KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
1) Pengertian ABK
menggantikan pengertian dari anak cacat atau luar biasa, namun memiliki
pengertian yang lebih positif yaitu anak dengan keberagaman yang berbeda
Khusus memiliki hambatan belajar yang disebabkan oleh kecacatan atau bawaan
sejak lahir.
11
12
memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak pada umumya,
mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama dalam hal
pendidikan. Oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai
2) Klasifikasi ABK
komunikasi.
13
a. Prinsip umum
1. Prinsip motivasi
Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar tetap memiliki
2. Prinsip latar/konteks
3. Prinsip keterarahan
secara jelas, menerapkan bahan dan alat yang sesuai serta mengembangkan
siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak
arah.
14
anak untuk melakukan praktek atau percobaan atau menemukan sesuatu melalui
6. Prinsip individualisasi
Guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak secara
7. Prinsip menemukan
untuk terlihat secara aktif baik fisik, mental, sosial, dan/atau emosional.
b. Prinsip Khusus
Prinsip ini mengarahkan pada masing-masing kebutuhan anak atau kelainan yang
1. Tunanetra
a. Prinsip kekonkretan
(baik asli maupun tiruan) sebagai alat bantu atau media dan sumber belajar dalam
Prinsip ini menuntut guru agar dalam proses belajar mengajar tidak hanya bersifat
informatif akan tetapi semaksimal mungkin anak diajak ke dalam situasi nyata
sesuai dengan tuntutan tujuan yang ingin dicapai dan bahan yang diajarkannya.
2. Tunarungu
anak (face to face) sehingga anak dapat melihat gerak bibir guru.
Ketika berbicara guru hendaknya menggunakan lafal/ejaan yang jelas dan cukup
c. Prinsip keperagaan
Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar hendaknya disertai peragaan
(mengunakan alat peraga) agar lebih mudah dipahami anak. Di samping dapat
3. Tunagrahita
dan guru. Guru hendaknva berbahasa yang lembut, tercapai sabar, rela berkorban,
dan memberi contoh perilaku yang baik ramah, dan supel, sehingga siswa tertarik
16
b. Prinsip keperagaan
sosial, maupun lingkungan alam. Bila tidak memungkinkan, guru dapat membawa
Habilitasi adalah usaha yang dilakukan seseorang agar anak menyadari bahwa
usaha yang dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan cara, sedikit demi
4. Tunadaksa
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran bagi anak tunadaksa yaitu:
(1) pelayanan medik, (2) pelayanan pendidikan. dan (3) pelayanan sosial, yang
pada dasarnya juga tidak dapat lepas dengan prinsip habilitasi dan rehabilitasi di
atas.
5. Tunalaras
positif yang berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Guru harus membimbing anak dengan mengisi waktu luangnya untuk kegiatan-
Guru harus dapat menyelami jiwa anak, dimana letak ketidakselarasan kehidupan
kelompoknya, menjadi tokoh idola siswa, dengan cara melindungi siswa, dan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan agama, dengan cara
18
diberi tugas-tugas tertentu yang terpuji, baik secara individual maupun secara
kelompok.
h. Prinsip disiplin
Guru perlu membiasakan siswa untuk hidup teratur dengan selalu diberi
efektif dan efisien kepada anak berkebutuhan khusus, sehingga dengan demikian
b. Interaksi Sosial
mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu serta menentukan system dan hubungan sosial.
sebgai individu ataupun kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi dan
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari
19
Beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu ciri fisik
dan penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu
sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat
meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
20
Suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat
Soerjono Sukanto (2012:72) yaitu : adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi.
a. Kontak sosial
itu tidak perlu suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan
ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon,
telegraf, radio, dan yang lainnya yang tidak perlu memerlukan sentuhan
badaniah.
b. Komunikasi
diketahui oleh kelompok lain aatau orang lain. Hal ini kemudain merupakan
memiliki arti yang hampir sama dengan kontak. Namun adanya kontak belum
makna atas suatu pesan dan tujuan bersama antara masing-masing pihak.
Untuk itu dalam interaksi sosial akan terjadi jika adanya kontak sosial dan
komunikasi
Menurut Muryati dan Suryawati (2003:23) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
Pada saat dua individu bertemu, interaksi sosial sudah mulai terjadi. Walaupun
kedua individu itu tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi
sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain
Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai
kepentingan kelompok.
berikut:
3. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan tersebut dengan
interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus
ternyata merupakan proses yang kompleks, tetapi padanya dapat kita beda-
72) diantaranya:
1. Faktor imitasi
Imitasi merupakan proses meniru orang lain. Misalnya bagaimana seorang anak
mendengarnya dan mengimitasi penggunaannya dari orang lain. Lebih jauh, tidak
hanya berbicara yang merupakan alat komunikasi yang terpenting, tetapi juga cara-
Misalnya, tingkah laku tertentu, cara memberikan hormat, cara menyatakan terima
6. Faktor sugesti
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama.
Bedanya adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar
dirinya; sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari
dirinya yang lalu diterima oleh orang lain diluarnya. Sugesti dalam ilmu jiwa
sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses di mana seorang individu menerima
suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa
7. Faktor identifikasi
Identifikasi dalam arti psikologi adalah berarti dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain. Kecenderungan ini bersifat tidak sadar bagi anak dan
8. Faktor simpati
lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian
identifikasi, timbulnya simpati itu merupakan proses yang sadarbagi manusia yang
merasa simpati terhadap orang lain. Peranan simpati cukup nyata dalam hubungan
persahabatan antara dua orang atau lebih. Patut ditambahkan bahwa simpati dapat
c. Inklusi
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan
standar nasional yang berlaku di sekolah umum. Namun demikian, tiap hambatan
yang dialami peserta didik sangat bervariasi mulai dari yang ringan, sedang
dilakukukn oleh tim pengembang kurikulum di sekolah. Dalam hal ini tim
tersebut meliputi kepala sekolah, guru pendamping khusus, guru kelas, serta ahli-
dalam model ini bisa terdapat siswa berkebutuhan khusus yang memiliki
khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait. Model ini
27
mereka bisa mengikuti proses belajar sesuai dengan fase perkembangan dan
kebutuhannya.
2) Pengertian Inklusi
kita. Hal inilah yang akhirnya melahirkan suatu sistem baru dalam model
pendidikan inklusi.
beragam. Sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas
maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-
anak berhasil.
Untuk itu pendidikan inklusi adalah suatu bentuk layanan pendidikan pada
siswa ABK yang terbaru yang menggantikan model layanan pendidikan yang
lama dimana dalam pendidikan inklusi siswa ABK diterima di sekolah biasa atau
sekolah reguler.
bagi semua anak dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan bagi yang
memiliki kecerdasan tinggi, bagi yang secara fisik dan psikologi memperoleh
Salah satu tujuan utama adanya pendidikan inklusi adalah untuk mendorong
diantaranya:
a. In-and-out
b. Two-teachers
menggunakan dua orang guru, yaitu guru regular dan guru pembimbing khusus
(GPK).
c. Full inclusion
30
d. Rejection of inclusion
lainnya.
Anak berkebutuhan khusus dapat secara fleksibel pindah dari satu bentuk
layanan ke bentuk layanan yang lain, seperti bentuk kelas regular penuh, regular
dengan cluster, regular dengan pull out, reguler dengan cluster dan pull out,
Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) sepanjang hari di kelas
Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam
kelompok khusus.
Anak berkelainan belajar bersamaa anak lain (normal) di kelas reguler namun
Anak berkelainan belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam
kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler
Anak berkelainan belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun
kelas reguler.
berkelainan berada di kelas reguler setiap saat dengan semua mata pelajarannya
(inklusi penuh) , karena sebagian anak dapat berada di kelas khusus atau ruang
waktunya berada di kelas khusus pada sekolah reguler (inklusi lokal). Kemudian,
bagi yang gradasi kelainannya sangat berat , dan tidak memungkinkan di sekolah
reguler (sekolah biasa), dapat disalurkan ke sekolah khusus (SLB) atau tempat
Setiap sekolah inklusi dapat memilih model mana yang akan diterapkan,
terutama bergantung kepada: jumlah anak berkelainan yang akan dilayani, jenis
yang tersedia.
32
Tercapainya suatu tujuan pendidikan inklusi dengan baik tidak lepas dari
peran seorang GPK. GPK sesuai dengan buku pedoman dan penyelenggaraan
pendidikan inklusif tahun 2007 adalah guru yang mempunyai latar belakang
inklusi.
Pedoman khusus penyelenggara inklusi tahun 2007 tugas GPK antara lain
adalah:
b. Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang tua
peserta didik
pengayaan
siswa ABK.
seorang GPK cukup begitu vital. Karena apabila tidak adanya GPK di suatu
Selain GPK, di sekolah inklusi juga terdapat sadow dimana peran sadow juga
turut membantu GPK dalam hal penanganan siswa ABK. Peran sadow dalam
layanan khusus kelas inklusi ialah membantu dan mengajari anak berkebutuhan
khusus pada saat proses pembelajaran di kelas, dengan demikian anak tersebut
dapat mengikuti materi yang telah dijelaskan oleh guru dan bisa mengikuti teman-
temannya yang lain. Selain itu sadow juga bertugas untuk membantu komunikasi
dengan temen disekelilingnya atau dengan guru. Karena tidak semua siswa non
ABK atau orang lain disekelilingnya mengerti apa yang dimaksud siswa
Penelitian mengenai interaksi siswa ABK dan siswa Non ABK di sekolah
inkusi pernah dilakukan oleh orang lain. Penelitian tersebut dilakukan oleh Indar
Khusus Di SDN 016/016 Samarinda (Studi kasus anak penyandang autis). Tujuan
Hasil dari penelitian ini meliputi komunikasi anak autis di SDN Samarinda
016/016 yang menyatakan bahwa apabila kondisi anak sedang stabil, maka proses
interaksi akan berjalan baik. Akan tetapi apabila keadaan mereka tidak stabil akan
membuat guru ataupun teman yang berada di sekitarnya tidak dapat memahami
dengan baik, sehingga proses interaksi sosial akan sedikit terganggu. Hasil
penelitian yang lain ialah kerja sama anak autis, hasil penelitian menujukkan
bahwa ada suatu kerja sama yang dengan adanya kesamaan kegemaran yang
sama, namun jika terdapat perbedaan kegemaran maka anak autis kurang bisa
perbedaanya terletak pada subyek penelitian yang di diteliti. Jadi penelitian Indar
35
Malang.
36
3. Kerangka Pikir
Pendidikan inklusi adalah dimana sekolah reguler menerima siswa ABK dan kemudian siswa
ABK aktivitas belajar serta interaksi sosial bersama dengan siswa non ABK
Sumber data:
1. Kepala sekolah
2. GPK
3. Siswa ABK
4. Siswa non ABK