Anda di halaman 1dari 8

Pandemi COVID-19 yang melanda diseluruh dunia termasuk Indonesia membuat terjadinya

perubahan budaya yang terjadi di masyarakat. Perubahan budaya tersebut merupakan suatu
adaptasi ataupun pencegahan agar penyebaran pandemi COVID-19 bisa teratasi dan tidak
menimbulkan dampak yang lebih besar lagi. Perubahan budaya yang merupakan dampak dari
pandemi COVID-19 ini memacu masyarakat untuk berevolusi dari yang awalnya masih konvensional
menjadi serba digital semisal dahulu hanya menonton TV series di stasiun TV berubah menjadi
menonton TV Series di provider streaming seperti Netflix,Disney plus,IFLIX. Lalu transaksi ekonomi
yang awalnya masyarakat terbiasa untuk membeli di toko dan membayar dengan uang tunai
sekarang masyarakat dirumah saja demi mencegah penyebaran pandemi akhirnya melakukan
transaksi dengan menggunakan media online(Shoppe,Tokopedia,Lazada,dll) dan melakukan
pembayaran melalui cashless(seperti OVO,Gopay,dll).

Perubahan budaya yang terjadi di kalangan masyarakat ini bagaikan "Dua sisi mata uang" walaupun
perubahan tersebut merupakan cara masyarakat untuk beradaptasi dalam situasi pandemi ini guna
mempertahankan hidupnya akan tetapi perubahan ini malah menimbulkan masalah baru yang
terjadi di masyarakat. Masalah yang terjadi di masyarakat akibat perubahan besar ke arah digital
sebagai bentuk adaptasi di masa pandemi hanya tertuju pada suatu akar masalah yakni
ketidakmampuan masyarakat dalam mencapai perubahan yang serba digital baik di sektor
pendidikan,ekonomi,sosial-budaya,dll. Ketidakmampuan masyarakat dalam mencapai perubahan
yang serba digital ini secara tidak langsung dan bertahap membuat pola pikir masyarakat menjadi
cenderung konvensional,takut perubahan dan menimbulkan terjadinya kesesatan berpikir di tengah
masyarakat.

Timbulnya ketidakmampuan masyarakat dalam mencapai perubahan yang serba digital ini jika
diambil dari sisi sosiologi berasal dari fenomena "Culture shock" yang terjadi di dalam masyarakat.
Menurut sumber dari Wikipedia, Culture shock merupakan istilah yang digunakan bagi
menggambarkan kegelisahan dan perasaan (terkejut, kekeliruan, dll.) yang dirasakan apabila
seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di negara
asing. Perasaan ini timbul akibat kesukaran dalam asimilasi kebudayaan baru, menyebabkan
seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar. Sering kali perasaan ini digabung dengan
kebencian moral atau estatik yang kuat mengenai beberapa aspek dari budaya yang berlainan atau
budaya baru tersebut. Culture shock yang terjadi di dalam masyarakat ini dapat dilihat dari
banyaknya keluhan masyarakat mengenai sekolah online, pendaftaran siswa, kurang mampunya
masyarakat menggunakan media sosial(baik berpikir dan beropini). Akan tetapi jika diambil dari sisi
pandangan masyarakat berasal dari kurangnya pemerataan akses internet di masyarakat, kurangnya
literasi pemanfaatan dan penggunaan internet di masyarakat serta menurunnya pendapatan
masyarakat.

Perubahan budaya masyarakat menuju ke era digital ini memberi dampak positif ke seluruh sektor
kehidupan masyarakat. Dalam hal pariwisata, masyarakat yang ingin berwisata ke destinasi wisata
dapat berwisata melalui virtual-travel. Dalam hal ekonomi, masyarakat yang terkena PHK
berbondong-bondong membuka bisnis online dan bagi masyarakat yang ingi berbelanja tapi takut
keluar rumah dapat berbelanja melalui aplikasi belanja online. Dalam hal pendidikan, siswa yang
tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah masih bisa belajar melalui sekolah online
dan kelas virtual melalui Google Class dan aplikasi Zoom. Masih banyak lagi dampak positif dari
perubahan budaya tersebut.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Merdeka Belajar dan Perubahan Budaya,
Mewujudkan Indonesia yang Lebih Bahagia", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/lunaticstudent1008/5f4bcb3b097f364cb57bb522/merdeka-belajar-
dan-perubahan-budaya-demi-mewujudkan-indonesia-yang-lebih-bahagia

Kreator: Shata Fadhil

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

SATU hal yang pasti: Saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Perubahan tidak
bisa dimulai dari atas, semuanya berhulu dan bermuara dari Guru. Jangan menunggu aba aba,
jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. Besok, di manapun anda berada, lakukan
perubahan kecil di kelas, ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Berikan kesempatan
murid untuk menjadi diri sendiri. Cetuskan proyek bhakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. 
Temukan suatu bakat dalam murid yang kurang percaya diri. Tawarkan bantuan kepada guru yang
sedang kesulitan. Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal
besar bernama, Indonesia pasti akan bergerak menuju ketepian. (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan,Nadiem Anwar Makarim ). Isi kutipan pidato Menteri Pendidikan ini, mendapat
tanggapan baik pro maupun kontra dari kalangan tenaga pendidik dan masyarakat umum di
Indonesia out of the box.

 "Merdeka Belajar" disarikan oleh Mas Nadiem” (Sang Founder Gojek)” adalah  asas penciptaan
manusia yang merdeka di antara pelbagai makhluk Tuhan, dengan fasilitas akal, untuk memilih
jalannya sendiri, merdeka berkarya membuat suatu inovasi. Konsep merdeka belajar harus
menyesuaikan kondisi di mana proses belajar mengajar berjalan, baik sisi budaya, kearifan lokal,
sosio-ekonomi maupun infrastruktur berjalan beriringan. Inti "merdeka belajar" adalah memberikan
kendali belajar yang lebih besar kepada peserta didik, bukan berarti independence learning, dalam
arti "bebas semau gue", belajar tanpa guru. Guru yang meng"orkestrasi" proses pembelajaran
sebagai pioner dalam proses pembelajaran. Karena pada hakekatnya tujuan Merdeka Belajar ialah
para guru, peserta didik, orangtua dan masyarakat sebagai Stake Holder.

Ki Hadjar Dewantara dalam (buku Peringatan Taman-Siswa 30 Tahun, 1922-1952) menyatakan


“Dalam pendidikan harus senantiasa diingat bahwa kemerdekaan itu bersifat tiga macam: berdiri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri”. Kondisi peserta didik
dalam proses belajar tidak akan merasa senang karena adanya paksaan dari guru, merasa jenuh
mengikuti pelajaran yang monoton. Target nilai pun diatur juga secara tidak langsung akan
membebani orang tua untuk mewajibkan anaknya mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di luar
sekolah yang menghabiskan biaya yang cendrung mahal. Kondisi pendidikan kita saat ini dapat
digambarkan sebagai kelas tanpa guru. Anak-anak belajar ketika ada guru. Tapi langsung riuh ramai
ketika guru meninggalkan kelas. Belajar yang sejatinya merupakan aktivitas alami anak, dirampas
menjadi agenda orang dewasa yang dipaksakan. Pendidik mendikte dimana dan kapan waktu
belajar, tanpa peduli apapun yang sedang dialami anak. Pendidik mendikte tujuan dan materi yang
harus dipelajari anak, meski tidak relevan dalam kehidupan. Merdeka belajar bermakna memberikan
kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk santai
dan gembira tanpa stres dan tanpa tekanan untuk mempelajari atau menguasai suatu bidang
pengetahuan, sehingga mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan bakat dan hobinya.

Kemerdekaan cara berpikir, jangan selalu "dipelopori", atau disuruh mengakui buah pikiran orang
lain, Biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahaun dengan menggunakan pikirannya
sendiri.  Bila kemerdekaan belajar terpenuhi maka akan tercipta "belajar merdeka" atau
"pembelajaran yang merdeka" dan sekolahnya disebut sekolah yang merdeka atau sekolah yang
membebaskan.  Maka hakekat merdeka belajar berhasil sesuai dengan kodrat manusia sebagai
makhluk berakal.  Dalam sebuah tulisan Ki Hajar Dewantara menyatakan "Dalam pendidikan harus
senantiasa diingat bahwa kemerdekaan itu bersifat tiga macam: berdiri sendiri, tidak tergantung
pada orang lain, dan dapat mengatur diri sendiri" (temantakita.com. Diakses tanggal 12/12/2019).

Belajar merdeka mencirikan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspres, transformatif, efektif,
aplikatif, variatif, progresif, aktual dan faktual. Pelajar yang belajar berbasis kemerdekaan akan
senantiasa enerjik, optimis, prospektif, kreatif dan selalu berani untuk mencoba. Para peserta didik
yang merdeka belajar menganggap membaca buku yang bergizi tak kalah nikmatnya dengan
menyantap makanan.  Mereka tertantang untuk menghadapi kesulitan belajar; selalu ingin bisa dan
pantang menyerah sebelum mencoba,tidak bergantung kepada orangtua, guru, sekolah dan
sistem/aturan. Di mana pun mereka berada, mereka menjadi pribad-pribadi yang menyenangkan,
berpengaruh dan bermanfaat. Merdeka Belajar bukan hanya di ruangan kelas, belajar bisa diman
saja, dengan siapa saja. Peserta didik bukan bermimpi sebatas menunjuk tangan tatkala dikasih
pertanyaan, namun merdeka belajar mempunyai jiwa dan cita-cita melampaui ruang kelas, mampu
menjelajah dunia secara global dan menembus Aqtor (angkasa)

Konsep Merdeka Belajar itu untuk menjawab tantangan dunia yang lebih mengedepankan
kreativitas, rasa ingin tahu, tahan banting, empati, berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan
masalah, percaya diri, kerja sama, berkarakter budaya Indonesia, serta memiliki jiwa pembelajar.
Konsep Merdeka Belajar ini terdorong karena keinginan mas menteri Nadiem menciptakan suasana
belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.

Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:


Ujian Nasional (UN) digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen
ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik
tes PISA. Asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah
diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau
bentuk penugasan lainnya.

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP cukup dibuat satu halaman saja.
Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat
dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan.
Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas. Bagi peserta didik yang
melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.

Merdeka Belajar menggali potensi terbesar para guru sekolah dan peserta didik  untuk berinovasi
meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Mandiri bukan hanya mengikuti proses
birokrasi pendidikan, tetapi benar-benar inovasi pendidikan yang sesuai denagn  kurikulum 2013
bertujuan mewujudkan profil para peserta didik dengan enam indikator sebagai profil peserta didik
Pancasila. Pertama,bernalar kritis dalam memecahkan masalah dengan kemampuan kognitif.
Kedua,kemandirian peserta didik secara independen mengekplorasi kemampuan dibidang akademik
dan non- akademik. Ketiga,kreatif, berinovasi secara mandiri, dan mempunyai rasa cinta terhadap
kesenian dan budaya. Keempat, gotong-royong,berkolaborasi yang merupakan softskill utama yang
terpenting di masa depan bekerja secara tim. Kelima, kebhinekaan global merupakan upaya agar
peserta didik mencintai keberagaman budaya, agama dan ras/etnik di negaranya serta dunia secara
global. Keenam, berakhlak mulia. moralitas, spiritualitas, berbudaya dan beretika. "Sudah pasti
pendidikan karakter akan menjadi salah satu pilar inti,"

Merdeka Belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin
menciptakan suasana belajar yang bahagia. dan suasana yang happy untuk  para guru, peserta didik,
orang tua dan untuk semua orang/ masyarakat.

Jika kita berupaya untuk memajukan kebudayaan, kita tidak dapat bergantung pada cara-cara lama.
Seperti misalnya pertunjukan langsung di atas panggung atau parade kebudayaan. Kita harus
memanfaatkan teknologi yang memungkinkan promosi kebudayaan secara lebih luas,” jelas
Mendikbudristek.

Menutup pemaparannya, Menteri Nadiem menegaskan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki
media promosi budaya yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. “Kanal Indonesiana
bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas  seni budaya, karena partisipasi
masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta
menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya,” katanya
Wujudkan Visi Pemajuan Kebudayaan, Merdeka Belajar Episode ke-13 Hadirkan Kanal
Indonesiana  03 September 2021
Merdeka.com - Istilah budaya telah melekat dan sering terdengar di dalam kehidupan kita
sehari-harinya. Kita pasti telah familiar dengan kata budaya karena Indonesia juga miliki
beragam budaya yang tersebar di penjuru wilayahnya. Namun, apakah kamu telah
mengetahui pengertian budaya dengan arti sebenarnya?

Sebagai masyarakat yang hidup dalam keanekaragaman budaya kita patut memahami
pengertian budaya agar semakin mencintai budaya yang kita miliki. Kita dapat memahami
kebudayaan melalui pengertian budaya menurut para ahli.

Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
‘budhayah’ yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi yang miliki arti budi atau akal.
Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari
bahasa latin yaitu colore yang miliki arti mengolah atau mengerjakan.

Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan "kultur".
Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau
cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi
berikutnya.

Banyak ahli telah memiliki definisi masing-masing jika mengetahui mengenai arti dari
budaya itu sendiri. Pengertian budaya menurut para ahli akan dapat kita jadikan sebagai
acuan bagi banyak orang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai budaya ini.

Dengan mengetahui beberapa pengertian budaya ini, secara tak langsung kita juga
mempelajari bagaimana para ahli memiliki bermacam-macam pemikiran mengenai
kebudayaan yang ada dan berkembang di masyarakat kita.

Agar dapat mengetahui dengan rinci, berikut ini kami telah rangkum pengertian budaya
menurut pandangan para ahli, yang dilansir dari Liputan6.com:

Gluconormix

Diabetes hilang selamanya & pankreas kembali sehat! 100% alami

Pelajari Lebih

2 dari 6 halaman

Pengertian Budaya dari Kluckhohn & Kelly dan E.B Taylor

1. Kluckhohn dan Kelly


Pengertian budaya menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya
The concept of culture adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis baik
secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada pada waktu tertentu
sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.

2. E.B Taylor

E.B Taylor yang juga merupakan seorang antropolog Inggris mendefinisikan budaya sebagai
sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercyaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat

3 dari 6 halaman

Pengertian Budaya dari Louise Damen dan Geert Hofstede

3. Louise Damen

Lousie Damen pernah menulis di dalam bukunya yang berjudul Culture Learning: The Fifth
Dimension in the Language Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model
manusia untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi semua aspek
interaksi sosial manusia. Budaya adalah mekanisme adaptasi utama umat manusia. 

4. Geert Hofstede

Menurut Geert Hofstede seorang psikolog sosial Belanda dalam bukunya National cultures
and corporate cultures. In L.A. Samovar & R.E. Porter (Eds.), Communication Between
Cultures bahwa budaya adalah pemrograman kolektif pikiran yang membedakan anggota dari
satu kategori orang dari yang lain.

Gluconormix

Diabetes hilang selamanya & pankreas kembali sehat! 100% alami

Pelajari Lebih

4 dari 6 halaman

Pengertian Budaya dari William H. Harviland dan Melville Jean Herskovits

5. William H. Harviland

Menurut William, budaya merupakan suatu perangkat aturan serta norma yang telah dimiliki
bersama leh para anggota masyarakat. Jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
6. Melville Jean Herskovits

Herskovits merupakan antropolog Amerika yang membantu membangun studi Afrika dan
Afrika-Amerika di akademisi Amerika memberi definisi budaya sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganik. 

5 dari 6 halaman

Pengertian Budaya dari Selo Soemardjan dan Koentjaraningrat

7. Selo Soemardjan & Soelaeman Somardi

Selo Soemardjan merupakan sosiolog serta tokoh pendidikan dan pemerintahan di Indonesia.
Sedangkan Soelaeman Somardi merupakan seorang sosiolog Indonesia. Keduanya 
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. 

8. Koentjaraningrat

Seorang antropolog Indonesia bernama koentjaraningrat telah mendefinisikan budaya sebagai


suatu sistem gagasan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di
dalam kehidupannya yang bermasyarakat.  Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan
budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa Inggris  yaitu "colere" yang kemudian menjadi
"culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.

Gluconormix

Diabetes hilang selamanya & pankreas kembali sehat! 100% alami

Pelajari Lebih

6 dari 6 halaman

Pengertian Budaya dari Soerjono Soekamto, Ki Hajar Dewantara, dan


Mangunsarkono

9. Soerjono Soekanto

Sosiolog asal Indonesia bernama Soerjono Soekanto pernah mengartikan budaya sebagai
suatu hal yang mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

10. Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 

11. Mangunsarkoro

Pengertian budaya menurut para ahli berikutnya yaitu definisi budaya menurut
Mangunsarkoro. Mangunsarkoro menjelaskan bahwa budaya sebagai segala sesuatu yang
merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya

Anda mungkin juga menyukai