Di Susun
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
2.1 Pengertian Tanah ............................................................................. 2
2.2 Penyebab Terjadinya Lapisan Tanah ............................................... 2
2.3 Pembentukan Tanah Berdasarkan Horizon Tanah ......................... 5
2.4 Macam-macam Proses Pembentukan Tanah .................................. 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Tanah
2. Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Lapisan Tanah
3. Untuk Mengetahui Pembentukan Tanah Berdasarkan Horizon Tanah
4. Untuk Mengetahui Macam-macam Proses Pembentukan Tanah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat
dari sudut pandangnya. Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari
hasil interaksi pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau
batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari tentang tanah
dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses
terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.
2
Meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan
Relief (Topografi)
Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng
suatu wilayah dengan kondisi yang relatif dinamis
Kondisi relief dinamis
Dampak:
1. Ketebalan profil tanah -> topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis
karena ada erosi; topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada
sedimentasi
2. Sistem drainase / pengaliran -> kondisi yang jelek akan menyebabkan
tanah menjadi masam
Bahan Induk (Parental Material)
Terdiri atas:
1. Batuan -> hasilnya tanah mineral
2. Bahan organik -> berasal dari campuran dengan bahan mineral; hasilnya
tanah organik
Mempengaruhi laju dan jalan pembentukan tanah
Adanya tiga sifat dalam bahan induk yang dapat mempengaruhi pembentukan
tanah, yaitu:
1. Sifat kimia berkaitan dengan susunan mineral
2. Sifat fisik berkaitan dengan struktur dan granularitas
3. Sifat permukaan berkaitan dengan kemudahan reaksi
Waktu
Mempengaruhi dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah
Pembentukan tanah membutuhkan waktu relatif lama
Penunjang dari faktor-faktor lainnya -> tahapan pada pembentukan tanah
dapat memberikan profil tanah yang berbeda-beda
Proses Pembentukan Tanah:
1. Weathering (Pelapukan)
Terjadi di lapisan atas tanah
3
Adanya aktivitas memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan
dan mineral) yang dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar
matahari, atau salju)
Terjadi dua aktivitas:
1. Pelapukan fisik -> memecah batuan menjadi partikel yang lebih kecil
2. Pelapukan kimiawi -> melibatkan perubahan komposisi kimia dari
mineral batuan
2. Leaching (Pencucian)
Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk
Hasil pelapukan tersebut terakumulasi oleh tanaman dan membentuk
partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau senyawa kimia
3. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
Transformasi ini berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir
Terjadinya pembentukan mineral tanah liat dan pembentukan bahan
organik yang resisten terhadap pembusukan -> hasil tanah liat tersebut
kemudian mengalami pencucian dan disimpan di bagian bawah horizon
Transformasi dibantu oleh tanaman dan hewan
Transformasi dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi nutrisi
4. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
Terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan mineral lempung
Adanya pembentukan bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang
terakumulasi bersama dengan senyawa organik di dalam tanah
Bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada
profil tanah -> menghasilkan warna yang berbeda-beda pada profil tanah
(a).Zona Humus ; (b) Zona Organik – Mineral ; (c) Zona Alterasi ; (d) Bahan
4
2.3 Pembentukan Tanah Berdasarkan Horizon Tanah
Istilah horizon tak hanya berlaku pada langit. Tanah juga memiliki horizon
namun dengan definisi tersendiri. Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan-
bahan tanah yang kurang lebihnya sejajar dengan permukaan tanah serta memiliki
lapisan yang berbeda.
Namun horizon tanah berbeda dengan lapisan pada tanah. Pada horizon
tanah, proses terbentuknya disebabkan perkembangan tanah. Sedangkan lapisan
tanah terbentuk karena proses pengendapan akibat adanya tenaga geomorfik.
Selain itu, horizon tanah terbentuk dengan lapisan yang dapat diurutkan.
Urutannya dimulai dari permukaan ke bawah. Proses pengurutan tersebut
diperoleh dari logika pembentukan tanah oleh berbagai proses transformasi,
translokasi, pengurangan, serta penambahan atas senyawa kimia dan partikel di
dalam profil.
Sementara pada pengurutan lapisan tanah menggunakan logika
pengendapan material batuan yang memiliki karakteristik menurut macam tenaga
geomorfik yang mengendapkannya.
5
Setidaknya ada enam macam horizon tanah dengan penjelasannya sebagai
berikut:
1. Horizon O
Horizon O adalah jenis horizon tanah yang terdiri atas berbagai material
organik, seperti sisa dedaunan, bangkai hewan, maupun tumbuhan. Letak
horizon O biasanya di permukaan tanah paling atas namun juga dapat terkubur
pada lapisan dibawahnya.
2. Horizon A
Horizon A merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk pada
permukaan tanah. Pada horizon ini terjadi kehilangan pada sebagian besar atau
seluruh struktur batuan asli dalam tanah serta menunjukkan sifat akumulasi
bahan organik yang bercampur dengan fraksi mineral dengan sangat intensif.
Horizon A terdiri atas berbagai topsoil, yakni materi organik dengan
warna gelap yang bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas
organisme. Pada partikel yang lebih halus akan mudah larut serta terbawa ke
lapisan bawah.
3. Horizon E
Jenis lapisan ini berada di bawah permukaan tanah yang telah kehilangan
kandungan mineralnya secara cukup besar. Horizon E kerap melekat pada jenis
Horizon A dengan tujuan untuk menggantikan lapisan tersebut. Untuk
membedakan dengan batas horizon di bawahnya, cirinya adalah warna lebih
terang daripada horizon B.
4. Horizon B
Proses terbentuknya horizon B berada di bawah horizon A, E, atau O yang
telah mengalami perkembangan horizon. Sebagian besar hingga seluruh
struktur batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan
memperlihatkan satu atau lebih sifat tanah.
Seperti misalnya jenis tanah alluvial dari silikat, alumunium, humus,
senyawa besi, serta karbonat dalam bentuk kombinasi maupun tunggal.
6
5. Horizon C
Horizon C adalah lapisan bahan induk tanah. Pembentukkannya
dipengaruhi oleh sedikit proses pedogenik serta tidak memiliki karakteristik
seperti pada horizon O, A, E, maupun B. Letaknya berada di lapisan tanah
terbawah yang terdiri dari batuan dasar yang melapuk.
6. Horizon D atau R
Horizon D atau R memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang
terbentuk dari batuan yang sangat padat serta pejal. Pada area ini belum
mengalami pelapukan pada batuan-batuannya.
7
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelapukan fisik, yaitu perubahan
iklimdan cuaca yang ekstrim. Dalam pelapukan fisik, suhu sangat
berpengaruh terhadap proses pemuaiannya jika suhu panas dan mengalami
penyusutan volume apabila suhu menjadi dingin.
Jika berlangsung dalam jangka waktu yang maka batu semakin lama akan
terbelah dan akan pecah menjadi partikel yang lebih kecil.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan yang prosesnya terjadi akibat perubahan susunan kimiawi di
dalam unsur batuan. Dalam kondisi tertentu hujan asam juga berpengaruh
dalam pelapukan batuan. Hal ini disebabkan adanya kondensasi metana dan
sulfur yang menciptakan efek korosit pada batuan.
Pelapukan Biologi
Pelapukan batuan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup dan
faktor alami. Proses ini berlangsung secara terus-menerus ketika partikel
tanah mulai terbentuk. Pelapukan biologi adalah penyempurna atau
menjadikan butiran tanah menjadi benar-benar sesuai dengan sifat tanah.
2. Proses Pelunakan Struktur
Proses dimana batu yang telah pecah menjadi pecahan yang lebih kecil
akan mengalami pelunakan. Hal ini disebabkan oleh air dan udara saling mengikis
batuan kecil-kecil tersebut. Dalam proses ini air dan udara akan masuk melewati
celah-celah batuan yang akan melunakan batuan kecil tersebut.
Dalam proses pelunakan akan menciptakan sebuah tempat hidup bagi
mikroba dan lumut. Hal ini dikarenakan rongga dan permukaan batuan yang
terkikis oleh air dan udara akan menjadi tempat makhluk hidup untuk tumbuh.
Proses dari pelunakan batuan kecil ini membutuhkan waktu yang cukup lama,
akan tetapi lebih cepat dari pada proses pelapukan batuan.
3. Proses Tumbuhan Tanaman Perintis
Setelah melewati proses pelunakan dari struktur batuan yang lebih kecil.
Tahapan selanjutnya adalah proses tumbuhnya keanekaragaman hayati tenaman
perintis. Tumbuhan yang hidup disini adalah tanaman yang ukurannya lebih besar
dari pada lumut. Tumbuhan sudah mempunyai akar yang masuk melalui celah
8
batuan yang lunak. Hal ini disebabkan batuan yang lunak tersebut kaya akan
kondisi air yang ada di dalam batuan tersendiri.
Asam humus yang ada di dalam batuan akan mengalir melalui celah
batuan dan akan membuat batuan tersebut menjadi lapuk sempurna. Pada proses
ini biasanya sering disebut dengan pelapukan biologis.
4. Proses Penyuburan
Proses penyuburan adalah suatu proses dimana batuan yang telah menjadi
tanah mendapatkan bahan-bahan organik dari organisme di atasnya. Tanah yang
semula hanya mempunyai kandungan mineral saja, dalam proses ini akan
mengalami penggemburan, yaitu proses dimana tanah akan bertambah subur
seiring adanya pelapukan organik. Organisme tanah juga akan berpengaruh
terhadap proses terbentuknya tanah.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat
dari sudut pandangnya
2. Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama
dalam proses pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa
tanah dalam proses pembentukannya membutuhkan lima faktor, yaitu
iklim, organisme, relief (topografi), bahan induk (parent material), dan
waktu.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-geo-tanah-perkembangan-tanah-pdf-free.html
https://www.merdeka.com/sumut/memahami-proses-pembentukan-tanah-beserta-
faktor-yang-mempengaruhinya-kln.html
https://www.studiobelajar.com/tanah/
https://rimbakita.com/horizon-tanah/
https://www.portal-ilmu.com/2019/12/proses-pembentukan-tanah_14.html
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-proses-pembentukan-
tanah-8260/
11