempertaruhkan nyawa mereka di
setiap tahapan kompetisi, dalam proses ini sebagian besar peserta meninggal secara
tragis karena kalah dalam permainan. Ironisnya, Squid Game juga memiliki karakter
super kaya yang disebut "VIP", yang menjadikan game mematikan ini sebagai hiburan
murni. Sutradara Squid Game Huang Dong-hyuk mengakui bahwa kesuksesan acaranya
adalah karena hubungan yang erat antara cerita dan masyarakat, terutama dalam hal
kesulitan ekonomi, ketimpangan pendapatan dan kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Menurut laporan Kompas.com, Kamis (13 Oktober 2021), situs propaganda
Korea Utara Arirang Meari mengkritik permainan Squid game dalam konten yang
diunggahnya. Menurut Reuters, konten tersebut menggambarkan sebagai mewakili
"masyarakat yang tidak setara di mana orang tanpa uang diperlakukan sebagai pion bagi
orang kaya."
Tak hanya itu, disebutkan juga konspirasi dalam game Squid Game yang konon sangat
mirip dengan realita kehancuran alam manusia di Korea Selatan akibat persaingan yang
ekstrim.
Menurut Newsweek, postingan tersebut mengatakan bahwa itu membuat orang
sadar akan realitas tragis masyarakat Korea Selatan yang penuh kekerasan.Manusia
didorong ke dalam persaingan ekstrem dan sifat manusia musnah.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah dan media Korea Utara mengkritik budaya
dan kehidupan Korea Selatan. Seperti yang ditekankan oleh Reuters, rezim Kim Jong Un
mengkritik industri K-Pop pada bulan Maret karena memperlakukan ikon yang dicintai
dan sukses secara internasional sebagai "budak".

Sumber : KOMPAS.com

Anda mungkin juga menyukai