Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE ALOKASI KLIEN / KEPERAWATAN TOTAL

Dosen Pengampu: Ns. Nasrah., M.Kep

Disusun Oleh :

Elisabeth C. Leasa Rosye Tasya T. Korwa

Grace Kristin Marrang Lusia Aprilia Wio

Maria Deda Lusia Dina Komsari

Mikha Iriantika Yayuk Nuryadi

Nurmardika wati Yulian C. Loupatty

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penulis
telah menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul “Metode
Alokasi Klien/ Kepeawatan Total”. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu Ns. Nasrah., M.Kep yang telah memberikan tugas, petunjuk,
kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah memberi dukungan dalam bentuk moril maupun materil.

3. teman-teman kelompok yang saling membantu, membimbing, dan mengatasi


berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai dan memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jayapura, 07 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.3 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3

2.1 Pengertian....................................................................................................3

2.2 Prinsip-prinsip Pengorganisasian................................................................4

2.3 Metode Alokasi Klien / Keperawatan Total..............................................11

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui

upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen

keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan

melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan

dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja

sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan tim Kesehatan lain untuk

menyelesaikan masalah Kesehatan yang dihadapi klien. Kerja sama tersebut,

harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan Kesehatan yang berkualitas,

dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting

dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai

dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan

pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk

melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal

untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka

pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui

kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.

1
Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan

menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan Yang menjadi bahasan

dalam pelayaan keperawatan diruang rawat meliputi : struktur organisai ruang

rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan

evaluasi kegiatan kelompok kerja yang bertujuan untuk memberikan gambaran

tentang struktur organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai

tujuan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasaaran latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di

bahas adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian?

2. Apa yang dimaksud dengan metode alokasi klien / keperaawatan total?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep pengorganisasian.

2. Untuk menjelaskan alokasi klien / keperaawatan total.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk

mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas

pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas

yang tepat dengan unit lainnya, baik cara vertical maupun horizontal yang

bertanggung jawab mencapai tujuan organisasi (Swansburg, 2000).

Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan terhadap tugas,

wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan, baik vertical maupun

horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan

ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan,

siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang

melaporkan ke siapa, dan di mana dan kapan keputusan harus diambil oleh

seorang perawat.

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-

alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga

tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan

yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian (G.R. Terry) adalah tindakan mengusahakan hubungan-

hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang, sehingga mereka

dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam

3
melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada, untuk

mencapai tujun dan sasaran. (Djoko Wijono, Manajemen Kepemimpinan dan

Organisasi Kesehatan, Airlangga University Press, Hal. 62).

Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :

1. Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang

dikembangkan secara efektif.

2. Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam

organisasi.

3. Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola

hubungan antar kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat

dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat.

2.2 Prinsip-prinsip Pengorganisasian.

2.2.1 Pembagian Kerja.

Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga

setiap orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan

perlu mengetahui tentang :

- pendidikan dan pengalaman setiap staf

- peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut

- mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan

kedudukan dalam organisasi.

4
- mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

- mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan

kepada tenaga non keperawatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja

- Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan

kemampuannya.

- Tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis

- Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas.

- Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya.

- Mencegah terjadinya pengkotakkan antar staf/kegiatan.

- Penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan

waktu.

5
Dalam pembagian kerja, ada beberapa dasar yang perlu di perhatikan yang

dapat dipakai sebagai pedoman :

a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau territorial, misalnya

coordinator perawatan yang berada di lantai 2 rumah sakit yang

terdidri dari ruang penyakit dalam kelas 2, ruang bedah umum kelas

2, dan sebagainya.

b. Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang di produksi.

Misalnya, kordinator asuhan keperawatan ruang unit bedah,

kordinator pendidikan keperawatan, kordinator pengendalian mutu

pelayanan keperawatan.

c. Pembagian kerja berdasarkan waktu atau shift pagi, siang, dan

malam.

d. Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat ang

khusus merawat klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain-lain.

