Pemerintahan Orde Baru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Tugas Sejarah

Pemerintahan Orde Baru


Claudio Carrel Sandrio

Soal
1. Apa yang dimaksud pemerintahan Orde Baru, Surat Perintah Sebelas Maret, siapa saja yang
diutus untuk membawa surat tersebut ?
2. Tuliskan Isi Tritura atau tiga tuntutan yang dituntut dalam demonstrasi 1966 !
3. Tuliskan isi Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966, TAP MPRS No.XI MPRS/ 1966, TAP No.
XII MPRS/1966, TAP MPRS No. XIII MPRS/1966, TAP MPRS No. XXV MPRS/ 1966 !
4. Tuliskan isi Tap MPRS No. XXXIII MPRS/ 1967, dalam mengakhiri dualisme
kepemimpinan
Indonesia !
5. Tuliskan tugas Kabinet Ampera (Dwidharma),Program Kerja Kabinet Ampera (Catur Karya)
6. Buatlah analisa tentang keberhasilan dan kekurangan (kegagalan ) ORBA masing - masing 5
hal
yang dilakukan oleh pemerintah !
7. Jelaskan Fusi partai politik yang dlakukan oleh pemerintah pada tahn 1973, dan sebutka
parpol
hasil fusi !
8. Jelaskan secara singkat pelaksanaan PEMILU selama Orde Baru 1966 sampai 1998 !
9. Jelaskan tentang dwi fungsi ABRI pada masa ORBA!
10. Tuliskan 5 contoh kebijakan pemerintah untuk memperkuat peran negara pada masa ORBA !

Jawaban

1. Pemerintahan Orde Baru adalah rezim yang pernah berkuasa di Indonesia dengan waktu
yang cukup signifikan lama yaitu 32 tahun. Orde baru ini dimulai pada tahun 1966 pada
saat Soeharto menggantikan Soekarno sebagai pemimpin Indonesia hingga tahun 1998.
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) adalah surat yang dikeluarkan oleh
Presiden Soekarno yang menandakan peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru oleh
Presiden Soeharto. Surat ini ditandatangani pada 11 Maret 1966 yang tujuannya untuk
membubarkan PKI, pemurnian MPRS, dan penangkapan 15 menteri yang terlibat G30S.
Tiga utusan yang diutus untuk membawa surat tersebut adalah Brigjen M Jusuf,
Brigjen Amirmachmud, dan Brigjen Basuki Rahmat.

2. Isi Tritura dalam demonstarsi 1966 adalah:


- Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya.
- Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI
- Turunkan harga barang

3. a. Isi Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966 tentang Surat Perintah Presiden / Pangti
ABRI/PBR/Mandataris/MPRS (Tap ini mengukuhkan Supersemar)
b. Isi TAP MPRS No.XI MPRS/ 1966 tentang Pemilihan Umum
2
c. Isi TAP No. XII MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan Kebijaksanaan
Politik Luar Negeri Republik Indonesia
d. Isi TAP MPRS No. XIII MPRS/1966 tentang Kabinet Ampera.
e. Isi TAP MPRS No. XXV MPRS/ 1966 tentang Pembubaran PKI dan dinyatakan
sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

4. Isi Tap MPRS No. XXXIII MPRS/ 1967 dlm mengakhiri dualisme kepemimpinan
Indonesia:
Tentang pencabutan kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno dan secara
tegas melarang Soekarno untuk melakukan aktivitas politik apapun sampai Pemilu
selanjutnya. DAN mengangkat Letjen Soeharto sebagai Presiden.

5. Tugas Kabinet Ampera (Dwidharma):


- Menciptakan stabilitas ekonomi
- Menciptakan stabilitas politik
Tugas Program Kerja Kabinet Ampera (Catur Karya) :
- Meningkatkan kesejahteraan sandang dan pangan
- Melaksanakan PEMILU
- Melaksanakan Politik Luar Negeri bebas aktif
- Menentang kolonialisme dan imperialism

6. Analisa tentang keberhasilan ORBA yang dilakukan oleh pemerintah:


a. Pengendalian Inflasi
Pada masa Orde Baru inflasi berada di bawah 10% per tahun dan alhasil mata uang rupiah
menjadi cukup stabil sehingga rakyat dapat memperoleh barang kebutuhannya dengan harga
yang relatif terjangkau

b. Peningkatan angka melek huruf dari 40% sampai dengan 90%


Hal ini diwujudkan karena adanya penerapan luas program wajib belajar di bidang Pendidikan
melalui Instruksi Presiden (Inpres)

c. Peningkatan produksi padi melalui Revolusi Hijau


Revolusi Hijau merupakan program yang telah meningkatkan produksi pangan padi secara
cukup signifikan. Dalam penerapannya pada tahun 1984, program ini membuat Indonesia
berubah dari negara pengimpor beras menjadi negara pengekspor beras.

d. Pengembangan infrastruktur transportasi


Baik transportasi darat, laut, maupun udara... Pemerintah Orde Baru telah menuangkan
peningkatan mobilitas penduduk sehingga mempercepat integrasi nasional dan pemerataan
pembangunan.

