DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i1.5873
ABSTRAK
Strategi pemberdayaan komponen maritim merupakan salah satu tugas pokok TNI AL, sebagai komponen perkuatan
pertahanan dan keamanan di Laut. Salah satu case study yang bisa diangkat dalam pemberdayaan komponen maritim
adalah pemberdayaan Selat Lombok. Selat Lombok merupakan salah satu pintu gerbang masuk jalur pelayaran In-
ternasional yang mendapatkan prioritas keamanan maritim (maritime security) dan keselamatan maritim (maritime
safety). Pemerintah Indonesia memberikan tugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan maritim di Selat Lombok
kepada komponen maritim antara lain TNI Angkatan Laut, Bakamla, Polairud, Dishubla, KSOP, Pemda serta institusi
lain sebagainya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pimpinan Angkatan Laut menginginkan agar Lanal di Selat Lom-
bok dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan optimal ditengah keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Maka
diperlukan strategi tentang pemberdayaan komponen maritim agar mendukung operasi keamanan laut di Selat Lom-
bok. Penulisan paper ini bertujuan mengidentifikasi dan menentukan strategi pemberdayaan komponen maritim dalam
mendukung operasi keamanan laut di Selat Lombok dengan metode pendekatan AHP-SWOT. Hasil analisa mengidenti-
fikasi 26 kriteria dari 4 aspek yaitu Politik, Keamanan, Sosial-Ekonomi dan Teknis. Faktor pemenuhan informasi inteli-
jen, peningkatan kekuatan kapal patroli, peningkatan fasilitas pelabuhan dan fasilitas dukungan administrasi menjadi
faktor penentu keberhasilan operasi keamanan laut di Selat Lombok. Dengan segala keterbatasan Pangkalan Angkatan
Laut maka strategi W-T (Defensif) menjadi strategi terbaik pada proses sinergitas komponen maritim. Meningkatkan
kemampuan informasi intelijen (W-T4) menjadi prioritas rumusan strategi dengan bobot 21% dan skornya adalah
1,557. Secara keseluruhan sinergitas komponen maritim dalam mendukung operasi keamanan laut di Selat Lombok
diharapkan dapat meningkatkan stabilitas keamanan maritim di wilayah teritorial Selat Lombok.
Kata Kunci : Strategi Pemberdayaan, Komponen Maritim, SWOT.
namun gejala atau indikasi pelanggaran keamanan operasi keamanan laut di Selat Lombok sampai
laut di Selat Lombok terus meningkat. Hal tersebut saat ini belum dapat menurunkan jumlah pelang-
karena belum adanya formulasi strategi bersama garan di laut teritorial.
dalam pelaksanaan tugas keamanan maritim. Ber-
dasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah
2016 berbagai ancaman maritim di Selat Lombok bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang
masih sering terjadi dengan kecenderungan terus berpengaruh dalam mendukung opskamla dan
meningkat. bagaimana implementasi strategi pemberdayaan
komponen maritim TNI AL, sehingga dapat diten-
Permasalahan utama yang dapat diangkat dalam tukan strategi pemberdayaan terbaik dalam men-
paper ini adalah Bagaimana Strategi Pember- dukung operasi keamanan laut oleh seluruh kom-
dayaan Komponen Maritim Dalam Mendukung ponen maritim nasional.
Operasi Keamanan Laut Nasional di Selat Lombok.
Untuk mengurangi berbagai pelanggaran yang METODE PENELITIAN
terjadi di Selat Lombok maka TNI Angkatan Laut
sebagai motor dari komponen keamanan mari- Adapun Metode yang digunakan adalah dengan
tim menyelenggarakan Operasi Keamanan Laut pendekatan metode SWOT, dengan beberapa
(Opskamla) dengan dukungan dari seluruh kom- tahapan yang meliputi :
ponen maritim lainnya dalam bentuk pember-
dayaan pelaksanaan tugas opskamla yang disebut Identifikasi Faktor Pemberdayaan.
juga sinergitas. Sinergitas yang dimaksud adalah Proses analisis mengidentifikasi dilaksanakan
melaksanakan kerjasama unsur di teritorial tugas dengan menentukan faktor yang berpengaruh
untuk menghasilkan tujuan yang lebih baik dari- pada opskamla dari aspek politik, keamanan,
pada sendiri. Salah satu bentuk sinergitas adalah sosial-ekonomi dan teknis. Kemudian dengan
dengan bekerjasama dalam meningkatkan kesia- pendekatan SWOT faktor pengaruh tersebut dinilai
pan unsur yang beroperasi dan penambahan jum- untuk mendapatkan nilai prioritas faktor yang ber-
lah sarana dan prasarana di Pangkalan Angkatan pengaruh dalam mendukung opskamla di Selat
Laut (Keputusan Kasal Nomor 1424, 2016). Lombok.