2.2.2 Pendelegasian Tugas.

Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan

pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran

kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen.

Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu lebih

banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan

evaluasi.

6
Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan

manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan

yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan

kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya

kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.

Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah

mengambangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa

percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan.. Disamping

itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang keperawatan sendiri adalah

mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain seperti

perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri,

memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat

mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.

Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak

pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini.

Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian :

a. Meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan

dengan tepat, kerjakanlah sendiri”.

b. Kurang percaya diri

c. Takut dianggap malas

d. Takut persaingan

e. Takut kehilangan kendali

7
f. Merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian,

mempunyai definisi kerja yang tidak jelas

g. Takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas

h. Menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain

i. Kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah,

sehubungan dengan tugas yang didelegasikan.

j. kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan

k. kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf

kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas

tersebut.

Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah

apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan

kepada staf. Hal ini tergantung pada :

1. Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat

diberikan lebih besar kepada staf.

2. Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau

terlalu berat.

3. Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar

pimpinan jangan mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan

strategik atau mengevaluasi dan mendisiplin bawahan baru. Mereka

juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada

mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.

Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :

8
1. Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan

mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.

2. Jangan takut salah.

3. Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki

ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses

4. Kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka

dapat melakukan tugas yang didelegasikan

5. Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil.

6. Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan

masalahnya

7. Hindari kritik bila terjadi kesalahan.

8. Berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang,

tanggung gugat dan dukungan yang tersedia.

9. Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana

dengan baik

Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif:

1. Tetapkan tugas yang akan didelegasikan

2. Pilihlah orang yang akan diberi delegasi

3. Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas

4. Uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil

tersebut

5. Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut

6. Minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan

staf tersebut atas tugas yang didelegasikan.

9
7. Tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan

8. Berikan dukungan

9. Evaluasi hasilnya

Manfaat pendelegasian adalah :

1. Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.

2. Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya.

3. Meningkatkan kemampuan staf.

4. Kegiatan tetap berjalann walaupun pimpinan tidak ada.

5. Pelatihan dan kederisasi untuk meningkatkan jenjang karir.

2.2.3 Koordinasi

Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar

tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat

dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.

Manfaat Koordinasi :

- menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan

perasaan lebih penting dari yang lain

- menumbuhkan rasa saling membantu

- menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf

Cara koordinasi :

10
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan,

pembakuan formulir yang berlaku.

2.2.4 Manejemen Waktu.

Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang

keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan

waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu

perlu pengontrolan waktu

Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :

1. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan

kategori kegiatan yang ada

2. memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas

3. menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan

perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai

4. mendelegasikan sehingga dapat digunakan lebih efektif.

2.3 Metode Alokasi Klien / Keperawatan Total

2.3.1 Pengertian.

Metode alokasi klien merupakan pengorganisasian pelayanan/asuhan

keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada

saat bertugas/jaga selama periode waktu tertentu atau samapi klien pulang.

Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima

semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

11
2.3.2 Keuntungan.

- Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

- Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang

komprehensif.

- Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non

keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat.

- Mendukung penerapan proses keperawatan.

- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

2.3.3 Kerugian.

- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas

rutin yang sederhana terlewatkan.

- Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar,

misalnya; menyuntik, mengukur suhu.

- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat

penanggung jawab klien bertugas.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan terhadap tugas,

wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan, baik vertical maupun

horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan

ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan,

siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang

melaporkan ke siapa, dan di mana dan kapan keputusan harus diambil oleh

seorang perawat.

Dalam pengorganisasian terdapat Metode kegiatan yang digunakan salah

satunya yaitu Metode alokasi klien yang dijelaskan sebagai pengorganisasian

pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang

perawat pada saat bertugas/jaga selama periode waktu tertentu atau samapi klien

pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima

semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Metode alokasi klien juga

memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar kepemimpinan

dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta

La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan

Manajemen Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta

Sahar, Juniati, Kumpulan Makalah Manajemen. (1995). PSIK FK UI. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai