Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR BELAJAR DAN BK BELAJAR

DOSEN : Dian Fitriani, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH
Sweetly nabila Lengkong
A50121084
Kelas B

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya bimbingan belajar adalah inti dari kegiatan disekolah. Bimbingan
belajar merupakan salah satu usaha yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan
belajar yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa aspek.
Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis. Latar
belakang psikologis dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek didik merupakan
pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan
perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya Ahmadi dan Pupriyono ( 1991 ) memaparkan bahwa kemampuan belajar
pada setiap individu siswa tidak sama; ada yang cepat dan ada yang lambat
menangkap isi pelajaran. Oleh karena itu, guru mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam membantu siswa agar berhasil dalam belajar yaitu dengan memberikan
bimbingan belajar.
Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah
mendidik, yaitu membantu subjek didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Sebelum memberikan bimbingan belajar kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan
memahami tingkat perkembangan anak didik, sistem motivasi atau kebutuhan, pribadi,
kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa sebelum berhasil dalam
belajar.
A. Rumusan Masalah

a.Defenisi dasar Belajar dan bk belajar


b.Tujuan dasar Belajar dan bk belajar
c.Manfaat dasar belajar bk belajar
d. Bentuk layanan bk belajar

C. Tujuan
Dapat membantu memahami apa itu dasar belajar dan bk belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi

a.Dasar Belajar

Konsep Belajar Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan
timbul- nya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh
kematang- an dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya
respons utama.4 Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar dalam
bentuk ke- mampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau
sesuatu yang bersifat sementara.
berbagai pengertian belajar menurut pandangan para ahli pendidikan dan psikologi
1. Belajar menurut Pandangan B. F. Skinner
Belajar menurut Skinner adalah menciptakan kondisi peluang dengan penguat- an
(reinforcement), sehingga individu akan bersungguh-sungguh dan lebih giat belajar
dengan adanya ganjaran (funnistment) dan pujian (rewards) dari guru atas hasil bela-
jarnya. Skinner membuat perincian lebih jauh dengan membedakan adanya dua
macam respons. Pertama, respondent response, yaitu respons yang ditimbulkan oleh
perangsang-perangsang tertentu yang disebut eliciting stimuli menimbulkan respons-
respons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air
liur. Pada umumnya, perangsang-
perangsang yang demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya. Kedua,
operant response, yaitu respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsang-perangsang tertentu yang disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena
perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh
organisme. Jadi, seorang akan menjadi lebih giat belajar apabila mendapat hadiah
sehingga responsnya menjadi lebih intensif atau kuat.6
Belajar menurut pandangan Skinner adalah kesempatan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan respons belajar, baik konsekuensinya sebagai hadiah maupun teguran
atau hukuman. Dengan demikian, pemilihan stimulus yang deskriminatif dan
penggunaan penguatan dapat merangsang individu lebih giat belajar, sehingga belajar
merupakan hubungan antara stimulus dengan respons (S2R).

2. Belajar menurut Pandangan Robert M. Gagne


Gagne sebagai yang dikutip oleh Sagala memandang bahwa belajar adalah perubahan
yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus yang
bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi individu sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
setelah ia mengalami situasi tadi.7
Pandangan Gagne di atas menunjukkan bahwa belajar adalah adanya stimulus yang
secara bersamaan dengan isi ingatan memengaruhi perubahan tingkah laku dari waktu
ke waktu. Karena itu, belajar dipengaruhi oleh faktor internal berupa isi ingat- an dan
faktor ekternal berupa stimulus yang bersumber dari luar diri individu yang belajar.
Gagne membagi segala sesuatu yang dipelajari individu yang disebut the doma- ins of
learning itu menjadi lima kategori. Pertama, keterampilan motoris (motor skill), yaitu
koordinasi dari berbagai gerakan badan. Kesua, informasi verbal, yaitu menje- laskan
sesuatu dengan berbicara, menulis, dan menggambar. Ketiga, kemampuan intelektual,
yaitu menggunakan simbol-simbol dalam mengadakan interaksi dengan dunia luar.
Keempat, strategi kognitif, yaitu belajar mengingat dan berpikir memerlukan organisasi
keterampilan yang internal (internal organized skill). Kelima, sikap, yaitu sikap belajar
yang penting dalam proses belajar.8
Berdasarkan uraian di atas, Gagne memandang bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor
dalam diri dan faktor dari luar diri individu belajar yang saling berintekasi, sehingga
kondisi eksternal berupa stimulus dari lingkungan belajar dan kondisi internal yang
berupa keadaan internal dan proses kognitif individu yang saling berinteraksi dalam
memperoleh hasil belajar yang dikategorikan sebagai keterampilan motor- is (motorik
skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.
3. Belajar menurut Pandangan Jean Piaget
Piaget adalah seorang psikolog yang fokus mempelajari berpikir pada anak- anak
sebab ia yakin dengan cara berpikir anak-anak akan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan epistemologi. Piaget berpendapat bahwa ada dua proses yang terjadi
dalam pekembangan kognitif anak, yaitu proses assimilations dan proses
accommodations.9 Proses assimilations, yaitu menyesuaikan atau mencocokkan
informasi yang baru diperoleh dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya dan
mengubahnya bila perlu. Adapun proses accommodations, yaitu menyusun dan
membangun kembali atau mengubah informasi yang telah diketahui sebelumnya
sehingga infor- masi yang baru dapat disesuaikan dengan lebih baik.
Piaget mengembangkan teori kognitif tersebut dalam konteks teori keseimbang- an
yang disebut accomodation. Teori ini memberi penjelasan bahwa struktur fungsi kognitif
dalam berubah kalau individu berhadapan dengan hal-hal baru yang tidak dapat
diorganisasikan ke dalam struktur yang telah ada (association). Akomodasi menurut
Piaget adalah hasil dari yang ditambahkan dan diciptakan oleh lingkungan dan
pengamatan yang tidak sesuai dengan apa yang diketahui dan dipikirkan.10 Piaget
menjelaskan tiga cara bagi anak untuk sampai pada cara mengetahui sesuatu, yaitu
melalui interaksi sosial, melalui pengetahuan fisik, dan melalui logicomathematical.11
Jelaslah bahwa Piaget memandang belajar sebagai suatu proses asimilasi dan
akomodasi dari hasil assosiasi dengan lingkungan dan pengamatan yang tidak sesuai
antara informasi baru yang diperoleh dengan informasi yang telah diketahui
sebelumnua.

b.BK Belajar
Bimbingan dan Konseling Belajar merupakan bagian dari BK perkembangan yang
memiliki spesifikasi dan kapasitas untuk memfasilitasi perkembangan aspek belajar
seseorang Siswa/ Konseli berada dalam masa perkembangan khususnya belajar,
mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang potensi yang dimiliki
dan lingkungannya serta pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Dengan
adanya alasan tersebut maka diperlukan Bimbingan dan Konseling Belajar ini
Bimbingan dan Konseling Belajar adalah segala layanan Bimbingan dan Konseling
yang memungkinkan konseli untuk dapat mengembangkan aspek fisik, psikis &
lingkungan belajarnya sehingga dapat belajar dan berkembang dengan optimal.
Kesimpulan tersebut diperkuat oleh pendapat Prayitno & Amti (2009) yang menyatakan
bahwa bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
penting diselenggarakan di sekolah. Menurut Prayitno & Amti (2009) pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Seringkali kegagalan itu
terjadi disebabkan karena siswa tidak mendapatkan layanan BK yang memadai,
khususnya layanan BK Belajar.
Ada dua jenis hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan BK Belajar dan ini dirasa
perlu untuk dibedakan fokusnya, yaitu mengenai bimbingan belajar dan konseling
belajar. Fokus dari bimbingan belajar adalah untuk mengembangkan seluruh potensi
konseli terkait dengan belajarnya agar tercegah dari timbulnya masalah baik masalah
yang berkaitan dengan fisik, psikis dan lingkungan belajarnya sehingga dapat berubah
serta berkembang dengan optimal. Sedangkan fokus dari konseling belajar adalah
untuk mengentaskan masalah belajar siswa sehingga dapat berkembang dengan
optimal. Secara umum fokus/ perhatian dari BK Belajar ini meliputi 3 aspek, yaitu aspek
keterampilan untuk sukses belajar, aspek kesulitan dalam belajar, dan aspek masalah
dalam belajar.
Adapun tahapan manajemen BK Belajar adalah mulai dari tahap analisis kebutuhan,
perencanaan layanan, aksi pemberian layanan, serta evaluasi dan tindak lanjut.
Analisis kebutuhan disini berkaitan dengan pencarian data mengenai masalah belajar
apa yang dialami siswa. Pencarian data ini dapat menggunakan beberapa instrumen
seperi pedoman observasi, skala psikologis, daftar checklist, dan lain- lain sesuai
dengan kebutuhan. Kemudian jika data telah diperoleh maka dilakukan diagnosa
beserta analisis data masalah belajar tersebut. Apabila telah ditemukan masalah belajar
apa yang akan ditangani maka lanjut pada tahap kedua, yaitu perencanaan layanan.
Tahap perencanaan layanan meliputi penentuan tujuan layanannya apa, strategi
layanan apa yang sesuai dengan masalah tersebut, pendekatan dan teknik konseling
apa yang cocok, media apa yang sekiranya akan digunakan, berapa lama durasi per
sesi, materi apa akan disampaikan disesuaikan dengan masalah belajar tersebut
beserta penentuan indikator ketercapaiannya serta penyusunan RPLBK sesbagai
acuan dalam tahap pelaksanaan layanan BK Belajar. Setelah tahap kedua selesai,
tahap selanjutnya adalah aksi pemberian layanan BK
Belajar sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya dapat
berupa bimbingan
belajar atau konseling belajar. Setelah pelaksanaan selesai dilakukan evaluasi proses
maupun hasil. Evaluasi proses berkaitan dengn seberapa tingkat keberhasilan saat
pelaksanaan layanan BK Belajar berlangsung sedangkan evaluasi hasil berkaitan
dengan seberapa ampuh layanan BK Belajar ini untuk mereduksi masalah belajar yang
telah ditentukan tadi. Dalam evaluasi ini pun juga membahas bagaimana proses
pengubahan yang terjadi pada siswa, apa kelebihan dari layanan ini serta kendala apa
yang dialami. Hal ini sangat penting untuk diungkapkan karena sebagai dasar dari
pelaksanaan follow up atau tindak lanjut pada sesi berikutnya untuk memastikan
apakah setelah mengikuti layanan BK Belajar, perubahan yang dialami siswa bersifat
permanen atau hanya sementara.

B.Tujuan

a. Dasar belajar
Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.Proses belajar di anggap berhasil
apabila si pelajar mampu memahamidirinya dan lingkungannya.sedangkan menurut
Teori,belajar adalah usaha dan memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya,akan tetapi dunia modern lebih
berpegangan pada teori belajar Humanistic.
Sedangkan menurut Rohman Ali,yang terpenting dalam Proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan-tujuan belajar itu,yaitu:
a.Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar dan siswa yang
akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya
b.Pengorganisasian bahan pengajaran dan bejalar relevan/relative.
b.BK Belajar
Tujuan Umum Bimbingan dan Konseling Belajar yaitu untuk membantu konseli
mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam belajar Sementara, tujuan
khusus bimbingan dan konseling belajar yaitu:
1. Memfasilitasi siswa agar memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
berkontribusi terhadap pembelajaran yang efektif di sekolah maupun belajar sepanjang
hayat.
Sikap dan kebiasaan yang dimaksud yaitu siswa terbiasa membiaca buku, teratur dalm
belajar, aktif mengikuti program belajar yang diprogramkan oleh sekolah maupun les,
dan lain-lain. Sikap dan kebiasaan belajar yang disiplin, rutin, dan terjadwal merupakan
proses yang baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara akademik. Hukum
belajar mengatakan 2x5 lebih baik daripada 5x2, artinya belajar 2 jam kali lima hari
lebih baik daripada belajar 5 jam selama 2 hari.
Keterampilan belajar yang dimaksud yaitu siswa mengenali cara belajar yang cocok
untuk dirinya. Sebagian orang mungkin memahami konsep dapat dibantu dengan
gambar, akan tetapi sebagian yang lain mungkin sekali membaca langsung paham.
Ketika siswa menyadari akan kemampuannya memahami konsep melalui
skema/gambar, maka sebaiknya ia menerapkan metode tersebut dalam kehidupannya
di sekolah maupun ketika ia nanti berada di dunia kerja. Peserta didik perlu memiliki
keterampilan dan teknik belajar yang efektif, misalnya keterampilan mencatat,
persiapan menghadapi ujian, dan lain-lain.
Mengapa ketika konseli memasuki dunia kerja masih disinggung terkait tujuan BK
Belajar? Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan sepanjang hayat dan pemberian
layanan bimbingan dan konseling dilakukan sepanjang jangkauan Konselor. Layanan
Bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan ketika di sekolah saja. Belajar
sepanjang hayat maksudnya yaitu sesungguhnya selama hidup manusia dituntut untuk
belajar. Ketika individu tidak termotivasi untuk belajar, ia akan terpinggirkan dari
kehidupan bermasyarakat.
2. Memfasilitasi peserta didik dalam agar memiliki kesadaran akan potensi/kekuatan
yang dimiliki baik secara akademik maupun non-akademik dan sadar akan hambatan
yang mungkin muncul dalam proses belajar .
Untuk mencapai kemandirian konseli, langkah awal yang perlu dilakukan oleh konselor
yaitu membantu peserta didik untuk mengenali dirinya (Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan, 2010, Permendikbud, 2014). Setiap anak memiliki potensi, hanya saja cara
untuk mengekspresikan kemampuannya itu berbeda antara anak satu dengan yang
lain. Potensi individu dapat dilihat baik itu secara akademik maupun non-akademik.
Sebagai contoh, mungkin kita dapat menjumpai beberapa anak yang menyukai
aktivitas pembelajaran kinestetik, namun ada juga individu yang lebih menyukai
aktivitas penalaran. Sebagai contohnya, untuk memfasilitasi anak-anak yang menyukai
dan berkompetensi pada bidang penalaran guru BK dapat memberikan masukan pada
sekolah agar di bentuk ekstrakurikuler karya ilmiah.
Individu yang sama-sama memiliki intelegensi rata-rata pun mungkin memiliki cara yang
berbeda untuk menggunakan kemampuannya. Seseorang mungkin dapat belajar
dengan baik ketika ada musik, melihat hal-hal secara visual menarik, dan juga sambil
menggerakkan anggota badan. Kita sering menyebutnya sebagai gaya belajar
kombinasi visual, auditori, kinestetik, sementara teman yang lain mungkin dapat belajar
hanya ketika sunyi. Persoalan mengenali “kenyaman diri” dalam belajar penting untuk
diketahui, sehingga siswa tidak cepat bosan dalam belajar.

3. Memfasilitasi siswa untuk dapat menyelesaikan studi dengan lancar, dan


mempersiapkan studi ke jenjang berikutnya Siswa memiliki keterampilan untuk
menyusun tujuan dan rencana dalam pendidikan, misalnya penyusunan jadwal,
mempersiapkan materi menghadapi ujian, mendalami mata pelajaran tertentu sebagai
persiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

4. Memfasilitasi siswa agar mampu mengatasi hambatan maupun kesulitan dalam


belajar, dan melihat keterkaitan akademik/studi dengan dunia kerja, kehidupan di
masyarakat, dan komunitas (Norman C. Gysbers dan Patricia Handerson, 2012:655),
(Depdiknas, 2007:197).
Aktivitas bimbingan dan konseling belajar harus memberdayakan individu. Peserta
didik didorong bersikap kritis dan menggunakan daya ciptanya untuk memecahkan
hambatan yang ada. Konseli adalah subjek pembelajar bukan objek yang disogoki oleh
keputusan-keputusan konselor. Paulo Freire (Paulo Freire, 2002: x-xi) menyebutkan
kondisi ini sebagai “pendidikan gaya bank”. “Guru bicara, murid mendengarkan,guru
mengatur, murid diatur“. Konseli tidak harus dituntun tetapi konselor memotivasi agar
konseli menjadi berdaya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri.

C.MANFAAT

a.Konsep Dasar Belajar


1.Meningkatkan produktivitas pembelajaran, melalui:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu
secara lebih baik
(b) mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah belajar murid/mahasiswa;
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, melalui:
(a) mengurangi kontrol guru/dosen yang kaku dan tradisional,
(b) memberikan kesempatan kepada murid/mahasiswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuannya;
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, melalui:
(a) perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis,
(b) pengembangan bahan pembelajaran berbasis penelitian;

4. Lebih memantapkan pembelajaran, melalui:


(a)peningkatkan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi,
(b) penyajian data dan informasi secara lebih konkrit;
5. Memungkinkan belajar secara seketika, melalui
(a) pengurang jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya konkrit.
(b) memberikan pengetahuan yang bersifat langsung; dan
(6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, terutama dengan adanya
media massa, melalui:
(a) pemanfaatan secara bersama yang lebih oleh luas tenaga tentang kejadian-kejadian
yang langka,
(b) penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.

b.Bk Belajar
bk belajar memiliki manfaat yaitu:
a. Manfaat bagi guru
1. Membantu untuk lebih mampu menyesuaikan materi pembelajaran, bahkan program
pembelajaran dengan keadaan siswa perorangan maupun kelompok.
b. Manfaat bagi siswa.
1. Dapat membantu karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan menjadi dasar
bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada diposisi yang tepat.

D.Bentuk Layanan BK Belajar

Adapun bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling
terhadap peserta didik adalah sebagai berikut :
a. pelayanan individu
Pelayanan individu adalah salah satu bimbingan atau penyerahan yang diberikan guru
Bimbingan Konseling kepada peserta didik secara perorangan, pelayanan ini biasanya
diberikan pada peserta didik yang mempunyai masalah pribadi. Pelayanan secara
individu ini dapat dilakukan guru bimbingan dan konseling di ruang bimbingan dan
konseling atau kunjungan ke rumah.
b. pelayanan kelompok
Pelayanan kelompok yaitu suatu pelayanan atau bimbingan yang dilakukan guru
Bimbingan Konseling secara berkelompok. Bimbingan ini biasa diberikannya diberikan
pada peserta didik yang mempunyai masalah secara kelompok, bimbingan bisa
diberikan di dalam kelas, di masjid atau di aula.
Adapun indikator guru Bimbingan Konseling menerapkan bimbingan belajar dalam
meningkatkan hasil belajar adalah sebagai berikut.
1. Menunjukkan cara-cara belajar yang efektif
2. Membantu mempersiapkan diri dalam mengerjakan tugas dan ujian
3. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam belajar
4. Membantu dalam pengembangan bakat dan kariernya dimasa depan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa belajar dan bk belajar merupakan hal yang dapat
membantu dalam dunia pendidikan, untuk lebih mudah dalam proses pebelajaran
terutama bagi siswa dan mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah yang dimiliki
dalam pendidikan.
Dan memiliki manfaat yaitu:
(a) mempercepat laju belajar dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu
secara lebih baik
(b).Dapat membantu karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan menjadi dasar
bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada diposisi yang tepat.
Daftar Pustaka

Anni Mulyani, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).


BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR (Teori dan Aplikasinya)
Edisi 1
LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 17 NO. 1 JUNI 2014: 66-79
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (MUH. SAIN HANAFY)

Anda mungkin juga menyukai