4. tidak, SPT tahunan OP memiliki 3 posisi , yaitu lebih bayar, nihil, dan kurang bayar.

Posisi nihil biasanya terjadi apabila OP hanya memeproleh pendapatan dari satu sumber dan pajak atas
pendapatan tersebut dipotong oleh pemeberi pajak. Sehingga di SPT tahunan, pajak terutang sama
dengan kredit pajak. Akibatnya SPT pada posisi nihil.

Posisi lebih bayar dapat terjadi karena angsuran pajak (yang meemnuhi kredit pajak), lebih besar
daripada pajak terutang karena pendapatan wajib pajak tahun ini tidak sebesar tahun-tahun
sebelumnya karena bisnis sedang memburuk.

7. menurut saya sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah self assessment . karena
prinsip self assessment adalah prinsip pemenuhan kewajiban perpaajakn yang mewajibkan WP untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri, dan melaporkan pajak terutang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perjakan, sehingga penentuan bessarnya pajak terutang dipercayakan
kepada WP sendiri melalui dokumen SPT yang disampaikan baik secara langsung, online, pos, maupun
ASP.

Dari prinspi tersebut bahwa penentuan penetapan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada WP
sendiri serta melporkannya secara teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sesuai
peraturan. Hal ini juga dibuktikan dengan setiap orang harus memiliki NPWP dan menghitung,
memprhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang . Contoh Penyampain SPT tahunan
PPH dan SPT Masa PPN yang dihitung sendiri oleh WP dan tugas Fiscus hanyalah melakukan
pengawasan.

1. PT A terlambat dalam membayar PPh 29 kurang bayar tahunan karena jika buku tahun sama
dengan tahun kalender, kekurangan dar pajak tersebu t harus dilunasi paling lambat 30 April untuk
WP Bandan sesudah tahun pajak nerahir.
Sanksi yang diberikan adalah 2% x Rp 20.000.000 x 1 bulan = Rp 400.000

Perhitungan PPh pasal 21 metode Net

Metode ini dipakai apabila perusahaan menanggung penuh pajak karyawannya. Artinya gaji pokok
yang diterima karyawan tidak akan diptong pajak lagi karena sebelumnya perusahaan yang
menanggung pajak penghasila karyawan. Dalam perhitungan Net sedikit lebih rumit karena dalam
perhitungan anggran , pihak HR harus menghitubf subsisdi pajak terlebih dahulu. Karyawan tetap
mendapatkan gaji pokonya tetapi perusahaan menyediakan subsidi pajak yang digunakan untuk
membayar pajak PPh 21 karyawan. Perhitunagan Net juga membuat perusahaan harus
mengeluarkan biaya lebih besar dan ketika perusahaan menganggarkan kenaikan gaji maka perlu
memeprtimbangkan presentase kenaikan gaji dihitung dari keseluruhan take home pay.
Perhitungan PPh pasal 21 metode Gross
Metode ini dipakai ketika perusahaan tidak menanggung pajak karyawan atau dengan kata lain
karyawan sendiri yang membayar pajak PPh 21 nya. Metode ini terbilang paling lumrah karena
perusahaan tidak terbebani pajak yang menjadi kewajiban karyawan.dalam perhitungan
Jadi perusahaan hanya membayarkan penghasilan bruto dan karyawab sendiri yang membayar
pajak tersebut.

Perhitungan PPh pasal 21 metode Gross up

Metode pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang jumlahnya
sama besar dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan. Perusahaan yang menggunakan
metode ini, biasanya mereka memberikan tunjangan pajak kepada karyawan setiap bulan sebesar
jumlaj pajak penghasilan yang dipotong dari gaji, Tunjangan tersebut datmbahkan ke penghasilan
bruto karyawan yang dikenaiPPh 21

Jadi bila saya menjadi karyawan saya akan memilih metode Net karena dalam metode ini saya akan
menerima gaji pokok bersih tanpa harus berkewajiban membayar pajak PPh 21.

Jadi status andi adalah PTKP Wajib Pajak Kawin, yaitu K/2 yaitu Rp67.500.000 karena tanggungan
Andi adalah 1 anak kandung dan 1 anak angkat. Adik kandung Andi bukanlah tanggugan serta
Untuk Istri yang bekerja pada satu pemberi kerja dengan status kawin maka PTKP untuk dirinya
sendiri.

Tuan A terlambat dalam melaporkan SPT masa karena jatuh tempo SPT masa paling lama 20 hari
setelah akhir masa pajak yaitu samapai sebelum 20 Mei tetapi Tuan A membayarkan 22 Mei.
Sanksi admistrasi adalah adalah 2% dari besar Pajak yang terutang oleh Pengusaha.