Anda di halaman 1dari 13

Al-Athfal: Volume 2 No 2 Maret 2020 Print ISSN 2654-3729

E-ISSN 2686-4568
EFEKTIVITAS TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA) DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN PADA ANAK
(Effectiveness of the Qur’an education park in improving the ability to read and write the
Qur’an in Children)
Nur Fadillah
fadillahnur@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Parepare
Salmiati
salmiatifai@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Parepare

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang bagaimana sistem pembelajaran TPA Darul istiqamah Gura, bagaimana efektivitas
TPA dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada anak-anak di Desa Buntu mondong dan faktor apa
yang mempengaruhi efektivitasnya TPA Darul istiqamah Gura dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
al-Qur’an pada anak-anak di Desa Buntu Mondong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pembelajaran
TPA Darul Istiqamah Gura, untuk mengetahui tingkat efektivitas TPA dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-
Qur’an dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitasnya TPA Darul istiqamah Gura dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an pada anak-anak di Desa Buntu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling
sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan , yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
menggungakan self-instrument sebagai instrument utama. Untuk analisis pada penelitian ini bersifat induktip. Hasil
penelitian diketahui bahwa Sistem pembelajaran TPA Darul Istiqamah Gura menyiapkan anak didiknya agar menjadi
generasi Qur’ani yaitu generasi yang mencintai al-Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari- hari, Efektivitas
TPA dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an santri mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur’an selama 4
hari dalam seminggu ini berarti bahwa TPA ini sangat menitik beratkan pada pelajaran membaca dan menulis al-
Qur’an. Dan Faktor penunjang keefektivan TPA Darul Istiqamah Gura dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-
Qur’an pada anak-anak di Desa Buntu Mondong adalah tersedianya sarana dan prasarana serta materi dan metode
pembelajaran yang menarik bagi para santri, Adanya dukungan dari orang tua santri, Selain itu juga didukung oleh
berbagai macam usaha untuk peningkatan kualitas guru mengaji. Penelitian ini diharapkan mampu lebih meningkatkan
lagi efektivitas TPA Darul istiqamah Gura dalam meningkatkan Kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an pada
anak-anak di desa buntu mondong.

Kata Kunci : Efektivitas, Taman Pendidikan Al-Qur’an, Anak

ABSTRACT

This risect discusses how the Darul Istiqamah Gura TPA learning system, how the effectiveness of the TPA in
improving the ability to read and write the Koran in children in the village of Buntu Mondong and what factors
influence the effectiveness of the TPA Darul Istiqamah Gura in improving the ability to read and write al -Qur'an in
children in the village of Buntu Mondong. The purpose of this study was to determine the learning system of Darul
Istiqamah Gura TPA, to find out the level of effectiveness of TPA in improving the ability to read and write the Koran
and to determine the factors that influence the effectiveness of the TPA Darul Istiqamah Gura in improving the ability
to read and write the Koran in children in Buntu Village. This study uses a qualitative descriptive approach with
sampling techniques using snowball sampling while data collection techniques are used, namely observation, interviews
and documentation using the self-instrument as the main instrument. For analysis in this study is inductive. The results
of the study revealed that the Darul Istiqamah Gura TPA learning system prepares its students to become the Qur'ani
generation, namely the generation who loves al-Qur'an as daily reading and outlook on life, the effectiveness of the
TPA in improving students' reading and writing abilities of the Qur'an Following the Qur'an reading and writing lesson
for 4 days in a week means that this TPA is very focused on reading and writing the Qur'an. And the supporting factor
of the effectiveness of the Darul Istiqamah Gura TPA in improving the ability to read and write the Koran in children in
Buntu Mondong Village is the availability of facilities and infrastructure as well as interesting learning materials and
methods for students, the existence of support from parents of students, in addition to it is also supported by various
kinds of efforts to improve the quality of Koran teachers. This research is expected to be able to further enhance the
effectiveness of the Darul istiqamah Gura TPA in improving the ability to read and write the Qur'an for children in the
village of dead mondong.

Keywords:Effectiveness, Al Qur’an education park, Child


“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa
PENDAHULUAN kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia
Psikologis pendidikan merupakan alat mendapat kebaikan ia amat kikir,kecuali
untuk memahami tingkah laku peserta didik. orang-orangyang mengerjakan shalat.yang
Guru harus senantiasa memahami dan mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.”2
mengikuti perkembangan psikologis Upaya memberikan hukuman bukan
pendidikan, karena dengan modal tersebut hanya bermaksud untuk mencegah
guru dapat memahami pertumbuhan dan terulangnya pelanggaran, melainkan
perkembangan belajar peserta didik.1Dengan bagaimana menghilangkannya. Dalam arti
demikian guru dapat meningkatkan bahwa dalam dalam diri anak didik hukuman
kemampuan belajar peserta didik sesuai harus mempunyai suatu nilai yang
potensi yang dimiliknya dan menggunakan mengimbangi kejahatan yang terdapat dalam
metode pembelajaran yang tepat. pelanggaran.3 Hukuman bagi anak juga akan
Hukum merupakan masalah yang etis, menghasilkan kedisiplinan yang pada taraf
menyangkut soal baik dan buruk. Dalam yang lebih tinggi akan menginsyafkan anak
dunia pendidikan, metode pemberian didik. Oleh karena itu berbuat atau tidak
hukuman bukanlah kata yang tabu, sebab dari berbuat bukan karena takut akan hukuman,
dahulu hingga sekarang .hukuman terdiri atas melainkan keinsyafan sendiri.4
tiga macam , yang disesuaikan dengan tingkat Seorang pendidik boleh saja
perkembangan anak yang menerima memberikan hukuman dengan hukuman yang
hukuman, yaitu : Hukuman asosiatif, sifatnya edukatif, dengan tujuan untuk
Hukuman logis, Hukuman normative. Agar mengajar dan mendorong anak didik,
metode ini tidak di jalankan secara leluasa menghentikan tingkah laku mereka yang
dan sembarang oleh pendidik, , maka setiap keliru ataupun salah, agar dapat mengarahkan
pendidik hendaknya memperhatikan dengan dirinya untuk membangun dan
sungguh sungguh syarat yang harus di penuhi mengembangkan pengendalian diri sendiri.
dalam mengaplikasikan metode pemberian Upaya ini terkait dengan tujuan
hukuman . hal yang paling penting di pedidikan islam yang arahnya bukan hanya
tekankan adalah hukuman dalam pendidikan pada aspek kecerdasaan intelektual tetapi
merupakan salah satu usaha yang di gunakan bagaimana membina sikap dan perilaku anak
oleh pendidik dalam proses belajar mengajar , didik. Para ahli pendidikan Islam telah
guna mencapai keberhasilan pengajaran pada sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan
khususnya dan pendidikan pada umumnya , pengajaran adalah mendidik akhlak dan jiwa
dengan berpegang pada prinsip bahwa metode mereka, menambahkan rasa fadhillah (
hukuman meupakan jalan terakhir Yangdi keutamaan ),membiasakan dengan sikap yang
tempuh oleh pendidik. sopan, ikhlas jujur dan sebagainya.
Berkaitan dengan konsep hukuman Kajian ini akan membahas penerapan
maupun pada sebagainya dalam Alquran Q.S hukuman dilihat dari aspek pendidikan islam
Mar’arij : 19-23
٢٠ ‫ش ُّر َج ُزوعٗ ا‬ َّ ‫ إِذَا َم‬١٩ ‫سنَ ُخلِقَ َهلُوعًا‬
َّ ‫سهُ ٱل‬ ِ ‫۞إِ َّن إ‬
َ َٰ ‫ٱۡلن‬ 2
Depertemen Agama RI, Al-Quran dan
َ ‫ ٱلَّذِينَ ه إُم‬٢٢ َ‫صلِين‬
‫علَ َٰى‬ ‫إ‬ ‫إ‬
َ ‫ ِإ ََّّل ٱل ُم‬٢١ ‫سهُ ٱلخ إَي ُر َمنُوعًا‬ َّ ‫َو ِإذَا َم‬ Terjemahannya,( PT. Karya Toha Putra
ٓ Semarang,2002), h.
٢٣ َ‫ص ََلتِ ِه إم دَائِ ُمون‬ َ 3
Emile Durkein, Moral Education
Diterjemahkan Oleh Lukas Ginting Dengan Judul
Terjemahannya: Pendidikan Moral, Suatu Studi Teori Aplikasi
Sosiologi Pendidikan ( Jakarta : Erlangga, 1990), h 87.
1 4
Nasir A. Bakri, Metode Pembelajaran Agama Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
Islam ( eja-publisher, Yogyakarta,Maret, 2012 ), h. Pendidikan, ( Cet. VIII ; Bandung : Al Ma’arif, 1989),
113. h. 87.
94
sangat urgen dengan asumsi bahwa ketika alat motivasi, alat pendorong untuk
pendidik mengetahui tentang hal tersebut mempergiat belajar. Siswa yang pernah
dapat membantu proses pelaksanaan mendapat hukuman oleh karena kelalaian,
pendidikan yang berimplikasi pada Pembina karena tidak mengerjakan tugas maka ia akan
sikap dan perilaku anak didik sehingga apa berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-
yang menjadi tujuan pendidikan Islam tugas belajarnya agar terhindar dari hukuman.
mencapai hasil yang maksimal. Hal ini berarti ia di dorong untuk selalu
Rumusan masalah yang akan dikaji belajar membiasakan dan selalu bertingkah
yaitu 1) Bagaimana Dampak Psikologis laku baik.7
Pemberian Hukuman pada peserta didik di Hukuman sebaiknya tidak dilakukan
SMA Muhammadiyah Parepare? 2) disaat orang tua atau orang dewasa berada
Bagaimana Solusi Pemberian hukuman dalam pucak kemarahan dan tanpa
peserta didik di SMA Muhammadiyah pertimbangan kondisi dan psikologis anak
Parepare ? karena dapat menyebabkan rusaknya
PEMBAHASAN hubungan anak dan orang tua sehingga anak
Hukuman menjadi menendam. Suwarno mengemukan
a. Pengertian bentuk hukuman dalam pendidikan yaitu :
Proses pendidkan tidak bisa dilepaskan dari 1) Hukuman assosiatif,dimana penderitaan
factor pendidik , tujuan pendidikan alat yang ditimbulkan akibat hukuman ada
pendidikan, lingkungan pendidikan dan asosiasinya dengan kesalahan anak.
factor anak didik pecan merupakan suatu 2) Hukuman logis,dimana anak dihukum
proses kegiatan atau aktivitas yang hingga mengalami penderitaan yang ada
beroerentasi kepada tujuan, sesuai dengan hubungan logis dengan kesalahannya,
tujuan yang telah di tetapkan dan di harapkan 3) Hukuman moril,dimana anak didik bukan
di capai oleh pendidik dan anak didik. hanya sekedar menyadari hubungan logis
Hukuman adalah suatu usaha sadar yang kita antara kesalahan dan hukumannya, tetapi
lakukan untuk mengembalikan anak kearah tergugah perasaan kesusilaannya atau
yang lewbih baik serta mampu memberikan terbangun kata hatinya,ia merasa harus
motifasi kepada mereka agar menjadi pribadi menerima hukuman sebagai sesuatu yang
yang imajinatif, kreatif dan produktif.5 harus dialami.8
Alat pendidikan sebagai salah satu Ketiga bentuk hukuman tersebut di harapkan
komponen dalam mencapai tujuan pendidikan menjadi alat pengontrol tingkah laku anak
menempati posisi yang sangat urgen sutari serta menanamkan pengertian tentang nilai
iman bernadib menyatakan alat pendidikan moral pada anak. Bila seorang anak
adalah suatu tindakan antara situasi atau mengetahui bahwa ia pernah di hokum atas
benda yang dengan sengaja yang di adakan satu perbuatanya, setidaknya ia akan berfikir
untuk mencapai suatu tujuan dalam jika akan melakukan perbuatan yang sama.
pendidikan .6 Irawati istandi mengemukan prinsip
b. Fungsi prinsip pemberian hukuman sebagai berikut :
Fungsi hukuman sebagai alat pendidikan yang 1) Menjaga kesetimbangan antara hukuman
dapat membantu tercapainya tujuan , dengan hadiah.
pendidikan, dapat pula menjadi alat motivasi 2) Kepercayaan dulu baru hukuman
bagi siswa, sebagaiman yang di ungkapkan 3) Menghukum tanpa emosi
oleh Amir daien indrakusuma sebagai berikut 4) Sudah di sepakati sebelumnya
: Hukuman walaupun alat pendidikan yang 5) Pengabdian sebagai bentuk hukuman
tidak menyenangkan alat pendidikan yang teringan
bersifat negative namun dapat pula menjadi

5 7
Yanuar A, jenis jenis Hukuman Edukatif ( Amir Daien Idrakusuma, Ilmu Pendidikan
Banguntapan Jogjakarta DIVA Press 2012 ), h, 17. agama Islam,( Surabaya : Usaha Nasional, 1997), Cet.
6
Jalaluddin et.Al.filsafah pendidikan Islam ( I, h. 165.
8
Konsep dan Perkembangan Pemikirannya) Cet.I ; Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Cet.
Jakarta Grafindo Persada 1999), h. 80. I , Jakarta : Rineka Cipta, 1992),h.177.
95
6) Fleksibel.9 akhirnya membentuk manusia yang
Berdasarkan beberapa permasalahan berakhlak terpuji.10
sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengkaji c. Penerapan Hukuman dalam
tentang pemahaman orang tua dan guru Pendidikan
tentang konsep hukuman, dan dampak dari Penerapan hukuman sebagai alat pendidikan
hukuman, serta upaya menanamkan disiplin tidaklah mutlak di gunakan. Hukuman dalam
tanpa hukuman.Penelitian ini bertujuan untuk pendidikan bersifat relative dan kodisional
mengetahui bagaimana menerapkan disiplin yakni kesalahan, atau pelanggaran yang sama
tanpa memberikan hukuman sebagai upaya belum tentu mendapat hukuman yang sama
mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan pula. Karena mereka berada dalam kondisi
melakukan kekerasan pada peserta didik. yang berada pula termasuk orang yang
Adapun Langkah langkah yang di lakukan menjatuhkan hukuman yang berbeda.
dalam pemberian hukuman yaitu : Suhartini syarat penerapan hukuman sebagai
1) Bersikap lemah lembut adalah hal yang berikut:
pokok dalam memperlakukan anak. Sikap 1) Apabila merupakan ancaman hendaklah
lemah lembut sebaiknya diprioritaskan, hal ancaman itu masuk akal.
ini sebagaimana yang dicontohkan oleh 2) Hukuma hendaknya dilaksanakan dengan
Rasulullah SAW ketika berhadapan segera jangan di tunda agar timbul asiosasi
dengan anak-anak.Rasulullah SAW begitu untuk perbuatan yang tercela dengan
perhatian, memberi kasih sayang dan hukuman sehingga apabila anak akan
lemah lembut terhadap anak-anak. berbuat jelek, teringat akan hukuman.
2) Memperhatikan karakter anak yang 3) Hukuman harus dengan kesalahan.
melakukan kesalahan dalam memberi 4) Bagi anak harus jelas perbuatan nama yang
hukuman. Anak-anak memiliki karakter menyebabkan hukuman. Apabila tidak
atau watak yang berbeda-beda.Ada jelas hukuman menjadi tidak efektif.
anak yang memiliki watak pendiam atau 5) Harus terasa oleh anak bahwa hukuman ini
ada pula yang tempramen.Diantara anak- terpaksa di berikan tidak asal dihukum
anak ada yang cukup dengan pandangan tetapi demi kepentingan anak didik.
masam untuk menegur kesalahannya, ada 6) Orang tua atau pendidik hendaknya
yang perlu ditegur dengan kata-kata dan menghukum harus dalam keadaan sadar
terkadang pendidik dianjurkan agar tidak terkesan balas dendam.
menggunakan pukulan untuk memberikan 7) Hukuman harus di akhiri dengan nasehat
hukuman pada anak ketika nasehat dan dan manfaatkan pengaruh hukuman
teguran sudah tidak mempan.Maka dalam terhadap mental anak.11
hal ini pendidik dianjurkan menjadi orang Pada kondisi saat ini yang sering di
yang bijak dalam menggunakan hukuman jumpai orang tua atau pendidik senang
yang sesuai dengan tingkat kecerdasan menghukum dengan hukuman yang amat
anak, pengetahuan dan wataknya. keras baik bagi jiwa maupun badan anak
3) Memberikan hukuman secara bertahap, seperti pukulan yang mengakibatkan luka,
dari yang ringan sampai yang keras. bengkak, bahkan terutama bagi anak sehingga
Hukuman pukulan yang diberikan pendidik akan menjadi prustasi dan kehilangan harga
kepada anak merupakan alternatif diri. Hal seperti ini perlu mestinya di hindari
terakhir.Artinya, ketika semua usaha telah oleh seorang pendidik dengan menyadari
diberikan kepada anak sebelum bahwa anaka adalah seorang yang masih
memberikan alternatif terakhir yaitu dalam pekembangan baik dalam fisik
hukuman pukulan.Dengan harapan itu maupun psikis.
dapat membuat anak menjadi baik dan

10
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Pendidikan Anak
dalam Islam, Terj. Arif Rahman Hakim, Solo: Insan
Kamil, 2012, hal. 627-629.
9 11
Irawati Istadi,agar Hadiah dan Hukuman RI. Suhartini C., Cara Mendididik Anak
Efektif, ( Cet II ; Bekasi : Pustaka Inti, 2006), h, 63. dalam keluarga masa kini, ( Jakarta , 1980), h.113-115.
96
H. Abd Rahman juga mengemukakan kependidikannya. Sehubungan dengan hal
prinsip-prinsip yang harus di perhatikan tersebut seorang juru didik harus ingat bahwa
dalam pengguna dan pemberian hukuman ada perbedaan antara seorang anak dengan
terhadap anak didik, seperti : anak yang lainnya,baik dari tabiat maupun
1) Dampak psiokologis yakni pemberian kesenangan,pembawaan maupun
hukuman yang bertujuan agar siswa akhlaknya,dan ia harus mengenal setiap
bertekad untuk tidak mengulangi muridnya dengan dekat agar ia dapat
kesalahaannya dan menyadari bahwa melayani setiap peserta didik dengan
hukuman itu tidak untuk menyinggung pelayanan yang sesuai.
harga diri. Pendekatan psikologis ini sangat
2) Prinsip sisiologis, yaitu memisahkan anak penting ketika seorang pendidik ingin
dari kelompok kan terasa terkucilkan dan memberikan hukuman terhadap anak didik
tersisihkan atau merasa di acuhkan. yang akan melakukan pelanggaran terhadap
3) Prinsip biologis , yaitu guru tidak boleh aturan-aturan tersebut. Karena sesungguhnya
mencederai fisik anak didik, jangan setiap anak didik merupakan masalah yang
menghukum pada bagian yang berdiri sendiri harus dinila secara khusus
membahayakan anak didik dan hukuman di pula,maka mungkin suatu hukum cocok untuk
berikan dengan penuh kesadaran. seorang anak tapi tidak untuk anak yang lain.
4) Paedagogis, yakni hukuaman yang di Maka yang penting sebelum memberi
berikan hendaknya bersifat mendidik hukuman harus diperhatikan perilaku anak
bukan dendam.12 didik dan faktor-faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan prinsip tersebut seorang perkembangan perilaku anak didik.
pendidikan sebelum menjadikan hukuman 1) Pengertian perilaku
harus mengetahui kondisi kejiwaan anak Pengertian perilaku dapat dilihat dari
tersebut agar efektif mempengaruhi pribadi dua aspek yakni aspek etimologi dan
anak bukan justru merugikan. terminologi.Dalam kamus besar bahasa
Banyak pakar mengemukakan bahwa Indonesia perilaku diartikan sebagai
lebih baik anak di dekati dengan cara lain tanggapan atau reaksi individu yang terwujud
seperti nasehat, peringatan dari pada dalam gerakan dan sikap.14Artinya perilaku
hukuman. Namun di sadari pula bahwa ada dalam bentuk sikap,seperti bangun pagi
bagaimanapun buruknya hukuman sebagai membersihkan dan sebagainya.Sedangkan
alat pendidikan masih lebih baik dari pada perilaku dari segi terminologi adalah segala
orang tua pendidik membiarkan anaknya aktivitas yang dilakukan seorang yang
bersifat acuh tak acuh karena merupakan didorong oleh faktor internal dan
sikap yang paling buruk dalam pendidikan.13 eksternal,baik aktivitas yang bersifat konkrit
Hal tersebut seorang juru didik harus maupun abstrak.15 Dengan demikian perilaku
ingat bahwa ada perbedaan antara seorang adalah tata carapola perlakuan yang
anak dengan anak yang lainnya, baik dari diterapkan atau dimunculkan oleh anak didik
tabiat maupun kesenangan,pembawaan dalam kehidupan sehari-hari.
maupun akhlaknya, dan ia harus mengenal 2) Faktor yang mempengaruhi perkembangan
setiap muridnya dengan dekat agar ia dapat perilaku anak didik
melayani setiap peserta didik dengan Sejak dalam kandungan secara
pelayanan yang sesuai. alamiah manusia tumbuh dan berkembang
d. Prinsip psikologis pemberian sejak dalam kandungan sampai dia meninggal
hukuman melalui proses tahap demi
Pendekatan psikologis adalah hal yang
utama yang harus di lakukan oleh
setiappendidikdalam menjalankan tugas 14
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarata :Balaian
12
H. Abd. Rahman, Ilmu Pendidikan Suatu Pustaka, 1982), h. 327.
15
Pengantar Islam, ( Cet. I ; Jakarta : Al-Quswa, 1998) , Jamaluddin Anoek dan Fuad Nashari,
h.82. Psiokologi Islam, ( cet.II; Jogyakarta: Pustaka Pelajar,
13
RI. Suhartian C., op. cit. h.15. 1995), h.76.
97
tahap.Dalam proses ini pendidikan merupakan itu sikap dan perilaku anak yang tumbuh
suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. tergantung kepada pengalaman.nya dalam
Pendidikan sebagai usaha membina keluarga ,yakni sikap dan pandangan hidup
dan mengembangkan perilaku manusia dari orang tuanya, sopan santun dalam pergaulan
aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus baik dengan anggota keluarga maupun
berlangsung secara bertahap. Akan tetapi masyarakat pada umum nya. Demikin juga
suatu proses yang di inginkan dalam usaha sikap terhadap agama, ketekunan
kepemilikan adalah proses terarah dan menjalankan ibadah, kepatuhan dalam
bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik ketentuan agama serta pelaksanaan nilai nilai
demi terbentuknya keperibadian yang bulat agama dalam kehidupan nya sehari hari,juda
dan utuh sebagai manusia individu,sosial,serta melalui pembinaan bagi anak anak secara
hamba Allah SWT yang mengabdi tidak sengaja.
kepadanya. 2) Factor lingkungan sekolah
Dalam proses tersebut,terjadi interaksi Hubungan antara murid dengan guru
antara pendidik dan peserta didik sebagai dan murid dengan murid banyak
suatu rangkaian kegiatan komunikasi antara mempengaruhi aspek kepribadian termasuk
manusia, yakni kegiatan yang saling perilaku peserta didik yang memang masih
mempengaruhi. Proses ini diharapkan memahami peraturan-peraturan.
bertujuan membentuk akhlak yang mulia 3) Factor lingkungan
IAkebermaknaan hidup seseorang terwujud Manusia adalah makhluk social di
dalam sikap dan perilaku yang sepadan mana Allah menciptakan manusia agar
dengan nilai kemakhlukannya sebagai hamba melakukan interaksi social. Dalam interaksi
dan khalifah di bumi. dengan lingkungan social nya di anjurkan
Untuk pembentukan sikap dan kepada kita untuk menampilkan akhlak social
perilaku anak didik sekurang kurang nya yang baik.demikian18 juga di dalam lingkup
dapat dilihat pada jalur dan lingkungan pendidikan,lingkungan social mempunyai
pendidikan16.seperti rumah tangga,sekolah peran yang signifikan.
dan masyarakat. Lingkungan social yang masyarakat nya ber
Adapun faktor lingkungan d bagi menjadi tiga akhlak yang baik,ramah, dan sopan biasanya
: akan mengurangi adanya tindakan negative
1) Faktor keluarga bagi peserta didik. Sebaliknya pada
Keluarga adalah lembaga pendidikan lingkungan social yang masyarakat nya
yang pertama dan utama dalam masyarakat, kurang ber akhlak,kasar,dan kurang mematuhi
karena dalam keluargalah manusia di lahirkan aturan biasa nya akan mewarnai tingkah laku
dan berkembang jadi dewasa. seorang anak didik di lingkungan sekolah
Menurut penelitian ahli jiwa terbukti yang otomatis penanganan nya di sekolah
bahwa semua pengalaman yang di lalui orang lebih efektif dengan pemberian sanksi atau
sejak lahir merupakan unsure dalam pribadi. hukuman.
Dengan demikian dapat di pahami bahwa METODE PENELITIAN
pembinaan perilaku anak telah mulai dalam Jenis penelitian yang di gunakan
keluarga sejak ia lahir bahkan sejak dalam dalam penelitian ini adalah penelitian
kandungan.kepribadian yang masih dalam kualitatif. Kualitatif adalah penelitian yang
permulaan pertumbuhan itu sangat peka dan berangkat dari inkuri naturalistic yang
mendapatkan unsur-unsur pembinaan melalui temuan-temuannya tidak di peroleh dari
pengalaman yang di rasakan baik melalui prosedur perhitungan secara statistik.
pendengaran , penglihatan, perasaan dan Penelitian ini di lakukan di SMA
perlakuan yang di terimahnya.17Oleh karena Muhammadiyah Pare-pare.Penelitian ini
mengambil lokasi dan tempat penelitian
16
karena sekolah tersebut merupakan lokasi
Mappanganro, Dalam jurnal Pendidikan
Fakultas tarbiyah IAIN Alaudin (Edisi perdana,
1998),h. 50.
17 18
Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Cet III; Irwan prayitno, Ajaklah Anak Bicara, ( Cet.
Jakarta : Bulan bintang, 1982), h. 11-12. III, Jakarta : Pustaka Tarbiatuna, 2004), h .5.
98
PPL sehingga memudahkan dalam mencari “ Saya pernah di hukum berdiri di
data. depan kelas karena terlambat masuk kelas.
Hasil Penelitian Banyak siswa kelas lain yang melihat saya
A. Dampak-Dampak Psikologis Yang berdiri, karena itu saya merasa malu ketika
Terjadi Dari Pemberian Hukuman Pada mendapatkan hukuman tersebut sehingga saya
Peserta Didik SMA Muhammadiyah merasa minder ketika berjalan melewati kelas
Parepare peserta didik yang lain”21
Berdasarkan penelitian yang telah Hal itu menunjukan bahwa hukuman
dilakukan,pemberian sanksi pada peserta berdampak menimbulkan rasa malu perserta
didik memiliki dampak pada psikologisnya. didik dalam arti negative, di karenakan
Menurut ibu Uniati, S.Pd. selaku guru peserta didik mengurangi aktifitas sosialnya
pendidikan agama Islam di SMA di sekolah.
Muhammadiyah Parepare,mengatakan bahwa: Begitupun dalam proses belajar
“Pada dasarnya kewajiban untuk mengajar guru sering menghadapi keadaan
melaksanakan tata tertib telah dipahami oleh dimana peserta didik memiliki motifasi yang
para peserta didik di SMA Muhammadiyah kurang dalam belajar. Hal tersebut di tunjukan
Parepare karena kami sudah mengadakan dengan adanya peserta didikyang membuat
perjanjian sebelum peserta didik tersebut aktif gaduh dalam ruangan ketika pembelajaran
yang melaksanakan pembelajaran di sedang berlangsung agar peserta didik dapat
sekolah”19 termotivasi kembali dalam proses belajar
Dengan demikian bahwa, hukuman mengajar, salah satu jalan yang dapat di
tata tertib tersebut dapat meningkatkan rasa tempuh guru adalah dengan memberikan
tanggung jawab dan disiplin peserta didik hukuman yang bersifat mendidik.
dalam memerhatikan aturan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Tanggapan yang hampir sama juga ibu mutma innah , S.Pd selaku guru
diungkapkan dari salah satu peserta didik pendidikan agama Islam di SMA
fitriani di SMA Muhammadiyah Parepare, muhammadiyah parepare.
yang mengatakan bahwa, “Pemberian “Hukuman yang saya berikan kepada
hukuman membawa pengaruh yang baik bagi peserta didik bertujuan untuk menunjukan
peserta perilaku siswa, karena dengan agar peserta didik dapat mengetahui
hukuman itu mereka selalu berhati-hati untuk kesalahannya dengan cara memberikan tugas
berbuat dan senantiasa memperbaiki tambahan kepada peserta didik tersebut
perilakunya. Karena itu peserta didik tidak sehingga dapat memperbaiki diri dalam
lagi melakukan pelanggaran dan kesalahan di pengalaman, belajar selanjutnya”22
sekolah”.20 Aspek psikologi yang penting untuk di
Wawancara di atas menunjukan bahwa garis bawahi pada kejadian di atas adalah agar
hukuman yang di berikan dapat meningkatkan peserta didik senantiasa mengetahui
rasa kehati-hatian siswa dalam bersikap atau kesalahannya dan dari kesalahan itulah
memikirkannya apabila ingin melakukan sehingga peserta didik termotivasi untuk
perbuatan yang di larang oleh sekolah. memperbaiki kesalahannya.
Berbeda dengan tanggapan responden Motivasi belajar juga dapat timbul
lainnya, hukuman dapat meningkatkan melalui hukuman yang berlebihan dan
kedisiplinan peserta didik, tetapi hal itu bukan diterapkan pada waktu yang tepat.Dalam hal
di landasi pengetahuan tentang baik buruknya ini yang terpenting ialah menunjukan kepada
suatu perilaku, melainkan rasa malu karena di peserta didik jalan keluar untuk mengatasi
beri hukuman, hal itu di ungkapkan oleh hukuman itu.bentuk hukuman mendidik yang
Mutiara peserta kelas X, mengatakan bahwa : paling sering di gunakan guru adalah teguran.

21
Fitrian ( Guru PAI SMA Muhammadiyah
19
Uniati ( Guru PAI SMA Muhammadiyah parepare) wawancara 12 agustus 2018.
22
parepare) wawancara 12 agustus 2018 Mutmainnah ( Guru PAI SMA
20
Fitriani ( Guru PAI SMA Muhammadiyah Muhammadiyah parepare) wawancara 12 agustus
parepare) wawancara 12 agustus 2018. 2018.
99
Teguran yang sesungguhnya yang merupakan Aspek Psikologi yang terdapat dalam
hukuman juga, dan tidak akan di rasakan kejadian ketika peserta didik mengerjakaan
peserta didik sebagai hukuman jika di PR diluar kelas sebagaimana yang
sampaikan secara kekeluargaan dan cukup diungkapkan Guru Pendidikan Agama
halus. Seperti yang di ungkapkan oleh guru Islam SMA Muhammaadiyah Parepare,
pendidikan agama Islam SMA Ibu Uniaati, S.Pd mengatakan bahwa :
Muhammadiyah parepare. Ibu Mutma innah “ peserta didik melaksanakan PR di
mengatakan bahwa : luar kelas Tidak akan senang dalam
“Saya selaku guru pendidikan agama melaksanakan pembelajaran dikarenakan
Islam selalu memperingatkan peserta didik peserta didik tidak memiliki tempat yang
dengan cara memberikan teguran yang kondusif dalam belajar, jadi karena itu dari
bersifat kekeluargaan yang halus dengan cara hukuman tersebut diarapkan kepada
memanggil peserta didik ke ruangan guru dan peserta didik untuk tidak mengulanginya di
menegur sekaligus memotivasinya sehingga karenakan setiap peserta menginginkan
dia termotivasi untuk belajar”23 situasi kondusif dalam belajar”24
Cara di atas akan lebih efektif untuk Sejalan dengan berdasarkan hasil
memperbaiki kesalahan peserta didik, jika di wawancara dengan Ibu Mutmainnah S.Pd,
bandingkan dengan sindiran ataupun ancaman selaku guru Pendidikan Agama Islam di
keras. Hukuman dalam bentuk celaan sedapat SMA Muhammadiya Parepare menyatakan
mungkin di hindarkan guru, karena bahwa :
kemungkinan besar dapat menimbulkan putus “ Dalam pemberian hukum yang
asa dalam diri siswa, sehingga motivasi berupa tugas,dimana tugas tersebut adalah
belajarnya mati. tugas yang mendidik, hendaknya guru
Selain teguran, hukuman yang harus pandai pandai membuat variasi
mendidik dapat juga dengan cara pemberian tugas sehingga siswa tidak merasa bosan
tugas. Tugastugas yang diberikan guru dengan tugas yang diberikan. Dalam
hendaknya terjangkau oleh peserta didik, pemberian tugas jangan terlalu sering
tidak terlalu sulit atau berat.Karena tugas ataupun jarang.Tugas yang terlalu sering
tugas yang terlalu sulit atau sesuai dengan dapat membuat siswa lebih cepat jenuh,
kemampuan siswa hanya menimbulkan sebaliknya tugas yang terlalu jarang di
motivasi belajar yang rendah pada diri peserta berikan akan menimbulkan ke malasan
didik.Tugas yang diberikan guru sebagai dalam memecakan masalah”25.
hukuman yang mendidik biasanya diberikan Jadi dalam pembelajaran di kelas
saat peserta didik tidak mengerjakan PR, lupa guru dapat memberikan hukuman yang
membawa buku tugas, perbaikan nilai setelah mendidik kepada siswa supaya selain
remedial lebih dari 2 kali dan membuat efek jera tetapi juga siswa
sebagainya.Sebagai guru harus dapat mendapatkan manfaat positif dari hukuman
memberikan tugas pada saat atau keadaan tersebut sehingga dapat meningkatkan
yang tepat. motivasi belajar dan nantinya
Misalnya tidak mengerjakan PR,ketika meningkatkan juga hasil belajar.
peserta didik tidak mengerjakan PR, Berdasarkan hal-hal di atas penulis
hendaknya peserta didik dianjurkan menyimpulkan bahwa hukuman yang di
mengerjakan PR di luar kelas. Setelah selesai terima oleh siswa SMA Muhammadiyah
masuk kelas kembali menyerahkan PR nya, Parepare, memiliki dampak,yaitu antara
tidak di anjurkan keluar kelas selama 2 jam lain,
pelajaran tanpa diberi tugas mengerjakan PR,
sehingga peserta didik tidak keluyuran di luar
kelas atau bahkan jajan di kantin sekolah.
24
Uniati ( Guru PAI SMA Muhammadiyah
parepare) wawancara 30 agustus 2018.
23 25
Mutmainnah ( Guru PAI SMA Mutmainnah ( Guru PAI SMA
Muhammadiyah parepare) wawancara 12 agustus Muhammadiyah parepare) wawancara 30 agustus
2018. 2018.
100
a. Meningkatkatkan rasa tanggung jawab dan b. Jika peserta didik tidak masuk sekolah
di siplin siswa dalam memperhatikan beberapa hari, saya selaku guru pendidikan
aturan sekolah. agama Islam harus menengok kerumah
b. Meningkatkan kehati-hatian siswa dalam peserta didik yang tidak masuk sekolah
bersikap atau memikirkannya apabila ingin tersebut. Lalu berbicara dengan peserta
melakukan perbuatan yang dilarang didik dan orang tua atau wakil peserta
sekolah. didik tentang permasalahan yang di
c. Menimbulkan rasa malu dan jera teradap Hadapinya.
siswa sehingga tidak akan mengulangi c. Setelah menemukan permasalahannya saya
tingkah lakunya yang melanggar aturan selaku guru pendidikan agama islam akan
sekolah. mempertemukan dan mengambil solusi
d. Teguran yang disampaikan secara antara peserta didik, guru wali kelas guru
kekeluargaan dan cukup halus atas bimbingan dan konseling serta orang tua
sehingga siswa senantiasa mengetahui atau wali peserta didik.
kesalahannya dan dari kesalahannya d. Jika permasalahanya dengan perserta didik
sehingga siswa termotivasi untuk yang lain, saya selaku guru pendidikan
memperbaiki kesalahannya. agama Islam, guru akan memanggil peserta
e. Motivasi yang dapat timbul melalui didik yang bermasalah tersebut lalu
ukuman yang tidak berlebihan dan mempertemukan nya dengan peserta didik
diterapkan dalam waktu yang tepat.karena dan mengunkapkan permasalahan dengan
itu dalam pemberian tugas jangan atau mencari jalan keluarnya.
sering ataupun jarang. Tugas yang terlalu e. Jika permasalahan karena orang tuanya,
sering membosankan peserta didik dan saya selaku guru pendidikan agama Islam
menimbulkan rasa yang ingin akan mengembalikan kepada orang tua dan
menghindarkan diri dari tugas-tugas peserta didik kemudian senantiasa
tersebut. Sebaliknya tugas yang terlalu memberikan motivasi agar peseta didik
jarang menimbulkan kemalasan dalam rajin pergi ke sekolah.26
memecakan masalah, karena jarang Selain itu permasalahan yang sangat
mendapatkan tantangan yang penting pula dalam dunia mengajar adalah
menyebapkan siswa terbiasa berpikir untuk bagaimana seseorang guru mampu
menentukan jawaban terhadap masalah mengatasi peserta didik yang malas
yang di kemukakan guruseingga siswa belajar. Oleh karena itu guru harus bisa
menjadi pasif dan jelas tidak diingikan mengajak peserta didiknya, untuk
guru. mengaggap belajar adalah kegiatan yang
B. Solusi terhadap pelanggaran peserta menarik, menyenangkan atau membuat
didik di SMA Muhammadiyah mereka mengerti betapa pentingnya
Parepare. belajar, bahkan belajarmerupakan suatu
Tidak semua peserta didik yang kebutuhan . berdasarkan hasil wawancara
belajar di sekolah itu rajin , ada saying dengan Ibu Uniati, S.Pd selaku guru
dalam sehariannya bermalas-malasan pendidikan agama Islam di SMA
masuk atau hadir ke sekolah, Muhammadiyah Parepare, cara yang di
Berdasarkan hasil wawancara dengan tempuh dalam mengatasi permasalahan
Ibu mutmainnah, S.Pd, selaku guru tersebut adalah :
pendidikan agama islam di SMA a. Menyajikan pola mengajar yang
Muhammadiyah parepare, solusi yang di menyenagkan di setiap jam pelajaran.
terapkan bagi peserta didik yang malas ke Suasana mengajar yang menyenangkan
sekolah antara lain : adalah salah satu faktor yang bisa
a. Saya selaku guru Pendidikan Agama Islam menjadikan para peserta didik lebih
akan memanggil peserta didik dan menikmati mata pelajaran, sehingga
berbicara secara personal mengenai
permasalan yang yang dihadapi. 26
mutmainnah ( Guru PAI SMA
Muhammadiyah parepare) wawancara 30 agustus
2018.
101
peserta didik akan lebih semangat b. Adanya peran guru yang dapat
mengikuti mata pelajaran dari awal hingga memberikan contoh kepada peserta didik
akhir. Menyajikan pola mengajar yang nya agar tidak datang terlambat. Karena
menyenangkan pun akan membuat peserta bagaimana peserta didiknya dapat
lebih menghormati gurunya yang mematuhi peraturan sekolah kalau gurunya
mengajar, sehingga kedepannya kami tidak sendiri juga tidak mengikuti peraturan
terlalu sulit untuk menetukan alur yang ada.
pembelajaran yang akan dilaksanakan. c. Peran orng tua di rumah juga sangat di
b. Menciptakan suasana kelas yang kondusif. perlukan dalam mengatasi peserta didik
Suasana kelas yang kondusif sangat yang terlambat. Misalnya dengan
menentukan nyaman dan tidaknya aktifitas mengingatkan anaknya jangan bersantai-
belajar mengajar. Para peserta didik santai di depan TV agar tidak terlambat.
cenderung lebih mudah memahami materi d. Yaitu paling penting dalam mengatasi
yang sedang di ajarkan jika suasana kelas peserta didik yang terlambat ke sekolah
benar-benar tenang dan nyaman dan akan adalah kesadaran peserta didik itu sendiri
menjadi lebih baik jika di dukung dengan untuk berbiasa mendisiplin diri dalam
pola mengajar yang menyenangkan pula memanfaatkan waktu. Karena tidak ada
dari kami selaku guru pendidikan Agama gunanya pemberian sanksi yang tegas yang
Islam SMA Muhammadiya Parepare di berikan sekolah apabila tidak adanya
c. Berupaya menghindari kata-kata sindiran kesadaran atau ke inginan dari peserta
kepada peserta didik dengan menggunakan didik itu sendiri untuk datang ke sekolah
kalimat yang kemungkinan membuat apabila tidak adanya kesadaran atau
peserta didik merasa gagal untuk merahi keinginan dari peserta didik itu sendiri
kesuksesannya. Peserta didik yang malas untuk datang ke sekolah tepat pada
belajar bukanlah calon peserta didik yang waktunya.28
tidak akan merahi kesuksesan dimasa Selain kedisiplinan dalam hal disiplin
depan. Setiap guru harus menyadari bahwa waktu, solusi yang di terapkan Oleh
kemalasan bukanlah sebuah sifat yang sekolah ketika terjadi pelanggaran seperti
permanen serta tidak mementukan berkelahi juga bertujuan agar peserta didik
kesuksesan atau kegagalan peserta didik.27 sadar akan adanya norma-norma dalam
Kedisiplinan para peserta didik juga berinteraksi di lingkungan sekolah atau
sangat penting untuk di perhatikasan, masyarakat sehingga peserta didik lebih
adanya peraturan-peraturan yang terarah saling menghormati dengan orang lain.
sangat mempengaruhi peserta didik pada Peraturan yang di terapkan oleh
masa dewasanya. Oleh karena itu peran sekolah tidak dapat berjalan dengan efektif
guru pendidikan igama Islam dalam apabila peserta didik tidak di beri
mendisiplinkan peserta didik yang pemahaman tentang tujuan di berlakunya
terlambat haruslah tegas dan mendidik, sebuah aturan, maka dari itu guru
dengan begitu peserta didik di harapkan pendidikan agama islam sangat berperan
tidak akan terlambat lagi datang ke dalam memberikan pemahaman tersebut.
sekolah. Berdasarkan hasil wawancara Hal ini diungkapkan oleh Ibu Uniati, S.Pd
yang dilakukan di SMA Muhammadiyah mengemukakan bawa solusi dalam
Parepare, Ibu Mutmainna, S.Pd mengatasi peserta didik yang melakukan
mengemukakan bahwa: pelanggaran berat seperti berkelahi adalah :
Solusi dalam mengatasi peserta didik a. Pemberian sanksi tegas dapat memberikan
yang terlambat kesekolah adalah: efek jera dan pengetahuan bahwa adanya
a. Adanya pemberian sanksi yang tegas dan dampak dalam setiap hal yang di
dapat memberikan efek jera kepada peserta lakukannya sehingga peserta didik akan
didik yang melanggar yang di berikan oleh berpikir dalam melakukan sesuatu.
pihak sekolah.
28
Mutmainnah ( Guru PAI SMA
27
Uniati ( Guru PAI SMA Muhammadiyah Muhammadiyah Parepare) wawancara 30 agustus
parepare) wawancara 30 agustus 2018 2018.
102
b. Memberikan penjelasaan Kepada peserta “untuk mengatasi siswa yang sering main
didik tujuan dari adanya aturan dan baik HPnya pada saat belajar, saya tawarkan untuk
buruknya aturan yang di langgar ole tidak mengaktifkan HPnya pada saat belajar,
sekolah,sehingga kesadaran peserta didik kalau alasannya nanti ada telepon penting dari
akan timbul untuk tidak mengulangi keluarganya, saya suruh simpan HPnya baru
perbuatannya. di kumpul sama saya”
c. Peran orang tua juga sangat penting dalam Wawancara tersebut menunujukan bahwa
mengatasi peserta didik yang sering solusi dalam mengatasi peserta didik yang
berkelahi. Misalnya memperhatikan menggunakan handphone pada saat
lingkungan atau pergaulan anaknya diluar pembelajaran adalah :
sekolah.29 a. Tidak mengaktifkan handpone pada saat
Hal serupa juga di katakana oleh Ibu pembelajaran.
Mutmainnah, S.Pd dalam mengatasi b. Handphone peserta didik di serakan kepada
peserta didik yang sering berkelahi, beliau guru yang mengajar, agar peserta didik
mengatakan “kalau saya untuk mengatasi bisa belajar dengan tenang namun tetap
peserta didik yang sering berkelahi, harus bisa mengetaui apabila ada telepon
di berikan hukuman yang berat supaya keluarga.
tidak mengulangi pebuatannya, tetapi c. Memberikan pemahaman kepada peserta
setelah itu jangan langsung di tinggalkan didik tentang penggunaan handphone, agar
tapi peserta untuk mengetahui alasannya peserta didik lebih bijaksana dalam
berkelahi”30 menggunakannya.
Wawancara di atas menunjukan Berbeda dengan Ibu Uniati, S.Pd juga
bahwa solusi dalam mengatasi peserta selaku guru pendidikan agama Islam
didik yang sering berkelahi adalah : memberikan solusi yang tegas dalam
a. Memberikan sanksi tegas kepada peserta mengatasi peserta didik yang menggunakan
didik untuk memberikan efek jera. handphone pada saat pembelajaran.
b. Melakukan pendekatan persuasive untuk Saat wawancara beliau mengatakan
mengetahui alasan peserta didik bahwa” kalau mau peserta didik tidak main
melakukan perkelahian agar dapat HP kesekolah, atau Paling tidak peserta didik
memberikan solusi yang tepat untuk boleh bawa HP kesekolah tapi harus di
memberikan kesadaran kepada peserta kumpul di ruang BK dan di ambil setelah
didik. pulang sekolah”31
Smartpone atau handphone sudah Masalah tentang peserta didik yang
merupakan hal yang lumrah dimiliki oleh menggunakan handphone pada saat
sebagian besar peserta didik, sekolah tidak pembelajaran. Wawancara di atas
melarang membawa handphone di lingkungan menunjukan bahwa solusi dalam mengatasi
sekolah, namun beberapa peserta didik tidak peserta didik yang menggunakan handphone
mengatur penggunaan handphone pada saat pada saat pembelajaranadalah :
pembelajaran yaitu dengan tidak a. menyita HP peserta didik apabila
menggunakannya pada saat pembelajaran menggunakannya pada saat pembelajaran
dimulai dikarenakan hal tersebut dapat b. melarang peserta didik membawa
mengalikan perhatian peserta didik dalam handphone ke sekolah atau
pembelajaran. Handphone peserta didik di
Mengatasi hal tersebut guru pendidikan kumpulkan di ruang BK pada saat memasuki
agama Islam Ibu Mutmainnah, S.Pd dalam lingkungan sekolah dan di serahkan kembali
wawancara mengungkapkan bahwa : saat pulang ke sekolah.
PENUTUP

29
Uniati ( Guru PAI SMA Muhammadiyah
parepare) wawancara 30 agustus 2018.
30 31
Mutmainnah ( Guru PAI SMA Mutmainnah ( Guru PAI SMA
Muhammadiyah Parepare) wawancara 30 agustus Muhammadiyah parepare ) wawancara 30 agustus
2018. 2018.
103
Berdasarkan Hasil penelitian dan menggunakannya pada saat pembelajaran,
pembahasan , maka penulis menarik melarang peserta didik membawa
kesimpulan sebagai berikut : handphone ke sekolah, atau handphone
A. Dampak-dampak Psikologis yang terjadi peserta didik di kumpulkan di ruang BK
dari pemberian hukuman pada peserta pada saat memamsuki lingkungan sekolah
didik Muhammadiyah parepare. dan di serakakan kembali pada saat pulang
a. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan sekolah.
disiplin peserta didik dalam memerhatikan DAFTAR PUSTAKA
aturan sekolah. Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafah
b. Meningkatkan kehati-hatian siswa dalam Pendidikan, Cet. VIII ; Bandung : Al-
bersikap atau memikirkannya apabila ingin Ma’arif 1989
melakukan perbuatan yang di larang oleh Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan
sekolah. terjemahannya, PT. KaryaToha Putra
c. Menimbulkan rasa malu dan jera teradap Semarang, 2002
peserta didik sehingga tidak akan
mengulangi tingka lakunya yang Daradjat Zakiah, Kepribadian Guru, Cet III
melanggar aturan sekolah Jakarta : Bulanbintang, 1982
d. Teguran yang di sampaikan secara Daradjat Zakia, kepribadian Guru, Bulan
kekeluargaan dan cukup halus sehingga bintang,1978
peserta didik senantiasa mengetahui
kesalahnnya dan dari kesalahan itulah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan,
sehingga peserta didik termotivasiuntuk Kamus Besar Bahasa Indonesi, Jakarta
memperbaiki kesalahannya. :Balaian Pustaka,1982
B. Solusi terhadap Pelanggaran Peserta didik Emile Durkein, Moral Education Diterjem
di SMA Muhammadiyah Parepare. ahkan Ole Lukas Ginting Dengan
a. Peserta didik yang malas ke sekolah JudulPendidikan Moral, Suatu Studi
solusinya adalah guru Pendidikan Agama Teori Aplikasi Sosiologi Pendidikan
Islam akan memanggil peserta personal Jakarta :Erlangga, 1990
dan berbicara mengenai masalah yang
GettengAbdulrahman, Pendidikan Islam
dihadapi.
Dalam Pembangunan Ujung Pandang
b. Peserta didik yang malas belajar solusinya
;Yayasan Al- ahkam, 1997
adalah menyajikan pola mengajar yang
menyenangkan di setiap jam pelajaran. Halik, A., Hanafie Das, S. W., Dangnga, M.
Suasana mengajar yang menyenangkan S., Rady, M., Aswad, M., & Nasir, M.
adalah peserta salah satu factor yang bisa (2019). Empowerment of School
menjadikan para peserta didik lebih Committee in Improving Education
menikmati mata pelajaran, sehingga Service Quality at Public Primary
menjadikan para peserta didik lebih School in Parepare City. Universal
menikmati mata pelajaran seingga peserta Journal of Educational Research, 7(9),
didik akan lebi semangat mengikuti mata 1956-1963.
pelajaran dari awal hingga selesai. Halik, A. (2013). Dialektika Filsafat
c. Peserta didik yang berkelahi di sekolah Pendidikan Islam (Argumentasi dan
solusinya adalah dengan memberikan Psikologi). Istiqra', 1(1), 22-28.
sanksi tegas kepada peserta didik untuk
memberikan efek jera dan melakukan Halik, A. (2020). The Implementation of
pendekatan persuasive untuk mengetahui Quality Control Management for
alasan peserta didik melakukan Student Guidance in Man 1 Parepare.
perkelahian agar dapat memberikan solusi Madania: Jurnal Kajian Keislaman,
yang tepat untuk memberikan kesadaran 24(1), 49-60.
kepada peserta didik. Hanafie, S. W., Dangnga, M. S., Halik, A., &
d. Peserta didik yang menggunakan HP saat Rahmah, J. (2019). Problems of
pembelajaran berlangsung Educators and Students in Learning

104
Islamic Religious Education at MTs
Pondok Darren Modern Darul Falah,
Enrekang District. Al-Ulum, 19(2), 360-
386.
Hasbullah, Dasar-dasar ilmuPendidikan, Cet.
I ; Jakarta : Raja grafindo Persada,1999
Indrakusuma Amir Daien, IlmuPendidikan
Agama Islam, Surabaya : Usaha
Nasional, 1997
Irawati Istandi, Agar Hadiah dan Hukuman
Efektif, CetII ;Bekasi Pustaka Inti,2006
Jalaluddinet. Al. FilsafahPendidikan Islam,
Konsep dan Perkembangan
Pemikirannya Cet. I ; Jakarta Raja
Grafindo Persada,1999
Jamaluddin Anoek dan FuadNashari,
psikologi Islam, Cet.II ; Jogjakarta :
Pustaka Pelajar,1995
Mappanganro, DalamJurnalPendidikan
Fakultastarbiyah IAIN Alaudin
EdisiPerdana, 1998
Nashih Abdullah’ Ulwan, Pendidikan
Anakdalam Islam, Ter. Arif Rahman
Hakim, Solo : Insan Kamil, 2012
Nasir A. Bakri, Metode Pembelajaran Agama
Islame japublisher, Yogyakarta,
Maret,2014
Nasir A. Bakri, Metodepembelajaran Agama
Islam Ejapublisher, Yogyakarta, Maret,
2014
PurwantoNgalim, PsikologiPendidikan
Rosdakarya,cet.28,2017
RI. Suhartini C. Cara Mendidik
AnakdalamKeluargaMasakini, Jakarta,
1992
Sewang, A., & Halik, A. (2020). Learning
Management Model of Islamic
Education based on Problem: A Case
Study of the Tarbiyah and Adab
Department of IAIN Parepare. Journal
of Talent Development and Excellence,
12(1), 2731-2747.
Undang-undang Republik Indonesia, Tentang
Guru Dan Dosen.

105

Anda mungkin juga menyukai