Anda di halaman 1dari 2

RESUME

Pada pertemuan pertama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


membahas mengenai orientasi dan pengenalan perkuliahan untuk satu semester
kedepan. Mata kuliah PKN merupakan mata kuliah wajib yang harus dikontrak oleh
seluruh mahasiswa di semua jurusan dan program studi. Landasan penyelenggaraan
mata kuliah ini terdapat dalam Keputusan Jenderal Dikti No.43/Dikti/Keputusan/2006.
Tujuan umum dari adanya mata kuliah ini yaitu: Menjadi ilmuan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratif, dan berkeadilan, serta
menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif
dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem pancasila. Pada satu
semester kedepan akan mempelajari mengenai pengantar memahami PKN
diperguruan tinggi, identitas nasional, integrasi nasional, negara dan konstitusi,
demokrasi dan role of law, hak dan kewajiban warga negara, geopolitik, serta
geostrategi Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang
kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam pendidikan tinggi adalah: (a)


Menumbuhkan warga negara yang berwawasan kebangsaan dan kebangsaan serta
berjiwa nasionalisme tinggi; (b) Menumbuhkan warga negara yang memiliki
komitmen teguh terhadap nilai-nilai hak asasi manusia dan demokrasi, serta
memikirkan serius masalah mereka; (C) Membina warga negara yang dapat
berpartisipasi dalam budaya menghentikan kekerasan, menyelesaikan konflik sosial
secara damai berdasarkan Pancasila dan nilai-nilai universal, dan menghormati
supremasi hukum; (d) Membina warga negara yang memiliki kemampuan untuk
berkontribusi pada bangsa isu dan kebijakan publik, (e) Menghasilkan tanggapan
"masyarakat sipil" warga negara dengan pengetahuan internasional.

Secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan di


Indonesia dapat ditelusuri dalam peraturan perundangan berikut ini,
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.
(Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2) Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. (Undang-Undang RI No 20 Tahun
2003, Penjelasan Pasal 37). Secara sosiologis, diharapkan untuk dapat melakukan
sebuah kajian terhadap struuktur sosial, proses sosial, dan berbagai macam
perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat diselesaikan secara
bijaksana dengan menggunakan nilai-nilai pancasila. Secara historis, sejarah akan
berguna untuk membangun kehidupan pada sebuah bangsa untuk dapat melihat
jalan mana yang lebih bijaksana di masa depan. Kemudian, sebuah sejarah juga
merupakan guru kehidupan. Dalam pendidikan kewarganegaraan kemudian
diharapkan siswa akan mendapatkan berbagai macam inspirasi yang dimana dapat
digunakan untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan untuk melakukan
pembangunan bangsa yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai dengan
menghindari berbagai macam perilaku yang bernuansa untuk tidak mengulangi
kembali kesalahan sejarah.

Dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan meliputi kepentingan


politik penguasa terhadap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia yang
dirunut dalam sejarah perkembangan mata pelajaran ini, sejak munculnya dalam
sistem pendidikan nasional pada era Orde Lama hingga Orde Reformasi. Mata
pelajaran PKn ini muncul pertama kali tahun 1957. Pendidikan Kewarganegaraan
mempunyai misi yang khas. Mata pelajaran ini menonjol dengan misinya untuk
mewujudkan sikap toleransi, tenggang rasa, memelihara persatuan dan kesatuan,
tidak memaksakan pendapat, dan lain-lain, yang dirasionalkan demi terciptanya
stabilitas nasional sebagai prasyarat bagi kelangsungan pembangunan. Di balik
semua itu Pendidikan Kewarganegaraan sesungguhnya telah berfungsi sebagai alat
penguasa untuk melanggengkan kekuasaan. Sosok Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic atau Citizenship Education) yang demikian memang sering muncul di sejumlah
negara, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia seperti yang
dikemukakan oleh Cogan (1998).

Sumber:
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemasiswaan. (2016). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. In Thema publishing.

Anda mungkin juga menyukai