e. Pengendalian harga Sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako)


Pengendalian sembako antara lain dilakukan dengan adanya Lembaga pertanian seperti Badan
Urusan Logistik (BULOG)

Analisa tentang kekurangan (kegagalan) ORBA yang dilakukan oleh pemerintah:


a. Pemerintahan yang otoriter
Pemerintah ORBA pada saat itu menjadikan masyarakat Indonesia tuna politik. Contohnya
dengan membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta
Lembaga-lembaga demokrasi seperti DPR mengalami perubahan fungsi menjadi Lembaga
yang melegitimasi kepentingan penguasa.

b. Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Dapat dilihat dengan banyaknya pelanggaran terhadap HAM pada masa ORBA seperti
Peristiwa Talangsari di Lampung dan Kasus penembakan terhadap massa muslim di Tanjung
Priok.

c. Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan yang ada pada saat itu merupakan hasil dari strategi pembangunan yang hanya
menitikberatkan pada pertumbuhan semata.

d. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)


Diperkirakan pada Orde Baru bahwa 1/5 pendapatan pemerintah habis dijarah oleh para
koruptor. Korupsi tidak hanya merusak iklim sosial dan politik, namun juga menyumbang
banyak untuk inefisiensi ekonomi. Selain itu, beredar juga budaya pungutan liar (Pungli) di
Indonesia.

e. Ekonomi Gelembung (Bubble economic)


Strategi pembangunan ORBA yang terlalu berorientasi pada sector perbankan dan keuangan—
serta cenderung mengabaikan sector ekonomi rill telah menimbulkan adanya ekonomi
gelembung yang menggambarkan kondisi ekonomi yang berbeda antara yang terlihat dan apa
yang sesungguhnya terjadi.

7. Fusi partai politik yang dilakukan oleh pemerintah tahun 1973:


Penyederhanaan yang dilakukan oleh Presiden Soeharto pada saat itu untuk menciptakan
stabilitas politik kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan ini dianggap sebagai syarat
utama dalam mencapai pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, fusi partai tahun 1973
didasarkan pada persamaan program—sehingga diharapkan bersama- sama membangun
Indonesia yang lebih baik.
Parpol hasil fusi tersebut:
1. Partai Persatuan Pembangunan – gabungan partai ini berlandaskan nilai-nilai Islam.
Antara lain: NU, Parmusi, PSII, dan PERTI.
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) – gabungan partai ini berlandaskan Nasionalisme.
Antara lain: PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo.
3. Golongan Karya – sudah ada sejak 1964 sebagai wadah orang-orang yang dianggap
tidak berpolitik dan lebih mengedepankan karya tergantung latar belakang individu
tersebut mulai dari sastrawan, petani, TNI, dll.

8. Pelaksanaan PEMILU selama Orde Baru 1966 sampai 1998 (secara singkat):
Pemilu selama masa Orde Baru ini dilakukan sebanyak 6 kali. Yakni pada tahun 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilihan umum ini adalah untuk memilih anggota DPR dan
DPRD. Anggota DPR yang tergabung dalam MPR kemudian akan melanjutkan dengan memilih
presiden. Pada masa ini banyak terjadi pelanggaran pemilihan umum yang dijalankan untuk
memastikan kemenangan Partai Golongan Karya, dengan pembatasan politik dan menekan
pemilih untuk memilih Parta Golongan Karya

9. Penjelasan dwi fungsi ABRI pada masa ORBA:


UU No. 20 tahun 1982 oleh Soeharto mengatur penerapan Dwifungsi ABRI.
Penerapan ini berarti bahwa ABRI memiliki dua fungsi yaitu:
- Sebagai kekuatan militer Indonesia
- Sebagai pemegang kekuasaan dan pengatur negara.
Keterlibatan militer dalam kehidupan sosial politik yang semakin dalam
mengakibatkan militer berubah menjadi alat kekuasaan rezim untuk melakukan
pembenaran atas kebijakan pemerintah.
Hal ini mengakibatkan para ABRI menempati posisi yang penting dalam
pengendalian arah politik organisasi Golkar. Akhirnya, pelaksaan Dwifungsi ABRI
pada masa ORBA mengalami penyimpangan oleh Soeharto dan beberapa oknum
militer lainnya.
10. 5 contoh kebijakan pemerintah untuk memperkuat peran negara pada masa ORBA:
a. Penyederhanaan Partai masa Orde Baru – meningkatkan efektivitas partai pemerintah.
b. Pemulihan hubungan diplomatic dengan Malaysia dan Singapura dan pemutusan
hubungan dengan Tiongkok – sebagai bentuk memperkuat Kerjasama internasional
Indonesia.
c. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) – meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan
ekonomi, serta kebutuhan sandang dan pangan dengan rencana yang dievaluasi selama
lima tahun sekali.
d. Indonesia kembali menjadi anggota PBB – berdasarkan hasil sidang DPRGR maka pada
28 September 1966, Indonesia kembali aktif menjadi anggota PBB.
e. Dwifungsi ABRI – bertujuan agar ABRI dapat berperan secara aktif dalam pembangunan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai