Anda di halaman 1dari 3

3.

2 Sejarah Perkembangan Hotel


3.2.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika

Kata hotel dulunya berasal dari kata Hospitium (bahasa Latin) artinya ruang tamu. Dalam
jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara Guest Room dan Masion House yang berkembang pada saat itu, maka
rumah-rumah besar disebut hostel. Kata hostel lambat laun huruf “s” padakata hostel tersebut
menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kata hostel berubah menjadi hotel seperti yang
dikenal sekarang. Pada tahun 3000 Sebelum Masehi telah ada penginapan pertama yang
berbentuk “inn”, yaitu rumah-rumah pribadi dengan beberapa kamar yang disediakan bagi
pejalan kaki untuk istirahat atau tidur. Kemudian tahun 961 Sesudah Masehi, di Swiss-Alpine,
Augustinian Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice yang diperuntukkan
bagi orang yang berziarah dari dan ke Roma.

City Hotel dibangun pertama kali di New York pada tahun 1794. Tahun 1800-an,
Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel yang utama, tapi karena harganya mahal
hanya kaum hartawan yang dapat menikmati menginap di hotel mewah bergaya Eropa.
Kemudian pada tahun 1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika yang pertama kali
melengkapi hotelnya dengan lobby dan menyediakan kamar privat dengan pintu kamar
dipasang kunci pengaman. Awal tahun 1990-an, pelayanan hotel secara professional mulai
dikembangkan oleh Ellsworth M. Statler, seorang operator hotel Amerika, yang melengkapi
kamar dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Pada pertengahan tahun 1900-an,
mulai berkembangnya hotel-hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel
(individu atau suatu perusahaan yang memiliki beberapa hotel).

3.2.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia

Pada jaman penjajahan Belanda sudah ada usaha akomodasi yang dikelola secara
komersial, tapi belum dikelola secara modern, seperti:

1. Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi tahun
1937 dan selesai tahun 1939.
2. Hotel Preanger dibangun tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 menjadi hotel
yang lebih terkonsep.
3. Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan tahun 1898 oleh
Aeint Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan
pejabat pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi pada tanggal 14 Desember
1957 diambil alih Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel Dharma Bhakti,
kemudian diubah lagi menjadi Hotel Dharma Deli.
4. Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro – Yogyakarta didirikan tahun 1908
dan beroperasi tahun 1911, kemudian setelah renovasi diganti menjadi Hotel Garuda.

3.3 Jenis Penggolongan Atau Klasifikasi Hotel

Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokan hotel kedalam
berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat
dikelompokan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhanya, namun ada beberapa kriteria
yang dianggap paling lazim digunakan. Pengelompokan atau pengklasifikasi hotel didunia
berlainan antara negara satu dengan negara lain. Sebagai contoh:

1. Negara Tiongkok menggunakan klasifikasi: Tourist class, standart & super class.
2. Negara Bulgaria, Kolombo, Equador, Syria, Kuwait menggunakan klasifikasi hotel
kelas A, B, C, D dan E.
3. Indonesia pada tahun 1977, dengan keputusan Menparpostel No. PM.10/PW.301/Pdb-
77 tentang usaha dan klasifikasi hotel yang direvisi terakhir dengan Peraturan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/HM.001/MPEK/2013, tentang Standar
Usaha Hotel.

Hotel bintang dikelompokan kedalam 5 (lima) kelas hotel bintang, yaitu:

1. Bintang satu,
2. Bintang dua,
3. Bintang tiga,
4. Bintang empat, dan
5. Bintang lima.
6. Hotel nonbintang dapat disebut hotel melati.

Standart usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi atau penggolongan usaha hotel yang
mencakup:

1. Aspek produk,
2. Aspek pelayanan, dan
3. Aspek pengelolaan hotel.

Penilaian standart usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas hotel
bintang dan nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak
mutlak. Kriteria mutlak dan tidak mutlak ditetapkan oleh menteri dan penilaian dapat
dilakukan secara mandiri dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata. LSU
bidang pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di
bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh LSU
Pariwisata yang ada dan terdaftar di PHRI Bali adalah LSU- Pariwisata Bali Mandiri.

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/HM.001/MPEK/2013,


menetapkan kriteria mutlak hotel bintang, meliputi:

1. Aspek produk, yang terdiri dari 12 unsur dan 15 sub unsur


2. Aspek pelayanan, meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur
3. Aspek pengelolaan, meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur

Sedangkan kriteria tidak mutlak hotel bintang meliputi:

1. Aspek produk, yang terdiri dari 32 unsur dan 147 sub unsur
2. Aspek pelayanan, meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur
3. Aspek pengelolaan, meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur

Penilaian hotel bintang menggunakan rentang nilai, sebagai berikut:

1. > 936 untuk kelas hotel bintang lima


2. 728-916 untuk kelas hotel bintang empat
3. 520-708 untuk kelas hotel bintang tiga
4. 312-500 untuk kelas hotel bintang dua, dan
5. 208-292 untuk kelas hotel bintang satu.

Tujuan klasifikasi atau penggolongan hotel secara umum adalah:

1. Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi


kebutuhan dan kepuasan tamu.
2. Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan
masyarakat, baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
kemudahan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya dibidang
usaha perhotelan apakah pada hotel berbintang atau melati.
4. Agar tercipta suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
5. Supaya tercipta keseimbangan antara permintaan (supply) dan penawaran (demand)
dalam usaha perhotelan.

Fasilitas usaha hotel sebagai bagian integral dari usaha pariwisata, yang merupakan usaha
akomodasi yang dikomersialkan, meliputi:

1. Kamar tidur (kamar tamu)


2. Makanan dan minuman
3. Pelayanan penunjang lain, seperti tempat rekreasi, fasilitas olah raga, fasilitas laundry
dan sebagainya.

Fasilitas-fasilitas hotel dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh tamu yang menginap di
hotel selama 24 jam atau tergantung jenis hotelnya. United State Lodging Industry membagi
hotel menjadi beberapa jenis berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu:

1. Transient hotel
Hotel ini biasanya berlokasi di tengah kota. Kepentingan tamu menginap sebagian
besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential hotel
Hotel ini pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan
kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Hotel ini menyediakan
kemudahan- kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke kamar, dan
pelayanan kebersihan kamar.

Anda mungkin juga menyukai