Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

PERANAN CAHAYA TERHADAP PERTUMBUAN DAN ETIOLASI TANAMAN

DISUSUN OLEH :
MUCHAMMAD RIZA IRSYADILLAH
20025010109
GOLONGAN C2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
I. PENDAHULUAN

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh


makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah
penerang dunia ini. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis
tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau).
Semua ini terjadi karena tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan
fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat
dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau,
tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan.


Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan
tumbuhan. Faktor-aktor tersebut dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis
(hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor
lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut
yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.

Perkecambahan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan


tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh
(metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Perkecambahan diawali dengan
penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik
dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang
terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang
melunak.
1.2 Tujuan

1. Mempelajari dan mengetahui peranan sinar maahari terhadap pertumbuhan


tanaman
2. Memahami dan melihat peristiwa etiolasi yang terjadi pada tanaman akibat
dari peranan cahaya
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan ukuran baik dalam bentuk,


volume, bobot, maupun jumlah sel akibat penggandaan protoplasma. Tahap awal
pertumbuhan tumbuhan dimulai ketika biji berkecambah. Perkecambahan diawali
dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji sehingga menyebabkan kulit
biji melunak dan ukuran biji membesar (Ardiyanto dkk, 2014).

Pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji.


Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi. Air
yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk melepaskan hormon giberelin.
Giberelin bekerja secara sinergis dengan auksin saat terjadi perkecambahan.
Giberelin diproduksi di semua bagian tumbuhan. Giberelin ini mendorong
pelepasan enzim yang berfungsi menghidrolisis makanan cadangan sehingga
terbentuklah energi. Energi ini digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan
perkembangan embrio dalam biji. Struktur yang pertama muncul dan menyobek
selaput biji adalah radikula (Buntoro et al, 2014).

Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut


meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke
daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (Wdiastuti et al, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman juga dipengaruhi oleh faktor


eksternal (luar) dan faktor internal (dalam). Faktor-faktor yang mempengaruhi
dari luar bisa disebabkan oleh makanan dan nutrisi yang tersedia dan diperoleh
oleh tanaman, suhu lingkungan, intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman, air
dan kelembapan yang tersedia oleh lingkungan serta kualitas tanah yang harus
memiliki mineral atau hara yang cukup bagi tumuhan untuk tumbuh dan
berkembang. Faktor-faktor dalam yang mempengaruhi sudah pasti gen yang
merupakan sifat turunan dari induk dan hormon yang dihasilkan oleh tanaman
(Reece dkk, 2014).

Setiap tanaman atau jenis pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap
cahaya matahari, ada tanaman yang tumbuh baik ditempat terbuka sebaliknya ada
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan.
Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang
periode hidupnya. Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Contoh dari fototropisme adalah
pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil
merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi
sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh. Beberapa hipotesis menyebutkan
bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang
yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang
karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesis
lainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu
respons pertumbuhan. Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut
kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. Namun, para ahli menyakini
bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga
dipengaruhi oleh berbagai macam hormon dan jalur signaling (Hohm dkk ,2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan secara daring bertempat dirumah masing masing


dengan membaca buku panduan praktikum yang sudah disediakan , Waktu
pelaksanaan praktikum tgl 7 oktober 2021

B. Alat dan Bahan

Bahan :

1) Benih Jagung dan Kacang Hijau ,


2) tanah, Urea/ Vitsin

Alat :

1) Polibag/ botol bekas air mineral ,


2) wadah ( pilih yang tersedia di rumah ) ,
3) cetok ,
4) penggaris,
5) gembor
6) , gunting,
7) alat tulis

Cara Kerja

1. Mengisi 6 polibag/ botol bekas air mineral/ wadah disi dengan tanah .

2. Menanam benih pada masing masing polybag/ botol bekas air mineral/ wadah
berisi media tanam sebanyak 2 - 3 benih per lubang tanam

3. Perlakuan A. Menempatkan 3 polibag / botol bekas air mineral/ wadah berisi


media tanam sebanyak 2 - 3 benih per lubang tanam pada tempat tanpa
penyinaran matahari
4. Perlakuan B: Menempatkan 3 polibag / botol bekas air mineral/ wadah berisi
media tanam sebanyak 2 - 3 benih per lubang tanam pada tempat yang terkena
penyinaran matahari

5. Pelihara tanaman Perlakuan A dan Perlakuan B tersebut dengan melakukan


penyiraman dengan air secukupnya. Pastikan Perlakuan A dan Perlakuan B cukup
udara.

6. Saat tanaman berumur 3 minggu dan 4 minggu berikan larutan vitsin/urea :


dengan melarutkan 1 sendok makan vitsin / urea kedalam air 500 ml. Siramkan
larutan vitsin /urea 50 ml/ tanaman.
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel hasil pengamatan

Perlakuan Tinggi tanaman Jumlah daun


A 1 2 3 1 2 3

Minggu 1 8 cm 8 cm 9 cm 2 2 2
Minggu 2 13 cm 12 cm 15 cm 2 2 2
Minggu 3 25 cm 18 cm 21 cm 2 2 2
Minggu 4 - - - - - -
B

Minggu 1 6 cm 4 cm 6 cm 2 2 2
Minggu 2 12 cm 8 cm 13 cm 2 2 2
Minggu 3 18 cm 13 cm 16 cm 2 2 2
Minggu 4 23 cm 15 cm 21 cm 2 2 4

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan adapun hasil yang didapatkan yaitu


berbeda pada setiap perlakuan. Pada perlakuan A yaitu tanaman kacang hijau
yang ditempatkan ditempat yang tidak mendapatkan sinar matahari mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dari pada tanaman yang ditempatkan pada tempat
yang mendapatkan sinar matahari. Pada Perlakuan A Batang tanaman kacang
hijau kurus dan memiliki daun yang kecil , Pada minggu pertama tanaman 1 ,2
dan 3 tumbuh lebih pesat yaitu dengan 8 cm, 8 cm dan 9 cm yang memiliki
masing masing 2 helai daun , Pada minggu kedua tiap tanaman memiliki tinggi 13
cm ,12 cm dan 15 cm dan masing masing mamiliki helai 2 daun, pada minggu
ketiga tanaman semakin pesat pertumbuhannya dengan tinggi 25 cm , 18 cm dan
21 cm akan tetapi tumbuhan seperti lemas dan batang tanaman tidak tegap, pada
minggu keempat tanaman mati .

Pada perlakuan B tanaman kacang hijau yang ditempatkan dibawa sinar


matahari mengalami pertumbuhan yang sangat baik ,batang tanaman kokoh dan
terlihat tebal, daun berkembang dengan baik , pada minggu pertama tanaman
kacang hijau tumbuh dengan baik yaitu dengan tinggi masing masing tiap botol 6
cm , 4 cm dan 6 cm dengan masing masing memiliki 2 helai daun , pada minggu
kedua tinggi tanaman 12 cm ,8 cm dan 13 cm, dan masing masing memiliki 2
helai daun , Pada minggu ketiga tanaman kacang hijau semakin tumbuh subur dan
masing masing memiliki 18 cm , 13 cm dan 16 cm dan masing masing tanaman
masih sama memiliki 2 helai daun , pada minggu keempat tanaman memiliki
tinggi 23 cm ,15 cm dan 21 cm pada tanaman yang berada dipot 3 memiliki helai
daun sebanyak 4 sedangkan lainnya masih 2 helai .

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri atas faktor


internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada
benih atau tanaman itu sendiri, seperti gen, enzim, dan hormon. Faktor eksternal
merupakan faktor yang terdapat di luar benih atau tanaman, seperti suhu, cahaya
matahari, hara dan air, curah hujan, tinggi tempat, dan tanah (Arimbawa, 2016).
V. PENUTUP

5.1 Dari hasil praktikum tersebut dapat diambil kesimpulan :

1. Penyerapan cahaya oleh daun dapat menghasilkan perubahan morfologi


dan fisiologi yang berbeda, Cahaya sangat diperlukan tanaman agar
tumbuh dan berkembang dengan baik .
2. Setiap perlakuan menghasilkan fisiologi tanaman yang berbeda
3. Pada perlakuan B, Tinggi tanaman kacang hijau hingga 23 cm , 15 cm dan
21 cm dan batang lebih kokoh dan kuat , daunya lebih lebar , sedangkan
pada Perlakuan A Tanaman kacang hijau memiliki batang yang lebih letoy
dan daun yang kecil
DAFTAR PUSTAKA

Iksan Saputra, 2018 , Pengaruh Cahaya Terhadap Perkecambahan , Jurusan


Agroteknologi ,Fakultas Pertanian ,Universitas Halu Oleo, Kendari

Widiastuti L., Tohari Dan Endang S. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan
Kadar Daminosida Terhadap Iklim Mikro Dan Pertumbuhan Tanaman
Krisan Dalam Pot. Jurnal Ilmu Pertanian. 11(2).

Ardiyanto, T., R. Agustrina dan R.R.T. Marpaung. 2014. Pertumbuhan Akar


Kecambah Kacang Hijau (Phaseolusradiatus L.) di Bawah Pengaruh Medan
Magnet. FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Reece, J. B., L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky & R. B.


Jackson. 2014. Campbell Biology Ed10. Pearson, Boston.

Hohm, T., T. Preuten & C. Fankhauser. 2013. Phototrophism: Tranlating Light


into Directional Growth. American Journal of Botany. 100(1): 47-59.

Buntoro, B. H., R. Rogomulyo & S. Trisnowati. 2014. Pengaruh Takaran Pupuk


Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu
Putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika. 3(4): 29-39.
LAMPIRAN

Gambar 1. Gambar 2.
Perlakuan B, Minggu 1 Perlakuan B, Minggu 2

Gambar 3. Gambar 4.
Perlakuan B, Minggu 3 Perlakuan B, Minggu 4
Gambar 6
Gambar 5.
Perlakuan A , Minggu 2
Perlakuan A, Minggu 1

Tanaman Mati

Gambar 7,
Perlakuan A ,Minggu 3

Anda mungkin juga menyukai