Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Fauzan

NIM : 200501117

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Prodi : Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Opini Publik

Dosen : Infa Wilindaya, S.IP., M.Si

UTS OPINI PUBLIK


DOSEN : INFA WILINDAYA S.IP., M.Si

1. Jelaskan sesuai Pengetahuan anda tentang Defenisi Opini Publik.


2. Bagaimana menurut anda sejarah dan perkembangan Opini Publik baik di Dunia maupun
di Indonesia?
3. Jelaskan cara kerja Opini Publik yang berhasil dan menjadi pembahasan di tengah-tengah
masyarakat.
4. Apa defenisi Theory Agenda Setting?
5. Buatkan satu kasus dari lingkungan tempat tinggal anda atau daerah kampung anda yang
bisa anda angkat menjadi sebuah opini publik.

SELAMAT MENGERJAKAN DENGAN JUJUR, KALIAN ORANG HEBAT.

Jawaban
1. Menurut saya, opini publik merupakan ungkapan yang berupa keyakinan atau suatu tindakan
yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota kelompok atau publik, mengenai
suatu masalah kontroversial yang menyangkut kepentingan umum.

2. Pada awalnya opini publik banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan
Amerika Serikat. Pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan kehidupan sosial pada
masa itu. Rosseau mengatakan bahwa opini publik sebagai “ratu dunia” karena opini public
ridak dapat dilakukan oleh raja-raja di zaman otoritarian pada abad ke-17 dan ke-18, kecuali
ketika opini public mau dibeli dan menjadi budak para raja. Opini Publik berkembang sejak
lahirnya sistem politik demokrasi yang menjamin adanya kebebasan menyatakan pendapat
dan adanya kebebasan pers pada abad ke-19. Pada permulaan abad ke-19,kemajuan ilmu,
teknologi dan ekonomi pasar akhirnya mendorong timbulnya kesadaran yang luas bahwa
suara rakyat harus diperhatikan dalam perumusan dan pengambilan keputusan politik. Pada
abad ke-20 timbul kesadaran tentang pentingnya melayani kepentingan umum. Dari sinilah
opini publik menemukan urgensinya, baik dalam bidang politik, sosial maupun dalam bidang
ekonomi. Jadilah opini publik sebagai kekuatan diantara institusi pemerintahan dan hukum di
Negara terbuka, khususnya di Indonesia.
Di sejumlah negara, para pemain politik memenangi kompetisi dengan menggunakan
medsos untuk meraih kemenangan. Mereka berlomba-lomba menggunakan media sosial
(medsos) untuk memengaruhi opini publik. Sebelum ada medsos, media konvensional
menjadi andalan dalam pembentukan opini publik. Media konvensional, kendati memiliki
keterbatasan seperti penyaringan berita (gate keeper), kode etik dan regulasi, serta
tanggung jawab sosial yang di Indonesia dirumuskan sebagai bebas bertanggung jawab.
Karena keterbatasan itulah dalam pembentukan opini publik, media sosial mulai
menggeser peran media massa konvensional. Dengan adanya internet, terutama pada
media sosial membuat penyebaran tidak memiliki pembatasan, tanpa kontrol, bisa lebih
cepat, mudah diakses dan bisa berinteraksi langsung dengan khalayak.

3. Tujuan dibentuknya opini publik adalah membentuk citra positif atau negatif terhadap
komunikator politik. Pembentukan citra positif oleh seseorang, kelompok, organisasi politik,
dan organisasi masyarakat bertujuan memunculkan opini positif. Opini positif dan citra
positif akan sangat menguntungkan komunikator politik. Pembentukan citra positif terjadi
juga pada level personal. Opini berdasarkan penafsiran setiap individu atau setiap orang akan
berbeda pandangannya terhadap suatu masalah. Opini itu bisa setuju dan tidak setuju, atau
menimbulkan pro dan kontra. Dengan demikian, baru akan diketahui bahwa ada orang-orang
yang sependapat dan tidak sependapat dengannya setelah dia memperbincangkan dengan
orang lain. Kecepatan keberhasilan sebuah opini publik tergantung pada emosi, kesamaan
persepsi, kepercayaan atas isu yang tengah berkembang.

4. Theory agenda setting merupakan suatu teori yang menciptakan public awareness (kesadaran


masyarakat) dengan menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat,
didengar, dibaca, dan dipercaya di media massa. Agenda setting menurut McCombs & Shaw
adalah “media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer arti-penting item dalam
agenda berita mereka ke agenda publik” (Griffin, 2010).

5. Media nasional beberapa waktu lalu di hebohkan dengan pengakuan seorang ibu muda yang
mengaku telah di perkosa 4 orang pria. Ibu muda tersebut merupakan salah satu warga yang
tinggal di Rokan Hulu, Riau yang berinisial ZL. Banyak masyarakat Riau yang percaya dan
memberikan dukungan serta opini tentang pengakuan ibu tersebut yang dimana hal tersebut
merupakan kasus pelecehan seksual yang akhir akhir ini semakin meresahkan di kalangan
masyarakat. Namun setelah dilakukan tindak penyelidikan, terungkap bahwa ZL telah
melakukan kebohongan, ia mengaku bahwa tidak pernah ada kasus pemerkosaan tersebut.
Dengan didampingi oleh kuasa hukumnya, Andri P Hasibuan dan Firnando Hutagalung, ZL
menyatakan semua cerita yang dilaporkan ke Polsek Tambusai Utara tidaklah benar. Bahkan
ia mengaku dipaksa berbohong oleh suaminya yang berinisial S.
Berita tersebut mengiring masyarakat dalam pro dan kontra dalam menanggapi berita
tersebut, sebagian warga lebih menyakini bahwa Z dipaksa untuk berbohong dan diancam
untuk tutup mulut ataupun adanya tindak penyuapan.

Anda mungkin juga menyukai