Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS DATA EPIDEMIOLOGI

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Mata Kuliah Manajemen
Data

Nama : Elin Nabella Junaini

NIM : 1800029387

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2021
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM 4

UJI EKSPERIMEN PADA LEBIH DARI DUA KELOMPOK (UJI ANOVA)

A. TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan penilaian data epidemiologi dengan desain eksperimen

murni (data banyak kelompok)

B. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen : Saset Extra Energy

2. Variabel Dependen

a. Ureum Sesudah

b. Kreatin Sesudah

C. HIPOTESIS
1. Kadar Kreatin Sesudah
Ha : Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3
saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
2. Kadar Ureum Sesudah
Ha : Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3
saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Uji Anova
Variabel Kelompok Hasil Uji Homogenity Anova
Normalitas of Variances
Kontrol 0.966

Perlakuan 1 0.302

Perlakuan 2 0.361
Kreatin
0.000 0.000
Sesudah Perlakuan 3 0.459

Perlakuan 4 0.794

Perlakuan 5 0.312

Kontrol 0.065

Perlakuan 1 0.913

Perlakuan 2 0.804
Ureum
0.546 0.000
Sesudah Perlakuan 3 0.171

Perlakuan 4 0.191

Perlakuan 5 0.075

Intepretasi : Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kadar kreatinin

sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2

saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset, dengan varian data ke 6

kelompok tersebut sama (p-value kadar kreatin sesudah= 0,000 dan p-value kadar ureum

sesudah = 0,000 ; homogeneity of variances kadar kreatin sesudah = 0,000 dan homogenity

of variances kadar ureum sesudah = 0.546), sehingga diketahui bahwa kadar kreatin

sesudah memiliki varians data yang berbeda karena nilai homogenitynya < 0.05 dan

menggunakan uji post hoc tamhane’12 sedangkan kadar ureum sesudah memiliki nilai

homogennya > 0.05 yang berarti memiliki varians data yang sama dan menggunakan uji

post hoc bonnferoni.


Tabel Uji Post Hoc

Variabel Kelompok Hasil Uji Post Hoc CI

Kontrol-Perlakuan 1 0.065 (-0.004 – 0.184)

Kontrol-Perlakuan 2 0.974 (-0.123 – 0.060)

Kontrol-Perlakuan 3 0.000 (-0.312 - -0.140)

Kontrol-Perlakuan 4 0.000 (-0.696 - -0.524)

Kontrol-Perlakuan 5 0.000 (-2.703 - -2.240)

Perlakuan 1-Perlakuan 2 0.005 (-0.208 - -0.034)

Perlakuan 1-Perlakuan 3 0.000 (-0.396 - -0.237)


Kreatin Perlakuan 1-Perlakuan 4 0.000 (-0.778 - -0.621)
Sesudah
Perlakuan 1 – Perlakuan 5 0.000 (-2.794 - -2.328)

Perlakuan 2 – Perlakuan 3 0.000 (-0.270 - -0.119)

Perlakuan 2 – Perlakuan 4 0.000 (-0.0657 - -0.503)

Perlakuan 2 – Perlakuan 5 0.000 (-2.674 - -2.205)

Perlakuan 3 – Perlakuan 4 0.000 (-0.440 - -0.325)

Perlakuan 3 – Perlakuan 5 0.000 (-2.485 - -2.000)

Perlakuan 4 – Perlakuan 5 0.000 (-2.103 - -1.620)

Kontrol-Perlakuan 1 1.000 (-1.436 – 1.116)

Kontrol-Perlakuan 2 0.024 (-2.663 - -0.110)

Kontrol-Perlakuan 3 0.000 (-5.011 - -2.458)

Kontrol-Perlakuan 4 0.000 (-9.393 - -6.840)

Kontrol-Perlakuan 5 0.000 (-38.936 - -36.383)

Perlakuan 1-Perlakuan 2 0.069 (-2.503 – 0.049)

Ureum Perlakuan 1-Perlakuan 3 0.000 (-4.851 - -2.298)


Sesudah Perlakuan 1-Perlakuan 4 0.000 (-9.233 - -6.680)

Perlakuan 1 – Perlakuan 5 0.000 (-38.776 - -36.223)


Perlakuan 2 – Perlakuan 3 0.000 (-3.624 - -1.071)

Perlakuan 2 – Perlakuan 4 0.000 (-8.006 - -5.453)

Perlakuan 2 – Perlakuan 5 0.000 (-37.549 - -34.996)

Perlakuan 3 – Perlakuan 4 0.000 (-5.658 - -3.105)

Perlakuan 3 – Perlakuan 5 0.000 (-35.201 - -32.648)

Perlakuan 4 – Perlakuan 5 0.000 (-30.819 - -28.266)

Intepretasi :
1. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy

pada kelompok kontrol dan perlakuan 1

2. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy

pada kelompok kontrol dan perlakuan 2

3. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan perlakuan 3

4. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan perlakuan 4

5. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan perlakuan 5

6. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 2

7. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 3

8. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 4


9. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan perlakuan 5

10. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 3

11. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 4

12. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan perlakuan 5

13. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 3 dan perlakuan 4

14. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 3 dan perlakuan 5

15. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 4 dan perlakuan 5

16. Tidak Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 2

17. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 2

18. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 3

19. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 4


20. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 5

21. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy

pada kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2

22. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 3

23. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 4

24. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 5

25. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 3

26. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 4

27. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 2 dan kelompok perlakuan 5

28. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 3 dan kelompok perlakuan 4

29. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 3 dan kelompok perlakuan 5

30. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada

kelompok perlakuan 4 dan kelompok perlakuan 5


Pada pertemuan praktikum ini membahas tentang perbedaan rerata kadar kreatin

sesudah dan ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok kontrol, perlakuan

1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset dengan

menggunakan uji One Way Anova yang mana uji ini digunakan untuk menguji variabel

lebih dari dua kelompok populasi yang saling independen.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan aplikasi

SPSS dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian

ekstrak energi pada kelompok konrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3

saset, perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset. Pada variabel kreatin sesudah terdapat

beberapa kelompok yang memiliki perbedaan rerata yaitu kelompok kontrol-perlakuan 3

saset, kontrol-perlakuan 4 saset, kontrol-perlakuan 5 saset, perlakuan 1 saset-perlakuan 2

saset, perlakuan 1 saset-perlakuan 3 saset, perlakuan 1 saset-perlakuan 4 saset, perlakuan

1 saset-perlakuan 5 saset, perlakuan 2 saset-perlakuan 3 saset, perlakuan 2 saset-perlakuan

4 saset, perlakuan 2 saset-perlakuan 5 saset, perlakuan 3 saset-perlakuan 4 saset, perlakuan

3 saset-perlakuan 5 saset dan perlakuan 4 saset-perlakuan 5 saset.

Kemudian diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar ureum sesudah

pemberian extrak energy yaitu pada kelompok kontrol-perlakuan 2 saset, kontrol-perlakuan

3 saset, kontrol-perlakuan 4 saset, kontrol-perlakuan 5 saset, perlakuan 1 saset-perlakuan

3 saset, perlakuan 1 saset-perlakuan 4 saset, perlakuan 1 saset-perlakuan 5 saset, perlakuan

2 saset-perlakuan 3 saset, perlakuan 2 saset-perlakuan 4 saset, perlakuan 2 saset-perlakuan

5 saset, perlakuan 3 saset-perlakuan 4 saset, perlakuan 3 saset-perlakuan 5 saset dan

perlakuan 4 saset-perlakuan 5 saset


Kreatinin merupakan produk akhir nonprotein dari metabolisme kreatinin. Seluruh

kreatinin diekskresikan lewat ginjal. Kreatinin berhubungan langsung dengan fungsi

ekskretorik ginjal. Pemeriksaan kreatinin digunakan untuk memperkirakan LFG dan untuk

skrining kerusakan ginjal (Ivanovna, Efrida and Kurniati, 2017). Menurut (Loho, Rambert

and Wowor, 2016), proses awal biosintesis kreatin berlangsung di ginjal yang melibatkan

asam amino arigin dan glisin. Pada pembentukan kreatin tidak terdapat mekanisme

reuptake oleh tubuh sehingga sebagian besar kreatin dieksresikan melalui ginjal. Selain itu

jika terjadi disfungsional renal maka kemampuan filtrasi kreatin akan berkurang dan

kreatin serum akan meningkat. Terjadinya peningkatan kadar kreatin 2 kali lipat menjadi

tanda bahwa terdapat penurunan fungsi ginjal sebanyak 50%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Ivanovna, Efrida and Kurniati, 2017)

pada penelitian pemberian kreatin sebelum dan sesudah terhadap penyandang HIV dengan

terapi tenofovir yang menyatakan bawa terdapat perbedaan rerata pemberian kratin serum

sesudah pada penyandang HIV dengan terapi tenofovir. Penelitian lain juga menyatakan

bahwa terdapat perbedaan rerata kreatin serum sesudah pada kelompok laki-laki dan

kelompok perempuan pada penelitian gmabaran kadar kreatin serum pada pasien ginjal

kronik stadium 5 non dialisis (Loho, Rambert and Wowor, 2016).

Menurut (Indrasari, 2017) bahwa yang mempengaruhi kadar kreatin adalah

konsumsi makanan seperti, kepatuhan dalam melakukan diet sehari-hari, jenis kelamin dan

obat-obatan. Pasien HD yang mengkonsumsi energy dan protein dibahwah dari cut of

threshold akan menyebabkan ketidakmampuan dalam mempertahankan keseimbangan

nitrogen netral. Hail dari penelitian lain menunjukan tidak terdapat perbedaan yang

bermakna antara kreatin dengan pemberian minuman berenergi.


Ureum merupakan produk akhir dari metabolisme asam amino. Dalam katabolisme

protein di pecah menjadi asam amino dan deaminasi ammonia. Amonia dalam proses ini

di sintesis menjadi urea. Ureum adalah produk limbah dari pemecahan protein dalam tubuh.

Siklus urea (disebut juga siklus ornithine) adalah reaksi pengubahan ammonia (NH3)

menjadi Urea (CO(NH2)2) (Irendem K.A., Glady I. and Mayer F., 2016).

Menurut Indrasari (2015) bahwa yang mempengaruhi kadar ureum dan kreatinin

adalah konsumsi makanan seperti kapatuhan dalam melakukan diet sehari-hari, jenis

kelamin, dan obat-obatan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pada pasien HD yang

mengkonsumsi energy dan protein dibawah dari cut of threshold akan menyebabkan

ketidakmampuan dalam mempertahankan keseimbangan nitrogen netral.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diketahui bahwa terdapat

perbedaan rerata kadar kreatin sesudah dan kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energi

pada kelompok kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan

4 saset, perlakuan 5 saset.


DAFTAR PUSTAKA

Han, E. S. and goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019) ‘Aspek klinis status

gizi’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1–17

Indrasari, D. N. (2017) Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

‘ Aisyiyah.

Irendem K.A., L., Glady I., R. and Mayer F., W. (2016) ‘Gambaran Kadar Ureum Serum

pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialisis’, Jurnal e-

Biomedik, 4(2), pp. 2–7.

Ivanovna, R., Efrida, E. and Kurniati, R. (2017) ‘Analisis Kadar Kreatinin Serum

Sebelum dan Setelah Terapi Tenovofir pada Penyandang HIV di RS Dr.

M. Djamil Padang Periode 2012-2013’, Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2),

pp. 212–216. doi: 10.25077/jka.v3i2.93.

Loho, I. K. A., Rambert, G. I. and Wowor, M. F. (2016) ‘Gambaran kadar ureum pada

pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis’, Jurnal e-Biomedik,

4(2), pp. 2–7. doi: 10.35790/ebm.4.2.2016.12658.


LAMPIRAN
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM 4

ANALISIS EKSPERIMEN HUBUNGAN VARIABEL (UJI REGRESI/KORELASI)

A. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan penilaian data epidemiologi dengan desain

eksperimen murni

2. Mahasiswa mampu melakukan analisis hubungan pemberian intervensi

B. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen : Saset Ekstra Energy

2. Variabel Dependen

a. Ureum Sesudah

b. Kreatin Sesudah

C. HIPOTESIS

1. Uji Korelasi Pearson


a. Kadar Kreatin Sesudah
Ha : Terdapat hubungan antara kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara kadar kreatin sesudah pemberian
ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2
saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
b. Kadar Ureum Sesudah
Ha : Terdapat hubungan antara kadar ureum sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara kadar ureum sesudah pemberian
ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2
saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
2. Uji Regresi Linier
a. Kadar Kreatin Sesudah
Ha : Terdapat pengaruh kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat pengaruh kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
b. Kadar Ureum Sesudah
Ha : Terdapat pengaruh kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat pengaruh kadar ureum sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Uji Korelasi

Variabel Bebas Variabel Terikat R (Variabel R2 P-value


Terikat)
Kreatin Sesudah 0.800 62,9% 0.000
Saset Ekstrak
Energy Ureum Sesudah 0.785 60.4% 0.000

Intepretasi :

1. Berdasarkan hasil korelasi analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kadar kreatin sesudah pemberian saset ekstrak energy kelompok

kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset


dan perlakuan 5 saset dengan kekuatan hubungan korelasi yang sangat kuat (p-

value : 0.000 ; R=0.800) dan nilai Adjusted R Square yaitu 0.629 yang berarti

sebesar 62.9% kadar kreatin sesudah dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy

pada kelompok kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset,

perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset.

2. Berdasarkan hasil korelasi analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kadar ureum sesudah pemberian saset ekstrak energy kelompok

kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset

dan perlakuan 5 saset dengan kekuatan hubungan korelasi yang sangat kuat (p-

value : 0.000 ; R=0.785) dan nilai Adjusted R Square yaitu 0.604 yang berarti

sebesar 60.4% kadar ureum sesudah dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy

pada kelompok kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset,

perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset.

Tabel Uji Regresi Linier

Varibel Koefisien Koefisien P– Durbin – Persamaan Regresi


Korelasi Value Watson
(R2)
(konstanta) 0.174 0.227
0.000 0.287 Y = 0.227 +
Kreatin 0.000 0.419
0.419X
Sesudah
(Konstanta) 0.093 4.354
Y = 4.354 +
Ureum 0.000 6.129 0.000 0.280
6.129X
Sesudah
Intepretasi :
1. Berdasarkan hasil analsis regresi linier diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kreatin sesudah dengan pemberian ekstrak energy pada kelompok
kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset

dan perlakuan 5 saset (p-value : 0.000). Dengan nilai Durbin-Watson sebesar 0.287

dan persamaan liniernya yaitu Y = 0.227 + 0.419X.

2. Berdasarkan hasil analsis regresi linier diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara ureum sesudah dengan pemberian ekstrak energy pada kelompok

kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset

dan perlakuan 5 saset (p-value : 0.000). Dengan nilai Durbin-Watson sebesar

0.2870 dan persamaan liniernya yaitu Y = 4.354 + 6.129X.

Praktikum ini membahas tentang hubungan kadar ureum dan kadar kreatinin

sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2

saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset. Uji yang dilakukan yaitu

dengan menggunakan uji Korelasi. Sedangkan untuk menguji seberapa besar pengaruh

pemberian ekstrak energy dengan kadar ureum dan kadar sesudah dilakukan Uji Regresi

Linier.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diketahui terdapat bahwa

hubungan yang signifikan antara kreatinin sesudah dan ureum sesudah dengan pemberian

ekstrak energy pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset,

perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset. Diketahui

bahwa 62,9% kadar kreatinin dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy, sedangkan

sebanyak 60,4% kadar ureum dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy.

Hasil penelitian Hartati (2018) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signigikan antara asupan energy dengan ureum dan kreatinin. Asupan energy berkaitan

dengan produksi urea sehingga tidak berhubungan dengan ureum. Kreatinin adalah produk
dari katabolisme kreatinin otot dan ketika proses katabolisme terjadi energy dikeluarkan

dan asupan energy subyek deficit berat (Hartati, 2018).

Selain itu, penelitian yang dilakukan di RSUP dr. M. Yunus Bengkulu juga

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan

kadar ureum (Wahyuni, Yuliantini and Suryani, 2014). Ureum dipengaruhi oleh isi protein

dalam makanan dan kreatinin dipengaruhi oleh laju katabolisme protein (Nugroho et al.,

2017).

E. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa :

1. Terdapat bahwa hubungan yang signifikan antara kreatinin sesudah dengan

pemberian ekstrak energy pemberian ekstrak energy pada kelompok control,

perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan

perlakuan 5 saset. Serta sebesar 62,9% kadar kreatinin dipengaruhi oleh pemberian

ekstrak energy.

2. Terdapat bahwa hubungan yang signifikan antara ureum sesudah dengan

pemberian ekstrak energy pemberian ekstrak energy pada kelompok control,

perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan

perlakuan 5 saset. Serta sebesar 60,4% kadar ureum dipengaruhi oleh pemberian

ekstrak energy.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, S. (2018) HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK HEMODIALISA DIRUANG HEMODIALISA RSUD Dr. M.

ASHARI PEMALANG. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Nugroho, K. P. A. et al. (2017) ‘Status Gizi, Kadar Hemoglobin, Ureum, dan Kreatinin Pasien Konseling Gizi

Hemodialisa’, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, 5(1), pp. 31–43.

Wahyuni, S. E., Yuliantini, E. and Suryani, D. (2014) ‘ASUPAN ENERGI, PROTEIN, DAN STATUS GIZI DENGAN

KADAR UREUM PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISA’,

Jurnal Media Kesehatan, 8(2), pp. 100–204

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai