Anda di halaman 1dari 2

Menjaga Gotong Royong

Oleh : Edy Kuntoro (staff Dinas PUPR Kab. Garut)

Pencanangan bulan bakti gotong royong masyarakat ke XVI tingkat propinsi Jawa Barat 2019
telah usai tanggal 30 April yang lalu dan suatu prestasi membanggakan bahwa kategori desat
terbaik I adalah Desa Sindanggalih Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Garut. Namun hal
yang paling terpenting adalah bagaimana semangat gotong royong masyarakat tetap
terpelihara dipelosok masyarakat ?
Mungking tidak banyak yang mengetahui/menyadari bahwa gotong royong merupakan salah
satu ciri khas karakter/jati diri Bangsa Indonesia, seperti yang dikatakan M. Nasroel, 1967,
gotong royong merupakan Falsafah Indonesia. Falsafah yang berbeda dengan falsafah Barat
dan Falsafah Timur, dimana filosofinya termanifestasi dalam ajaran mufakat, pantun-pantun,
Pancasila, hukum adat, ketuhanan, gotong royong dan kekeluargaan (www.wikipedia.org)
Selanjutnya bagaimana kita sebagai aparat sipil negara mensikapinya ? disaat arus globalisasi
menyebabkan karakter bangsa ini mulai tergerus bahkan dibeberapa tempat terutama
perkotaan sudah hilang ?. Jauh-jauh hari pemerintah Kabupaten Garut telah mencanangkan
gerakan “Hayu Bebersih” yang dilaksanakan tiap hari Jum’at bagi segenap lapisan
masyarakat dan aparat pemerintah dengan maksud terpeliharanya nilai-nilai yang diinginkan.
Bagi aparat yang bekerja dilapangan, gerakan yang tak lain adalah gotong royong merupakan
nafas baru yang pelaksanaannya dapat mensinergiskan pemerintah dan masyarakat. Salah
satu cara untuk membangkitkan nilai gotong royong ini bagi aparat pemerintah adalah
menyadari manfaat dan tujuan gerakan tersebut.
Apa manfaat yang didapat dari aparat pemerintah ketika penggalakan gotong royong bersama
masyarakat ;
1. Masyarkat akan tergugah untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Terdapat banyak
kasus dilapangan bahwa gotong royong yang telah membudaya akan meringankan tugas
pemerintah, sebagai contoh ketika terjadi jebolnya saluran atau longsoran, bahu membahu
masyarakat dan aparat dengan mudah dan cepat terlaksana tanpa menunggu waktu.
2. Solidaritas dan rasa kekeluargaan. Paling terpenting dalam gotong royong dengan
masyarakat adalah semua atribut pribadi yang melekat harus dilepaskan, semua derajat
adalah sama, maka timbulah rasa hormat menghormati, solidaritas serta kekeluargaan. Ini
penting karena setiap permasalahan yang muncul (terkait pembangunan) akan lebih mudah
terselesaikan jika merasa berkeluarga dibanding dengan orang asing, bukan begitu ?
3. Menghemat “Anggaran”, pada saat bersama-sama di tempat gotong royong, seringkali
menjadi ajang curahan hati masyarakat terkait permasalahan yang ada. Tentunya ini
menjadi data awal yang cukup rinci/detail bagi perencanaan (memudahkan) karena dapat
langsung dilakukan survey lapangan, wawancara tokoh masyarakat. Kegiatan ini
memangkas waktu perencanaan serta menjadikan perencanaan yang ditindaklanjuti
kegiatan pembangunan akan lebih tepat sasaran dan tepat secara teknis.
Semua sama dalam kebersamaan
(Dok. Edy K)

Tentunya masih banyak lagi manfaat dari gotong royong ditinjau dari berbagai aspek.
Namun yang perlu ditanamkan dan dicamkan adalah seperti uraian Prof. Dr.
Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia ;

“Gotong Royong menjadikan kehidupan manusia Indonesia lebih berdaya dan sejahtera”

--Ayo Gotong Royong--

Sumber :
www.bappeda.jabarprov.go.id
http://majalah1000guru.net/2016/05/budaya-gotong-royong-globalisasi/
www.wikipedia.org
http://ciputra-uceo.net/blog/2016/2/15/gotong-royong-dan-manfaat-gotong-royong-bagi-
kehidupan/
http://pengayaan.com/5-manfaat-dari-gotong-royong/
http://news.juggala.co.id/tumbuhkan-gotong-royong-pupr-keliling-kelurahan/

Anda mungkin juga menyukai