Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Mata Kuliah Manajemen
Data
NIM : 1800029387
YOGYAKARTA
2021
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 4
A. TUJUAN
B. VARIABEL PENELITIAN
2. Variabel Dependen
a. Ureum Sesudah
b. Kreatin Sesudah
C. HIPOTESIS
1. Kadar Kreatin Sesudah
Ha : Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3
saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
2. Kadar Ureum Sesudah
Ha : Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy
pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3
saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
Ho : Tidak terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak
energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset,
perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Uji Anova
Variabel Kelompok Hasil Uji Homogenity Anova
Normalitas of Variances
Kontrol 0.966
Perlakuan 1 0.302
Perlakuan 2 0.361
Kreatin
0.000 0.000
Sesudah Perlakuan 3 0.459
Perlakuan 4 0.794
Perlakuan 5 0.312
Kontrol 0.065
Perlakuan 1 0.913
Perlakuan 2 0.804
Ureum
0.546 0.000
Sesudah Perlakuan 3 0.171
Perlakuan 4 0.191
Perlakuan 5 0.075
Intepretasi : Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kadar kreatinin
sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2
saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset, dengan varian data ke 6
kelompok tersebut sama (p-value kadar kreatin sesudah= 0,000 dan p-value kadar ureum
sesudah = 0,000 ; homogeneity of variances kadar kreatin sesudah = 0,000 dan homogenity
of variances kadar ureum sesudah = 0.546), sehingga diketahui bahwa kadar kreatin
sesudah memiliki varians data yang berbeda karena nilai homogenitynya < 0.05 dan
menggunakan uji post hoc tamhane’12 sedangkan kadar ureum sesudah memiliki nilai
homogennya > 0.05 yang berarti memiliki varians data yang sama dan menggunakan uji
Intepretasi :
1. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy
2. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy
3. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
4. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
5. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
6. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
7. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
8. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
10. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
11. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
12. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
13. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
14. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
15. Terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian ekstrak energy pada
16. Tidak Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy
17. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
18. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
19. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
21. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy
22. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
23. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
24. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
25. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
26. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
27. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
28. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
29. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
30. Terdapat perbedaan rerata kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada
sesudah dan ureum sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok kontrol, perlakuan
1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset dengan
menggunakan uji One Way Anova yang mana uji ini digunakan untuk menguji variabel
SPSS dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rerata kadar kreatin sesudah pemberian
ekstrak energi pada kelompok konrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3
saset, perlakuan 4 saset dan perlakuan 5 saset. Pada variabel kreatin sesudah terdapat
ekskretorik ginjal. Pemeriksaan kreatinin digunakan untuk memperkirakan LFG dan untuk
skrining kerusakan ginjal (Ivanovna, Efrida and Kurniati, 2017). Menurut (Loho, Rambert
and Wowor, 2016), proses awal biosintesis kreatin berlangsung di ginjal yang melibatkan
asam amino arigin dan glisin. Pada pembentukan kreatin tidak terdapat mekanisme
reuptake oleh tubuh sehingga sebagian besar kreatin dieksresikan melalui ginjal. Selain itu
jika terjadi disfungsional renal maka kemampuan filtrasi kreatin akan berkurang dan
kreatin serum akan meningkat. Terjadinya peningkatan kadar kreatin 2 kali lipat menjadi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Ivanovna, Efrida and Kurniati, 2017)
pada penelitian pemberian kreatin sebelum dan sesudah terhadap penyandang HIV dengan
terapi tenofovir yang menyatakan bawa terdapat perbedaan rerata pemberian kratin serum
sesudah pada penyandang HIV dengan terapi tenofovir. Penelitian lain juga menyatakan
bahwa terdapat perbedaan rerata kreatin serum sesudah pada kelompok laki-laki dan
kelompok perempuan pada penelitian gmabaran kadar kreatin serum pada pasien ginjal
konsumsi makanan seperti, kepatuhan dalam melakukan diet sehari-hari, jenis kelamin dan
obat-obatan. Pasien HD yang mengkonsumsi energy dan protein dibahwah dari cut of
nitrogen netral. Hail dari penelitian lain menunjukan tidak terdapat perbedaan yang
protein di pecah menjadi asam amino dan deaminasi ammonia. Amonia dalam proses ini
di sintesis menjadi urea. Ureum adalah produk limbah dari pemecahan protein dalam tubuh.
Siklus urea (disebut juga siklus ornithine) adalah reaksi pengubahan ammonia (NH3)
menjadi Urea (CO(NH2)2) (Irendem K.A., Glady I. and Mayer F., 2016).
Menurut Indrasari (2015) bahwa yang mempengaruhi kadar ureum dan kreatinin
adalah konsumsi makanan seperti kapatuhan dalam melakukan diet sehari-hari, jenis
kelamin, dan obat-obatan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pada pasien HD yang
mengkonsumsi energy dan protein dibawah dari cut of threshold akan menyebabkan
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diketahui bahwa terdapat
perbedaan rerata kadar kreatin sesudah dan kadar ureum sesudah pemberian ekstrak energi
pada kelompok kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan
Han, E. S. and goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019) ‘Aspek klinis status
Indrasari, D. N. (2017) Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
‘ Aisyiyah.
Irendem K.A., L., Glady I., R. and Mayer F., W. (2016) ‘Gambaran Kadar Ureum Serum
Ivanovna, R., Efrida, E. and Kurniati, R. (2017) ‘Analisis Kadar Kreatinin Serum
Loho, I. K. A., Rambert, G. I. and Wowor, M. F. (2016) ‘Gambaran kadar ureum pada
PRAKTIKUM 4
A. TUJUAN
eksperimen murni
B. VARIABEL PENELITIAN
2. Variabel Dependen
a. Ureum Sesudah
b. Kreatin Sesudah
C. HIPOTESIS
Intepretasi :
signifikan antara kadar kreatin sesudah pemberian saset ekstrak energy kelompok
value : 0.000 ; R=0.800) dan nilai Adjusted R Square yaitu 0.629 yang berarti
sebesar 62.9% kadar kreatin sesudah dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy
signifikan antara kadar ureum sesudah pemberian saset ekstrak energy kelompok
dan perlakuan 5 saset dengan kekuatan hubungan korelasi yang sangat kuat (p-
value : 0.000 ; R=0.785) dan nilai Adjusted R Square yaitu 0.604 yang berarti
sebesar 60.4% kadar ureum sesudah dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy
signifikan antara kreatin sesudah dengan pemberian ekstrak energy pada kelompok
kontrol, perlakuan 1 saset, perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset
dan perlakuan 5 saset (p-value : 0.000). Dengan nilai Durbin-Watson sebesar 0.287
2. Berdasarkan hasil analsis regresi linier diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara ureum sesudah dengan pemberian ekstrak energy pada kelompok
Praktikum ini membahas tentang hubungan kadar ureum dan kadar kreatinin
sesudah pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset, perlakuan 2
saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset. Uji yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan uji Korelasi. Sedangkan untuk menguji seberapa besar pengaruh
pemberian ekstrak energy dengan kadar ureum dan kadar sesudah dilakukan Uji Regresi
Linier.
hubungan yang signifikan antara kreatinin sesudah dan ureum sesudah dengan pemberian
ekstrak energy pemberian ekstrak energy pada kelompok control, perlakuan 1 saset,
perlakuan 2 saset, perlakuan 3 saset, perlakuan 4 saset, dan perlakuan 5 saset. Diketahui
bahwa 62,9% kadar kreatinin dipengaruhi oleh pemberian ekstrak energy, sedangkan
Hasil penelitian Hartati (2018) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signigikan antara asupan energy dengan ureum dan kreatinin. Asupan energy berkaitan
dengan produksi urea sehingga tidak berhubungan dengan ureum. Kreatinin adalah produk
dari katabolisme kreatinin otot dan ketika proses katabolisme terjadi energy dikeluarkan
Selain itu, penelitian yang dilakukan di RSUP dr. M. Yunus Bengkulu juga
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energy dengan
kadar ureum (Wahyuni, Yuliantini and Suryani, 2014). Ureum dipengaruhi oleh isi protein
dalam makanan dan kreatinin dipengaruhi oleh laju katabolisme protein (Nugroho et al.,
2017).
E. KESIMPULAN
perlakuan 5 saset. Serta sebesar 62,9% kadar kreatinin dipengaruhi oleh pemberian
ekstrak energy.
perlakuan 5 saset. Serta sebesar 60,4% kadar ureum dipengaruhi oleh pemberian
ekstrak energy.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S. (2018) HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ
Nugroho, K. P. A. et al. (2017) ‘Status Gizi, Kadar Hemoglobin, Ureum, dan Kreatinin Pasien Konseling Gizi
Wahyuni, S. E., Yuliantini, E. and Suryani, D. (2014) ‘ASUPAN ENERGI, PROTEIN, DAN STATUS GIZI DENGAN
LAMPIRAN