Sasaran dari penulisan paper ini adalah perumu- Penentuan Strategi Pemberdayaan
san strategi pemberdayaaan komponen maritim di Proses penentuan strategi pemberdayaan dilaku-
wilayah Selat Lombok, yang meliputi strategi as- kan dengan mengidentifikasi faktor internal dan
pek politik, keamanan, sosial-ekonomi dan teknis. eksternal di teritorial Lanal Denpasar dan Lanal
Hal ini dilakukan karena pemberdayaan yang sela- Mataram. Selanjutnya dianalisis kebutuhan siner-
ma ini telah dilakukan belum memiliki kesamaan gi komponen maritim berdasarkan kebutuhan si
tujuan dalam mengoptimalkan kekuatan dari nergi dalam mendukung opskamla dan menentu-
masing-masing instansi serta saling mendukung kan strategi-strategi pemberdayaan berdasarkan
pelaksanaan tugas operasi keamanan laut di Se- besaran bobot berbagai kriteria dengan pendeka-
lat Lombok. Karena belum ada prioritas pember- tan SWOT tampak pada gambar 2.
dayaan antar komponen maritim maka pada gelar
Sinergitas Komponen
Maritim Dalam Mendukung
Opskamla Di Selat Lombok
S1 S2 Sn W1 W2 Wn O1 O2 On T1 T2 Tn
Kriteria
Tabel 3. Analisa SWOT Lanal Denpasar beserta Tabel 4. Analisa SWOT Lanal Mataram
Bobotnya Bobot
Bobot SWOT
Skor
SWOT Faktor Score (Skor
Skor Faktor Score Kode
Kode (Skor Bo- Pengaruh Bobot Bobo-
SWOT Pengaruh Bobot SWOT
bot/∑skor t/∑Skor
Bobot) Bobot)
S-1B Posisi Strategis 0,524 0,100
S-1 Posisi Strategis 1,013 0,087 Kekuatan
Dukungan
Dukungan Strengths S-2B 0,140 0,027
Kekuatan S-2 0,277 0,024 Logistik
Logistik (S)
Strengths 0,574 Kemampuan
Kemampuan S-3B 0,161 0,031
(S) S-3 0,477 0,041 Faslabuh
1,051 SDM Kemampuan
Kemampuan W-1B 0,078 0,015
S-4 0,284 0,024 Fasbekal
Fasmako Kemampuan
Kemampuan W-2B 0,386 0,073
W-1 0,794 0,068 Intelijen
Intelijen Kemampuan
Manajemen W-3B 0,223 0,042
W-2 0,278 0,024 SDM
Anggaran Manajemen
Kemampuan W-4B 0,140 0,027
W-3 0,172 0,015 Kelemahan Anggaran
Fasum Kekuatan Pat-
Kelema- Weakness- W-5B 0,257 0,049
Kemampuan es (W) kamla
han W-4 0,143 0,012
Fasbekal 2,481 W-6B Covered Area 0,231 0,044
Weak-
Kemampuan Kemampuan
nesses W-5 0,277 0,024 W-7B 0,124 0,024
Faslabuh Fasmako
(W)
2,246 Kekuatan Pat- Kemampuan
W-6 0,509 0,044 W-8B 0,247 0,051
kamla Patkamla
Kemampuan Kemampuan
W-7 0,535 0,046 W-9B 0,050 0,009
Patkamla Fasharkan
W-8 Covered Area 0,448 0,038 Kemampuan
Kemampuan W-10B 0,068 0,013
W-9 0,090 0,008 Fasum
Fasharkan O-1B Potensi Maritim 0,941 0,094
Peluang Dukungan
Opportunities (O) Peluang O-2B 0,423 0,042
Institusi
1,610 0,543 0,047 Opportuni-
ties (O) Volume Pela-
O-1 O-3B 0,236 0,024
0,956 yaran
Pariwisata Maritim
Pariwisata
O-2 Potensi Maritim 1,122 0,096 O-4B 0,356 0,035
Maritim
Kebijakan Kebijakan
O-3 0,529 0,045 T-1A 0,394 0,039
Maritim Maritim
Dukungan Pembangunan
O-4 0,493 0,042 T-2A 0,415 0,041
Institusi Daerah
Dinamika
Sistem Infor- T-3A 0,385 0,038
O-5 0,423 0,036 Ancaman Lingstra
masi
Threats T-4A Kebijakan Kamla 0,388 0,039
Kebijakan
T-1 0,517 0,044 (T) T-5A Ancaman Kamla 0,558 0,056
Kamla
2,027 Sistem Infor-
Pembangunan T-6A 0,301 0,030
T-2 0,531 0,045 masi
Daerah Teknologi Nav-
T-7A 0,199 0,020
Sistem Kesela- igasi
T-3 0,326 0,028
An- matan T-8A Industri Maritim 0,164 0,016
caman Volume Pela- Sistem Kesela-
Threats T-4 0,281 0,024 T-9A 0,224 0,022
yaran matan
(T) Jumlah 10,038 1,000
1,761 Teknologi Nav-
T-5 0,268 0,023
igasi
Ancaman Kea- Tabel 5. Analisis Koordinat Perpotongan Garis
T-6 0,707 0,061 Matriks SWOT
manan Laut
Dinamika Sumbu Sumbu
T-7 0,442 0,038 Skor
Lingstra Lanal X Y
S W O T (S - W) (O - T)
T-8 Industri Maritim 0,191 0,016
Denpasar 1,051 2,246 1,610 1,762 - 1,195 -0,152
Total 11,647 1,000
Mataram 0,574 2,481 0,956 2,027 - 1,907 - 1,072
42 | Ahmadi, A. dkk., Analisa Strategi Pemberdayaan Komponen Maritim...
Strategi Uraian
Lanal bekerjasama dengan Polairud meman-
faatkan informasi intelijen untuk mengurangi
W-T1
ancaman yang dapat mengganggu jalur
pelayaran.
Lanal bekerjasama dengan Pemda dalam
memprioritaskan pembangunan daerahnya
W-T2
untuk peningkatan kemampuan Faslabuh
yang dibutuhkan opskamla
Lanal bekerjasama dengan Pemda ikut serta
W-T3 memprioritaskan pembangunan daerahnya
dalam menambah kekuatan Patkamla Lanal Gambar 4. Analisa Strategi Potensial dengan
Lanal bekerjasama dengan institusi KSOP da-
W-T4
lam mengelola sumber intelijen dari sistem in- Penetapan Solusi Potensial
formasi keamanan dan keselamatan pelayaran
Hasil dari pembobotan terhadap alternatif strategi
yang dimiliki institusi.
W-T1 sd. WT6 dengan menggunakan pendeka
Lanal bekerjasama dengan Pemda ikut serta
memprioritaskan usaha meningkatkan indus-
tan SWOT dan metode LOW COST HIGH IMPACT,
W-T5 didapatkan bahwa strategi W-T4 menjadi priori-
tri maritim dalam rangka pembinaan potensi
masyarakat pesisir tas strategi atau SOLUSI POTENSIAL terbaik dari
Lanal bekerjasama dengan institusi Polairud strategi sinergitas Pangkalan Angkatan Laut. de
W-T6
dan KSOP dalam rangka meningkatkan ke- ngan bobot 20,7%.
mampuan SDM terhadap sistem keselamatan
pelayaran
Analisa Solusi Potensial
empertahankan kondisi organisasi walaupun
m Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa
dengan segala keterbatasan. Adapun gambaran solusi potensial untuk mendapatkan usulan solusi
perumusan strategi pemberdayaan seperti pada berdasarkan kriteria Output, Biaya, Waktu, Pertim-
Gambar 3. bangan Khusus dan Resiko, yang dapat dijelaskan
dalam Tabel 7.
Strategi Pemberdayaan Komponen Maritim
Dari keenam analisis prioritas rumusan strategi Strategi W-T4 lebih realistis untuk dilaksanakan
W-T (Weakness-Threat) di kedua teritorial Pang- pada situasi keterbatasan stakeholder dan kondisi
kalan TNI AL (Lanal Denpasar dan Lanal Mataram) komponen maritim saat ini. Instansi KSOP dan La-
di atas akan dirumuskan Strategi Pemberdayaan nal selaku pengelola sumber informasi pelayaran
yang menjadi Solusi Potensial yaitu pada tabel 6. saat ini, dalam kondisi sangat siap mendukung
operasi keamanan laut dalam bentuk memberikan
Selanjutnya dengan Metode LOW COST HIGH IM- informasi dan data pelayaran yang bersumber dari
PACT, seluruh solusi potensial strategi tersebut di radar Vessel Traffic Service (VTS). Yang diperlukan
atas apabila dikelompokkan dalam beberapa alter- dalam kerjasama tersebut adalah MoU yang rin-
natif solusi strategi maka diperoleh Gambar 4. ci tentang pengawakan dan penggunaan sistem
13(1), 2020 | 43
Sinergitas
Komponen Maritim Dalam
Mendukung Opskamla di
Selat Lombok
Aji, D.R., 2015. Pembuatan Sistem Informasi KKP, 2015. Rencana Strategis Kementerian Kelautan
Keselamatan dan Keamanan Pelayaran dan Perikanan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Berbasis Web Menggunakan Data Satelit Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Altimetri (Studi Kasus : Laut Jawa). Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Megawati, A., 2014. Efektivitas Strategi Pengamanan
dan Pertahanan Laut Dalam Meningkatkan
Akimoto, K., 2001. Structural Weaknesses and Stabilitas Keamanan Daerah (Studi Kasus
Threats in the Sea Lanes. Tokyo: Institute Pada Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal)
for International Policy Studies Institute for Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara).
International Policy Studies. Malang: Universitas Brawijaya.
Ayub, A., Razzaq, A., Aslam, M.S. & Iftekhar, Mobaraki, O., 2014. Strategic Planning and Urban
H., 2013. A Conceptual Framework On Development by Using The SWOT Analysis.
Evaluating SWOT Analysis As The Mediator The Case of Urmia City. Romanian Review of
In Strategic Marketing Planning Through Region Studies, pp.47-54.
Marketing Intelligence. European Journal of
Business and Social Sciences, pp.91‐98. Pemprov Bali, 2016. Rencana Strategis
Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2015-
Dinarto, D., 2016. Reformasi Tata Kelola Keamanan 2019. Denpasar: Pemerintah Daerah Provinsi
Maritim Indonesia di Era Presiden Joko Bali.
Widodo. Yogyakarta: ASEAN Studies Center
Universitas Gadjah Mada. Pemprov NTB, 2014. Rencana Strategis Pemerintah
Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
Dirjen Hubla, 2015. Rencana Strategis Direktorat 2015-2019. Mataram: Pemerintah Propinsi
Jenderal Perhubungan Laut Tahun Nusa Tenggara Barat.
2015-2019. Jakarta: Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut. Petunjuk Umum-PUM 1.03, 2000. SKEP KASAL
NO.SKEP/1394/IX/2000 ) tentang Pola
Gorener, A., Toker, K. & Ulucay, K., 2012. Application pembinaan Logistik TNI Angkatan Laut.
of Combined SWOT and AHP: A Case Study Jakarta: Mabe TNI Angkatan Laut.
for a Manufacturing Firm. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, pp.1525 – 1534. Polri, 2017. Keputusan Kapolri No Kep/370/III/2017
Tanggal 31 Maret 2017 tentang Rencana
Gretzky, W., 2010. Strategic Planning And SWOT Strategis Kepolisian Republik Indonesia
Analysis. In Harrison, J.P. Essentials of Tahun 2015-2019. Jakarta: Mabes Polri.
Strategic Planning in Healthcare. Chicago:
Health Administration Press. pp.91-97. Pushidrosal, 2018. Data Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Hidrografi
Kadarisman, M., 2017. Kebijakan Keselamatan dan Oseanografi TNI Angkatan Laut.
dan Keamanan Maritim Dalam Menunjang
Sistem Transportasi Laut. Jurnal Manajemen Rodrigue, J.-P., 2004. Straits, Passages and
Transportasi & Logistik , IV(2), pp.177-92. Chokepoints A Maritime Geostrategy
of Petroleum Distribution. Cahiers de
Kajitani, Y. et al., 2013. Economic Impacts Caused Géographie du Québec , 48, pp.357-74.
by The Failure of A Maritime Global Critical
Infrastructure---A Case Study of Chemical Suharyo, O.S., 2017. Model Penentuan Lokasi
Facility Explosion in the Straits of Malacca Pangkalan Angkatan Laut Berbasis
and Singapore. Journal of Transportation Sustainabilitas. Surabaya: Institut Teknologi
Security , pp.289-313. Sepuluh Nopember.